Waktu Terbaik

Sebaik-baik waktumu adalah saat-saat di mana engkau menyadari akan kebutuhanmu (kepada Allah), dan karenanya engkau pun kembali mengakui akan kerendahan dirimu (di hadapan-Nya), demikian ungkapan Syaikh Ibnu Athaillah Al-Iskandari dalam kitab Al-Hikam
Waktu Terbaik
Sebaik-baik waktumu adalah saat-saat di mana engkau menyadari akan kebutuhanmu (kepada Allah), dan karenanya engkau pun kembali mengakui akan kerendahan dirimu (di hadapan-Nya), demikian ungkapan Syaikh Ibnu Athaillah Al-Iskandari dalam kitab Al-Hikam

Nama kitab: Terjemah kitab Hikam
Judul kitab asal: متن الحكم العطائية
Penulis: Ibnu Athaillah Al-Iskandari (ﺍﺑﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﺍﷲ ﺍﻟﺴﻜﻨﺪﺭﻱ)
Nama lengkap: Tajuddin Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim Ibnu Athaillah Al-Sikandari
Nama lengkap dalam bahasa Arab: تاج الدين أبو الفضل أحمد بن محمد بن عبد الكريم بن عبد الرحمن بن عبد الله بن أحمد بن عيسى بن الحسين بن عطاء الله الجذامي
Lahir: 1260 M / 658 H
Asal: Iskandariyah, Mesir
Wafat: di Kairo, Mesir, 1309 M / 709 Hijriah
Bidang studi: Tasawuf
Daftar Isi


Waktu Terbaik


فاقَتُكَ لكَ ذاتِيَّةٌ، وَوُرودُ الأسْبابِ مُذَكِّراتٌ لَكَ بِما يَخْفى عَلَيْكَ مِنْها، وَالفاقةُ الذّاتِيَّةُ لا تَرْفَعُها العَوارِضُ.

Merasa membutuhkan (Allah) adalah waktu aslimu (sebagai manusia). Sedangkan asbab adalah menjadi pengingatmu terhadap apa yang tersembunyi dalam waktu aslimu itu. Dan kebutuhan-kebutuhan mendasar (pada Allah) itu tidak bisa dicampakkan oleh sesuatu di luar nya

خَيْرُ أوْقاتِكَ وَقْتٌ تَشْهَدُ فيهِ وُجودَ فاقَتِكَ. وَتُرَدُّ فيهِ إلى وُجودِ ذِلَّتِكَ.

Sebaik-baik waktumu adalah saat-saat di mana engkau menyadari akan kebutuhanmu (kepada Allah), dan karenanya engkau pun kembali mengakui akan kerendahan dirimu (di hadapan-Nya)

مَتى أَوْحَشَكَ مِنْ خَلْقِهِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ يُريدُ أَنْ يَفْتَحَ لَكَ بابَ الأُنْسِ بهِ.

Apabila Allah telah membuatmu merasa bosan dengan makhluk, maka ketahuilah, bahwa Dia hendak membukakan untukmu pintu keintiman dengan-Nya

مَتى أطْلَقَ لِسانَكَ بِالطَّلَبِ فَاعْلَمْ أنَّهُ يُريدُ أنْ يُعْطِيَكَ.

Ketika Allah mengendurkan (memudahkan) lidahmu untuk meminta (kepada-Nya), maka ketahuilah, bahwa Dia hendak memberimu

العارِفُ لا يَزولُ اضْطِرارُهُ، وَلا يَكونُ مَعَ غَيْرِ اللهِ قَرارُهُ.

Seorang ‘arif tak kunjung hilang kebutuhannya (kepada Allah), dan apabila dia bersandar kepada selain Allah, niscaya tidak akan pernah tenang.

