Rashdul Kiblat dalam Ilmu Falak (Hisab)

Rashdul kiblat adalah ketentuan waktu di mana bayangan berida yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat, Sebagaimana dalam kalender menara Kudu

Rashdul Kiblat dalam Ilmu Falak (Hisab)

Judul buku: Ilmu Falak Praktik
Penulis dan Penerbit:
Sub Direktorat Pembinaan Syariah Dan Hisab Rukyat
Dibrektorat Urusan Agama Islam & Pembinaan Syariah
Direktokrat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Bidang studi: Ilmu falak, ilmu hisab, ilmu rashd, ilmu miqat, ilmu haiah.  

Daftar isi

  1. Pengertian Rashdul Kiblat
  2. Referensi dan Catatan
  3. Kembali ke buku: Ilmu Falak dan Hisab Praktis


2. Rashdul Kiblat

Rashdul kiblat adalah ketentuan waktu di mana bayangan berida yang
terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat, Sebagaimana dalam kalender
menara Kudus KH Turaichan ditetapkan tanggal 27 atau 28 Mei dan tanggal
15 atau 16 Juli pada tiap-tiap tahun sebagai “Yaumi Rashdil Kiblat” [102]

Namun demikian pada hari-hari selain tersebut mestinya juga dapat
ditentukan jam rashdul kiblat atau arah kiblat dengan bantuan sinar
matahari. Perlu diketahui bahwa jam rashdul kiblat tiap hari mengalami
perubahan karena terpengaruh oleh deklinasi matahari. Metode ini menurut
penulis dapat diberi istilah As-Syamsu fi Madaril Oiblah.

Penentuan arah kiblat ditentukan berdasarkan bayang-bayang sebuah
tiang atau tongkat pada waktu tertentu, Alat yang dipergunakan antara lain
adalah bencet, migvas atau tongkat istiwa. Metode ini berpedoman pada
posisi matahari persis (atau mendekati persis) pada titik zenit Ka'bah. Posisi
lintang Ka'bah yang lebih kecil dari nilai deklinasi maksimum matahari
menyebabkan matahari dapat melewati Ka'bah sehingga hasilnya diakui
lebih akurat dibandingkan dengan metode-metode yang lain.

Peristiwa Rashdul Kiblat ini menurut Slamet Hambali dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaita rashdul kiblat lokal dan rashdul kiblat
global. Rashdul kibtat lokal dapat diperhitungkan dengan beberapa rumus.
Rumus pertama: Cotg A5 Sin LT x Cotg AO, kemudian dihitung dengan
rumus ke dua yaitu Cos B - Tan Dekl x Cotg LT x Cos A5  A, Setelah itu
dikonversi sesuai dengan waktu daerahnya masing-masing.

Sedangkan Rashdul kiblat global terjadi dalam satu tahun sebanyak
dua kali, yaitu pada setiap tanggal 27 Mei (tahun kabisat) atau 28 Mei (tahun
basithah) pada pukul 11:57 LMT (Local Mean Time) dan pada tanggal 15 Juli
(tahun kabisat) atau 16 Juli (tahun biisithah) pada pukul 12:06 LMT (Local
Mean Time). Karena pada kedua tanggal dan jam tersebut nilai deklinasi
matahari hampir sama dengan lintang Ka'bah tersebut. “Dengan
demikian, apabila waktu Makkah (LMT) tersebut dikonversi menjadi waktu
Indonesia bagian Barat (WIB), maka harus ditambah dengan 4 jam 21 menit
sama dengan jam 16:18 WIB dan 16:27 WIB. Oleh karena itu, kaum
Muslimin dapat mengecek arah kiblat pada setiap tanggal 27 atau 28 Mei
jam 16:18 WIB, karena bayangan matahari akan membelakangi arah kiblat,
demikian pula pada setiap tanggal 15 atau 16 Juli jam 16:27 WIB. Dalam
beberapa referensi, waktu rashdul kiblat ini dapat digunakan dalam
beberapa hari, berkisar 1 hari sebelum dan 1 hari setelah tanggal tersebut.

