Bab 1: Iman dan Kepedulian Sosial

Iman dan Kepedulian Sosial Nabi saw. bersabda: “Ada dua perkara yang tiada sesuatu pun melebihi keunggulannya, yaitu: Iman kepada Allah dan membuat

Iman dan Kepedulian Sosial


 Nama kitab:  Terjemah Nashaihul Ibad, Nashoihul Ibad (kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba)
Judul kitab asal: Nashaih Al-Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibn Hajar Al-Asqalani ( نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني)
Ejaan lain:  Nashoih Al-Ibaad
Pengarang: Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي  الجاوي  البنتني الإندونيسي)
Nama yang dikenal di Arab: محمد نووي بن عمر الجاوي
Kelahiran: 1813 Masehi; 1230 H,   Tanara, Banten, Indonesia
Meninggal: 1897 M;  1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M
Penerjemah:
Bidang studi: Tasawuf, Akhlaq
Guru beliau antara lain: Khatib asy-Syambasi, Abdul Ghani Bima, Ahmad Dimyati, Zaini Dahlan, Muhammad Khatib, KH. Sahal al-Bantani, Sayyid Ahmad Nahrawi, Zainuddin Aceh
    Murid beliau antara lain: KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad Dahlan, KH. Khalil Bangkalan, KH. Asnawi Kudus, KH. Mas Abdurrahman, KH. Hasan Genggong, Sayid Ali bin Ali al-Habsy

Daftar isi

  1. Mukaddimah
  2. Bab I: Nasihat Yang Berisi Dua Perkar
    1. Iman dan Kepedulian Sosial
    2. Dekat dengan Ulama dan Memperhatikan Nasihat Hukama
  3. Download Terjemah Nashoihul Ibad (pdf)
  4. Kembali ke: Terjemah Nashaihul Ibad

 Mukaddimah

الحمد لله الذي جعل العلم أرفع الصفات

Segala puji bagi Allah yang menjadikan ilmu sifat yang paling luhur

وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الذي خص من شاء من عباده بالمآثر الحكمية

Dan saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, maha esa Allah, tiada sekutu baginya, yang mengkhususkan orang yang Ia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dengan hikmah pilihan

وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الذي خصه الله تعالى بجميع كمالات العبودية

Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusannya yang Allah khususkan dengan seluruh kesempurnaan kehambaan

وصلى الله على سيدنا محمد الذي ملا الله تعالى قلبه صلى الله عليه وسلم من جلاله الأعلى وعلا

Dan rahmat Allah semoga bagi junjungan kita Muhammad yang Allah telah memenuhi hati beliau dengan keagungan-Nya yang maha tinggi dan luhur

وعينه صلى الله عليه وسلم من جماله الأسنى

Dan mata beliau dari keindahan-Nya yang luhur

فصار صلى الله عليه وسلم مسرورا منصورا

Maka beliau menjadi orang yang bahagia dan tertolong

وعلى آله وأصحابه والسالكين على منهجه فنالوا خيرا وافرا

Dan bagi keluarga beliau dan sahabat-sahabat beliau dan orang-orang yang berjalan di jalanya, maka mereka kebagusan yang banyak

أما بعد فيقول المرتجى غفر المساوي محمد نووي بن عمر الجاوي

Setelah itu, berkata seorang yang mengharap ampunan dosa-dosa, yaitu Muhammad Nawawi ibn Umar al jawi

هذا شرح وضعته على الكتاب المشتمل على المواعظ للعلامة الحافظ الشيخ شهاب الدين أحمد بن على بن محمد بن أحمد الشافعي الشهير بابن حجر العسقلاني ثم المصري

Ini adalah penjelasan yang aku letakkan atas kitab yang mengandung mauizah milik Al allamah Al hafiz as syekh syekh Syihabuddin Ahmad ibn ali ibn Muhammad ibn Ahmad as Syafii yang terkenal dengan sebutan ibn hajar Al asqolani Al misri

تغمد الله تعالى برحمته آمين

Semoga Allah menyelimutinya dengan rahmatnya , amin

وسميته نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد

Dan aku namakan nashoihul ibad tentengn penjelasan lafaz-lafaz kitab muunabbihan ala istidad li yaumil ma’ad

وأسأل لله الكريم أن ينفع به المسليمن وأن يجعله دخيرة إلى يوم الدين آمين

Dan aku meminta kepada Allah yang murah agar memberi manfaat kitab ini kepada orang-orang islam, dan menjadikanya sebuah simpanan sampai hari kiamat. amin

BAB I
NASIHAT YANG BERISI DUA PERKARA


Nabi saw. bersabda:

“Ada dua perkara yang tiada sesuatu pun melebihi keunggulannya, yaitu: Iman kepada Allah dan membuat manfaat untuk kaum muslimin.”

Nabi saw. bersabda: .

“Barangsiapa bangun di pagi hari tidak berniat aniaya kepada seseorang, maka diampuni dosanya yang dia perbuat. Dan-barangsiapa bangun di pagi hari dengan niat menolong orang yang dianiaya dan mencukupi kebutuhan orang muslim, maka memperoleh pahala seperti pahala haji mabrur.”

