Azimuth Kiblat

Azimuth Kiblat adalah arah atau garis yang menunjuk ke kiblat (Ka'bah). Untuk menentukan azimuth kiblat ini diperlukan beberapa data, antara lain:

Azimuth Kiblat adalah


Judul buku: Ilmu Falak Praktik
Penulis dan Penerbit:
Sub Direktorat Pembinaan Syariah Dan Hisab Rukyat
Dibrektorat Urusan Agama Islam & Pembinaan Syariah
Direktokrat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Bidang studi: Ilmu falak, ilmu hisab, ilmu rashd, ilmu miqat, ilmu haiah.     

Daftar isi

  1. Pengertian Azimuth Kiblat
  2. Referensi dan Catatan
  3. Kembali ke: Buku Ilmu Falak dan Hisab Praktis

1. Azimuth Kiblat

Azimuth kiblat adalah arah atau garis yang menunjuk ke kiblat
(Ka'bah). Untuk menentukan azimuth kiblat ini diperlukan beberapa data,
antara lain:

a. Lintang Tempat/ “Ardlul Balad daerah yang kita kehendaki.

Lintang tempat/ 'ardlul balad adalah jarak dari daerah yang kita
kehendaki sampai dengan khatulistiwa diukur sepanjang garis bujur.
Khatulistiwa adalah lintang 0” dan titik kutub bumi adalah lintang 905. Jadi
nilai lintang berkisar antara US sampai dengan 90». Di sebelah Selatan
khatulistiwa disebut Lintang Selatan (LS) dengan tanda negatif (-) dan di
sebelah Utara khatulistiwa disebut Lintang Utara (LU) diberi tanda positif
(F).

b. Bujur Tempat/ Thulul Balad daerah yang kita kehendaki.

Bujur tempat “atau thulul balad adalah jarak dari tempat yang
dikehendaki ke garis bujur yang melalui kota Greenwich dekat London,
barada di sebelah barat kota Greemwich sampai 180” disebut Bujur Barat (BB)
dan di sebelah timur kota Greereich sampai 1802 disebut Bujur Timur (BT).


C. Lintang dan Bujur Kota Makkah (Ka'bah)

Besarnya data Lintang Makkah adalah 21” 25' 21.17" LU dan Bujur
Makkah 39” 49 34.56” BT,[90]

Untuk mengetahui dan menentukan lintang dan bujur tempat di Bumi
ini, sekurang-kurangnya ada lima cara, yaitu dengan:

a) Melihat dalam buku-buku.

Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk mencari koordinat
geografis (lintang dan bujur) suatu tempat, yakni dengan cara melihat atau
mencari dalam daftar yang tersedia dalam buku-buku yang ada. Meskipun
demikian, cara ini ternyata mempunyai beberapa kelemahan antara lain :

1. Tidak semua tempat di bumi ini ada dalam daftar tersebut. Daftar
tersebut biasanya hanya memuat koordinat geografis kota-kota penting saja.
Misalnya kota Surakarta dengan Lintang 7” 3? LS dan Bujur 110” 50 BT.
Adapun untuk kota-kota atau tempat-tempat yang tidak terdapat dalam
daftar tersebut, maka harus diukur atau dihitung sendiri.
2, Tidak ada kejelasan bagi penggunanya, di titik mana angka koordinat
geografis tersebut berlaku. Misalnya kota Surakarta dengan lintang 7” 37 LS
dan Bujur 110” 50” BT,
b) Menggunakan Peta.

Langkah-langkah yang harus di tempuh adalah :

1. Mencari koordinat dua buah kota terdekat dengan tempat yang akan di
cari (S). Misalkan kota A berkoordinat 7" 27' lintang Selatan dan 110” 36'
bujur Timur, dan kota B berkoordinat 7” 41' lintang Selatan dan 110” 57
bujur Timur.

