Perkara Suci yang Berasal dari Najis

Perkara Suci Berasal dari Najis Najis-najis yang dapat menjadi suci ada 3 (tiga)]. Lafadz يَطْهُ ر‘ ’ (suci) termasuk dari bab lafadz ‘ قَتَلَ يقَْتُ
Perkara Suci yang Berasal dari Najis


Nama kitab: Terjemah Kitab Kasyifatus Syaja Syarah Safinatun Naja

Judul kitab asal: Kasyifat al-Saja Syarah Safinat al-Naja (كاشفة السجا شرح سفينة النجا)

Pengarang: Syeikh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi
Nama yang dikenal di Arab: محمد بن عمر بن عربي بن علي نووي الجاوي أبو عبد المعطي
Kelahiran: 1813 M, Kecamatan Tanara, Banten
Meninggal: 1897 M, Mekkah, Arab Saudi
Penerjemah:
Bidang studi: Fiqih

Daftar isi
  1. BAGIAN KEEMPAT BELAS: PERKARA SUCI YANG BERASAL DARI NAJIS
  2. 1. Khomar Menjadi Cuka
  3. 2. Kulit Bangkai yang Disamak
  4. 3. Najis yang Berubah Menjadi Hewan
  5. 4. Macam-macam Dzat (Benda)
  6. Kembali ke Terjemah Kasyifatus Saja Syarah Safinatun Naja

  BAGIAN KEEMPAT BELAS PERKARA SUCI YANG BERASAL DARI NAJIS

فصل) في بيان الاستحالة والمطهر المحيل (الذي يطهر) هو من باب قتل وقرب أي ينفي ويبرأ (من النجاسات ثلاث)

[Fasal ini] menjelaskan tentang perubahan najis menjadi suci dan perkara mensucikan yang dapat merubah najis menjadi suci.

[Najis-najis yang dapat menjadi suci ada 3 (tiga)]. Lafadz
يَطْهُر‘ ’ (suci) termasuk dari bab lafadz ‘ قَتَلَ يقَْتُل ’ dan ‘ قَرُبَ يقَْرُبُ ’, yang
berarti ‘ ينَْفَى ’ (meniadakan) dan ‘ يبَْرَأ ’ (bebas).

1. Khomr Menjadi Cuka

أحدها (الخمر) بغير تاء وهي كل مسكر ولو من نبيذ التمر أي من المتروك منها حتى
يشتد أو القصب أو العسل أو غيرها محترمة كانت الخمر وهي التي عصرت بقصد
الخلية أو لا بقصد شيء أو التي عصرها الكافر أم لا وهي التي عصرت بقصد الخمرية
وكان العاصر مسلما ويجب إراقتها حينئذ قبل التخلل

Maksudnya, termasuk najis yang dapat menjadi suci adalah
khomr (‘ الخَمْر ’ tanpa menggunakan huruf / .(/ة

Khomr adalah setiap cairan50 yang memabukkan meskipun
berasal dari sisa kurma yang telah berubah menjadi sangat keras
rasanya, atau dari tebu, madu, atau selainnya. Khomr dibagi menjadi
2 (dua), yaitu:

a. Khomr muhtaromah (yang dimuliakan), seperti; khomr yang
berasal dari perasan (semisal anggur) yang diperas dengan tujuan untuk dijadikan cuka, khomr yang diperas bukan untuk tujuan tertentu, dan khomr yang diperas oleh orang
kafir. 50

هى الخمر والنبيذ) أى كل مسكر أى شأن نوعه الإسكار وإن لم يسكر هو بالفعل كقطرة خمر والمسكر
هو ذو الشدة المطربة ولا يكون إلا مائعا أصالة كالخمر كذا فى بشرى الكريم ص. ٤٠ ج. ١


 

b. Khomr ghoiru muhtaromah (yang tidak dimuliakan), seperti;
khomr yang berasal dari perasan semisal anggur yang
diperas dengan tujuan untuk dijadikan khomr sedangkan
pemerasnya adalah orang muslim. Ketika khomr itu berupa
khomr ghoiru muhtaromah maka diwajibkan dibuang
sebelum khomr tersebut berubah menjadi cuka.
Masing-masing dari dua khomr di atas dihukumi najis dan
bisa berubah menjadi suci ketika telah berubah menjadi cuka.

