Hukum Pemberontak

Pemberontak (Arab: bughat) yang melawan Imam atau pemerintah yang adil adalah perbuatan zalim dan haram dan harus ditindak tegas. Karena, dalam syariat Islam, ketaatan pada penguasa adalah wajib hukumnya selagi pemerintah tidak zalim dan tidak menyuruh melakukan kemungkaran. Terjemah Kitab Fathul Qorib
Hukum Pemberontak
Pemberontak (Arab: bughat) yang melawan Imam atau pemerintah yang adil adalah perbuatan zalim dan haram dan harus ditindak tegas. Karena, dalam syariat Islam, ketaatan pada penguasa adalah wajib hukumnya selagi pemerintah tidak zalim dan tidak menyuruh melakukan kemungkaran.

Nama kitab: Terjemah Kitab Fathul Qorib
Judul kitab asal: Fathul Qarib Al-Mujib fi Syarhi Alfazh Al-Taqrib atau Al-Qawl Al-Mukhtar fi Syarh Ghayatil Ikhtishar (فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب أو القول المختار في شرح غاية الإختصار)
Pengarang: Abu Abdillah Muhammad bin Qasim bin Muhammad Al-Ghazi ibn Al-Gharabili
Penerjemah:
Bidang studi: Fiqih madzhab Syafi'i

Daftar Isi


BAB BUGHAT (PEMBERONTAK)

(فصل): في أحكام البغاة وهم فرقة مسلمون مخالفون للإمام العادل، ومفرد البغاة باغ من البغي وهو الظلم (ويقاتل) بفتح ما قبل آخره (أهل البغي) أي يقاتلهم الإمام (بثلاثة شرائط) أحدها (أن يكونوا في منعة) بأن يكون لهم شوكة بقوة وعدد، وبمطاع فيهم وإن لم يكن المطاع إماماً منصوباً بحيث يحتاج الإمام العادل في ردهم لطاعته إلى كلفة من بذل مال، وتحصيل رجال فإن كانوا أفراداً يسهل ضبطهم فليسوا بغاة

(و) الثاني (أن يخرجوا عن قبضة الإمام) العادل إما بترك الإنقياد له، أو بمنع حق توجه عليهم، سواء كان الحق مالياً، أو غيره كحد وقصاص

(و) الثالث (أن يكون لهم) أي للبغاة (تأويل سائغ) أي محتمل كما عبر به بعض الأصحاب كمطالبة أهل صفين بدم عثمان حيث اعتقدوا أن علياً رضي الله عنه يعرف من قتل عثمان، فإن كان التأويل قطعي البطلان، لم يعتبر بل صاحبه معاند، ولا يقاتل الإمام البغاة حتى يبعث إليهم رسولاً أميناً فطناً يسألهم ما يكرهونه، فإن ذكروا له مظلمة هي السبب في امتناعهم عن طاعته أزالها، وإن لم يذكروا شيئاً أو أصروا بعد إزالة المظلمة على البغي نصحهم ثم أعلمهم بالقتال

(ولا يقتل أسيرهم) أي البغاة فإن قتله شخص عادل فلا قصاص عليه في الأصح ولا يطلق أسيرهم، وإن كان صبياً أو امرأة حتى تنقضي الحرب ويتفرق جمعهم إلا أن يطيع أسيرهم مختاراً بمتابعته للإمام

(ولا يغنم مالهم) ويرد سلاحهم وخيلهم إليهم إذا انقضى الحرب وأمنت غائلتهم بتفرقهم، أو ردهم للطاعة، ولا يقاتلون بعظيم كنار ومنجنيق إلا لضرورة فيقاتلون بذلك كأن قاتلونا به أو أحاطوا بنا (ولا يذفف على جريحهم) والتذفيف تتميم القتل وتعجيله.

(Fasal) menjelaskan hukum-hukum bughat.

Bughat adalah sekelompok orang muslim yang menentang imam yang adil.

Bentuk kalimat mufradnya lafadz “bughat” adalah “baghin” dari masdar “al baghyi” yang mempunyai arti perbuatan dhalim.

Cara Mengatasi Bughat

Para pemberontak berhak diperangi, maksudnya imam berhak memerangi mereka dengan tiga syarat. Lafadz “yuqatalu” dengan membaca fathah huruf sebelum yang terakhir.

Salah satunya adalah mereka mempunyai kekuatan.

Dengan gambaran mereka memiliki kemampuan menyerang dengan kekuatan, pasukan dan pemimpin yang dipatuhi oleh mereka, walaupun panutan tersebut bukan orang yang mereka angkat sebagai imam.

Sekira dalam mengembalikan mereka untuk patuh pada pemerintahan yang sah, imam yang adil butuh berusaha keras dengan mengeluarkan biaya dan mengerahkan pasukan.

Sehingga jika pemberontak itu hanya segelintir orang yang mudah untuk ditaklukkan, maka mereka bukan dinamakan bughat.

Yang kedua, mereka keluar dari kekuasaan imam yang adil.

Adakalanya dengan tidak patuh padanya, atau mencegah hak yang tertuju pada mereka.

Baik hak tersebut berupa harta atau yang lainnya seperti had dan qishash.

Yang ketiga mereka, maksudnya bughat, memiliki alasan mendasar, maksudnya masih bisa diterima sebagaimana yang diungkapkan oleh sebagian al ashhab.

Seperti tuntutan ahli Shiffin atas nyawa Sayidina Utsman Ra karena mereka menyaqini bahwa sesungguhnya Sayidina ‘Ali Ra mengetahui orang yang membunuh Sayidina ‘Utsman.

Sehingga, jika alasan mereka sudah dipastikan salah, maka alasannya tidak bisa dianggap, bahkan dia adalah orang yang menentang kebenaran.

Bagi imam tidak diperkenankan memerangi bughat kecuali setelah mengutus seseorang yang dapat dipercaya dan cerdas pada mereka untuk menanyakan apa sebenarnya yang membuat mereka tidak suka.

Kemudian, jika mereka mengatakan pada utusan tersebut suatu bentuk kedhaliman yang menjadi penyebab mereka tidak mau patuh terhadap sang imam, maka imam harus menghilangkannya.

Dan jika mereka tidak menyebutkan sesuatu, atau mereka tetap tidak mau kembali patuh setelah bentuk kedhaliman tersebut dihilangkan, maka sang menasihati mereka, kemudian memberitahukan bahwa mereka akan diperangi.

Tawanan dari pihak bughat tidak boleh dibunuh.

Namun, ketika ada seorang adil yang membunuhnya, maka tidak ada beban dlamman baginya menurut pendapat al ashah.

Tawanan dari mereka tidak boleh dilepaskan walaupun berupa anak kecil atau wanita kecuali peperangan telah selesai dan pasukan mereka bercerai berai.

Kecuali jika tawanan mereka mau tunduk atas kemauan sendiri dengan mengikuti sang imam.

Dan harta mereka tidak boleh dijarah.

Senjata dan kendaraan mereka dikembalikan pada mereka setelah pertempuran selesai dan serangan mereka sudah dirasa aman sebab mereka bercerai berai atau telah kembali taat kepada imam.

Mereka tidak boleh diperangi dengan senjata berat seperti api dan manjaniq.

Kecuali karena keadaan darurat, maka mereka boleh diperangi dengan alat-alat tersebut seperti mereka memerangi kita dengan alat tersebut atau mengepung kita.

Korban luka mereka tidak boleh dihabisi sekalian. Tadzfif adalah menyempurnakan pembunuhan dan menyegerakan.[alkhoirot.org]
LihatTutupKomentar