Masa Belajar

Selama masa belajar seorang santri dan pelajar hendaknya fokus pada bidang yang dipelajarinya. Karena orang yang fokus akan cenderung lebih berhasil dibanding mereka yang belajar tanpa tujuan yang jelas. Di samping itu, dalam pergaulan hendaknya menjaga kasih sayang pada sesamanya dan menerima dengan baik nasihat dari siapapun datangnya. Terjemah Ta'lim Muta'alim (Taklim Al-Muta'allim)
Masa Belajar
Selama masa belajar seorang santri dan pelajar hendaknya fokus pada bidang yang dipelajarinya. Karena orang yang fokus akan cenderung lebih berhasil dibanding mereka yang belajar tanpa tujuan yang jelas. Di samping itu, dalam pergaulan hendaknya menjaga kasih sayang pada sesamanya dan menerima dengan baik nasihat dari siapapun datangnya.

Nama kitab: Terjemah Ta'lim Muta'alim (Taklim Al-Muta'allim)
Judul kitab asal: Ta'limul Muta'allim Tariq Al-Ta'allum ( تعليم المتعلم طريق التعلم)
Pengarang: Burhanul Islam Al-Zarnuji
Penerjemah:
Bidang studi: Akhlak, tasawuf dan budi pekerti
Download:
- Versi Terjemah (pdf)
- Versi Arab (pdf)

Daftar Isi


فصل فى وقت التحصيل

قيل: وقت التعلم من المهد إلى اللحد. دخل حسن بن زياد فى التفقه وهو ابن ثمانين سنة، ولم يبت على الفراش أربعين سنة فأفتى بعد ذلك أربعين سنة.

وأفضل الأوقات شرخ الشباب، ووقت السحر، وما بين العشائين. وينبغى أن يستغرق جميع أوقاته، فإذا مل من علم يشتغل بعلم آخر. وكان ابن عباس رضى الله عنه إذا مل من الكلام يقول: هاتوا ديوان الشعراء.

وكان محمد بن الحسن لا ينام الليل، وكان يضع عنده الدفاتر، وكان إذا مل من نوع ينظر فى نوع آخر، (وكان يضع عنده الماء، ويزيل نومه بالماء، وكان يقول: إن النوم من الحرارة)

FASAL 8 MASA BELAJAR

Saat-saat Belajar

Ada dikatakan : “Masa belajar itu sejak manusia berada di buaian hingga masuk keliang kubur. “Hasan bin Ziyad waktu sudah berumur 80 tahun baru mulai belajar fiqh, 40 tahun berjalan tidak pernah tidur di ranjangnya, lalu 40 tahun berikutnya menjadi mufti.

Masa yang paling cemerlang untuk belajar adalah permulaan masa-masa jadi pemuda, waktu sahur berpuasa dan waktu di antara magrib dan isya.’ Tetapi sebaiknya menggunakan seluruh waktu yang ada untuk belajar, dan bila telah merasa bosan terhadap ilmu yang sedang dihadapi supaya berganti kepada ilmu lain. Apabila Ibnu Abbas telah bosan mempelajari Ilmu Kalam, maka katanya: “Ambillah itu dia kitab para pujangga penyair?”

Muhammad Ibnul Hasan semalam tanpa tidur selalu bersebelahan dengan buku-bukunya, dan bila telah merasa bosan suatu ilmu, berpindah ilmu yang lain. Iapun menyediakan air penolak tidur di sampingnya, dan ujarnya: “Tidur itu dari panas api, yang harus dihapuskan dengan air dingin.”

