Tafsir Quran Surah ke-48 Al-Fath
Tafsir Quran Surah ke-48 Al-Fath (Kemenangan)  jumlah ayat 29 ayah  Nama kitab: Terjemah Tafsir Jalalain  mufassir:
Jalaluddin Al-Mahalli Al-Mahalli 
Tafsir Quran Surah ke-48 Al-Fath (Kemenangan) jumlah ayat 29 ayah
Nama kitab: Terjemah Tafsir Jalalain 
Judul kitab asal: Tafsir Al-Jalalain (Tafsir oleh Dua Jalaluddin)
Nama mufassir:
1. Jalaluddin Al-Mahalli. (Lahir: 791 - 864 Hijriyah / Wafat: 1389 - 1459 Masehi)
Nama
 lengkap: Jalaluddin, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim 
Al-Mahalli Al-Syafi'i (محمد بن أحمد بن محمد بن إبراهيم المحلي الشافعي)
2. Jalaluddin Al-Suyuti (Lahir: 3 Oktober 1445 M / 1 Rajab 849 H; wafat: 18 Oktober 1505 M / 19 Jumadi Ula 911 H)
Nama lengkap: Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Al-Suyuti (جلال الدين عبد الرحمن بن أبي بكر السيوطي)
Penerjemah ke Bahasa Indonesia:
Bidang studi: Tafsir Al-Quran 
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ 
الرَّحِيمِ
{ إنا فتحنا لك } قضينا بفتح مكة وغيرها في المستقبل عنوة بجهادك { فتحا مبينا } بينا ظاهرا 
1.
 (Sesungguhnya Kami telah memberikan kemenangan kepadamu) maksudnya Kami
 telah memastikan kemenangan bagimu atas kota Mekah dan kota-kota 
lainnya di masa mendatang secara paksa melalui jihadmu (yaitu kemenangan
 yang nyata) artinya, kemenangan yang jelas dan nyata.
 { ليغفر لك الله } بجهادك { ما تقدم من ذنبك وما تأخر } منه لترغب أمتك في
 الجهاد وهو مؤول لعصمة الأنبياء عليهم الصلاة والسلام بالدليل العقلي 
القاطع من الذنوب واللام للعلة الغائبة فمدخولها مسبب لا سبب { ويتم } 
بالفتح المذكور { نعمته } إنعامه { عليك ويهديك } به { صراطا } طريقا { 
مستقيما } يثبتك عليه وهو دين الإسلام 
2.
 (Supaya Allah memberi ampunan kepadamu) berkat jihadmu itu (terhadap 
dosamu yang telah lalu dan yang akan datang) supaya umatmu mau berjihad 
karena akan mendapat ampunan seperti kamu. Pengertian ayat ini 
mengandung penakwilan, mengingat para nabi maksum dari segala perbuatan 
dosa yang hal ini telah ditetapkan berdasarkan dalil aqli dan naqli. 
Dengan demikian maka huruf Lam pada permulaan ayat ini menunjukkan makna
 Illatul Ghaaiyyah dan lafal yang dimasukinya merupakan Musabbab bukan 
Sebab (serta menyempurnakan) melalui kemenangan tersebut (nikmat-Nya) 
pemberian nikmat-Nya (atasmu dan memimpin kamu) melalui kemenangan itu 
(kepada jalan) yakni tuntunan (yang lurus) artinya Allah memantapkan 
kamu pada agama Islam.
 { وينصرك الله } به { نصرا عزيزا } ذا عز لا ذل معه 
3.
 (Dan supaya Allah menolongmu) melalui agama Islam itu (dengan 
pertolongan yang mulia) tidak pernah hina atau pertolongan yang kuat dan
 tidak dapat dikalahkan.
 { هو الذي أنزل السكينة } الطمأنينة { في قلوب المؤمنين ليزدادوا إيمانا 
مع إيمانهم } بشرائع الدين كلما نزل واحدة منها آمنوا بها ومنها الجهاد { 
ولله جنود السماوات والأرض } فلو أراد نصر دينه بغيركم لفعل { وكان الله 
عليما } بخلقه { حكيما } في صنعه أي لم يزل متصفا بذلك 
4.
 (Dialah yang telah menurunkan ketenangan) yakni ketenteraman (ke dalam 
kalbu orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping 
keimanan mereka) kepada syariat-syariat agama, yaitu sewaktu turun salah
 satu daripadanya mereka langsung beriman antara lain ialah syariat 
berjihad. (Dan kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi) jika Dia 
menghendaki untuk menolong agama-Nya tanpa kalian, niscaya Dia dapat 
melakukannya (dan adalah Allah Maha Mengetahui) semua makhluk-Nya (lagi 
Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya, yakni Dia terus-menerus bersifat
 demikian.
 { ليدخل } متعلق بمحذوف أي أمر بالجهاد { المؤمنين والمؤمنات جنات تجري من
 تحتها الأنهار خالدين فيها ويكفر عنهم سيئاتهم وكان ذلك عند الله فوزا 
عظيما }
5.
 (Supaya Dia memasukkan) lafal Liyudkhila ini berta'alluq kepada lafal 
yang tidak disebutkan, yakni Dia memerintahkan berjihad supaya 
memasukkan (orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga 
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan 
supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu 
adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah.)
 { ويعذب المنافقين والمنافقات والمشركين والمشركات الظانين بالله ظن السوء
 } بفتح السين وضمها في المواضع الثلاثة ظنوا أنه لا ينصر محمدا صلى الله 
عليه و سلم والؤمنين { عليهم دائرة السوء } بالذل والعذاب { وغضب الله 
عليهم ولعنهم } أبعدهم { وأعد لهم جهنم وساءت مصيرا } مرجعا 
6.
 (Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan 
dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu 
berprasangka buruk terhadap Allah) dapat dibaca As-Sau' atau As-Suu' dan
 demikian pula pada ayat selanjutnya. Mereka berprasangka bahwa Allah 
pasti tidak akan menolong Nabi Muhammad  dan orang-orang mukmin. (Mereka akan mendapat giliran yang amat buruk) 
yaitu akan mendapatkan kehinaan dan azab (dan Allah memurkai mereka dan 
mengutuk mereka) artinya menjauhkan mereka dari rahmat-Nya (serta 
menyediakan bagi mereka neraka Jahanam. Dan neraka Jahanam itulah 
seburuk-buruk tempat kembali) tempat kembali yang paling buruk.
 dan orang-orang mukmin. (Mereka akan mendapat giliran yang amat buruk) 
yaitu akan mendapatkan kehinaan dan azab (dan Allah memurkai mereka dan 
mengutuk mereka) artinya menjauhkan mereka dari rahmat-Nya (serta 
menyediakan bagi mereka neraka Jahanam. Dan neraka Jahanam itulah 
seburuk-buruk tempat kembali) tempat kembali yang paling buruk.
 dan orang-orang mukmin. (Mereka akan mendapat giliran yang amat buruk) 
yaitu akan mendapatkan kehinaan dan azab (dan Allah memurkai mereka dan 
mengutuk mereka) artinya menjauhkan mereka dari rahmat-Nya (serta 
menyediakan bagi mereka neraka Jahanam. Dan neraka Jahanam itulah 
seburuk-buruk tempat kembali) tempat kembali yang paling buruk.
 dan orang-orang mukmin. (Mereka akan mendapat giliran yang amat buruk) 
yaitu akan mendapatkan kehinaan dan azab (dan Allah memurkai mereka dan 
mengutuk mereka) artinya menjauhkan mereka dari rahmat-Nya (serta 
menyediakan bagi mereka neraka Jahanam. Dan neraka Jahanam itulah 
seburuk-buruk tempat kembali) tempat kembali yang paling buruk.
