Terjemah Kitab Al-Umm Imam Syafi'i

Terjemah Kitab Al-Umm Pengarang: Imam Syafi'i Nama lengkap: Abu Abdillah Muhammad bin Idris al-Shafi'i Bidang studi: fiqih madzhab Syafi'i Penerjemah versi lengkap: Prof. TK. H. Ismail Yakub, Sh., MA. Penerjemah versi ringkasan: Husain Abdul Hamid Abu Nashir Nail
Terjemah Kitab Al-Umm

Nama kitab: Terjamah Kitab Al-Umm
Judul asal: الأم
Pengarang: Imam Syafi'i
Nama lengkap: Abu Abdillah Muhammad bin Idris al-Shafi'i
Tempat/tanggal Lahir: Agustus 767 Masehi (150 H), Gaza, Palestina
(150-204هـ / 767-820
Wafat: 19 January 820 Masehi / Akhir Rajab, 204 H. (usia 52) di al-Fustat, Mesir
Bidang studi: fiqih madzhab Syafi'i
Penerjemah versi lengkap: Prof. TK. H. Ismail Yakub, Sh., MA.
Penerjemah versi ringkasan: Husain Abdul Hamid Abu Nashir Nail

Daftar Isi

Download Terjemah Al-Umm Bahasa Indonesia (format file: pdf dan djvu):

- Kitab Al-Umm Jilid 1 Ringkasan | Versi Lengkap
- Kitab Al-Umm Jilid 2 Ringkasan | Versi Lengkap
- Kitab Al-Umm Jilid 3 Ringkasan | Versi Lengkap
- Kitab Al-Umm Jilid 4 Versi Lengkap
- Kitab Al-Umm Jilid 5 Versi Lengkap
- Kitab Al-Umm Jilid 6 Versi Lengkap
- Kitab Al-Umm Jilid 7 Versi Lengkap
- Kitab Al-Umm Jilid 8 Versi Lengkap
- Kitab Al-Umm Jilid 9 Versi Lengkap
- Kitab Al-Umm Jilid 10 Versi Lengkap
- Kitab Al-Umm Jilid 11 Versi Lengkap

Download Kitab Al-Umm Bahasa Arab
12 Juz (Jilid), pdf.

- Cover Kitab Al-Umm
- Juz 1
- Juz 2
- Juz 3
- Juz 4
- Juz 5
- Juz 6
- Juz 7
- Juz 8
- Juz 9
- Juz 10
- Juz 11

Kitab Bersesuci (Toharoh)

كتاب الطهارة

ِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ * أخبرنا الرَّبِيعُ بن سُلَيْمَانَ قال أخبرنا الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى قال قال اللَّهُ عز وجل { إذَا قُمْتُمْ إلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا برؤوسكم ( ( ( برءوسكم ) ) ) وَأَرْجُلَكُمْ } الْآيَةَ +

( قال الشَّافِعِيُّ ) فَكَانَ بَيِّنًا عِنْدَ من خُوطِبَ بِالْآيَةِ أَنَّ غَسْلَهُمْ إنَّمَا كان بِالْمَاءِ ثُمَّ أَبَانَ في هذه الْآيَةِ أَنَّ الْغُسْلَ بِالْمَاءِ وكان مَعْقُولًا عِنْدَ من خُوطِبَ بِالْآيَةِ أَنَّ الْمَاءَ ما خَلَقَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مِمَّا لَا صَنْعَةَ فيه لِلْآدَمِيِّينَ

وَذِكْرُ الْمَاءِ عَامًّا فَكَانَ مَاءُ السَّمَاءِ وَمَاءُ الْأَنْهَارِ وَالْآبَارِ وَالْقُلَّاتِ وَالْبِحَارِ الْعَذْبُ من جَمِيعِهِ وَالْأُجَاجُ سَوَاءً في أَنَّهُ يُطَهِّرُ من تَوَضَّأَ وَاغْتَسَلَ منه

وَظَاهِرُ الْقُرْآنِ يَدُلُّ على أَنَّ كُلَّ مَاءٍ طَاهِرٌ مَاءُ بَحْرٍ وَغَيْرِهِ وقد رُوِيَ فيه عن النبي صلى اللَّهُ عليه وسلم حَدِيثٌ يُوَافِقُ ظَاهِرَ الْقُرْآنِ في إسْنَادِهِ من لَا أَعْرِفُهُ .

المرجع: كتاب الآم للإمام الشافعي الجزء الآول ص 41

Diceritakan oleh Rabi' bin Sulaiman, Imam Syafi'i berkata: Allah berfirman dalam Quran Surah QS Al-Maaidah 5:6 (yang artinya): "Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu."

