Arbain Nawawi: Hadits ke-25 sampai 31

Terjemah hadits Matan Arbain Nawawi pada halaman ini berjumlah 7 (tujuh) hadits dari hadits ke-25 sampai hadits ke-31 yaitu Setiap Kebaikan adalah Sedekah Setiap Persendian Wajib Bersedekah Kebaikan dan Dosa Mendengar dan Ta’at Pintu-Pintu Kebaikan Batasan-Batasan Allah Buah Zuhud
Arbain Nawawi: Hadits ke-25 sampai 31
Terjemah hadits Matan Arbain Nawawi pada halaman ini berjumlah 7 (tujuh) hadits dari hadits ke-25 sampai hadits ke-31 yaitu Setiap Kebaikan adalah Sedekah Setiap Persendian Wajib Bersedekah Kebaikan dan Dosa Mendengar dan Ta’at Pintu-Pintu Kebaikan Batasan-Batasan Allah Buah Zuhud

Daftar Isi

Hadits ke-25 Setiap Kebaikan adalah Sedekah

عَنْ أَبي ذَرٍّ رضي الله عنه أَيضَاً: أَنَّ نَاسَاً مِنْ أَصحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالوا للنَّبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَارَسُولَ الله! ذَهَبَ أَهلُ الدثورِ بِالأُجورِ، يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّيْ، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَيَتَصَدَّقُوْنَ بفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ. قَالَ: «أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُوْنَ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَة، وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَحْمَيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٍ بالِمَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٍ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَفِيْ بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ» قَالُوا: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِيْ أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فَيْ حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فَي الحَلالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu: sekelompok manusia dari shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah! Orang-orang kaya memborong banyak pahala. Mereka shalat seperti kami shalat, mereka puasa seperti kami puasa, tetapi mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian apa yang bisa kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap memerintah yang ma’ruf adalah sedekah, setiap melarang kemungkaran adalah sedekah, dan pada senggama kalian ada sedekahnya pula.” Mereka berkata, “Ya Rasulullah! Benarkah salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya lantas dia mendapat pahala?” Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian, jika dia melampiaskannya pada yang haram, bukankah dia akan mendapat dosa? Begitu pula, jika dia melampiaskannya pada yang halal, maka dia mendapat pahala.” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 1006)]
***


Hadits ke-26 Setiap Persendian Wajib Bersedekah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُّ سُلامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلُّ يَومٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ في دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَو تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الأَذى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ» رواه البخاري ومسلم.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap persendian manusia wajib bersedekah setiap hari di mana matahari terbit di hari itu: engkau mendamaikan antara dua orang adalah sedekah, engkau menolong seseorang untuk menaiki tunggangannya atau menggangkutkan barangnya ke atas tunggangannya adalah sedekah, kalimat yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang engkau ayunkan menuju shalat adalah sedekah, engkau menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 2707, 2891, 2989), Shahih Muslim (no. 1009)]
***

Hadits ke-27 Kebaikan dan Dosa

عَنِ النَوَّاسِ بِنْ سَمْعَانِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «البِرُّ حُسْنُ الْخُلْقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فيِ نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَّطْلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» رواه مسلم.

وَعَنْ وَابِصَةُ بِنْ مَعْبَدٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ، قال: أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقال: «جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ وَ الْإِثْمِ؟» قُلْتُ: نعم! قال: «اسْتَفْتِ قَلْبَكَ، البِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ اِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكً»
قال الشيخ رحمه الله: حديث حسن، رويناه في مسندي الإمام أحمد بن حنبل و الدارمي بإسناد حسن.

Dari an-Nawwas bin Sam’an al-Anshari radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kebaikan adalah akhlak yang mulia, dan dosa adalah apa yang membuat sesak dadamu dan engkau tidak suka orang lain mengetahuinya.” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 2553)]

Dari Wabishah bin Ma’bad radhiyallahu ‘anhu berkata: aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau bersabda, “Engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan dan dosa?” Aku menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Tanyakan kepada dirimu sendiri. Kebaikan adalah apa yang membuat jiwa tenang dan apa yang membuat hati tentram, dan dosa adalah apa yang menyesakkan jiwa dan membuat ragu dada, meskipun manusia berfatwa kepadamu.”
Syaikh (Imam an-Nawawi) berkata, “Hadits hasan, kami meriwayatkannya dari Musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Musnad ad-Darimi dengan sanad hasan.”

***

Hadits ke-28 Mendengar dan Ta’at

عَن أَبي نَجِيحٍ العربَاضِ بنِ سَاريَةَ رضي الله عنه قَالَ: وَعَظَنا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوعِظَةً وَجِلَت مِنهَا القُلُوبُ وَذَرَفَت مِنهَا العُيون، فَقُلْنَا: يَارَسُولَ اللهِ! كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوصِنَا، قَالَ: «أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عز وجل وَالسَّمعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِيْ فَسَيَرَى اخْتِلافَاً كَثِيرَاً، فَعَلَيكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ المّهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فإنَّ كلّ مُحدثةٍ بدعة، وكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ» رواه أبو داود والترمذي وقال: حديث حسن صحيح.