 { ولله جنود السماوات والأرض وكان الله عزيزا } في ملكه { حكيما } في صنعه أي لم يزل متصفا بذلك 
7.
 (Dan kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha 
Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam 
perbuatan-Nya, yakni Dia terus-menerus bersifat demikian.
 { إنا أرسلناك شاهدا } على أمتك في القيامة { ومبشرا } لهم في الدنيا { ونذيرا } منذرا مخوفا فيها من عمل سوءا بالنار 
8.
 (Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi) atas umatmu pada hari 
kiamat nanti (dan pembawa berita gembira) kepada mereka di dunia (dan 
pemberi peringatan) maksudnya memberi peringatan dan mempertakuti mereka
 selama di dunia akan siksa neraka kelak di akhirat bila mereka 
melakukan perbuatan yang berdosa.
 { لتؤمنوا بالله ورسوله } بالياء والتاء فيه وفي الثلاثة بعده { وتعزروه }
 ينصروه وقرىء بزايين مع الفوقانية { وتوقروه } يعظموه وضميرهما لله أو 
لرسوله { وتسبحوه } أي الله { بكرة وأصيلا } بالغداة والعشي 
9.
 (Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya) lafal 
Litu`minuu dapat dibaca Liyu`minuu, demikian pula pada tiga tempat 
lainnya dalam ayat ini, sesudahnya (menguatkan agama-Nya) maksudnya 
supaya kalian menolong agama-Nya; dan menurut suatu qiraat lafal 
Tu'azziruuhu dibaca Tu'azzizuuhu (membesarkan-Nya) artinya supaya kalian
 mengagungkan-Nya, Dhamir pada kedua fi'il tersebut dapat merujuk, 
kepada Allah atau Rasul-Nya (dan supaya kalian bertasbih kepada-Nya) 
yakni kepada Allah (di waktu pagi dan petang) pada setiap pagi dan sore.
 { إن الذين يبايعونك } بيعة الرضوان بالحديبية { إنما يبايعون الله } هو 
نحو { من يطع الرسول فقد أطاع الله } { يد الله فوق أيديهم } التي بايعوا 
بها النبي أي هو تعالى مطلع على مبايعتهم فيجازيهم عليها { فمن نكث } نقض 
البيعة { فإنما ينكث } يرجع وبال نقضه { على نفسه ومن أوفى بما عاهد عليه 
الله فسيؤتيه } بالياء والنون { أجرا عظيما }
10.
 (Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu) yaitu 
melakukan baiat Ridwan di Hudaibiah (sesungguhnya mereka berjanji setia 
kepada Allah) pengertian ini sama dengan makna yang terkandung dalam 
ayat lainnya, yaitu firman-Nya, "Barang siapa yang menaati rasul, 
sesungguhnya ia telah menaati Allah." (Q.S. An-Nisa, 80). (Tangan 
kekuasaan Allah berada di atas tangan mereka) yang berbaiat kepada Nabi  Maksudnya, bahwa Allah
 Maksudnya, bahwa Allah  menyaksikan pembaiatan mereka, maka Dia kelak akan memberikan balasan 
pahala-Nya kepada mereka (maka barang siapa yang melanggar janjinya) 
yakni merusak baiatnya (maka sesungguhnya ia hanya melanggar) karena itu
 akibat dari pelanggarannya akan menimpa (dirinya sendiri dan barang 
siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya) dapat 
dibaca Fasaya`tiihi atau Fasanu`tiihi, kalau dibaca Fasanu`tihi artinya,
 Kami akan memberinya (pahala yang besar.)
 menyaksikan pembaiatan mereka, maka Dia kelak akan memberikan balasan 
pahala-Nya kepada mereka (maka barang siapa yang melanggar janjinya) 
yakni merusak baiatnya (maka sesungguhnya ia hanya melanggar) karena itu
 akibat dari pelanggarannya akan menimpa (dirinya sendiri dan barang 
siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya) dapat 
dibaca Fasaya`tiihi atau Fasanu`tiihi, kalau dibaca Fasanu`tihi artinya,
 Kami akan memberinya (pahala yang besar.)
 Maksudnya, bahwa Allah
 Maksudnya, bahwa Allah  menyaksikan pembaiatan mereka, maka Dia kelak akan memberikan balasan 
pahala-Nya kepada mereka (maka barang siapa yang melanggar janjinya) 
yakni merusak baiatnya (maka sesungguhnya ia hanya melanggar) karena itu
 akibat dari pelanggarannya akan menimpa (dirinya sendiri dan barang 
siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya) dapat 
dibaca Fasaya`tiihi atau Fasanu`tiihi, kalau dibaca Fasanu`tihi artinya,
 Kami akan memberinya (pahala yang besar.)
 menyaksikan pembaiatan mereka, maka Dia kelak akan memberikan balasan 
pahala-Nya kepada mereka (maka barang siapa yang melanggar janjinya) 
yakni merusak baiatnya (maka sesungguhnya ia hanya melanggar) karena itu
 akibat dari pelanggarannya akan menimpa (dirinya sendiri dan barang 
siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya) dapat 
dibaca Fasaya`tiihi atau Fasanu`tiihi, kalau dibaca Fasanu`tihi artinya,
 Kami akan memberinya (pahala yang besar.)
 { سيقول لك المخلفون من الأعراب } حول المدينة أي الذين خلفهم الله عن 
صحبتك لما طلبتهم ليخرجوا معك إلى مكة خوفا من تعرض قريش لك عام الحديبية 
إذا رجعت منها { شغلتنا أموالنا وأهلونا } عن الخروج معك { فاستغفر لنا } 
الله من ترك الخروج معك قال تعالى مكذبا لهم : { يقولون بألسنتهم } أي من 
طلب الإستغفار وما قبله { ما ليس في قلوبهم } فهم كاذبون في اعتذارهم { قل 
فمن } استفهام بمعنى النفي أي لا أحد { يملك لكم من الله شيئا إن أراد بكم 
ضرا } بفتح الضاد وضمها { أو أراد بكم نفعا بل كان الله بما تعملون خبيرا }
 أي لم يزل متصفا بذلك 
11.