Syafi'i berkata: maka jelaslah bahwa bersesuci itu dengan air. Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa bersesuci itu memakai air. Orang juga berfikir bahwa bersesuci itu dengan air. Dan air itu adalah sesuatu yang diciptakan Allah.

Penyebutan air itu berlaku umum. Baik air hujan, air sungai, air sumur, air gunung dan air laut itu sama dalam arti dapat dipakai untuk berwudhu dan mandi junub.

Makna eksplisit dari QS Al-Maidah 5:2 adalah seluruh air itu suci. Baik air laut dan lainnya. Dan itu sesuai dengan sebuah hadits yang berasal dari rawi (periwayat hadits) yang sanadnya tidak aku ketahui. (Al-Umm I/41)



كتاب الطهارة

( قال الشَّافِعِيُّ ) أخبرنا مَالِكٌ عن صَفْوَانَ بن سُلَيْمٍ عن سَعِيدِ بن سَلَمَةَ رَجُلٌ من آلِ بن الْأَزْرَقِ أَنَّ الْمُغِيرَةَ بن أبي بُرْدَةَ وهو من بَنِي عبد الدَّارِ خَبَّرَهُ أَنَّهُ سمع أَبَا هُرَيْرَةَ رضي اللَّهُ عنه يقول سَأَلَ رَجُلٌ النبي صلى اللَّهُ عليه وسلم فقال يا رَسُولَ اللَّهِ إنَّا نَرْكَبُ الْبَحْرَ وَمَعَنَا الْقَلِيلُ من الْمَاءِ فَإِنْ تَوَضَّأْنَا بِهِ عَطِشْنَا أَفَنَتَوَضَّأُ بِمَاءِ الْبَحْرِ فقال النبي صلى اللَّهُ عليه وسلم هو الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ

( قال الشَّافِعِيُّ ) أخبرنا إبْرَاهِيمُ بن مُحَمَّدٍ عن عبد الْعَزِيزِ بن عُمَرَ عن سَعِيدِ بن ثَوْبَانَ عن أبي هِنْدٍ الْفِرَاسِيِّ عن أبي هُرَيْرَةَ عن النبي صلى اللَّهُ عليه وسلم قال من لم يُطَهِّرْهُ الْبَحْرُ فَلَا طَهَّرَهُ اللَّهُ + ( قال الشَّافِعِيُّ ) فَكُلُّ الْمَاءِ طَهُورٌ ما لم تُخَالِطْهُ نَجَاسَةٌ وَلَا طَهُورَ إلَّا فيه أو في الصَّعِيدِ وَسَوَاءٌ كُلُّ مَاءٍ من بَرَدٍ أو ثَلْجٍ أُذِيبَ وَمَاءٍ مُسَخَّنٍ وَغَيْرِ مُسَخَّنٍ لِأَنَّ الْمَاءَ له طَهَارَةُ وَالنَّارُ لَا تُنَجِّسُ الْمَاءَ

( قال الشَّافِعِيُّ ) أخبرنا إبْرَاهِيمُ بن مُحَمَّدٍ عن زَيْدِ بن أَسْلَمَ عن أبيه أَنَّ عُمَرَ بن الْخَطَّابِ رضي اللَّهُ عنه كان يُسَخَّنُ له الْمَاءُ فَيَغْتَسِلُ بِهِ وَيَتَوَضَّأُ بِهِ + ( قال الشَّافِعِيُّ ) وَلَا أَكْرَهُ الْمَاءَ الْمُشَمَّسَ إلَّا من جِهَةِ الطِّبِّ


Jenis Air yang Suci untuk Taharah (besuci) untuk berwudhu dan manda junub menurut Imam Syafi'i dalam kitab Al-Umm

Pertemuan kedua pengajian Kitab Al-Umm karya Imam Syafi'i membahas masalah bersuci (thaharah/toharoh). Hari Sabtu, 26 November 2011

------------
Imam Syafi'i berkata Malik menceritakan padaku dari Sofwan bin Sulaim dari Said bin Salamah, seorang dari kabilah Alu bin Al-Arzaq, bahwa Al-Mughirah bin Abi Burdah dari Bani Abdiddar menceritakan padanya bahwa dia mendengar Abu Hurairah berkata, seorang laki-laki bertanya pada Nabi: Wahai Rasulullah kami sedang berlayar dan memiliki sedikit (persediaan) air. Apabila kami gunakan untuk wudhu niscaya kami akan kehausan. Bolehkah kami berwudhu dengan air laut? Nabi berkata: (Boleh). Air laut itu suci dan halal bangkai binatang laut.

Abu Hurairah berkata, Nabi bersabda: Barangsiapa yang tidak dapat disucikan oleh air laut, maka Allah tidak akan menyucikannya.