أنارَ الظَّواهِرَ بِأنْوارِ آثارهِ، وَأنارَ السّّرائِرَ بِأنْوارِ أوْصافِهِ. لِأَجْلِ ذلِكَ أَفَلَتْ أنْوارُ الظَّواهِرِ، وَلَمْ تَأفلْ أنْوارُ القُلوبِ وَالسَّرائرِ وَلِذلِكَ قِيلَ: إنّ شَمْسَ النَّهارِ تَغْرُبُ بِاللَيـلِ وَشَمْسُ القُلوبِ لَيْسَتْ تَغيبُ

Allah menerangi alam lahir dengan cahaya makhluk-Nya, dan menerangi rahasia hati dengan cahaya sifat-Nya. Karena itulah cahaya alam lahir terbenam, sementara cahaya hati dan rahasia hati tidak akan terbenam. Karena itu dikatakan: sesungguhnya matahari siang terbenam kala malam menjelang, namun matahari hati tidak akan pernah terbenam.

ليُخَفِّفْ أَلمَ البَلاءِ عَلَيْكَ عِلْمُكَ بِأَنَّهُ سُبْحانَهُ هُوَ المُبْلي لَكَ. فَالَّذي واجَهَتْكَ مِنْهُ الأقْدارُ هُوَ الَّذي عَوَّدَكَ حُسْنَ الاخْتِيارِ.

Agar pedihnya ujian terasa ringan, hendaklah engkau mengetahui bahwa Allah-lah yang tengah mengujimu. Dan karena yang menimpakan takdir-Nya kepadamu adalah Zat yang juga biasa memberimu sebaik-baik pilihan (dalam hidup)

مَنْ ظَنَّ انْفِكاكَ لُطْفِهِ عَنْ قَدَرِهِ فَذلِكَ لِقُصورِ نَظَرِهِ.

Barangsiapa mengira kelembutan Allah itu terlepas dari takdir-Nya, maka itu karena kedangkalan pandangannya

لا يُخافُ عَلَيْكَ أنْ تَلتَبِسَ الطَّريقُ عَلَيْكَ، وَإنَّما يُخافُ عَلَيْكَ مِنْ غَلَبَةِ الهَوى عَلَيْكَ.

Tidaklah dikhawatirkan bahwa berbagai jalan menuju Allah akan membingungkan. Namun yang dikhawatirkan adalah, kalau sampai hawa nafsu menguasaimu

سُبْحانَ مَنْ سَتَرَ سِرَّ الخُصوصِيَّةِ بِظُهورِ البَشَرِيَّةِ، وَظَهَرَ بِعَظَمَةِ الرُّبوبِيَّةِ في إظْهارِ العُبُودِيَّةِ.

Mahasuci Allah yang telah merahasiakan keistimewaan orang-orang pilihan (para wali) dengan menampakkan sifat-sifat manusia yang umum, dan yang telah menampakkan kebesaran akan sifat-sifat Rububiyah-Nya dengan menampakkan sifat-sifat penghambaan (ubudiyah) yang dilakukan mereka.

لا تُطالِبْ رَبَّكَ بِتَأَخُّرِ مَطْلَبِكَ وَلكِنْ طالِبْ نَفْسَكَ بِتَأَخُّرِ أَدَبِكَ.

Janganlah menuntut Rabbmu karena permohonanmu belum dikabulkan oleh-Nya. Akan tetapi, tuntutlah dirimu sendiri yang mungkin belum memenuhi syarat bagi suatu permohonan.

مَتى جَعَلَكَ في الظَّاهِرِ مُمْتَثِلاً لِأَمْرِهِ، وَرَزَقَكَ في الباطِنِ الاسْتِسْلامَ لِقَهْرِهِ، فَقَدْ أَعْظَمَ المِنَّةَ عَلَيْكَ.

Apabila Allah membuatmu tunduk kepada perintah-Nya secara lahiriyah, dan menyuruhmu menyerah kepada kekuasaan-Nya secara bathiniah, maka berarti Allah telah memberi karunia besar kepadamu

لَيْسَ كُلُّ مَنْ ثَبَتَ تَخْصيصُهُ كَمُلَ تَخْليصُهُ.

Tidak setiap orang yang memperoleh keistimewaan sepenuhnya terbebas (dari penyakit-penyakit jiwa)

لا يَسْتَحْقِرُ الوِرْدَ إلا جَهولٌ. الوارِدُ يُوْجَدُ في الدّارِ الآخِرَةِ، وَالوِرْدُ يَنطَوي بانْطِواءِ هذِهِ الدّارِ. وأَوْلى ما يُعْتَنى بِهِ: ما لا يُخْلَفُ وُجودُه. الوِرْدُ هُوَ طالِبُهُ مِنْكَ، وَالوارِدُ أنْتَ تَطْلُبُهُ مِنْهُ. وَأيْنَ ما هُوَ طالِبُهُ مِنْكَ مِمّا هُوَ مَطْلَبُكَ مِنْهُ؟!