 (Orang-orang Badui yang tertinggal akan mengatakan) yang dimaksud 
adalah mereka yang tinggal di sekitar kota Madinah yang tidak mau ikut 
dengan kamu sewaktu kamu meminta mereka supaya berangkat bersamamu ke 
Mekah pada tahun perjanjian Hudaibiah karena merasa takut orang-orang 
Quraisy nanti akan mencegatmu. Mereka akan mengatakan sekembalimu dari 
Mekah, ("Harta dan keluarga kami telah merintangi kami) sehingga kami 
tidak dapat keluar untuk berangkat bersamamu (maka mohonkanlah ampunan 
untuk kami") kepada Allah, karena kami tidak dapat ikut keluar 
bersamamu. Lalu Allah menjawab kepada mereka seraya mendustakan alasan 
mereka itu melalui firman selanjutnya, ("Mereka mengucapkan dengan 
lidahnya) yaitu meminta untuk memohonkan ampunan buat mereka dan 
perkataan mereka yang lainnya sebelum itu (apa yang tidak ada dalam 
hatinya) karena mereka adalah orang-orang yang berdusta di dalam 
alasannya. (Katakanlah, "Maka siapakah) Istifham atau kata tanya di sini
 mengandung makna negatif, yakni tidak ada seorang pun (yang dapat 
menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudaratan bagi 
kalian) dapat dibaca Dharran atau Dhurran (atau jika Dia menghendaki 
manfaat bagi kalian." Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian 
kerjakan) artinya Dia terus-menerus bersifat demikian.
 { بل } في الموضعين للإنتقال من غرض إلى آخر { ظننتم أن لن ينقلب الرسول 
والمؤمنون إلى أهليهم أبدا وزين ذلك في قلوبكم } أي أنهم يستأصلون بالقتل 
فلا يرجعون { وظننتم ظن السوء } هذا وغيره { وكنتم قوما بورا } جمع بائر أي
 هالكين عند الله بهذا الظن 
12.
 (Tetapi) lafal Bal pada kedua tempat, yakni pada ayat ini dan ayat 
sebelumnya, menunjukkan makna Intiqal atau perpindahan dari suatu 
pembahasan kepada pembahasan yang lain (kalian menyangka bahwa rasul dan
 orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarganya 
untuk selama-lamanya dan hal tersebut dipandang baik menurut hati 
kalian) yakni bahwa mereka mengharapkan supaya rasul dan orang-orang 
mukmin tertumpas habis sehingga mereka tidak kembali lagi ke Madinah 
(dan kalian telah menyangka dengan sangkaan-sangkaan yang buruk) yakni 
sangkaan seperti ini dan sangkaan-sangkaan yang buruk lainnya (dan 
kalian menjadi kaum yang binasa) lafal Buura adalah bentuk jamak dari 
lafal Baairun, yakni binasa menurut Allah dengan berprasangka seperti 
itu.  
 { ومن لم يؤمن بالله ورسوله فإنا أعتدنا للكافرين سعيرا } نارا شديدة 
13.
 (Dan barang siapa yang tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya maka 
sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang kafir neraka yang 
menyala-nyala) neraka yang apinya sangat besar nyalanya.
 { ولله ملك السموات والأرض يغفر لمن يشاء ويعذب من يشاء وكان الله غفورا رحيما } أي لم يزل متصفا بما ذكر 
14.
 (Dan hanya kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi, Dia memberi 
ampun kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan mengazab siapa yang 
dikehendaki-Nya Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang") 
Dia terus menerus bersifat demikian.
 { سيقول المخلفون } المذكورون { إذا انطلقتم إلى مغانم } هي مغانم خيبر { 
لتأخذوها ذرونا } اتركونا { نتبعكم } لنأخذ منها { يريدون } بذلك { أن 
يبدلوا كلام الله } وفي قراءة : كلم الله بكسر اللام أي مواعيده بغنائم 
خيبر أهل الحديبية خاصة { قل لن تتبعونا كذلكم قال الله من قبل } أي قبل 
عودنا { فسيقولون بل تحسدوننا } أن نصيب معكم من الغنائم فقلتم ذلك { بل 
كانوا لا يفقهون } من الدين { إلا قليلا } منهم 
15.
 (Orang-orang yang tertinggal itu akan berkata) yakni mereka yang telah 
disebutkan tadi (apabila kalian berangkat menuju tempat barang rampasan)
 yang dimaksud adalah ganimah perang Khaibar (untuk mengambilnya, 
"Biarkanlah kami) maksudnya janganlah kalian halangi kami (mengikuti 
kalian") supaya kami dapat mengambil sebagian dari ganimah tersebut 
(mereka bermaksud) dengan sikap mereka yang demikian itu (hendak merubah
 keputusan Allah) menurut suatu qiraat dibaca Kalimullah artinya, janji 
atau ancaman-Nya. Maksudnya, mereka mengubah ancaman Allah dengan 
ganimah Khaibar yang khusus hanya untuk mereka yang ikut dalam baiat 
Ridwan di Hudaibiyah. (Katakanlah, "Kalian sekali-kali tidak boleh 
mengikuti kami; demikian Allah telah menetapkan sebelumnya") sebelum 
kami kembali (mereka akan mengatakan, "Sebenarnya kalian dengki kepada 
kami") bila kami ikut memperoleh ganimah bersama kalian, karena bagian 
kalian akan berkurang jadinya. (Bahkan mereka tidak mengerti) masalah 
agama (melainkan sedikit sekali) dari kalangan mereka yang mengerti 
tentangnya.
 { قل للمخلفين من الأعراب } المذكورين اختبارا { ستدعون إلى قوم أولي } 
أصحاب { بأس شديد } قيل هم بنو حنيفة أصحاب اليمامة وقيل فارس والروم { 
تقاتلونهم } حال مقدرة هي المدعو إليها في المعنى { أو } هم { يسلمون } فلا
 تقاتلون { فإن تطيعوا } إلى قتالهم { يؤتكم الله أجرا حسنا وإن تتولوا كما
 توليتم من قبل يعذبكم عذابا أليما } مؤلما 
16.
 (Katakanlah kepada orang-orang Badui yang tertinggal,) yakni 
orang-orang Badui yang tertinggal tadi sebagai cobaan buat mereka 
("Kalian akan diajak untuk memerangi kaum yang mempunyai) kaum yang 
memiliki (kekuatan yang besar) menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa 
yang dimaksud adalah menghadapi orang-orang Bani Hanifah yang menguasai 
tanah Yamamah, dan menurut pendapat yang lain lagi, yang dimaksud adalah
 kerajaan Persia dan kerajaan Romawi (kalian akan memerangi mereka) 
lafal ayat ini menjadi Hal atau kata keterangan keadaan bagi lafal yang 
diperkirakan keberadaannya, yaitu kaum yang dimaksud tadi (atau) mereka 
(menyerah) karena itu maka kalian tidak berperang lagi. (Maka jika 
kalian patuhi) ajakan untuk memerangi mereka itu (niscaya Allah akan 
memberikan kepada kalian pahala yang baik dan jika kalian berpaling 
sebagaimana kalian telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab
 kalian dengan azab yang pedih") azab yang menyakitkan.