إذا تخللت بنفسها) أي من غير مصاحبة عين فهي طاهرة لأن علة النجاسة الإسكار
وقد زال ولأن العصير غالبا لا يتخلل إلا بعد التخمر، فلو لم نقل بالطهارة لتعذر اتخاذ
خل من الخمر وهو حلال إجماعا 

Khomer bisa menjadi suci ketika telah berubah menjadi cuka
dengan sendirinya, maksudnya berubah menjadi cuka tanpa disertai
perantara benda lain yang suci.

Alasan mengapa khomar yang telah berubah menjadi cuka
dihukumi suci adalah karena kenajisan khomr disebabkan oleh sifat
iskar atau memabukkan sedangkan sifat iskar ini hanya dapat
dihilangkan ketika khomr itu telah berubah menjadi cuka, (oleh
karena faktor yang menyebabkan kenajisan khomr telah hilang maka
sifat najis itu pun juga hilang).

Selain itu, khomr yang telah menjadi cuka dihukumi suci
karena pada umumnya cairan perasan tidak akan dapat berubah
menjadi cuka kecuali cairan perasan tersebut harus menjadi khomr
terlebih dahulu. Oleh karena itu, andaikan kita tidak mengatakan
kalau khorm itu bisa suci maka kita akan kesulitan membuat cuka
dari khomr, padahal cuka sendiri dihukumi halal menurut ijmak
ulama.

ويطهر د ا معها وإن غلت بنفسها حتى ارتفعت وتنجس ا ما تلوث فوقها بغير
غليا ا من د ا

 

Ketika khomr telah berubah menjadi cuka, botolnya pun bisa
menjadi suci meskipun khomr (cuka) tersebut meluap naik dengan
sendirinya, tetapi bagian botol di atas volume khomr (cuka) yang
tidak dikenai oleh luapan naiknya dihukumi mutanajis karena telah
terkena khomr terlebih dahulu saat khomr dituangkan ke dalam
botol.


أما إذا تخللت بمصاحبة عين وإن لم تؤثر في التخليل كحصاة فلا تطهر لتنجسها بعد
تخللها بالعين التي تنجست ا قبل التخلل

Adapun ketika khomr berubah menjadi cuka dengan disertai
perantara benda lain meskipun benda lain tersebut sebenarnya tidak
memberikan pengaruh sama sekali terhadap perubahan khomr
menjadi cuka, seperti; kerikil, maka khomr tersebut tidak dihukumi
suci karena khomr yang telah berubah menjadi cuka menjadi najis
sebab terkena benda lain yang menjadi mutanajis karena terkena
khomr terlebih dahulu saat sebelum berubah menjadi cuka.

Deskripsi:

Ada sebuah botol diisi khomr. Botol tersebut kemasukan batu kerikil.
Oleh karena khomr adalah najis, batu kerikil tersebut dihukumi
mutanajis sebab dikenainya. Ketika khomr telah berubah menjadi
cuka maka cuka tersebut dihukumi najis sebab terkena batu kerikil
yang mutanajis.

2. Kulit Bangkai Disamak

و) ثانيها (جلد الميتة إذا دبغ) أي اندبغ ولو بوقوعه بنفسه أو بإلقائه على الدابغ أو
إلقاء الدابغ عليه بنحو ريح


Maksudnya, termasuk najis yang dapat berubah menjadi suci
adalah kulit bangkai yang telah tersamak, baik tersamaknya itu
karena kulit bangkai jatuh sendiri atau dijatuhkan ke benda
penyamaknya atau benda penyamaknya dijatuhkan ke kulit bangkai
oleh semisal tiuapan angin.

ومقصود الدبغ نزع فضوله وهي رطوبته التي يفسده بقاؤها ويطيبه نزعها بحيث لو نقع
في الماء لم يعد إليه النتن والفساد

Tujuan pokok dari menyamak adalah menghilangkan sisasisa
yang ada di kulit bangkai. Sisa-sisa tersebut adalah basah-basah
kulit bangkai yang apabila dibiarkan akan merusak kulit bangkai itu
dan apabila dihilangkan akan membersihkannya. Batasan untuk bisa
disebut bersih adalah sekiranya andaikan kulit bangkai tersebut
direndam di dalam air maka kulit bangkai itu tidak lagi memiliki bau
busuk (bacin) dan tidak rusak.