Nabi saw. bersabda lagi:

“Hamba-hamba yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah orang yang paling bermanfaat untuk manusia, perbuatan yang paling utama ialah memasukkan (menghadirkan) rasa senang ke dalam hati orang mukmin berupa membasmi kelaparan, menyingkap kesulitan atau membayar utangnya. Dan dua hal yang tiada sesuatu pun melebihi jahatnya ialah menyekutukan Allah dan mendatangkan bahaya kepada kaum muslimin.”

Membahayakan orang-orang muslim dapat berupa membahayakan badan dan hartanya. Segala perintah Allah swt. mengacu pada dua perkara, yaitu mengagungkan Allah swt. dan kasih sayang kepada makhluk-Nya, sebagaimana firman Allah:

“Tunaikanlah salat dan bayarlah zakat”

“Hendaklah engkau bersyukur kepadaKu dan berterima kasih kepada kedua orangtuamu.”

Diriwayatkan dari Al-Qarni, beliau berkata: Aku bersua dalam suatu perjalananku dengan seorang pendeta, lalu aku bertanya kepadanya: Wahai, Pendeta! Perkara apakah yang menaikkan derajat seseorang?

Pendeta itu menjawab: Mengembalikan hak-hak orang lain yang dianiaya olehnya dan meringankan punggung dari tanggung jawab, karena amal perbuatan hamba tidak akan naik (ke sisi Tuhan), jika dia masih : mempunyai tanggungan atau dia berbuat zalim. 

2. Dekat dengan Ulama dan Memperhatikan Nasihat Hukama

Nabi saw. bersabda:

“Hendaklah kalian bergaul dengan ulama dan mendengarkan ucapan hukama, karena Allah Ta’ala menghidupkan kembali hati yang mati dengan cahaya hikmah, sebagaimana Dia menghijaukan tanah gersang dengan air hujan.”

Hikmah adalah ilmu yang bermanfaat, sedang hukama adalah orangorang ahli hikmah. Dalam hadis ini hukama ialah ahli hikmah yang. mengetahui Dzat Allah Ta’ala, selalu tepat ucapan dan perbuatannya. Sedangkan ulama, adalah orang alim yang mengamalkan ilmunya.

Dalam riwayat Ath-Thabrani dari Abi Hanifah disebutkan:

“Hendaklah kalian bergaul dengan para pemimpin, bertanyalah kalian kepada para ulama dan bergaullah kalian dengan hukama.”

Menurut riwayat lain:

“Bergaullah dengan ulama, bersahabatlah dengan. hukama dan bercampurlah dengan kubara.”

Ulama itu terbagi tiga, yaitu:

  1. Ulama, yaitu orang yang alim tentang hukum-hukum Allah swt., mereka berhak memberikan fatwa. .
  2. Hukama, yaitu orang-orang yang mengetahui Zat Allah saja. Bergaul dengan mereka ini membuat perangai menjadi terdidik, karena dari hati mereka bersinar cahaya makrifat (mengenali Allah dan rahasiarahasia) dan dari jiwa mereka membias sinar keagungan Allah.
  3. Kubara, yaitu orang yang diberi anugerah keduanya.

Bergaul akrab dengan ahli Allah akan mendatangkan tingkah laku yang baik. Hal ini karena mengambil manfaat dengan pengawasan itu lebih baik daripada dengan lisan. Jadi, seseorang yang pengawasannya bermanfaat kepadamu, niscaya bermanfaat pula ucapannya bagimu. Sebaliknya, jika pengawasannya tidak bermanfaat, maka tidak bermanfaat pula ucapannya.

As-Sahrawardi meliput ke sebagian mesjid AlKhaif di Mina sambil memandang wajah orang-orang yang ada di sana. Beliau ditanya oleh seseorang: Mengapa tuan memandang wajah-wajah orang lain!

Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah memiliki beberapa orang yang jika memandang orang lain maka mendatangkan kebahagiaan bagi yang dipandang dan aku mencari orang yang demikian itu.

Nabi saw. bersabda:

“Akan datang suatu zaman kepada umatku, “mereka lari dari para ulama dan fukaha, maka Allah akan menurunkan tiga macam bencana kepada mereka: Pertama, dicabut kembali berkah dari usahanya, kedua, dia kuasakan penguasa zalim atas mereka, ketiga, mereka meninggal dunia tanpa membawa iman.”

3. Masuk ke Kubur Tanpa. Bekal, Laksana Mengarungi Lautan Tanpa, Bahtera

Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mengatakan: ‘

“Barangsiapa yang masuk ke kubur tanpa membawa bekal, maka seolah-olah ia mengarungi lautan tanpa bahtera.”

Dia akan tenggelam dan tidak akan selamat, kecuali jika diselamatkan oleh Allah swt.

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw.:

 “Mayat di alam kuburnya, seperti orang yang tenggelam yang meminta pertolongan.”

LihatTutupKomentar