 { ليس على الأعمى حرج ولا على الأعرج حرج ولا على المريض حرج } في ترك 
الجهاد { ومن يطع الله ورسوله يدخله } بالياء والنون { جنات تجري من تحتها 
الأنهار ومن يتول يعذبه } بالياء والنون { عذابا أليما }
17.
 (Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan 
atas orang yang sakit) apabila tidak ikut berjihad. (Dan barang siapa 
yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya) 
dapat dibaca Yudkhilhu atau Nudkhilhu, kalau dibaca Nudkhilhu artinya, 
niscaya Kami akan memasukkannya (ke dalam surga yang mengalir di 
bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan 
diazab-Nya) dapat dibaca Yu'adzdzibhu atau Nu'adzdzibhu, kalau dibaca 
Nu'adzdzibhu artinya, niscaya Kami akan mengazabnya (dengan azab yang 
pedih.)
 { لقد رضي الله عنها المؤمنين إذ يبايعونك } بالحديبية { تحت الشجرة } هي 
سمرة وهم ألف وثلثمائة أو أكثر ثم بايعهم على أن يناجزوا قريشا وأن لا 
يفروا من الموت { فعلم } الله { ما في قلوبهم } من الصدق والوفاء { فأنزل 
السكينة عليهم وأثابهم فتحا قريبا } هو فتح خيبر بعد إنصرافهم من الحديبية 
18.
 (Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika 
mereka berjanji setia kepadamu) di Hudaibiyah (di bawah pohon) yaitu 
pohon Samurah, jumlah mereka yang menyatakan baiat itu ada seribu tiga 
ratus orang atau lebih. Kemudian mereka berbaiat kepada Nabi saw. yaitu 
hendaknya mereka saling bahu-membahu melawan orang-orang Quraisy dan 
janganlah mereka lari karena takut mati (maka Dia mengetahui) yakni 
Allah mengetahui (apa yang ada dalam hati mereka) yaitu kejujuran dan 
kesetiaan mereka (lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi 
balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat waktunya) yaitu 
takluknya tanah Khaibar sesudah mereka kembali dari Hudaibiyah.
 { ومغانم كثيرة يأخذونها } من خيبر { وكان الله عزيزا حكيما } أي لم يزل متصفا بذلك 
19.
 (Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil) dari tanah 
Khaibar. (Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) Dia 
terus-menerus bersifat demikian.
 { وعدكم الله مغانم كثيرة تأخذونها } من الفتوحات { فعجل لكم هذه } غنيمة 
خيبر { وكف أيدي الناس عنكم } في عيالكم لما خرجتم وهمت بهم اليهود فقذف 
الله في قلوبهم الرعب { ولتكون } أي المعجلة عطف على مقدر أي لشكروه { آية 
للمؤمنين } في نصرهم { ويهديكم صراطا مستقيما } أي طريق التوكل عليه وتفويض
 الأمر إليه تعالى 
20.
 (Allah menjanjikan kepada kalian harta rampasan yang banyak yang dapat 
kalian ambil) dari penaklukan-penaklukan (maka disegerakan-Nya harta 
rampasan ini untuk kalian) yang dimaksud adalah harta rampasan tanah 
Khaibar (dan Dia menahan tangan manusia dari kalian) yakni ulah mereka 
terhadap anak-anak dan istri-istri kalian sewaktu kalian berangkat 
berperang dan memang orang-orang Yahudi, sewaktu kalian keluar bermaksud
 untuk membinasakan mereka, akan tetapi Allah melemparkan ke dalam hati 
mereka rasa takut sehingga mereka tidak berani melakukannya (dan agar 
hal itu) yakni harta rampasan yang disegerakan itu; lafal ayat ini 
diathafkan kepada lafal yang diperkirakan keberadaannya; yaitu lafal 
Litasykuruuhu yang artinya, supaya kalian bersyukur kepada-Nya (menjadi 
bukti bagi orang-orang mukmin) yang menunjukkan bahwa mereka mendapat 
pertolongan dari Allah (dan agar Dia menunjuki kalian kepada jalan yang 
lurus) yakni jalan untuk bertawakal dan menyerahkan segala sesuatu 
kepada Allah 

 { وأخرى } صفة مغانم مقدرا مبتدأ { لم تقدروا عليها } هي من فارس والروم {
 قد أحاط الله بها } علم أنها ستكون لكم { وكان الله على كل شيء قديرا } أي
 لم يزل متصفا بذلك 
21.
 (Dan harta-harta rampasan yang lain) lafal Ukhraa ini menjadi Sifat 
dari lafal yang diperkirakan keberadaannya yaitu Maghaanima yang 
berkedudukan menjadi Mubtada (yang kalian belum dapat menguasainya) 
yaitu harta rampasan dari negeri Persia dan negeri Romawi (yang sungguh 
Allah telah meliputinya) dengan ilmu-Nya bahwa semuanya kelak akan 
kalian raih. (Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) yakni Dia
 terus menerus bersifat demikian.
 { ولو قاتلكم الذين كفروا } بالحديبية { لولوا الأدبار ثم لا يجدون وليا } يحرسهم { ولا نصيرا }
22.
 (Dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kalian) sewaktu kalian 
di Hudaibiah (pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang, 
kemudian mereka tiada memperoleh pelindung) yang dapat memelihara dan 
menjaga mereka (dan tidak pula penolong.)
 { سنة الله } مصدر مؤكد لمضمون الجملة قبله من هزيمة الكافرين ونصر 
المؤمنين أي سن الله ذلك سنة { التي قد خلت من قبل ولن تجد لسنة الله 
تبديلا } منه 
23.
 (Sebagai suatu sunatullah) lafal ayat ini adalah Mashdar yang berfungsi
 mengukuhkan makna jumlah kalimat sebelumnya, yaitu mengenai kalahnya 
orang-orang kafir dan ditolong-Nya orang-orang mukmin. Maksudnya yang 
demikian itu merupakan suatu sunatullah (yang telah berlaku sejak 
dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan bagi sunatullah 
itu) sebagai ganti darinya.
 { وهو الذي كف أيديهم عنكم وأيديكم عنهم ببطن مكة } بالحديبية { من بعد أن
 أظفركم عليهم } فإن ثمانين منهم طافوا بعسكركم ليصيبوا منكم فأخذوا وأتي 
بهم إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم فعفا عنهم وخلى سبيلهم فكان ذلك سبب
 الصلح { وكان الله بما تعملون بصيرا } بالياء والتاء أي لم يزل متصفا بذلك
 
24.