Hanya orang bodoh yang menganggap rendah (menggampangkan) wirid. Warid (karunia Allah) akan berkelanjutan sampai di akhirat, sementara wirid akan habis seiring dengan lenyapnya dunia ini. Dan yang paling baik untuk ditekuni adalah sesuatu yang tidak dapat diganti wujudnya. Wirid adalah apa yang Allah minta darimu, sedangkan warid adalah apa yang engkau minta dari-Nya. Lalu, dimanakah letak apa yang Allah minta darimu dengan apa yang engkau minta dari-Nya?

وُرودُ الإمْدادِ بِحَسَبِ الاسْتِعْدادِ. وَشُروقُ الأنْوارِ عَلى حَسَبِ صَفاءِ الأسْرارِ.

Datangnya pertolongan Allah adalah sesuai dengan persiapan, sedangkan turunnya cahaya Allah adalah sesuai dengan kejernihan relung hati

الغافِلُ إذا أَصْبَحَ يَنْظُرُ ماذا يَفْعَلُ، وَالعاقِلُ يَنْظُرُ ماذا يَفْعَلُ اللهُ بِهِ.

Orang yang lalai, melalui harinya dengan memikirkan apa yang harus ia lakukan. Sedangkan orang yang mau menggunakan akalnya, akan merenungkan apa yang dilakukan Allah terhadap dirinya.

إنَّما يَسْتَوْحَشُ العُبّادُ وَالزُّهّادُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ لِغَيْبَتِهِمْ عَنِ اللهِ في كُلِّ شَيْءٍ. فَلَوْ شَهِدوهُ في كُلِّ شَيْءٍ لَمْ يَسْتَوْحِشوا مِنْ شَيْءٍ .

Sesungguhnya yang merisaukan para ‘abad dan para zahid hanyalah karena mereka belum melihat Allah dalam segala sesuatu. Kalau mereka telah melihat-Nya dalam segala sesuatu, maka mereka tidak akan merasa risau dalam semua hal.

أَمَرَكَ في هذِهِ الدّارِ بِالنَّظَرِ في مُكَوَّناتِهِ، وَسَيَكْشِفْ لَكَ في تِلَكَ الدّارِ عَنْ كَمالِ ذاتِهِ.

Allah menyuruhmu di dunia ini untuk memperhatikan alam ciptaan-Nya, dan kelak di akhirat Dia akan memperlihatkan kepadamu akan kesempurnaan Zat-Nya

عَلِمَ مِنْكَ أنَّكَ لا تَصْبِرُ عَنْهُ فأَشهَدَكَ ما بَرَزَ مِنْهُ.

Allah tahu bahwa engkau tidak akan bersabar untuk melihat-Nya, maka Allah memperlihatkan kepadamu apa yang berasal dari-Nya

لمّا عَلِمَ الحَقُّ مِنْكَ وُجودَ المَلَلِ، لَوَّنَ لَكَ الطّاعاتِ. وًعَلِمَ ما فيكَ مِنْ وُجودِ الشَّرَهِ فَحَجَرَها عَلَيْكَ في بَعْضِ الأوْقاتِ، لِيَكونَ هَمُّكَ إقامَةَ الصَّلاةِ لا وُجودَ الصَّلاةِ، فَما كُلُّ مُصَلٍّ مُقيمٌ.

Karena Al-Hak (Allah) tahu bahwa engkau mudah merasa jenuh, maka Dia menciptakan beraneka wujud ketaatan (ibadah) bagimu. Allah tahu bahwa engkau pun memiliki sifat serakah. Maka Dia membatasinya (ketaatan) pada waktu-waktu tertentu, agar perhatianmu tertuju pada kesempurnaan shalat, bukan pada adanya perintah shalat. Karena, tidak semua orang yang melakukan shalat dapat menyempurnakan shalatnya. [alkhoirot.org]
LihatTutupKomentar