Dari Abu Najih al-Irbadh bin Sariyah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihati kami dengan suatu nasihat yang menjadikan hati bergetar dan mata menangis, lalu kami berkata, “Ya Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat.” Beliau menjawab, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, mendengar dan patuh meskipun yang menjadi pemimpin kalian seorang budak. Baransiapa yang hidup sepeninggalku, dia akan melihat banyak sekali perbedaan. Maka, hendaklah ia berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing. Gigitlah ia dengan gigi geraham. Waspadalah kalian dari perkara yang baru dan setiap bid’ah adalah sesat.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”
[Shahih: Sunan Abu Dawud (no. 4607), Sunan at-Tirmidzi (no. 2676)]
***

Hadits ke-29 Pintu-Pintu Kebaikan

عَن مُعَاذ بن جَبَلٍ رضي الله عنه قَالَ قُلتُ: يَا رَسُولَ الله! أَخبِرنِي بِعَمَلٍ يُدخِلُني الجَنَّةَ وَيُبَاعدني منٍ النار. قَالَ: «لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ لاَتُشْرِكُ بِهِ شَيْئَا، وَتُقِيْمُ الصَّلاة، وَتُؤتِي الزَّكَاة، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ البَيْتَ» ثُمَّ قَالَ: «أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ، وَصَلاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ» ثُمَّ تَلا : ((تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ)) حَتَّى بَلَغَ: ((يَعْلَمُونَ)) [السجدة: ١٦-١٧] ثُمَّ قَالَ: «أَلا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟» قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ! قَالَ: «رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلامُ وَعَمُودُهُ الصَّلاةُ وَذروَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ» ثُمَّ قَالَ: «أَلا أُخبِرُكَ بِملاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟» قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ! فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: «كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا!» قُلْتُ: يَانَبِيَّ اللهِ! وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: «ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَامُعَاذُ! وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ -أَو قَال عَلَى مَنَاخِرِهِمْ- إِلاَّ حَصَائِدُ أَلسِنَتِهِمْ؟» رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح.

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata: aku berkata, “Wahai Rasulullah, beritahu aku amal yang akan memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka.” Beliau bersabda, “Engkau telah bertanya tentang masalah yang besar. Namun, itu adalah perkara yang mudah bagi siapa yang dimudahkan oleh Allah: engkau menyembah Allah jangan menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah.” Kemudian beliau bersabda, “Maukah kamu aku tunjukkan pintu-pintu kebajikan? Puasa adalah perisai, sedekah memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam.” Kemudian beliau membaca ayat, “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya ...” hingga firman-Nya, “Sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” [QS. As-Sajdah [32]: 16-17] Kemudian beliau bersabda kembali, “Maukah kamu kuberitahu pangkal agama, tiangnya, dan puncak tertingginya?” Aku menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pokok urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak tertingginya adalah jihad.” Kemudian beliau melanjutkan, “Maukah kamu kuberitahu tentang kendali bagi semua itu?” Saya menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini.” Saya berkata, “Wahai Nabi Alloh, apakah kita akan disiksa karena ucapan-ucapan kita?” Beliau menjawab, “Celaka kamu. Bukankah banyak dari kalangan manusia yang tersungkur kedalam api neraka dengan mukanya terlebih dahulu –dalam riwayat lain: dengan lehernya terlebih dahulu– itu gara-gara buah ucapan lisannya?” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan berkata, “Hadits ini hasan shahih.”
[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no. 2616)]
***

Hadits ke-30 Batasan-Batasan Allah

عَنْ أَبِيْ ثَعْلَبَةَ الخُشَنِيِّ جُرثُومِ بنِ نَاشِرٍ رضي الله عنه عَن رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللهَ فَرَضَ فَرَائِضَ فَلا تُضَيِّعُوهَا، وَحَدَّ حُدُودَاً فَلا تَعْتَدُوهَا وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلا تَنْتَهِكُوهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلا تَبْحَثُوا عَنْهَا» حديث حسن رواه الدارقطني وغيره.

Dari Abu Tsa'labah al-Khusyanni Jurtsum bin Nasyir radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan beberapa kewajiban maka janganlah engkau menyepelekannya, telah menentukan batasan-batasan maka janganlah engkau melanggarnya, dan telah pula mengharamkan beberapa hal maka janganlah engkau jatuh kedalamnya. Dia juga mendiamkan beberapa hal –karena kasih sayangnya kepada kalian bukannya lupa– maka janganlah engkau membahasnya.” Hadits hasan, diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dan selainnya. (no. 4316)]
***

Hadits ke-31 Buah Zuhud

عَنْ أَبي العَباس سَعدِ بنِ سَهلٍ السَّاعِدي رضي الله عنه قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُول الله: دُلَّني عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَملتُهُ أَحَبَّني اللهُ وَأَحبَّني النَاسُ؟ فَقَالَ: «ازهَد في الدُّنيَا يُحِبَّكَ اللهُ، وازهَد فيمَا عِندَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ» حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة.
Dari Abul Abbas Sa’ad bin Sahl as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu berkata: seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah kepadaku suatu amal yang apabila aku kerjakan, maka Allah mencintaiku dan manusia juga mencintaiku!” Beliau menjawab, “Zuhudlah di dunia maka Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah dari apa yang di tangan manusia maka manusia akan mencintaimu.” Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan selainnya dengan sanad yang hasan.
[Hasan: Sunan Ibnu Majah (no. 4102)]
LihatTutupKomentar