 (Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari kalian dan tangan kalian 
dari mereka di lembah Mekah) yakni di Hudaibiah (sesudah Allah 
memenangkan kalian atas mereka) karena sesungguhnya delapan puluh orang 
lelaki dari kalangan mereka mengelilingi perkemahan kalian dengan tujuan
 untuk menyergap kalian, tetapi akhirnya mereka dapat dilumpuhkan dan 
mereka dihadapkan kepada Rasulullah  maka ia memberi maaf kepada mereka lalu dilepaskannya mereka dengan 
bebas. Hal ini merupakan penyebab adanya perjanjian gencatan senjata 
(dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.) Lafal 
Ta'maluuna dapat dibaca Ya'maluuna, kalau dibaca Ya'maluuna maka 
artinya, "Dan adalah Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." 
Maksud ungkapan ayat ini ialah bahwa Allah masih tetap bersifat 
demikian.
 maka ia memberi maaf kepada mereka lalu dilepaskannya mereka dengan 
bebas. Hal ini merupakan penyebab adanya perjanjian gencatan senjata 
(dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.) Lafal 
Ta'maluuna dapat dibaca Ya'maluuna, kalau dibaca Ya'maluuna maka 
artinya, "Dan adalah Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." 
Maksud ungkapan ayat ini ialah bahwa Allah masih tetap bersifat 
demikian.
 maka ia memberi maaf kepada mereka lalu dilepaskannya mereka dengan 
bebas. Hal ini merupakan penyebab adanya perjanjian gencatan senjata 
(dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.) Lafal 
Ta'maluuna dapat dibaca Ya'maluuna, kalau dibaca Ya'maluuna maka 
artinya, "Dan adalah Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." 
Maksud ungkapan ayat ini ialah bahwa Allah masih tetap bersifat 
demikian.
 maka ia memberi maaf kepada mereka lalu dilepaskannya mereka dengan 
bebas. Hal ini merupakan penyebab adanya perjanjian gencatan senjata 
(dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.) Lafal 
Ta'maluuna dapat dibaca Ya'maluuna, kalau dibaca Ya'maluuna maka 
artinya, "Dan adalah Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." 
Maksud ungkapan ayat ini ialah bahwa Allah masih tetap bersifat 
demikian.
 { هم الذين كفروا وصدوكم عن المسجد الحرام } أي عن الوصول إليه { والهدي }
 معطوف على كم { معكوفا } محبوسا حال { أن يبلغ محله } أي مكانه الذي ينحر 
فيه عادة وهو الحرم بدل اشتمال { ولولا رجال مؤمنون ونساء مؤمنات } موجودون
 بمكة مع الكفار { لم تعلموهم } بصفة الإيمان { أن تطئوهم } أي تقتلوهم مع 
الكفار لو أذن لكم في الفتح بدل اشتمال من هم { فتصيبكم منهم معرة } أي إثم
 { بغير علم } منكم به وضمائر الغيبة للصنفين بتغليب الذكور وجواب لولا 
محذوف أي لأذن لكم في الفتح لكن لم يؤذن فيه حينئذ { ليدخل الله في رحمته 
من يشاء } كالمؤمنين المذكورين { لو تزيلوا } تميزوا عن الكفار { لعذبنا 
الذين كفروا منهم } من أهل مكة حينئذ بأن نأذن لكم في فتحها { عذابا أليما }
 مؤلما 
25.
 (Merekalah orang-orang yang kafir yang menghalangi kalian dari 
Masjidilharam) yakni menghalangi kalian untuk memasukinya (dan hewan 
kurban) diathafkan kepada Dhamir Kum yang ada pada lafal Washadduukum 
(dalam keadaan tertahan) yakni terhenti, lafal ini menjadi Hal atau kata
 keterangan keadaan (tidak dapat mencapai tempatnya) yaitu tempat 
penyembelihannya sebagaimana biasanya, lafal ayat ini berkedudukan 
menjadi Badal Isytimal. (Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mukmin
 dan perempuan-perempuan yang mukmin) yang masih ada tinggal bersama 
dengan orang-orang kafir di Mekah (yang tiada kalian ketahui) keimanan 
mereka (bahwa kalian akan membunuh mereka) kalian akan membunuh mereka 
bersama dengan orang-orang kafir, sekiranya kalian diizinkan-Nya untuk 
melakukan penaklukan. Lafal ayat ini menjadi Badal Isytimal dari Dhamir 
Hum yang terdapat pada lafal Lam Ta'lamuuhum (yang menyebabkan kalian 
berdosa) yakni perbuatan yang berdosa (tanpa pengetahuan) kalian 
tentangnya. Semua Dhamir Ghaibah yang ada menunjukkan makna untuk kedua 
jenis, yaitu jenis lelaki dan perempuan, hal tersebut hanya 
memprioritaskan Mudzakkar. Jawab dari lafal Laulaa tidak disebutkan, 
yakni tentulah Allah mengizinkan kalian untuk melakukan penaklukan, 
tetapi ketika itu Dia ternyata tidak mengizinkan kalian melakukan hal 
itu. (Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam 
rahmat-Nya) seperti orang-orang mukmin yang telah disebutkan tadi. 
(Sekiranya mereka tidak bercampur-baur) seandainya mereka membedakan 
dari orang-orang kafir (tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di
 antara mereka) yakni di antara penduduk Mekah pada saat itu juga, 
seumpamanya Kami memberikan izin kepada kalian untuk melakukan 
penaklukan (dengan azab yang pedih) azab yang menyakitkan.
 { إذ جعل } متعلق بعذبنا { الذين كفروا } فاعل { في قلوبهم الحمية } 
الأنفة من الشيء { حمية الجاهلية } بدل من الحمية وهي صدهم النبي وأصحابه 
عن المسجد الحرام { فأنزل الله سكينته على رسوله وعلى المؤمنين } فصالحوهم 
على أن يعودوا من قابل ولم يلحقهم من الحمية ما لحق الكفار حتى يقاتلوهم { 
وألزمهم } أي المؤمنين { كلمة التقوى } لا إله إلا الله محمد رسول الله 
وأضيفت إلى التقوى لأنها سببها { وكانوا أحق بها } بالكلمة من الكفار { 
وأهلها } عطف تفسيري { وكان الله بكل شيء عليما } أي لم يزل متصفا بذلك ومن
 معلومه تعالى أنهم أهلها 
26.