وذلك إنما يحصل بحريف أي ما يلدغ اللسان بحرافته عند ذوقه ولو كان نجسا كذرق
طير أو عاريا عن الماء لأن الدبغ إحالة لا إزالة

Menyamak hanya dapat dilakukan dengan benda hirrif, yaitu
benda yang terasa pedas di lidah saat dicicipi meskipun benda hirrif
tersebut najis, seperti; kotoran burung, atau meskipun tidak
mengandung air karena menyamak bertujuan untuk ihalah (merubah)
sehingga tidak membutuhkan pada air, bukan izalah
(menghilangkan) yang mengharuskan ada basuhan dari air.

فيطهر ذلك الجلد المدبوغ ظاهرا وهو ما ظهر من وجهيه، وباطنا وهو ما لو شق لظهر

Setelah disamak, kulit bangkai menjadi suci pada bagian
dzohir (luar), yaitu bagian yang terlihat dari dua sisi kulit, yakni sisi
atas dan sisi bawah, dan juga menjadi suci pada bagian batin
(dalam), yaitu bagian kulit yang apabila disobek akan terlihat.

ويبقى بعد اندباغه متنجسا فيجب غسله بالماء لتنجسه بالدابغ النجس أو المتنجس فلا
يصلى عليه ولا فيه قبل غسله ويجوز بيعه قبله ما لم يمنع من ذلك مانع بأن كان فيه
نجس يسد الفرج كشعر لم يلاق الدابغ ولا يحل أكله سواء كان من مأكول اللحم أم
من غيره أما جلد المذكى بعد دبغه فيجوز أكله ما لم يضر

Setelah kulit bangkai disamak, statusnya masih mutanajis
(terkena najis) karena terkena benda penyamak yang najis atau benda
penyamak yang mutanajis sehingga wajib dibasuh air terlebih
dahulu. Dengan demikian, seseorang tidak diperbolehkan sholat di
atas atau di dalam kulit samakan sebelum kulit samakan tersebut
dibasuh air.

Diperbolehkan menjual kulit samakan yang masih mutanajis
dan yang belum dibasuh air selama tidak ada manik (faktor yang
mencegah keabsahan jual beli), seperti; bulu najis yang menutupi
lubang/bagian kulit yang belum terkena benda penyamak.
Tidak halal memakan kulit samakan, baik kulit samakan
tersebut berasal dari binatang yang halal dimakan dagingnya atau
dari binatang yang haram dimakan dagingnya. Adapun kulit samakan
yang berasal dari binatang sembelihan maka diperbolehkan
memakannya selama tidak mengakibatkan bahaya.

قوله جلد الميتة خرج به الشعر والصوف والوبر واللحم لعدم تأثرها بالاندباغ وأما الجلد
فيتأثر بالدبغ إذ ينتقل من طبع اللحوم إلى طبع الثياب

Perkataan Mushonnif kulit bangkai mengecualikan rambut,
bulu, dan daging bangkai karena mereka tidak dapat disamak.
Adapun kulit bangkai dapat disamak karena kulit bangkai dapat
berpindah fungsi dari penutup daging binatang ke bentuk pakaian
(penutup tubuh manusia).

والميتة ما زالت حيا ا بغير ذكاة شرعية فيدخل في الميتة ما لا يؤكل إذا ذبح وكذا ما
يؤكل إذا اختل فيه شرط من شروط التذكية كذبيحة ا وسي والمحرم بالحج أو العمرة
للصيد الوحشي لأن مذبوح المحرم ميتة ولو للاضطرار أو الصيال هكذا قال الرحماني وقرر
الحفني أنه يكون ميتة في صورة الاضطرار فقط دون الصيال وكما ذبح بالعظم ونحوه،

