Kewajiban Anak Muslim Pada Kerabat

Kewajiban anak muslim pada kerabatnya seperti : saudara-saudara ayah yang laki-laki dan perempuan, saudara-saudara ibu yang laki-laki dan perempuan, anak-anak mereka dan anak dari saudara-saudara laki-laki dan perempuan.
Kewajiban Anak Muslim Pada Kerabat
Kewajiban anak muslim pada kerabatnya seperti : saudara-saudara ayah yang laki-laki dan perempuan, saudara-saudara ibu yang laki-laki dan perempuan, anak-anak mereka dan anak dari saudara-saudara laki-laki dan perempuan.

Terjemah Akhlaq Lil Banin Juz 2
Penulis: Al – Ustadz Umar Baradja
Judul asli: Al-Akhlaq lil Banin Al-Juz 2
Judul lengkap: الأخلاق للبنين لطلاب المدارس الإسلامية بإندونيسيا
Judul versi terjemah: Bimbingan Akhlak Bagi Anak Jilid 2
Penerjemah:

Daftar Isi

11 Persatuan menimbulkan kekuatan

Di ceritakan bahwa seorang laki-laki mempunyai banyak anak. Ketika hamper datang ajalnya, ia memanggil mereka dan memberi kepada masing-masing seikat tombak dan menyuruh mereka mematahkannya. Merekapun berusaha mematahkannya sekuat tenaga, namun mereka tidak mampu. Kemudian orang itu melepaskan ikatan tombak dan memberi masing-masing mereka sebatang tombak. Maka mereka mematahkan dengan mudah. Kemudian ia berkata kepada mereka “ perumpamaan kalian adalah seperti ikatan, jika kalian bersatu dan berkumpul , maka musuhmu tidak mampu mengalahkanmu seperti ikatan tombak yang telah dilepas dan dapat kalian patahkan tanpa susah payah” kemudian ia melagukan syair :
Bersatulah hai anak-anakku pada waktu Musibah menimpa ***
Dan jangan berpecah belah sendiri-sendiri

Tombak-tombak itu tidak bisa patah jika *** Dikumpulkan jadi satu
Apabila dipisah-pisah, dapatlah di patahkan *** Satu demi satu [alkhoirot.org]

12 Apa kewajibanmu terhadap Para kerabatmu?

1. Sesungguhnya orang terdekat setelah ibu bapakmu dan saudara-saudaramu adalah para kerabatmu seperti : saudara-saudara ayahmu yang laki-laki dan perempuan, saudara-saudara ibumu yang laki-laki dan perempuan, anak-anak mereka dan anak dari saudara-saudaramu laki-laki dan perempuan. Dalam hadits : “bibi (saudara perempuan ibu ) itu sederajat dengan ibu. Paman (saudara laki-laki ayah) seseorang adalah sederajat dengan ayahnya. Putra saudara perempuan dari suatu kaum adalah termasuk golongan mereka.” Para kerabatmu mencintaimu dan mencintai ibu bapakmu. Maka apakah yang harus engkau lakukan terhadap mereka?

2. Engkau harus memperlakukan mereka seperti memperlakukan saudara-saudaramu. Maka hormatilah orang-orang tua diantara mereka dan hendaklah menyayangi anak kecil mereka. Engkau bantu mereka dalam pekerjaan mereka dan hendaklah menolong yang membutuhkan di antara mereka serta mengujungi mereka dalam dalam waktu-waktu tertentu, khususnya hari-hari raya, hari-hari gembira dan waktu-waktu musibah dan kesedihan. Apabila kerabatmu sakit, segeralah pergi kerumahnya untuk menjeguknya dan mendoakan bagi kesehatannya. Apabila ia berpulang ke rahmat allah, maka segeralah berta’ziah ( menyatakan bela sungkawa/duka cita) kepada anak-anak dan keluarganya serta membantu mereka. Janganlah engkau sampai ketinggalan dalam menghadiri shalat atas kerabatmu yang meninggal dan mengantarkan janazahnya. Dengan itu para kerabatmu gembira, karena engkau gembira bila mereka gembira dan bersedih bila mereka bersedih. Mereka mengetahui bahwa engkau seorang anak terdidik yang menunaikan kewajiban terhadap para kerabat.

3. Bersatulah dengan para kerabatmu dan jauhilah segala sesuatu yang menyebabkan pemutus hubungan atau pertengkaran dengan mereka. Jangan mendengarkan pembicaraan pengadu domba dan maafkanlah mereka jika mereka bersalah kepadamu. Jangan mendendam kepada mereka karena kesalahan mereka dan jangan pula mendengki atas kenikmatan yang diberikan allah kepada mereka. Apabila engkau menjalankan adab-adab ini maka tentulah engkau hidup bersama kerabatmu dengan rukun dan damai, aman, dan senang. Kebahagiaan manusia tergantung pada kebahagiaan keluarga. Mereka seperti sayap bagi burung.
Penyair berkata :
Ketahuilah wahai putra paman,
Manusia adalah sayap
Bisakah burung elang terbang tanpa sayap?