 (Ketika menanamkan) berta'alluq kepada lafal La'adzdzabnaa (orang-orang
 kafir itu) menjadi Fa'il dari lafal Ja'ala (ke dalam hati mereka 
kesombongan) perasaan tinggi diri dari sesuatu (yaitu kesombongan 
jahiliah) menjadi Badal dari lafal Hamiyah. Makna yang dimaksud ialah 
hambatan dan cegahan mereka terhadap Nabi dan para sahabatnya untuk 
mencapai Masjidilharam (lalu Allah menurunkan ketenangan kepada 
Rasul-Nya dan kepada orang-orang mukmin) lalu akhirnya Nabi  dan para sahabatnya mengadakan perdamaian dengan mereka, yaitu 
hendaknya mereka diperbolehkan kembali ke Mekah tahun depan dan ternyata
 mereka tidak terbakar atau terpancing oleh panasnya perasaan, tidak 
sebagaimana yang menimpa orang-orang kafir, akhirnya peperangan antara 
mereka terhindarkan (dan Allah mewajibkan kepada mereka) yakni kepada 
orang-orang mukmin (kalimat takwa) yaitu "Tiada Tuhan selain Allah dan 
Muhammad utusan Allah", kalimat ini dikaitkan dengan takwa, karena 
merupakan penyebabnya (dan adalah mereka lebih berhak dengannya) yakni 
dengan kalimat takwa itu daripada orang-orang kafir (dan patut 
memilikinya) merupakan Athaf Tafsir. (Dan adalah Allah Maha Mengetahui 
segala sesuatu) artinya Dia tetap bersifat demikian, dan di antara apa 
yang diketahui oleh Allah
 dan para sahabatnya mengadakan perdamaian dengan mereka, yaitu 
hendaknya mereka diperbolehkan kembali ke Mekah tahun depan dan ternyata
 mereka tidak terbakar atau terpancing oleh panasnya perasaan, tidak 
sebagaimana yang menimpa orang-orang kafir, akhirnya peperangan antara 
mereka terhindarkan (dan Allah mewajibkan kepada mereka) yakni kepada 
orang-orang mukmin (kalimat takwa) yaitu "Tiada Tuhan selain Allah dan 
Muhammad utusan Allah", kalimat ini dikaitkan dengan takwa, karena 
merupakan penyebabnya (dan adalah mereka lebih berhak dengannya) yakni 
dengan kalimat takwa itu daripada orang-orang kafir (dan patut 
memilikinya) merupakan Athaf Tafsir. (Dan adalah Allah Maha Mengetahui 
segala sesuatu) artinya Dia tetap bersifat demikian, dan di antara apa 
yang diketahui oleh Allah  ialah bahwa orang-orang mukmin itu berhak memiliki kalimat takwa itu.
 ialah bahwa orang-orang mukmin itu berhak memiliki kalimat takwa itu.
 dan para sahabatnya mengadakan perdamaian dengan mereka, yaitu 
hendaknya mereka diperbolehkan kembali ke Mekah tahun depan dan ternyata
 mereka tidak terbakar atau terpancing oleh panasnya perasaan, tidak 
sebagaimana yang menimpa orang-orang kafir, akhirnya peperangan antara 
mereka terhindarkan (dan Allah mewajibkan kepada mereka) yakni kepada 
orang-orang mukmin (kalimat takwa) yaitu "Tiada Tuhan selain Allah dan 
Muhammad utusan Allah", kalimat ini dikaitkan dengan takwa, karena 
merupakan penyebabnya (dan adalah mereka lebih berhak dengannya) yakni 
dengan kalimat takwa itu daripada orang-orang kafir (dan patut 
memilikinya) merupakan Athaf Tafsir. (Dan adalah Allah Maha Mengetahui 
segala sesuatu) artinya Dia tetap bersifat demikian, dan di antara apa 
yang diketahui oleh Allah
 dan para sahabatnya mengadakan perdamaian dengan mereka, yaitu 
hendaknya mereka diperbolehkan kembali ke Mekah tahun depan dan ternyata
 mereka tidak terbakar atau terpancing oleh panasnya perasaan, tidak 
sebagaimana yang menimpa orang-orang kafir, akhirnya peperangan antara 
mereka terhindarkan (dan Allah mewajibkan kepada mereka) yakni kepada 
orang-orang mukmin (kalimat takwa) yaitu "Tiada Tuhan selain Allah dan 
Muhammad utusan Allah", kalimat ini dikaitkan dengan takwa, karena 
merupakan penyebabnya (dan adalah mereka lebih berhak dengannya) yakni 
dengan kalimat takwa itu daripada orang-orang kafir (dan patut 
memilikinya) merupakan Athaf Tafsir. (Dan adalah Allah Maha Mengetahui 
segala sesuatu) artinya Dia tetap bersifat demikian, dan di antara apa 
yang diketahui oleh Allah  ialah bahwa orang-orang mukmin itu berhak memiliki kalimat takwa itu.
 ialah bahwa orang-orang mukmin itu berhak memiliki kalimat takwa itu.
 { لقد صدق الله رسوله الرؤيا بالحق } رأى رسول الله صلى الله عليه و سلم 
في النوم عام الحديبية قبل خروجه أن يدخل مكة هو وأصحابه آمنين ويحلقون 
ويقصرون فأخبر بذلك أصحابه ففرحوا فلما خرجوا معه وصدهم الكفار بالحديبية 
ورجعوا وشق عليهم ذلك وراب بعض المنافقين نزلت وقوله { بالحق } متعلق بصدق 
أو حال من الرؤيا وما بعدها تفسيرها { لتدخلن المسجد الحرام إن شاء الله } 
للتبرك { آمنين محلقين رؤوسكم } أي جميع شعورها { ومقصرين } بعض شعورها 
وهما حالان مقدرتان { لا تخافون } أبدا { فعلم } في الصلح { ما لم تعلموا }
 من الصلاح { فجعل من دون ذلك } أي الدخول { فتحا قريبا } هو فتح خيبر 
وتحقتت الرؤيا في العام القابل 
27. (Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya) Rasulullah  bermimpi pada tahun terjadinya perjanjian Hudaibiah, yaitu sebelum 
beliau berangkat menuju ke Hudaibiah, bahwasanya ia memasuki kota Mekah 
bersama-sama dengan para sahabatnya dalam keadaan aman hingga mereka 
dapat bercukur dan ada pula yang hanya memendekkan rambutnya. Kemudian 
Rasulullah
 bermimpi pada tahun terjadinya perjanjian Hudaibiah, yaitu sebelum 
beliau berangkat menuju ke Hudaibiah, bahwasanya ia memasuki kota Mekah 
bersama-sama dengan para sahabatnya dalam keadaan aman hingga mereka 
dapat bercukur dan ada pula yang hanya memendekkan rambutnya. Kemudian 
Rasulullah  menceritakan hal mimpinya itu kepada para sahabatnya, maka mereka 
sangat gembira mendengarnya. Ketika para sahabat berangkat bersama 
Rasulullah menuju Mekah, tiba-tiba mereka dihalang-halangi oleh 
orang-orang kafir sewaktu mereka sampai di Hudaibiah. Akhirnya mereka 
kembali ke Madinah dengan perasaan yang berat, pada saat itu timbullah 
rasa keraguan di dalam hati sebagian orang-orang munafik, lalu turunlah 
ayat ini. Firman-Nya, "Bil haqqi" berta'alluq kepada lafal Shadaqa, atau
 merupakan Hal atau kata keterangan keadaan dari lafal Ar-Ru'yaa 
sedangkan kalimat sesudahnya berfungsi menjadi penafsirnya (yaitu bahwa 
sesungguhnya kamu sekalian pasti akan memasuki Masjidilharam, insya 
Allah) lafal Insya Allah artinya, jika Allah menghendaki, hanyalah 
sebagai kalimat Tabarruk saja, yaitu untuk meminta keberkahan (dalam 
keadaan aman dengan mencukur rambut kepala) mencukur semua rambut kepala
 (dan mengguntingnya) yakni menggunting sebagiannya saja; kedua lafal 
ini merupakan Hal bagi lafal yang diperkirakan keberadaannya (sedangkan 
kalian tidak merasa takut) selama-lamanya (Maka Allah mengetahui) di 
dalam perjanjian damai itu (apa yang tidak kalian ketahui) mengenai 
kemaslahatan yang terkandung di dalamnya (dan Dia memberikan sebelum 
itu) sebelum kalian memasuki Mekah (kemenangan yang dekat) yaitu 
ditaklukkannya tanah Khaibar, kemudian mimpi itu menjadi kenyataan pada 
tahun berikutnya.