FASHL FI AL-SYUFQOH WAN NASIHAH

فصل فى الشفقة والنصيحة

ينبغى أن يكون صاحب العلم مشفقا ناصحا غير حاسد، فالحسد يضر ولا ينفع. وكان أستاذنا شيخ الإسلام برهان الدين رحمه الله يقول: قالوا إن ابن المعلم يكون عالما لأن المعلم يريد أن يكون تلميذه فى القرآن عالما فببركة اعتقاده وشفقته يكون ابنه عالما

وكان أبو الحسن يحكى أن الصدر الأجل برهان الأئمة جعل وقت السبق لابنيه الصدر الشهيد حسام الدين [ والصدر] السعيد تاج الدين وقت الضحوة الكبرى بعد جميع الاسباق، وكانا يقولان: إن طبيعتنا تكل وتمل فى ذلك الوقت، فقال أبوهما رحمه الله: إن الغرباء وأولاد الكبراء يأتوننى من أقطار الأرض فلا بد من أن أقدم أسباقهم. فببركة شفقته فاق ابناه أكثر فقهاء الأمصار، وأهل الأرض فى ذلك العصر.

وينبغى أن لا ينازع أحدا ولا يخاصمه لأنه يضيع أوقاته. قيل: المحسن سيجزى بإحسانه والمسيئ ستكفيه مساويه. أنشدنى الشيخ الإمام الزاهد العارف ركن الإسلام محمد بن أبى بكر المعروف بإمام خواهر زاده مفتى الفريقين رحمه الله قال: أنشدنى سلطان الشريعة والطريقة يوسف الهمذانى:

لا تجز [إنسانا] على سوء فعله سيكفيه مــا فيه وما هو فاعله

قيل: من أراد أن يرغم أنف عدوه فليكرر وأنشدت هذا الشعر:

إذا شئت أن تلقى عدوك راغمـا وتقتله غما وتحرقــــــــــه هما

فرم للعلى وازدد من العلم إنه من ازداد علما زاد حاسده غما

قيل: عليك أن تشتغل بمصالح نفسك لا بقهر عدوك، فإذا أقمت مصالح نفسك تضمن ذلك قهر عدوك

. إياك والمعاداة فإنها تفضحك وتضيع أوقاتك، وعليك بالتحمل [لا] سيما من السفهاء. قال عيسى بن مريم صلوات الله عليه: احتملوا من السفيه واحدة كى تربحوا عشرا. وأنشدت لبعضهم شعرا:

بلوت الناس قرنا بعـــــد قرن ولــــــم أر غير ختال وقالى

ولم أر فى الخطوب أشد وقعا وأصعب من معاداة الرجال

وذقت مرارة الأشياء طـــــرا وما ذقت أمر مــــن السؤال

وإياك أن تظن بالمؤمن سوءا فإنه منشأ العداوة ولا يحل ذلك، لقوله عليه الصلاة والسلام: ظنوا بالمؤمنين خيرا

وإنما ينشأ ذلك من خبث النية وسوء السريرة، كما قال أبو الطيب:

إذا ساء فعل المرء ساءت ظنونه وصدق ما يعتاده مــــــن توهم

وعادى محبيه بقول عداتــــــــــه وأصبح فى ليل من الشك مظلم

وأنشدت لبعضهم:

تنح عن القبيح ولا تـــرده ومن أوليته حسنا فزده

ستكفى من عدوك كل كيد إذا كــاد العدو فلا تكده

وأنشدت للشيخ العميد أبى الفتح البستى:

ذو العقل لا يسلم مـــــــن جاهل يسومـــــــــــــه ظلما وإعناتا

فليختر السلم على حربـــــــــــه ولـــــــيلزم الإنصات إنصاتا

FASAL 9 KASIH SAYANG DAN NASEHAT

Kasih Sayang

Orang alim hendaknya memiliki rasa kasih sayang, mau memberi nasehat serta jangan berbuat dengki. Dengki itu tidak akan bermanfaat, justru membahayakan diri sendiri. Guru kita Syaikhul Islam Burhanuddin ra. Berkata : Banyak ulama yang berkata : “Putra sang guru dapat menjadi alim, karena sang guru itu selalu berkehendak agar muridnya kelak menjadi ulama ahli Al-Quran. Kemudian atas berkah I’tikad bagus dan kasih sayangnya itulah putranya menjadi alim.”