2. Perhatikan gambar di bawah ini :
Gambar 1
215cm

27 15 dan 110” 36 BT

7” 41 LS dan 11CF 57 BT

3. Ukurjarak A - B'. misalkan- 2.15 cm. Selisih bujur kota A dan B - 110”
57 -110P 36 50 21,

4. Ukurjarak S-S', misalkan # 1.5 cm.
Perhitungan :
Bujur kota A 2 1107 36'

Selisih bujur kota A dan S 51,5/215x 0 21

20014 39”
Dengan demikian bujur kota S #1107 36' 4007 14' 39”
2 T10” 50 39"

1, Ukurjarak A- A', misalkan 1,4 cm. Selisih lintang kota A dan B 57” 41
“P7 P1,

2.  Ukurjarak A - 5', misalkan 0.5 cm.

Perhitungan :
Lintang kota A 2 70 27


Dengan demikian bujur kota S PMA PI 


c) Menggunakan Tongkat Istiwa'

Dengan menggunakan tongkat istiwa”, dapat dikatakan cara ini lebih
teliti daripada sebelumnya. Hal ini dikarenakan cara ini menggunakan alam
sebagai media untuk menentukan koordinat geografis. Langkah-langkah
yang harus ditempuh dengan cara ini adalah sebagai berikut :


l. (Tegakkan sebuah tongkat (kayu, bambu atau besi) yang lurus,
sepanjang 1.5 meter (150 cm), - lebih panjang lebih baik — tegak lurus dengan
bumi. Tempat tersebut harus datar, terbuka dan tidak terhalang oleh sinar
matahari sepanjang hari (untuk memastikan tegak lurusnya, gantungankan
benang yang diberi pemberat di puncak tongkat tersebut dan untuk proses
selanjutnya).

2. Buat satu atau beberapa lingkaran dengan menjadikan tongkat sebagai
satu titik pusat lingkaran. Dengan kata lain titik-titik pusat lingkaran
tersebut berhimpit dengan berdirinya tongkat.

3. Perhatikan dan berilah tanda titik pada saat bayang-bayang ujung
tongkat menyentuh lingkaran, pada pagi hari (sebelum dhuhur) dan sore
hari (sesudah dhuhur). Jadi ada dua buah titik pada masing-masing
lingkaran tersebut yaitu titik pada waktu pagi dan titik pada waktu sore,

4. Hubungkan kedua titik tersebut dengan sebuah garis lurus dan garis
inilah yang menunjukkan arah timur-barat.

5. Buat garis tegak lurus[91] dengan garis arah timur-barat tersebut, dan
garis ini menunjukkan arah utara-selatan.

6. Cocokkan jam yang akan dipakai dalam pengukuran ini dengan waktu
standar di wilayah yang bersangkutan (WIB, WITA atau WIT).[92]

7. Perhatikan bayang-bayang tongkat tersebut saat berhimpit dengan
garis arah utara-selatan (waktu kulminasi / menjelang waktu dhuhur).

8. Hal-hal yang harus diperhatik:
a. Catat jam saat itu dengan teliti, misalnya jam 11 : 40: 17.

b. Ukur panjang bayang-bayang tersebut. Misalkan panjang bayang-
bayang tersebut adalah 33.20 cm.

c. ' Perhatikan arah bayang-bayang tersebut, apakah berada di sebelah
utara atau sebelah selatan tongkat. Apabila bayang-bayang
kulminasi tersebut berada di sebelah selatan tongkat, maka hal ini
berarti bahwa tempat pengukuran berada di sebelah selatan
matahari dan demikian pula sebaliknya.

