Maksiat Hati dan Perut

Maksiat Hati dan Perut Pada laman ini dibahas masalah tasawuf terkait maksiat hati dan maksiat perut. Maksiat hati meliputi riya' (ingin dipuji), ujub atau sombong, dendam, dengki atau hasad, buruk sangka atau su'u zhon, dll. Sedangkan maksiat perut meliputi memakan makanan dan minuman haram, ghosab, dll.
Maksiat Hati dan Perut
Maksiat Hati dan Perut

Pada laman ini dibahas masalah tasawuf terkait maksiat hati dan maksiat perut. Maksiat hati meliputi riya' (ingin dipuji), ujub atau sombong, dendam, dengki atau hasad, buruk sangka atau su'u zhon, dll. Sedangkan maksiat perut meliputi memakan makanan dan minuman haram, ghosab, dll.

Nama kitab: Terjemah Sullamut Taufiq ila Mahabbatillah alat Tahqiq
Penerjemah: A. Fatih Syuhud

Daftar Isi

PASAL: MAKSIAT HATI

فَصْلٌ : في مَعاصِي القَلْبِ

ومِنْ مَعاصِي القَلْبِ: الرِّياءُ بِأَعْمالِ البِرِّ، وهو العَمَلُ لِأَجْلِ [نَيْلِ المَنْزِلَةِ والتَّعْظِيمِ عِنْدَ] النّاسِ، ويُحْبِطُ ثَوابَها [إذا قارَنَ العَمَلَ]، كَالعُجْبِ بِطاعَةِ اللهِ تَعالَى [المَذْكُورِ في النُّقْطَةِ التّالِيَةِ] ؛ [والعُجْبُ بِالطاعَةِ]، وهو شُهُودُ العِبادَةِ صادِرَةً عَنِ النّفْسِ، [وتَعْظِيمُ نَفْسِهِ مِنْ أَجْلِها، لِكَوْنِهِ] غائِبًا عَنْ [تَذَكُّرِ] المِنَّةِ [أي أنَّها فَضْلٌ مِنَ اللهِ]؛ والشَّكُّ في اللهِ [وهو كُفْرٌ]؛ والأَمْنُ مِنْ مَكْرِ [أي عِقابِ] اللهِ، [ومَعْناهُ الاسْتِرْسالُ في المَعاصِي اتِّكالًا على الرَّحْمَةِ]؛ والقُنُوطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ، [وهو الجَزْمُ بِأنَّهُ لا بُدَّ أنْ يُعَذِّبَهُ في الآخِرَةِ]؛ والتَّكَبُّرُ على عِبادِ اللهِ، وهو رَدُّ الحَقِّ، واسْتِحْقارُ النّاسِ، ورُؤْيَتُهُ أنَّهُ خَيْرٌ مِنْ كَثِيرٍ مِنْ خَلْقِ اللهِ تَعالَى [مَعَ أنَّهُ يَجْهَلُ الخاتِمَةَ]؛ والحِقْدُ، وهو إضْمارُ العَداوَةِ [بِالعَزْمِ على الإضْرارِ بِمُسْلِمٍ، وأمّا] إذا عَمِلَ بِمُقْتَضاهُ ولم يَكْرَهْهُ [فهو مَعْصِيَةٌ أُخْرَى]؛ والحَسَدُ، وهو كَراهِيَةُ النِّعْمَةِ على المُسْلِمِ واسْتِثْقالُها [عليه] إذا لم يَكْرَهْهُ أو عَمِلَ بِمُقْتَضاهُ؛ والمَنُّ بِالصَّدَقَةِ [أي أنْ يُعَدِّدَ على الشَّخْصِ إحْسانَهُ إلَيْهِ بِقَصْدِ الإيذاءِ]، ويُبطِلُ ثَوابَها؛ والإصْرارُ على الذَّنْبِ [وهو تَصْمِيمُ القَلْبِ على تَكْرارِهِ]؛ وسُوءُ الظَّنِّ بِاللهِ [وقَدْ يَصِلُ إلى الكُفْرِ] ؛ و[سُوءُ الظَّنِّ] بِعبادِ اللهِ [بِلا مُسَوِّغٍ شَرْعِيٍّ]؛ والتَّكْذِيبُ بِالقَدَرِ [وهو كُفْرٌ]؛ والفَرَحُ بِالمَعْصِيَةِ منه أو مِنْ غَيْرِهِ؛ والغَدْرُ [وهو نَقْضُ العَهْدِ وخِيانَةُ الأَمانَةِ]، ولو بِكافِرٍ؛ والمَكْرُ [أي الخَدِيعَةُ لِلإضْرارِ]؛ وبُغْضُ الصَّحابَةِ والآلِ والصّالِحِينَ [وبُغْضُ جَمِيعِهِمْ كُفْرٌ]، والبُخْلُ بِما أَوْجَبَ اللهُ، والشُّحُّ [أي الحِرْصُ على أَخْذِ ما في أَيْدِي النّاسِ ولو بِالحَرامِ]، والحِرْصُ [أي الطَّمَعَ في حَقِّ غَيْرِكَ]، والاسْتِهانَةُ بِما عَظَّمَ اللهُ [وهي كُفْرٌ إنْ كانَتْ بِمَعْنَى الاسْتِخْفافِ، ومَعْصِيَةٌ دُونَ الكُفْرِ إنْ كانَتْ بِمَعْنَى ما يُشْعِرُ بِمُجَرَّدِ الإخْلالِ بِواجِبِ التَّعْظِيمِ] ، والتَّصْغِيرُ لِما عَظَّمَ اللهُ مِنْ طاعَةٍ أو مَعْصِيَةٍ أو قُرْآنٍ أو عِلْمٍ [شَرْعِيٍّ] أو جَنَّةٍ أو نارٍ، [وهو كُفْرٌ].
Diantara maksiat hati ialah :