Selain lebih mudah dan dapat dilakukan oleh setiap orang, hasil
pengukuran metode ini lebih akurat, dengan syarat penandaan waktu yang
tepat. Meskipun demikian, metode tersebut masih memiliki kelemahan.
Pertama, dari segi waktu metode tersebut hanya dapat dilakukan dalam
waktu yang sangat terbatas selama empat hari yaitu tanggal 27 dan 28 Mei
serta tanggal 15 dan 16 Juli. Kedua, dari segi letak geografis negara kita yang
berada di daerah khatulistiwa menyebabkan negara kita beriklim tropis
mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Akibatnya, aplikasi metode
tersebut di Japangan tidak dapat dilakukan manakala cuaca mendung atau
hujan. Meskipun pada dasarnya ada perhitungan untuk menentukan jam
Rashdul kiblat harian.

Adapun teknik penentuan arah kiblat menggunakan Istiwa Utama
(rashdul kiblat global) ini yaitu :

1) Tentukan lokasi masjid/ mushala atau rumah yang akan
diluruskan arah kiblatnya.

2) Sediakan tongkat lurus sepanjang 1 sampai 2 meter dan peralatan.
Lebih baik menggunakan benang berbandul agar tegak benar. Siapkan juga
jam/arloji yang sudah dicocokkan/ dikalibrasi waktunya secara tepat
dengan radio/ televisi/ internet.

3) Cari lokasi di halaman depan masjid yang mendapatkan sinar
matahari serta memiliki permukaan tanah yang datar lalu pasang tongkat
dengan tegak.

4) Tunggu sampai saat istiwa utama terjadi. Amatilah bayangan
matahari yang terjadi dan berilah tanda menggunakan spidol, benang kasur
yang dipakukan, lakban, penggaris atau alat lain yang dapat membuat
tanda lurus.

5) Di Indonesia peristiwa rashdul kiblat global terjadi pada sore hari
sehingga arah bayangan menuju ke Timur (membelakangi arah kiblat). Arah
sebaliknya yaitu bayangan ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan
arah kiblat yang tepat.

6) Gunakan tali atau pantulan sinar matahari menggunakan cermin
untuk meluruskan arah kiblat ke dalam masjid/ rumah dengan
mensejajarkan arah bayangannya.

7) Tidak hanya tongkat yang dapat digunakan untuk melihat
bayangan. Menara, sisi selatan bangunan masjid, tiang listrik, tiang bendera,
benda-benda lain yang tegak, atau dengan teknik lain misalnya bandul yang
kita gantung menggunakan tali sepanjang beberapa meter maka
bayangannya menunjukkan arah kiblat.

Namun, kita dapat menghitung jam rashdul kiblat lokal pada hari dan
lokasi manapun yang kita inginkan. Langkah-langkah yang harus ditempuh
untuk menentukan jam rashdul kiblat lokal tersebut adalah :

1. Menentukan bujur matahari dalam bahasa arabnya Thulus Syamsi
(jarak yang dihitung dari Ovi 0? sampai dengan matahari melalui lingkaran
ekliptika menurut arah berlawanan dengan putaran jarum jam.

Dengan alternatif rumus :

Rumus I.

Menentukan buruj :

Untuk bulan 4 s.d. bulan 12 dengan rumus (min) - 4 bu,
Untuk bulan 1 s.d. bulan 3 dengan rumus (plus) #8 buru,
Rumus II.

Menentukan derajat :

Untuk bulan 2 s.d. bulan 7 dengan rumus (plus) t
Untuk bulan 8 s.d, bulan 1 dengan rumus (plus) t 8”.
Contoh perhitungan :

Menentukan BM pada tgi 28 Mei 5 5 bun 28”
s4 49

Jadi BM untuk tanggal 28 Mei » 2 buruj 7".

2. Menentukan selisih bujur matahari (SBM) yakni jarak yang dihitung
dari matahari sampai dengan buruj khatulistiwa ( buruj 0 atau buruj 6
dengan pertimbangan yang terdekat ),

Dengan rumus :

- 1. Jika BM « XP maka rumusnya SBM - BM yang diderajatkan
- 2. Jika BM antara MP s.d. 180” ramusnya 180 - BM

- 3. Jika BM antara 180” s.d. 270” rumusnya BM - 180

- 4. Jika BM antara 270” s.d, 360” rumusnya 360 - BM
Contoh perhitungan :

Menentukan SBM pada tanggal 28 Mei — BM 2 buruj 7"
2 2x30 “60 plus 07” -67
5 sehingga masuk rumus ke 1.