 menceritakan hal mimpinya itu kepada para sahabatnya, maka mereka 
sangat gembira mendengarnya. Ketika para sahabat berangkat bersama 
Rasulullah menuju Mekah, tiba-tiba mereka dihalang-halangi oleh 
orang-orang kafir sewaktu mereka sampai di Hudaibiah. Akhirnya mereka 
kembali ke Madinah dengan perasaan yang berat, pada saat itu timbullah 
rasa keraguan di dalam hati sebagian orang-orang munafik, lalu turunlah 
ayat ini. Firman-Nya, "Bil haqqi" berta'alluq kepada lafal Shadaqa, atau
 merupakan Hal atau kata keterangan keadaan dari lafal Ar-Ru'yaa 
sedangkan kalimat sesudahnya berfungsi menjadi penafsirnya (yaitu bahwa 
sesungguhnya kamu sekalian pasti akan memasuki Masjidilharam, insya 
Allah) lafal Insya Allah artinya, jika Allah menghendaki, hanyalah 
sebagai kalimat Tabarruk saja, yaitu untuk meminta keberkahan (dalam 
keadaan aman dengan mencukur rambut kepala) mencukur semua rambut kepala
 (dan mengguntingnya) yakni menggunting sebagiannya saja; kedua lafal 
ini merupakan Hal bagi lafal yang diperkirakan keberadaannya (sedangkan 
kalian tidak merasa takut) selama-lamanya (Maka Allah mengetahui) di 
dalam perjanjian damai itu (apa yang tidak kalian ketahui) mengenai 
kemaslahatan yang terkandung di dalamnya (dan Dia memberikan sebelum 
itu) sebelum kalian memasuki Mekah (kemenangan yang dekat) yaitu 
ditaklukkannya tanah Khaibar, kemudian mimpi itu menjadi kenyataan pada 
tahun berikutnya.
 bermimpi pada tahun terjadinya perjanjian Hudaibiah, yaitu sebelum 
beliau berangkat menuju ke Hudaibiah, bahwasanya ia memasuki kota Mekah 
bersama-sama dengan para sahabatnya dalam keadaan aman hingga mereka 
dapat bercukur dan ada pula yang hanya memendekkan rambutnya. Kemudian 
Rasulullah
 bermimpi pada tahun terjadinya perjanjian Hudaibiah, yaitu sebelum 
beliau berangkat menuju ke Hudaibiah, bahwasanya ia memasuki kota Mekah 
bersama-sama dengan para sahabatnya dalam keadaan aman hingga mereka 
dapat bercukur dan ada pula yang hanya memendekkan rambutnya. Kemudian 
Rasulullah  menceritakan hal mimpinya itu kepada para sahabatnya, maka mereka 
sangat gembira mendengarnya. Ketika para sahabat berangkat bersama 
Rasulullah menuju Mekah, tiba-tiba mereka dihalang-halangi oleh 
orang-orang kafir sewaktu mereka sampai di Hudaibiah. Akhirnya mereka 
kembali ke Madinah dengan perasaan yang berat, pada saat itu timbullah 
rasa keraguan di dalam hati sebagian orang-orang munafik, lalu turunlah 
ayat ini. Firman-Nya, "Bil haqqi" berta'alluq kepada lafal Shadaqa, atau
 merupakan Hal atau kata keterangan keadaan dari lafal Ar-Ru'yaa 
sedangkan kalimat sesudahnya berfungsi menjadi penafsirnya (yaitu bahwa 
sesungguhnya kamu sekalian pasti akan memasuki Masjidilharam, insya 
Allah) lafal Insya Allah artinya, jika Allah menghendaki, hanyalah 
sebagai kalimat Tabarruk saja, yaitu untuk meminta keberkahan (dalam 
keadaan aman dengan mencukur rambut kepala) mencukur semua rambut kepala
 (dan mengguntingnya) yakni menggunting sebagiannya saja; kedua lafal 
ini merupakan Hal bagi lafal yang diperkirakan keberadaannya (sedangkan 
kalian tidak merasa takut) selama-lamanya (Maka Allah mengetahui) di 
dalam perjanjian damai itu (apa yang tidak kalian ketahui) mengenai 
kemaslahatan yang terkandung di dalamnya (dan Dia memberikan sebelum 
itu) sebelum kalian memasuki Mekah (kemenangan yang dekat) yaitu 
ditaklukkannya tanah Khaibar, kemudian mimpi itu menjadi kenyataan pada 
tahun berikutnya.
 menceritakan hal mimpinya itu kepada para sahabatnya, maka mereka 
sangat gembira mendengarnya. Ketika para sahabat berangkat bersama 
Rasulullah menuju Mekah, tiba-tiba mereka dihalang-halangi oleh 
orang-orang kafir sewaktu mereka sampai di Hudaibiah. Akhirnya mereka 
kembali ke Madinah dengan perasaan yang berat, pada saat itu timbullah 
rasa keraguan di dalam hati sebagian orang-orang munafik, lalu turunlah 
ayat ini. Firman-Nya, "Bil haqqi" berta'alluq kepada lafal Shadaqa, atau
 merupakan Hal atau kata keterangan keadaan dari lafal Ar-Ru'yaa 
sedangkan kalimat sesudahnya berfungsi menjadi penafsirnya (yaitu bahwa 
sesungguhnya kamu sekalian pasti akan memasuki Masjidilharam, insya 
Allah) lafal Insya Allah artinya, jika Allah menghendaki, hanyalah 
sebagai kalimat Tabarruk saja, yaitu untuk meminta keberkahan (dalam 
keadaan aman dengan mencukur rambut kepala) mencukur semua rambut kepala
 (dan mengguntingnya) yakni menggunting sebagiannya saja; kedua lafal 
ini merupakan Hal bagi lafal yang diperkirakan keberadaannya (sedangkan 
kalian tidak merasa takut) selama-lamanya (Maka Allah mengetahui) di 
dalam perjanjian damai itu (apa yang tidak kalian ketahui) mengenai 
kemaslahatan yang terkandung di dalamnya (dan Dia memberikan sebelum 
itu) sebelum kalian memasuki Mekah (kemenangan yang dekat) yaitu 
ditaklukkannya tanah Khaibar, kemudian mimpi itu menjadi kenyataan pada 
tahun berikutnya.