Sebuah hikayat diketengahkan. Shadrul Ajall Burhanul Aimmah membagi waktu untuk mengajar kedua orang putra beliau, yaitu Hasamuddin dan Tajuddin pada waktu agak siang begini, minat kami telah berkurang lagi pula merasa bosan”, sang ayahpun menyahut’ “sesungguhnya orang-orang perantauan dan putra-putra pembesar itu pada berdatangan kemari dari berbagai penjuru bumi. Karena itu mereka harus kuajar terlebih dahulu.” Nah, atas berkah sang ayah dan kasih sayangnya itulah, dua orang putra beliau menjadi alim fiqh yang melebihi ahli-ahli lain yang hidup pada masa itu.

Menghadapi Kedengkian

Selain tersebut di atas, orang alim hendaknya tidak usah turut melibatkan diri dalam arena pertikaian dan peperangan pendapat dengan orang lain, karena hal itu hanya membuat waktu menjadi habis sia-sia. Ada dikatakan: “Pengamal kebajikan akan dibalas karena kebajikannya, sedang pelaku kejelekan itu telah cukup akan memberatkan siksa dirinya.” Syaikhul Islam Az-Zahid Ruknuddin Muhammad bin Abu Bakar yang masyur dengan gelar Khowahir Zadah Al-Mufti membawakan syi’ir untukku, katanya : Sulthanusi Syari’ah Yusuf Al-Hamadani membawakan untukku syi’ir ini:

Biarkan dia berbuat jelek atas dirimu

Cukup atasnya, karena lakunya, apapun itu

Ada dikatakan : “Barangsiapa yang ingin memutuskan batang hidung lawannya, maka bacalah syi’ir di bawah ini berulang kali” dibawakan syi’ir itu buatku :

Jikalau engkau, ingin musuhmu jadi terhina

Terbunuh susah, terbakar derita

Maka caranya capailah mulya, tambahlah ilmu

Sebab orang dengki, tambah susahnya

Bila yang didengki, tambah ilmunya

Ada dikatakan : yang harus kauperhatikan adalah kebagusan dirimu sendiri, bukan menghancurkan musuhmu. Apabila telah kau penuhi dirimu dengan kebagusan, maka dengan sendirinya akan hancurlah musuhmu itu.

Jangan sampai ada pemusuhan, sebab selain hanya membuang-buang waktu juga membuka cela-cela keaibanmu. Tahanlah dirimu dan sabarlah hatimu, terutama sekali dalam menghadapi orang yang belum tahu. Isa bin maryam bersabda: “sabarkanlah dirimu dalam menghadapi orang bodoh satu, agar kau beruntung mendapat sepuluh perkara” syi’ir:

Berabad-abad umat manusia telah kuuji

Tapi jadinya malah cedrapun jengkelkan hati

Tidak kulihat, ada perkara lebih menyusahkan

Yang menyulitkan, selain bila orang bermusuhan

telah kucicipi segala apa yang pahit rasa

tapi tiada yang melebihi pahitnya minta

Waspadalah, jangan berburuk sangka kepada sesama orang Mu’min karena disitulah sumber permusuhan. Di dalam agama islam perbuatan itu adalah terlarang, sebagaimana dinyatakan dalam sabda Nabi saw: “Baikkanlah prasangkamu kepada sesama mu’min.”

Buruk sangka akan bisa terjadi karena adanya niatan yang tidak baik, atau hatinya jahat. Sebagaimana syai’ir yang dikemukakan oleh Abut Thoiyib :

Bila seorang lakunya buruk, buruklah pula sangkaan hati apa kata wahamnyalah yang ia setujui
Ia musuhi yang mencintainya, dan katanya “dia memusuhi” iapun bimbang, ditengah gelap malam menjadi

Syi’ir sebagian ulama’ dibawakan untukku :

Biarkan saja, lelaku jelek usah kau balas

Apa siapa yang kau bagusi, tambahlah terus

Dari semua tipu musuhmu, kau kan dilindungi

Jikalau musuh menipu kamu, jangan kau peduli

Dibawakan untukku, syi’ir Syakhul Amid Abul Farhal-Basthiy:

Orang alim tak akan selamat dari si bodoh

Bila si bodoh melaliminya dan membuat kisruh

damailah saja dengn si bodoh jangan kau serang

bila si bodoh mau cerewet, tetaplah tenang [alkhoirot.org]
LihatTutupKomentar