3. Menentukan deklinasi matahari yang dalam bahasa arabnya disebut
Mail Awwal li al-syamsi yakni jarak posisi matahari dengan
ekuator/ khatulistiwa langit diukur sepanjang lingkaran deklinasi atau
lingkaran waktu, Deklinasi sebelah utara ekuator diberi tanda positif (t) dan
sebelah selatan ekuator diberi tanda negatif (-).[103] Ketika matahari melintasi
khatulistiwa, maka deklinasinya adalah 0”, Hal ini terjadi sekitar tanggal 21
Maret dan 23 September. Setelah melintasi khatulistiwa pada tanggal 71
Maret matahari bergeser ke utara hingga mencapai garis balik utara
(deklinasi t 23” 27") sekitar tanggal 21 Juni kemudian kembali bergeser ke
arah selatan sampai pada khatulistiwa lagi sekitar pada tanggal 23
September, setelah itu bergeser terus ke arah selatan hingga mencapai titik
balik selatan (deklinasi - 23" 27') sekitar tanggal 22 Desember, kemudian
kembali bergeser ke arah utara hingga mencapai khatulistiwa lagi sekitar
tanggal 21 Maret. Demikian seterusnya.[104]

Rumus deklinasi :

Keterangan :
SBM - Selisih Bujur Matahari

Dengan ketentuan deklinasi positif (#) jika deklinasi sebelah Utara
ekuator yakni BM pada Obuw sampai Suu dan deklinasi negatif (-) jika
deklinasi sebelah selatan ekuator yakni BM pada 6bwu sampai 11 wi,

Contoh perhitungan untuk tanggal 28 Mei
Sin deklinasi - Sin 67” x Sin 23” 27
Cara pejet kalkulator I :

67” Sin x 23” 27 Sin - Shift Sin Shift"

Hasil 5 2129 18.42”

Cara pejet kalkulator Il :

Shift Sin (Sin 67” x Sin 23” 27) - Shift

Hasil 5 210 27 1842”

Karena BM 2bumi 07” yakni berada di antara O'vw sampai Sbuni, maka
deklinasi positif ()

H-5.

Jadi deklinasi (5) untuk tanggal 28 Mei - 21” 29 19.42” [105]

4. Menentukan Rashdul kiblat dengan rumus:

RumusI : Cotan A- Sin D" x Cotan A0
| RumuslIl :CosB — Tang” x Cotan D" x Cos A
Rumus III :RO 2 (AtB)-154#12

Keterangan :

O - Lintang Tempat

AG 5 Azimuth Kiblat
A sa Sudut bantu
E s Sudut bantu. Jika nilai A adalah positif maka nilai B
adalah negatif (-), akan tetapi jika nilai A adalah negatif maka nilai B adalah
positif.

RO - Rashdul Giblat

Contoh :
Lintang tempat Semarang (d-) s7 00” LS


Azimuth kiblat Semarang - 24? 30” 31.93" BU
Deklinasi (6”) tanggal 28 Mei 2 21029 18.42”

Rumus I :

Cotan A 5 Sin d" x Cotan AL

Cotan A »5Sin- 70 x Cotan 4” 30 31.93”
Cara Pejet kalkulator |:


7” 00 #/- Sin x 24” 30 31.93" Tan - Shift 1/x Shift Tan Shuft? -75" 02'
3,8"


Cara Pejet kalkulator II :
Shift Tan (Sin (-) 7” 00” x (Tan 24” 30 31.93” x)x3— Shift”- 75" 02 3.38”

Rumus II :

Cos B - Tan 6" x Cotan Ds x Cos A

CosB - Tan 21” 29 18.42” x Cotan-7" 00 x Cos - 75” OZ 3.38”
Cara Pejet kalkulator 1

21” 29 18.42” Tanx-7” 4/- TanShift1/x x-75”02 3.38” #/- Cos
2 Shift Cos Shift? 145” 53 32”

Cara Pejet kalkulator Il :

Shift Cos (Tan 21” 29 15.42” x (Tan (-) 7” 004 x Cos (-/75" 02 3.38”) -
Shift” 145” 53' 32”


Jadi, karena nilai dari A adalah negatif maka nilai B adalah positif yaitu
bernilai 145” 53 32”

Rumus III :

ROA #B)-15 #12
- (7502 3.38” #4145” 53 32”)415412
516:43:25,91 WH [106]

Jadi pada jam 16 : 43 : 25.91 WH bayang-bayang benda dari sinar
matahari adalah arah Kiblat.