Pengertian bangkai adalah binatang yang mati sebab tidak
disembelih secara syar’i. Oleh karena itu, termasuk bangkai adalah:
 binatang yang tidak halal dimakan dagingnya dan yang telah
disembelih

 binatang yang halal dimakan dagingnya dan yang telah
disembelih, tetapi dengan sembelihan yang tidak memenuhi
salah satu syarat dari syarat-syarat menyembelih, seperti;
binatang tersebut disembelih oleh orang Majusi, atau
disembelih oleh orang yang sedang berihram haji atau umroh
yang mana binatang sembelihan tersebut hendak dijadikan
sebagai umpan dalam berburu binatang liar karena
sesembelihan orang ihram dihukumi bangkai meskipun
karena terpaksa (dhorurot) atau shial (mempertahankan diri
dari serangan), seperti alasan yang dikatakan oleh Rohmani.
Adapun Hafani menetapkan bahwa binatang sesembelihan
orang ihram dihukumi bangkai ketika binatang tersebut
disembelih karena terpaksa saja, bukan karena kondisi shial.
 binatang yang disembelih dengan tulang atau lainnya (spt;
batu, kayu, dll)

ويدخل فيها أيضا الموت حكما كجلد الحيوان الذي سلخ منه حال حياته فإنه يطهر
بالدبغ

Termasuk kulit bangkai adalah kulit binatang yang mati
secara hukum, seperti kulit binatang yang diseset atau diiris pada saat
binatang tersebut masih hidup, sehingga kulit binatang tersebut dapat
suci dengan disamak.

ويخرج بما ذكر ما كان طاهرا بعد الموت كجلد الآدمي وما كان نجسا في حال الحياة
كجلد الكلب والخنزير فلا يفيده الدبغ شيئا\


Mengecualikan dengan kulit bangkai adalah kulit hewan
yang suci setelah kematiannya, seperti; kulit manusia, dan kulit
hewan yang dihukumi najis pada saat hewan tersebut masih hidup,
seperti; kulit anjing dan babi. Oleh karena itu, menyamak dua kulit
hewan ini tidak memberikan manfaat sama sekali.

تنبيه) الحيوان إن كان مأكولا لا يجوز ذبحه إلا للأكل فقط فيحرم لأخذ جلده أو
لحمه للصيد به وغير المأكول لا يجوز ذبحه مطلقا ولو لأجل جلده إلا إذا نص على
جواز قتله أو ندبه

[TANBIH]

Hewan yang apabila dagingnya halal dimakan maka hewan
tersebut tidak boleh disembelih kecuali untuk tujuan dimakan saja.
Oleh karena itu, diharamkan menyembelih hewan tersebut untuk
diambil kulitnya saja atau diambil dagingnya saja sebagai umpan
berburu. 

Adapun hewan yang apabila dagingnya tidak halal dimakan maka hewan tersebut tidak boleh disembelih secara mutlak meskipun disembelih untuk tujuan diambil kulitnya saja, kecuali hewan-hewan yang telah ditetapkan tentang kebolehan atau kesunahan menyembelihnya.

3. Najis yang Berubah Menjadi Hewan

و) ثالثها (ما صار حيوانا ) كدود تولد من عين النجاسة ولو مغلظة لأنه لا يخلق من
نفس المغلظة بل يتولد فيها كدود الخل فإنه لا يخلق من نفس الخل بل يتولد فيه

 Maksudnya, termasuk najis yang bisa berubah menjadi suci adalah najis yang telah berubah menjadi hewan, seperti ulat yang berasal dari benda najis sekalipun najis mugholadzoh, karena pada
asalnya ulat tersebut tidak diciptakan dari dzat najis mugholadzoh itu
sendiri, melainkan ulat tersebut diciptakan di dalamnya, sebagaimana
ulat cuka, maksudnya, ulat cuka tersebut tidak diciptakan berasal dari
dzat cuka itu sendiri tetapi ia diciptakan di dalam cuka.