9, Lihat data Eguation Of Time/Dagaigut Tafawut (perata waktu).
Misalkan pengukuran dilakukan tanggal 02 April 2005, Eguation of Time
saat itu menunjukkan -0' 3m 374,9 Jadi pada tanggal 02 April 2005 meridian-
pass terjadi pada jam 12 - (-013m 374) 12 : 09 : 37.[93] Data ini menunjukkan
“saat matahari berkulminasi atas” pada setiap tempat di bumi menurut
waktu setempat (Local Mean Time s LMT). Jadi pada saat meridian
matahari akan berkulminasi atas pada jam 12 : 03 : 37, termasuk pada
meridian 105” BT (Bujur Timur). Karena pada 105" BT itu LMT - WIB,
berarti matahari akan berkulminasi disana pada jam 12 : 03 : 37 WIB.
Dengan demikian ada perbedaan 12 : 03 : 37-11 : 40: 17 s 0 23” 2(M antara
saat matahari berkulminasi di tempat pengukuran dan saat matahari
berkulminasi di bujur WIB (1057). Di lokasi pengukuran matahari
berkulminasi lebih dahulu 23 menit 20 detik daripada bujur di WIB. Hal ini
berarti bahwa lokasi pengukuran berada di sebelah timur bujur WIB dengan
perbedaan (0! 23” 204 x 15 — 5” 50 0". Dengan demikian bujur tempat yang
diukur adalah 105? 4 5” 50 0"-110” 50" 0” BT.

10. Pada langkah (7.b) di atas, telah diukur panjang bayang-bayang
tongkat pada saat matahari berkulminasi, yaitu 33.20 cm.

Dengan data ini dapat dihitung jarak zenith dengan rumus :
Cotan zm » panjang tongkat
panjang bayang-bayang
Cotan zm - 150 - 4518072289
33.20
Jadi zm — 12? 28' 48.96" (2m adalah jarak antara matahari dan titik ke
zenitir).

11. Hitung data deklinasi matahari pada tanggal 02 April 2005 tersebut.
Data deklinasi matahari pada tanggal tersebut menunjukkan angka 4”
56 374.[94]

12. Perhatikan gambar berikut :
Gambar 2.
Deklinasi Matahari dan Jarak Zenith

Keterangan :
E 2 Eguator (Khatulistiwa)
EM - Deklinasi Matahari

Mi z Matahari
ZM 2 Jarak Zenith
Z s Titik Zenith

a, Tempat pengukuran (titik zenith) berada di sebelah selatan matahari.

b. Jarak matahari - eguntor (deklinasi) lebih kecil dari jarak Matahari -
zenith (zm). [95]

c. Matahari berada di sebelah utara eguator (karena matahari berdeklinasi
utara / positif). 


Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa :
Lintang tempat - jarak zenith - deklinasi matahari.

ZE 3 ZM-EM
ZE 2 IPO LIGA 56" 37"
3 P2 11.96"

Karena titik zenith berada di selatan eguator berarti tempat itu
berlintang selatan, Jadi lintang tempat yang diukur adalah 7" 32 LS.

d) Menggunakan Theodolite


Cara ini merupakan cara yang lebih teliti untuk menentukan lintang
dan bujur, Theodolite adalah alat ukur semacam teropong yang dilengkapi
dengan lensa, angka-angka yang menunjukkan arah (azimuth) dan
ketinggian dalam derajat dan waler-pass. Untuk menentukan lintang dan
bujur tempat dengan theodolite, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :

1. Pasanglah theodolite pada fripot (tiang), dengan benar dan dengan
memperhatikan keseimbangan water-passnya, agar tegak lurus dengan titik
pusat bumi. Juga perlu diperhatikan bahwa pemasangan ini harus
dilakukan di suatu tempat datar dan tidak terlindung dari sinar matahari.
Dan pasang pula benang dengan pemberat di bawah theodolite tersebut.

2, Tunggu saat bayang-bayang benang yang bergantung di bawah
theodolite itu berhimpit dengan garis utara selatan. Perhatikan bayang-
bayang tersebut apakah berada di sebelah utara atau di sebelah selatan
tongkat. Apabila bayang-bayang kulminasi tersebut berada di sebelah
selatan tongkat, hal ini berarti tempat pengukuran berada di sebelah selatan
matahari, demikian pula sebaliknya.

3,  Bidiklah titik pusat matahari pada saat itu, dan catat jam berapa saat
itu. Misalkan jam 11: 40: 17 WIB.