5. Menjadikan waktu daerah Indonesia sekarang terbagi dalam tiga
waktu daerah yakni Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan bujur daerah (A4)
2 105”, Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan bujur daerah (A4) - 120”,
Waktu Indonesia Timur (WIT) dengan bujur daerah (A4) » 135”.

Rumus :

Keterangan :


WD - Waktu Daerah

WH 5 Waktu Hakiki (Waktu Istiwa”)

& - Eguation Of Time (Perata Waktu) [107]
Ad - Bujur daerah (BT4)

As » Bujur Tempat (BT")

Contoh (lanjutan)

WD - WH -e#(M- 7415

wD 2 pk. 16:43:2591 -e# (MN) 415

s pk. 16:43 : 25.91 -— (0'3m) 4 (105” — 110” 24)-15
- pk. 16:18 :49.91 WIB
Jadi rashdul kiblat pada tanggal 28 Mei adalah pada jam 16 : 18 : 49.91
WIB

Penentuan jam rashdul kiblat juga bisa menggunakan rumus:

Cos (t-U) - Tan 6” x Cos U - Tan D"

: 5 ((-U) # U): 15
“H 5pk.2#tt (jikaBSUB/ SB) atau
pk.12-t (jikaB-UT/ST)

2WH-et(X -R)-15

(t- Uj - ada dua kemungkinan, yaitu positif atau negatif. Jika nilai
U adalah negatif maka nilai dari t - U adalah positif, sedangkan jika nilai
dari U adalah positif maka nilai dari t - U adalah negatif.

U 2 adalah sudut bantu (proses).

t » adalah sudut waktu matahari.

6m - adalah deklinasi matahari.

WH 5 singkatan dari waktu hakiki, yaitu waktu yang didasarkan pada
peredaran matahari.

WD - singkatan dari waktu daerah atau juga bisa disebut dengan LMT
yang merupakan singkatan dari Local Mean Time, yaitu waktu pertengahan.
Untuk wilayah Indonesia dibagi menjadi 3, yaitu WIB, WITA, WIT.

e  Sadalah eguation of Time (perata waktu/ Ta'dil Al-Zaman)

Ad ' sadalah bujur daerah (BT)

Ad 'sadalah bujur daerah, WIB 5 105”, WITA - 120”, WIT — 135”.
Contoh soal lanjutan :

Pukul berapa (WIB) bayang-bayang matahari menunjukkan arah kiblat
di kota Semarang pada tanggal 1 April 2002 M.

Diketahui :

Bujur Semarang (45) 110” 24 BT
Lintang Semarang (D") 2.7 00 LS
Deklinasi matahari (6) 5424 08”

e (perata waktu) 5 Aji 4m (oa 08 [108]

BE s65” 29 28.07” (hasil dari perhitangan di atas)
Jawab :

Rumus I

Cotan U - Tan 5 x Sin ds

Cotan U 5 Tan 65” 29 28.07” x Sin -7” 00

Cara Pejet kalkulator I:

65” 29 28.07” Tan x 78 Of #/- Sin s Shift 1/x Shift Tan Shift? -75? 7
3.38”

Cara Pejet kalkulator II :
Shift Tan (1 ( Tan 65” 29 28.07” x Sin 4 7 00”) ) “Shift? -75” 2 3,38"

Rumus II

Cos (t- U) - Tan 6" x Cos U #- Tan dv

Cos (t- U) 5 Tan 4? 24 08” x Cos-75” 2 3.38" «- Tan-7” D0
Cara Pejet kalkulator | :