1. Ria dengan amal kebaikan,
yaitu beramal kebaikan agar mendapat pujian dari manusia. Ria dapat meleburkan pahalanya, seperti dosa ujub dengan taat kepada Alloh, yaitu merasa atau mengakui bahwa ibadahnya (termasuk hasil usaha) itu timbul dari jiwanya atau usahanya semata-mata lepas dari karunia Alloh (padahal semua itu atas pertolongan dan hidayah Alloh).

2. Meragukan adanya Alloh (kesempurnaanNya dan sifat-sifat yang wajib bagi Nya),
Merasa aman dari murka Alloh SWT padahal dosanya melimpah dan amal ibadahnya tidak sempurna atau malas, putus asa dari rahmat Alloh, padahal Alloh itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

3. Takabur atau sombong terhadap hamba-hamba Alloh,
Yaitu menolak perkara yang hak atau benar, menghina manusia dan memandangnya bahwa ia lebih baik atau lebih unggul daripada kebanyakan makhluk Alloh (padahal siapa tahu pada hakikatnya orang lain lebih baik daripadanya dan siapa tahu pula mendadak Alloh menghilangkan keluhuran derajat atau pangkatnya dan mengangkat orang lain yang dianggapnya hina atau rendah. Maka pada hakikatnya orang yang paling bodoh di dunia ini adalah orang yang takabur, disamping orang yang musyrik).

4. Hiqdu (dendam)
Yaitu menyembunyikan rasa permusuhan. Apabila orang yang dendam itu mengerjakan tuntutannya, maka ia tidak mengingkari rasa dendamnya (yaitu selalu mencari kesempatan untuk mencelakakan orang lain).

5. Hasud
Yaitu membenci kenikmatan yang ada pada orang muslim dan batinnya merasa tertekan apabila ia tidak membencinya atau tidak memenuhi tuntutan hasudnya (yaitu berusaha menghilangkan nikmat orang lain).

6. Menyebut-nyebut kebaikan sedekah
Menyebut-nyebut kebaikan sedekah itu dapat meleburkan pahalanya. Dan membiasakan mengerjakan dosa.