4. Lihat data Eguation Of Time/ Dagaigut Tafawut (perata waktu). Misalkan
pengukuran dilakukan tanggal 02 April 2005, Eguation of Time saat itu
menunjukkan -0! 3" 374” Jadi pada tanggal 02 April 2005 meridian-pass
terjadi pada jam 12 - (-0 3" 374) - 12 : 03 : 37. Data ini menunjukkan “saat
matahari berkulminasi atas” pada setiap tempat di bumi menurut waktu
setempat (Local Mean Time - LMT). Jadi pada saat meridian matahari akan
berkulminasi atas pada jam 12 : 03 : 37,[96] termasuk pada meridian 105” BT
(bujur timur). Karena pada 105” BT itu Local Mean Time - WIB, berarti
matahari akan berkulminasi di sana pada jam 12 : 03 : 37 WIB. Dengan
demikian ada perbedaan 12 : 03 : 37 - 11 : 40: 17s0 23” 24 antara saat
matahari berkulminasi di tempat pengukuran dan saat matahari
berkulminasi di bujur WIB (1057). Di lokasi pengukuran matahari
berkulminasi lebih dahulu 23 menit 20 detik daripada bujur di WIB. Hal ini
berarti bahwa lokasi pengukuran berada disebelah timur bujur WIB dengan
perbedaan Ol 23" 206 x 15” 5 5” 50 0”. Dengan demikian bujur tempat yang
diukur adalah 105” 4 5” 50 O”-110” 50' 0” BT.

5. Catat penunjukan “V" pada theodolite, Misalkan V-77” 31' 11.04”. Iri
menunjukkan bahwa tinggi matahari pada saat itu (saat kulminasi) adalah
77" 31 11.04”. Dengan demikian zenith matahari pada saat itu adalah 90” -
TP 31 11.04” 512725 48.96”.

6. Cari data deklinasi matahari pada jam 11:00 WIB atau jam 04:00 GMT
tanggal 02 April 2005 tersebut. Data deklinasi matahari menunjukkan angka
4 56 37.7 [97]

7. Perhatikan gambar berikut :
Tempat pengukuran (titik zenith!) berada di sebelah selatan matahari.

b. Jarak matahari - eguator (deklinasi) lebih kecil dari jarak matahari -
zenith (Zm).

c. Matahari berada di sebelah utara eguator (karena matahari berdeklinasi
utara / positif).

Gambar 3.
Jarak Zenith dan Deklinasi Matahari

Keterangan :

E 2 Eguator (Khatulistiwa)
EM - Deklinasi Matahari

M - Matahari

ZM s Jarak Zenith

£ » Titik Zenith

Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa :

Lintang tempat — jarak zenith - deklinasi Matahari

ZE - ZM - EM

ZE 2 1I 28 48.96” - 4" 56” 37"

5732 11.96"

Karena titik zenith berada di selatan eguator berarti tempat itu
berlintang selatan. Jadi lintang tempat yang diukur adalah 7” 32 LS.
e) Menggunakan GPS (Global Positioning Sustem)

GPS adalah sebuah peralatan elektronik yang bekerja dan berfungsi
memantau sinyal dari satelit untuk menentukan posisi tempat (koordinat
peografis/ lintang dan bujur tempat) di bumi. Alat ini biasanya digunakan
dalam navigasi di laut dan udara agar setiap posisi kapal atau pesawat
dapat diketahui oleh nahkoda atau pilot, yang kemudian dilaporkan kepada
menara pengawas di pelabuhan atau bandara terdekat.

Adapun cara untuk mengoperasikan GPS adalah dengan langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Pasanglah GPS di tempat terbuka. Gunakanlah selalu “Chart Table
Mount” (kaki GPS) untuk menjamin agar antenna GPS menghadap persis ke
atas.

2, Di sudut kanan atas akan muncul kata-kata “searching”, beberapa
saat kemudian akan berubah menjadi “Get Data”, lalu akhirnya menjadi
“Locked”.