Imam Syafi'i berkata: air hukumnya suci selagi tidak kecampuran najis. Baik air dingin, air salju, air yang dipanaskan atau tidak. Karena air itu suci. Sedangkan api tidak menajiskan air.

Diriwayatkan dari Aslam bahwasanya Umar bin Khattab bisa memaskan air untuk mandi. Syafi'i berkata, saya tidak memakruhkan air yang panas karena matahari kecuali karena dari sudut pandang kesehatan.

Bersesuci Bagian II dari Kitab Al-Umm Imam Syafi'i I/41-42


كتاب الطهارة من كتاب الآم للشافعي الإ جتماع الثالث

( قال الشَّافِعِيُّ ) أخبرنا إبْرَاهِيمُ بن مُحَمَّدٍ عن صَدَقَةَ بن عبد اللَّهِ عن أبي الزُّبَيْرِ عن جَابِرِ بن عبد اللَّهِ أَنَّ عُمَرَ كان يَكْرَهُ الِاغْتِسَالَ بِالْمَاءِ الْمُشَمَّسِ وقال إنَّهُ يُورِثُ الْبَرَصَ +

( قال الشَّافِعِيُّ ) الْمَاءُ على الطَّهَارَةِ وَلَا يُنَجَّسُ إلَّا بِنَجَسٍ خَالَطَهُ وَالشَّمْسُ وَالنَّارُ لَيْسَا بِنَجَسٍ إنَّمَا النَّجِسُ الْمُحَرَّمُ فَأَمَّا ما اعْتَصَرَهُ الْآدَمِيُّونَ من مَاءِ شَجَرِ وَرْدٍ أو غَيْرِهِ فَلَا يَكُونُ طَهُورًا وَكَذَلِكَ مَاءُ أَجْسَادِ ذَوَاتِ الْأَرْوَاحِ لَا يَكُونُ
طَهُورًا لِأَنَّهُ لَا يَقَعُ على وَاحِدٍ من هذا اسْمُ مَاءٍ إنَّمَا يُقَالُ له مَاءٌ بِمَعْنَى مَاءِ وَرْدٍ وَمَاءِ شَجَرِ كَذَا وَمَاءِ مَفْصِلِ كَذَا وَجَسَدِ كَذَا

وَكَذَلِكَ لو نَحَرَ جَزُورًا وَأَخَذَ كِرْشَهَا فَاعْتَصَرَ منه مَاءً لم يَكُنْ طَهُورًا لِأَنَّ هذا لَا يَقَعُ عليه اسْمُ الْمَاءِ إلَّا بِالْإِضَافَةِ إلَى شَيْءٍ غَيْرِهِ يُقَالُ مَاءُ كِرْشٍ وَمَاءُ مَفْصِلٍ كما يُقَالُ مَاءُ وَرْدٍ وَمَاءُ شَجَرِ كَذَا وَكَذَا فَلَا يجزئ أَنْ يَتَوَضَّأَ بِشَيْءٍ من هذا.
المرجع: كتاب الآم الجزء الآول 42.

KITAB BERSUCI AL-UMM SYAFI'I (3)

Pengajian ke-3 Kitab Al-Umm Imam Syafi'i berkaitan dengan bersuci atau Taharah.

Imam Syafi'i berkata: Dari Ibrahim bin Muhammad dari Sadaqah bin Abdullah dari Abiz-Zubair fin Abdullah bahwasanya Umar tidak suka mencuci dengan menggunakan air panas. Dia mengatakan air panas menyebabkan penyakit belang.

Imam Syafi'i berkata: Air pada dasarnya suci dan tidak najis kecuali kecampuran najis. Sedangkan matahari dan api tidaklah najis. Yang najis itu hanyalah perkara yang diharamkan (untuk dimakan).

Adapun air yang diperas oleh manusia seperti air bunga mawar dan lainnya maka hukumnya tidak menyucikan. Begitu juga air yang berasal dari jasad hewan tidak menyucikan karena air-air yang disebut tidak ada nama air. Yang ada sebutan air mawar, air kayu, air ini dan air itu.

Begitu juga tidak menyucikan apabila seseorang menyembelih unta kemudian mengambil babatnya dan memeras air darinya maka air itu tidak menyucikan (tidak bisa dibuat bersuci/berwudhu). Karena air ini tidak disebut air kecuali disandarkan pada sesuatu yang lain dengan disebut air babat dan air persendian (mashil) sebagaimana dikatakan air mawar, air pohon, dan seterusnya. Maka air semacam itu tidak sah dibuat wudhu.[]

Pengajian pertama Kitab Al-Umm di Pondok Pesantren Al-Khoirot Karangsuko Pagelaran (Gondanglegi) Malang Jawa Timur (Jatim) pada hari Kamis, 24 November 2011.
LihatTutupKomentar