4” 24' 08" Tan x 7522 3.38" #/- Cos 47” 00' #/- Tan

— Shift Cos Shift? 99219 5.03”

Cara Pejet kalkulator Il :

Shift Cos ( Tan 4? 24' 08” x Cos 75” Z 3.48" 4 Tan «7 00”)
2 Shift” 992 19 5.03”

Karena U bernilai negatif maka nilai dari (T-U) tetap positif, yaitu
bernilai 998 19 5.03”

Rumus III
t 2 ((t-U)# U)415
2 (99719 5.03”4-75” 7 3.38”) 15
» 1/37” 8.114
Bayang-bayang matahari ke arah kiblat dengan :
WH -Pk.124t
s Pk.12 41/37 8.114
s PK 13:37:8.11 WH
B3 -WH -et (M-N) 415

2 Pk. 13: 37:811 - (di 4" 024 4 (105 - 117 24) 15
- Pk.13:19: 34.11 WIB
Jadi rashdul kiblat pada tanggal 1 April di kota Semarang terjadi pada
pukul 13:19: 34.11 WIB
Kemudian langkah berikutnya yang harus ditempuh dalam rangka
penerapan waktu rashdul kiblat adalah :

a, Tongkat atau benda apa saja yang bayang-bayangnya
dijadikan pedoman hendaknya betul-betul berdiri tegak lurus pada
pelataran. Ukurlah dengan mempergunakan lot atau lot itu sendiri dijadikan
fungsi sebagai tongkat dengan cara digantung pada jangka berkaki tiga
(tripod) atau dibuatkan tiang sedemikian rupa sehingga benang lot itu dapat
diam dan bayangannya mengenai pelataran, tidak terhalang benda-benda
lain.

b. Semakin tinggi atau panjang tongkat tersebut, hasil yang
dicapai semakin teliti.

C. Pelataran harus betul-betul datar, Ukurlah pakai timbangan
air (waterpass).

d. Pelataran hendaknya putih bersih agar bayang-bayang
tongkat terlihat jelas.

Sehingga bayang-bayang benda tegak lurus yang terbentuk pada pukul
16 : 18 : 49.91 WIB pada tanggal 28 Mei, dan pukul 13 : 19: 34,11 WIB pada
tanggal 01 April 2002 di kota Semarang menunjukkan Rashdul Kiblat.

: Gambar f7,
@ | Bayangan Rashdul Kiblat

: Kambing Batu | |

Referensi dan Catatan

102 Dengan cara mengamati matahari tepat berada di atas Ka'bah. Di mana menurut
perhitungan setiap tanggal 28 Mei (untuk tahun bashitoh) atau 27 Med (untuk tahun kabisat)
pada pukul 16, 17. 58.16 WIB, dan juga pada tanggal 15 Juli (untuk tahan bashitoh) atau 16 Juli
(untuk tahun kabisat) pada pukul 16. 26. 12.11 WIB. 

103 Jika BM kurang dari 180, maka deklinasinya positif, jika BM lebih dari 1801, maka
deklinasinya negatif.


104 Lihat ML. Toruan, Pokok Ilmu Falak, Semarang: Banteng Timur, cet, TV, 1957, him. 44-45

105 Atau bisa memakai data deklinasi kontemporer seperti dari Almanak Nautika yang
diterbitkan setiap setahun sekali, seperti untuk tanggal 28 Mei 2002 deklinasi didapatkan data
21”25 42”, Bisa dilihat di Almanak Hisab Rukyat Depag Ri atau buka Win Hisab,

106 WHL adalah wakta hakiki atau disebut juga waktu langit atau waktu istiwa.

107 Perata waktu atau Eguation of Time bisa di lihat dalam tabel EH Zubeer dalam
kitabnya Khalasatul Wafiyah dengan cara memasukkan data BM (Bujur Matahari). Burujnya
berapa derajatnya berapa contoh 2 buruj 7" berarti dalam tabel menghasilkan angka t3 dibaca
menit atau melihat data perata waktu kontemporer seperti data dalam Eplimeris, Alamak
Nautika. dil 

108 Lihat data Ephemeris pada tanggal 1 April 2002 pada jam 1 GMT

LihatTutupKomentar