3. Setelah muncul kata-kata “Locked” tekan tombol “POS”, dan layar
akan menampilkan lintang dan bujur tempat yang bersangkutan.

Misalnya :

5732 00” 2 Artinya tempat yang bersangkutan
terletak pada 7” 32 00” LS.

E 110” 50 00” - Artinya tempat yang bersangkutan terletak pada 110”
S0 00” BI.“ [98]

Menentukan arah kiblat hanya masalah arah yaitu ke arah Ka'bah
(Baitullah) di kota Makkah yang dapat diketahui dari setiap titik di
permukaan bumi ini, dengan berbagai cara yang nyaris dapat dilakukan
oleh setiap orang. Di sini penulis akan menyampaikan cara mengetahui arah
kiblat yang praktis dengan mengetahui hisabnya yang praktis pula.

Adapun untuk perhitungan Azimuth Kiblat, kita bisa menggunakan
rumus :

| Tan 0

Keterangan
cpm : Lintang Makkah
ap : Lintang Tempat [99]

SBMD : Selisih Bujur Makkah Daerah
Contoh Semarang 7" 0 LS 110724 BT

Langkah : «cari SBMD 110” 24' - 39 49 34,56” 5 70” 34' 25,44"
Cara pejet 110” 24 - 39” 49 34,56" - Shift
Langkah berikutnya masukkan ke rumus :
Tan O- Tan 21” 25" 2117" x Cos-7" 0 x Cosec 70" 34 2544"- Sin -7" 0' x
Cotan 70” 34 2544"
Cara pejet kalkulator |:


21”25' 21,17” Tan x 7” 0" 4/- Cosx 70” 34' 25,44” Sin Shift 1/x - P0 #/-
Sin x 70” 34' 2544" Tan Shuft 1/x “Shift Tan Shift” — 24" 30” 31.93”

Cara pejet kalkulator Il:

Shift Tan (Tan 21” 25 21,17” x Cos (-) 7 0 x (Sin 70 34 25A4" y - Sin (-
)7”0 x (Tan 70” 34 2544" » Shit” — 24" 30 31.93”

Jadi azimuth kiblat untuk kota Semarang 24” 30 31.98” (B-U) dari titik
barat ke utara atau 65” 29' 28.07” (U-B) dari titik utara ke barat atau 294” 30
31.93” (UTSB) Utara Timur Selatan Barat.

Selain dengan menggunakan rumus di atas, dapat juga menggunakan
rumus lain yang bisa digunakan untuk menghitung azimuth kiblat dan
Kashdul kiblat di berbagai belahan dunia.

Untuk mendapatkan nilai dari azimuth kiblat dapat menggunakan
FIS :

Keterangan :

B adalah arah kiblat. Jika hasil perhitungan positif maka arah kiblat
terhitung dari titik utara, dan jika hasil negatif maka arah kiblat terhitung
dari titik selatan.

Om adalah lintang Makkah, yaitu 21” 25' 21.17” LU
@» adalah lintang tempat kota yang akan diukur arah kiblatnya

C adalah jarak bujur, yaitu jarak bujur antara bujur Ka'bah dengan
bujur tempat kota yang yang akan diukur arah kiblatnya. Sedangkan bujur
(A") Makkah adalah sebesar 39” 49 34.56” BT.

Dalam hal ini berlaku ketentuan untuk mencari jarak bujur (C) adalah
sebagai berikut :

1. BI“ BIm, C2BT: - BTm,

2. BI“ cBIm, C-BI:- br,

3. BB" «BB 140”10 20” :C BB” 4 BIm,

4. BB: - BB 1407107 20” : C 5 360 - BB: - BTm,

Jika ketentuan yang dipakai untuk mencari nilai C adalah ketentuan 1
atau 2 atau 4 maka arah kiblat adalah arah barat, namun jika ketentuan di
atas yang digunakan adalah ketentuan 3 maka arah kiblat adalah arah
timur.