 { هو الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره } أي دين الحق { على الدين 
كله } على جميع باقي الأديان { وكفى بالله شهيدا } أنك مرسل بما ذكر كما 
قال الله تعالى :
28.
 (Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang 
hak agar dimenangkan-Nya) agama yang hak itu (terhadap semua agama) atas
 agama-agama yang lainnya. (Dan cukuplah Allah sebagai saksi) bahwasanya
 kamu diutus untuk membawa hal tersebut, sebagaimana yang 
diungkapkan-Nya pada ayat berikut ini.
 { محمد } مبتدأ { رسول الله } خبره { والذين معه } أي أصحابه من المؤمنين 
مبتدأ خبره { أشداء } غلاظ { على الكفار } لا يرحمونهم { رحماء بينهم } خبر
 ثان أي متعاطفون متوادون كالوالد مع الولد { تراهم } تبصرهم { ركعا سجدا }
 حالان { يبتغون } مستأنف يطلبون { فضلا من الله ورضوانا سيماهم } علامتهم 
مبتدأ { في وجوههم } خبره وهو نور وبياض يعرفون به في الآخرة أنهم سجدوا في
 الدنيا { من أثر السجود } متعلق بما تعلق به الخبر أي كائنة وأعرب حالا من
 ضميره المنتقل إلى الخبر { ذلك } الوصف المذكور { مثلهم } صفتهم { في 
التوراة } مبتدأ وخبره { ومثلهم في الإنجيل } مبتدأ خبره { كزرع أخرج شطأه }
 بسكون الطاء وفتحها : فراخه { فآزره } بالمد والقصر قواه وأعانه { فاستغلظ
 } غلظ { فاستوى } قوي واستقام { على سوقه } أصوله جمع ساق { يعجب الزراع }
 أي زراعه لحسنه مثل الصحابة رضي الله عنهم بذلك لأنهم بدأوا في قلة وضعف 
فكثروا وقووا على أحسن الوجوه { ليغيظ بهم الكفار } متعلق بمحذوف دل عليه 
ما قبله أي شبهوا بذلك { وعد الله الذين آمنوا وعملوا الصالحات منهم } أي 
الصحابة ومن لبيان الجنس لا للتبعيض لأنهم كلهم بالصفة المذكورة { مغفرة 
وأجرا عظيما } الجنة وهما لمن بعدهم أيضا في آيات 
29.
 (Muhammad itu) lafal ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada (adalah 
utusan Allah) menjadi Khabar dari Mubtada (dan orang-orang yang bersama 
dengan dia) yakni para sahabatnya yang terdiri dari kaum mukminin. Lafal
 ayat ini menjadi Mubtada sedangkan Khabarnya ialah (adalah keras) yakni
 mereka adalah orang-orang yang bersikap keras (terhadap orang-orang 
kafir) mereka tidak mengasihaninya (tetapi berkasih sayang sesama 
mereka) menjadi Khabar yang kedua; yakni mereka saling kasih-mengasihi 
di antara sesama mukmin bagaikan kasih orang tua kepada anaknya (kamu 
lihat mereka) kamu perhatikan mereka (rukuk dan sujud) keduanya 
merupakan Hal atau kata keterangan keadaan (mencari) lafal ayat ini 
merupakan jumlah Isti`naf, yakni mereka melakukan demikian dalam rangka 
mencari (karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka) ciri-ciri 
mereka, lafal ayat ini menjadi Mubtada (tampak pada muka mereka) menjadi
 Khabar dari Mubtada. Tanda-tanda tersebut berupa nur dan sinar yang 
putih bersih yang menjadi ciri khas mereka kelak di akhirat, sebagai 
pertanda bahwa mereka orang-orang yang gemar bersujud sewaktu di dunia 
(dari bekas sujud.) Lafal ayat ini berta'alluq kepada lafal yang menjadi
 Ta'alluq atau gantungan bagi Khabar, yaitu lafal Kaainatan. Kemudian 
dii'rabkan sebagai Hal karena mengingat Dhamirnya yang dipindahkan 
kepada Khabar. (Demikianlah) sifat-sifat yang telah disebutkan tadi 
(sifat-sifat mereka) yakni gambaran tentang mereka, kalimat ayat ini 
menjadi Mubtada (di dalam kitab Taurat) menjadi Khabarnya (dan 
sifat-sifat mereka dalam kitab Injil) menjadi Mubtada, sedangkan 
Khabarnya adalah (yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya) 
dapat dibaca Syath`ahu atau Syatha`ahu, yakni tunasnya (maka tunas itu 
menjadikan tanaman itu kuat) dapat dibaca Fa`aazarahuu atau Fa`azarahu, 
yakni tunas itu membuat tanaman menjadi kuat (lalu menjadi besarlah dia)
 membesarlah dia (dan tegak lurus) yakni kuat dan tegak lurus (di atas 
pokoknya) lafal Suuq ini adalah bentuk jamak dari lafal Saaqun (tanaman 
itu menyenangkan hati penanam-penanamnya) karena keindahannya. 
Perumpamaan ini merupakan gambaran tentang keadaan para sahabat karena 
mereka pada mulanya berjumlah sedikit lagi masih lemah, kemudian jumlah 
mereka makin bertambah banyak dan bertambah kuat dengan sistem yang 
sangat rapi (karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir 
dengan kekuatan orang-orang mukmin) lafal ayat ini berta'alluq kepada 
lafal yang tidak disebutkan yang disimpulkan dari kalimat sebelumnya, 
yakni mereka diserupakan demikian karena Allah hendak menjengkelkan hati
 orang-orang kafir (Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman 
dan mengerjakan amal yang saleh dari kalangan mereka) yakni para 
sahabat; huruf Min di sini menunjukkan makna Bayanul Jinsi atau untuk 
menjelaskan jenis, bukan untuk menunjukkan makna Tab'idh atau sebagian, 
demikian itu karena para sahabat semuanya memiliki sifat-sifat tersebut 
(ampunan dan pahala yang besar) yakni surga; kedua pahala itu berlaku 
pula bagi orang-orang sesudah mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan 
dalam berbagai ayat lainnya.
 