فرع) قال الشرقاوي ومن الاستحالات انقلاب الدم لبنا أو منيا أو علقة أو مضغة
وانقلاب البيضة فرخا ودم الظبية مسكا وطهر الماء القليل بالمكاثرة فإنه استحالة على الأصح

[CABANG]

Syarqowi berkata, “Termasuk istihalat (perubahan bendabenda
najis menjadi suci) adalah perubahan darah menjadi susu atau
sperma atau darah kempal atau daging kempal, dan perubahan telur
menjadi anak hewan (Jawa: piyek), dan perubahan darah kijang
menjadi misik, dan perubahan air sedikit yang najis menjadi suci
sebab diperbanyak hingga air sedikit tersebut mencapai dua kulah,
sebagaimana pendapat asoh menyatakan bahwa perubahan air sedikit
menjadi banyak (dua kulah atau lebih) termasuk istihalat.

4. Macam-macam Dzat (Benda) dan Hukumnya

ثم اعلم أن الأعيان إما حيوان قال أحمد في المصباح وهو كل ذي روح ناطقا كان أو
غير ناطق مأخوذ من الحياة يستوي فيه الواحد والجمع لأنه مصدر في الأصل وإما جماد
وهو ما ليس حيوانا ولا أصل حيوان ولا جزء حيوان ولا منفصلا عن حيوان وإما
فضلات

 Ketahuilah. Sesungguhnya dzat-dzat itu adakalanya berupa;

a. Hewan.

Ahmad berkata dalam kitab al-Misbah, “Pengertian hewan
adalah setiap yang bernyawa (memiliki ruh), baik dapat
berbicara atau tidak. Lafadz ‘ ا لحْيَوان ’ (hewan) diambil dari
lafadz ‘ الحَيَاة ’. Lafadz ‘ ا لحْيَوان ’ memiliki bentuk yang sama
untuk menunjukkan arti mufrod dan jamak karena lafadz
ا لحْيوَان‘ ’ pada asalnya adalah masdar.

b. Jamad atau benda mati.

Jamad adalah setiap benda (mati) yang bukan hewan, bukan
induk asal hewan, bukan bagian dari hewan, dan juga bukan
yang terpisah atau terpotong dari hewan.

c. Kotoran-kotoran

فالحيوان كله طاهر إلا نحو الكلب والجماد كله طاهر لأنه خلق لمنافع العباد ولو من
بعض الوجوه كالحجر فإنه وإن لم يؤكل ينتفع به في الإناء مثلا قال تعالى هو الذي
خلق لكم ما في الأرض جميعا 

Semua hewan dihukumi suci kecuali hewan yang semisal
anjing, yakni babi, peranakan keduanya atau salah satunya.
Semua jamad dihukumi suci karena jamad diciptakan untuk
memberikan manfaat kepada para manusia meskipun manfaatnya
tersebut dari satu segi, seperti batu, karena batu meskipun tidak dapat
dimakan, minimal ia dapat digunakan sebagai semisal wadah
(cobek). Allah berfirman, “Dialah yang menciptakan untuk kamu
segala apa yang ada di bumi.”51

والفضلات ثلاثة أقسام ما استحال في باطن الحيوان إلى فساد فهو نجس كالدم، وما لا
يستحيل فطاهر كالعرق من حيوان طاهر، وما يستحيل إلى صلاح فطاهر أيضا كاللبن

 Kotoran-kotoran dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

1) Kotoran yang berubah menjadi rusak di dalam tubuh
hewan. Hukum kotoran ini adalah najis, seperti
darah. 

2) Kotoran yang tidak berubah. Hukum kotoran ini adalah suci, seperti keringat yang keluar dari hewan
suci.

51 QS. Al-Baqoroh: 29

3) Kotoran yang berubah menjadi baik. Hukum kotoran
ini adalah suci, seperti (darah yang berubah menjadi)
susu.

واعلم أن المنفصل من الحيوان كميتته إلا شعر مأكول وصوفه ووبره وريشه فطاهر وإن
شك في نجاسته كالملقى على الكيمان مثلا وهو موضع القمامة

Ketahuilah sesungguhnya benda yang terpisah dari hewan
dihukumi seperti hukum bangkai hewan tersebut, kecuali rambut
hewan yang halal dimakan dagingnya, bulu halusnya, bulu kasarnya,
dan bulu burung yang halal dimakan dagingnya. Oleh karena itu,
benda-benda yang dikecualikan ini dihukumi suci meskipun
diragukan tentang kenajisannya, seperti salah satu dari mereka yang
berada di tempat sampah.

LihatTutupKomentar