7. Buruk sangka kepada Alloh, (padahal orang mukmin diharuskan selalu mengharapkan rahmat Alloh, disamping bertobat dan berusaha). Berburuk sangka kepada hamba Alloh (mukmin yang shaleh, kecuali terhadap orang yang benar-benar jahat maka buruk sangkanya itu tidak berdosa). Dan mendustakan takdir/ qadha Alloh (menganggap semua kejadian bahkan yang dianggapnya tidak masuk akal bukan merupakan takdir Alloh).

8. Merasa gembira melakukan perbuatan maksiat, baik yang dilakukannya sendiri atau yang dilakukan oleh orang lain dan mengingkari janji walaupun kepada orang kafir.

9. Menipu dan membenci sahabat Nabi Saw beserta keluarganya dan orang-orang shaleh.

10. Bakhil atau enggan melaksanakan kewajiban dari Alloh (missal zakat dan sebagainya), kikir, tamak terhadap harta orang lain, rakus terhadap harta, menghina perkara dan menganggap kecil perkara yang diagungkan Alloh.

PASAL: MAKSIAT PERUT

فَصْلٌ : في مَعاصِي البَطْنِ

ومِنْ مَعاصِي البَطْنِ: أكْلُ الرِّبا؛ و[أكْلُ] المَكْسِ [أي الضَّرائِبِ] ؛ و[أكْلُ] الغَصْبِ؛ و[أكْلُ] السَّرِقَةِ؛ و[أكْلُ] كُلِّ مَأْخُوذٍ بِمُعامَلَةٍ حَرَّمَها الشَّرْعُ؛
وشُرْبُ الخَمْرِ، وحَدُّ الشّارِبِ [أي عُقُوبَتُهُ المُحَدَّدَةُ في الشَّرْعِ] أَرْبَعُونَ جَلْدَةً لِلْحُرِّ، ونِصْفُها لِلرَّقِيقِ، ولِلإمامِ الزِّيادَةُ تَعْزِيرًا [أي تَأْدِيبًا] ؛ ومنها أكْلُ [وشُرْبُ] كُلِّ مُسْكِرٍ؛ و[أكْلُ وشُرْبُ] كُلِّ نَجِسٍ؛ و[أكْلُ وشُرْبُ كلِّ] مُسْتَقْذَرٍ؛ وأكْلُ مالِ اليَتِيمِ؛ أو [أكْلُ] الأَوْقافِ على خِلافِ شَرْطِ الواقِفِ؛ و[أكْلُ] المَأْخُوذِ بِوَجْهِ الحَياءِ.
Diantara maksiat perut ialah :

1. Memakan barang riba

2. Pungutan liar (pajak liar)

3. Menggasab (memakan atau mengambil barang orang lain dengan terang-terangan tanpa izin dan tidak bertujuan untuk dimiliki)

4. Mencuri, yaitu mengambil barang orang lain dengan sembunyi-sembunyi dan untuk di miliki serta setiap penganmbilan atau penerimaan barang dengan cara yang diharamkan oleh hokum syara’.

5. Minum arak dan hukumannya ialah dengan 40 kali dera pada badan bagi orang merdeka dan 20 kali bagi hamba sahaya, sedangkan bagi imam (pemerintah) boleh menambahnya dengan hukuman ta’zir.

6. Memakan barang yang memabukkan (misalnya madat, ganja, narkotik dsb)

7. Memakan setiap barang yang najis (misalnya darah, bangkai dan daging hewan yang haram dimakan) dan barang yang dianggap menjijikan (misalnya ingus, dan sebagainya yang dianggap menjijikan oleh kebanyakan orang yang beradab).

8. Makan harta benda anak yatim tanpa hak atau harta wakaf dengan menyalahi persyaratan yang ditentukan oleh wakif, dan barang yang diberikan oleh pemberi karena merasa malu atau takut kalau ia tidak memberikannya (misalnya suapan dsb).
LihatTutupKomentar