4. Allah telah memerintahkan agar berbuat baik kepada para kerabat dan mangaitkan mereka dengan ibu bapak. Allah SWT berfirman : “dan sembahlah allah dan jangan mempersekutukan sesuatu dangan-Nya dan berbuat baiklah kepada ibu bapak serta anak kerabat” (an-nisa’ : 36). Dalam hadits “barang siapa beriman dengan allah dan hari akhir hendaklah ia menyambung hubungan kekeluargaan.” Orang yang berbuat baik kepada para kerabatnya, maka allah melapangkan rizkinya dan memanjangkan umurnya. Dalam hadits “ berhubungan baik dengan kerabat, memperbanyak harta, dan silaturrahmi, menambah umur dan allah mengampuni dosa-dosanya.” Datang kepada Nabi SAW seorang laki-laki lalu ia berkata “ sesungguhnya aku berdosa besar, apakah aku bisa bertaubat?” Nabi SAW bersabda : “ apakaha engkau mempunyai seorang ibu ? orang itu menjawab “tidak.” Nabi SAW bersabda lagi “ apakah engkau memunyai seorang bibi?” orang itu menjawab “ya” Nabi SAW bersabda “ berbaktilah kepadanya.” Adapun orang yang berbuat burut kepada para kerabatnya dan mengganggu mereka, maka akibatnya kebalikan dari itu. Ia terhalang untuk masuk syurga. Dalam hadits : “ tidak masuk syurga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan.” allah menyegerakan hukuman baginya didunia dalam hadits : “tiada dosa yang lebi pantas untuk disegerakan allah hukuman bagi pelakunya didunia di samping hukuman yang disimpan allah baginya diakhirat dari pada kezhaliman dan pemutusan ubungan kekeuargaan.”

5. Jika kerabatmu berbuat jahat kepadamu misalnya, maka sabarlah. Balaslah kejahatan dengan kebaikan. Dalam hadits : “ seorang laki-laki berkata, “ya rasulullah, aku mempunyai kerabat yang aku hubungi sedangkan mereka memutuskan hubungan denganku. Aku berbuat baik kepada mereka sedangkan mereka berbuat jahat kepadaku. Aku berbuat sabar kepada mereka, tetapi mereka tidak menghiraukan aku. “ maka Nabi SAW berkata “ jika benar seperti yang engkau ceritakan, maka seakan-akan engkau memberikan mereka makanan abu panas. Dan allah tetap menolongmu terhadap mereka selama engkau dalam keadaan demikian.”[alkhoirot.org]

13 Abu Talhah al-Anshary dan para Kerabatnya

Disebutkan dalam hadis sahih bahwa abu thalhah al anshary ra. Adalah seorang anshar yang paling banyak hartanya yaitu berupa pohon kurma di madinah. Hartayang paling di cintainya adalah biruha (sebidang kebu kurma) dan menghadap masjid. Adalah rasulullah saw. Memasukinya dan minum dari air yang segar tatkala turun ayat: “kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menapkahkan sebagian harta yang kamu cintai” (ali imran: 92). Datang abu thalhah kepada rasulullah saw. Lalu berkata, “ya rasulullah, allah taala telah menurunkan kepadamu: “kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu menapkahkan sebagian harta yan kamu cintai” dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah biruha’ dan ia adalah sedekah karna allah taala yang aku harapkan sebagai kebaktian dan simpanan disisi allah taala. Maka pergunakanlah ya rasululah, sesuai yang ditunjukan allah kepadamu. “maka rasulullah saw. Berkata bagus, itulah harta yang beruntung. Aku telah mendengar apa yang engkau katakan. Aku berpendapat agar engkau membagikannya bagi para kerabat” maka abu thalhah berkata “aku lakukan ya rasulullah” kemudian au thalhah membagikannya kepada para kerabatnya dan putra putra pamannya.

Cerita lain

Disaat para sahabat ra duduk didekat Nabi SAW tiba-tiba beliau bersabda, “janganlah duduk bersama kami seseorang yang memutus hubungan kekeluargaan.” Kemudian seoran pemuda berdiri dari majlis itu dan mendatangi bibinya. Sebelumnya kedua orang itu berselisih. Maka iapun meminta maaf kepadanya, kemudian kembali ke majlis. Maka rasulullah saw bersabda “ sesunguhnya rahmat itu tidak turun kepada kaum dimana terdapat seorang pemutus hubungan kekeluargaan.”[alkhoirot.org]
LihatTutupKomentar