Contoh 1:

Hitung dan tentukan arah kiblat untuk kota Semarang, diketahui BT
Semarang (X") » 110” 24 dan lintang Semarang (O") - -7” (', sedangkan BT
Makkah (Am) - 39” 49 34.56” dan lintang Makkah (dm) - 217 25 21.17”


Jawab:
Ae 2110 24, DO” 3-P 0, A15 99049 34.56”, Om 210 25 21.17”.

Ketentuan yang digunakan untuk mencari C adalah ketentuan 1 karena
kota yang dicari memiliki Bujur Timur (BT") yang nilainya lebih besar dari
nilai Bujur Timur Makkah (BT), maka :

C - BI- Bm
25 110” 24 - 39” 49 34.56”
» 70 34' 25.44"
Selanjutnya kita menghitung besar arah kiblat dengan rumus :
Cotan B “Tan Ht x Cos “4 SinC - Sin9” « Tan C


Cotan B - Tan 21” 25' 21.17” x Cos-7” 0 4 Sin 70” 34 25.44” - Sin-7 0
& Tan 70” 34 25.44" —65”29 28.07” U-B


Cara pejet kalkulator |:


21” 25 21.17” Tanx 70 #/- Cos « 70” 34" 25.44” Sin-7 0 #/- Sin «- 70
34 25.44" Tan - Shuft 1/ x Shift Tan Shift? - 65”29 28.07” (UB)

Cara pejet kalkulator II :

Shift Tan (1 « (Tan 21? 25' 21.17" x Cos H 2 V' «Sin 700 34' 25.44" - Sin
#70 4 Tan 70” 34' 25.44”)) » Shift? 565" 29 28.07” (UB)

Arah dari utara ke barat (UB) didapat karena nilai dari B adalah positif
maka menunjukkan arah utara, dan karena dalam mencari nilai C dengan
menggunakan ketentuan 1 maka arah Kiblat menuju arah barat, maka arah
kiblat adalah 65”29' 28.07” UB (dari utara ke arah barat).

Contoh ?:

Hitung dan tentukan arah kiblat di tempat X. diketahui BB" - 100” 50”,
Ds 5-70 40.

jawab:

Ketentuan yang digunakan untuk mencari C adalah ketentuan ke-3
karena kota yang dicari memiliki Bujur Barat (BBx) nilai lebih kecil dari BB
140” 10 20”, maka :


Cc — BB: 4 BIm
— 100” 501 4 398 49 34.56"
5 140” 39 34.56”

Selanjutnya kita menghitung besar arah kiblat dengan rumus :

Cotan B 5 Tan DP” x Cos &» «Sin C - Sin &s - Tan C

Cotan B - Tan 21” 25 21.17” x Cos 70" 40 « Sin 140” 39 34.56” — Sin wi
70” 40 « Tan 140” 39 34.56" 5-46” 34 48.98” (S-T)

Cara pejet kalkulator |:

21” 25 21.17” Tan x 70” 40 #/- Cos4 140)” 39 34.56” Sin -70” 40 #/- Sin
4 140” 3Y 34.56” Tan - Shift 1/ x Shift Tan Shift? — - 46” 34' 48.98” (ST)

Cara pejet kalkulator II :

Shift Tan (1-4 (Tan 21” 25' 21.17” x Cos 70” 40 « Sim 140” 3Y 34.56” —
Sin 570” 40 « Tan 140” 39 34.56”)) — Shift ”— - 46? 34' 48.98" (ST)

Arah dari selatan ke timur (ST) didapat karena nilai dari B adalah
negatif maka menunjukkan arah Selatan, dan karena dalam mencari nilai C
dengan menggunakan ketentuan ke-3 maka arah kiblat menuju arah timur,
maka arah kiblat adalah 46”? 34' 48.98” ST ( dari selatan ke arah timur ).

Dalam perhitungan internasional, penentuan azimuth kiblat dihitung
dari titik utara searah jarum jam. Sehingga arahnya adalah utara-timur-
selatan dan barat (UTSB).

Untuk memfungsikan hasil hisab tersebut dalam penentuan arah kiblat
maka langkah yang dapat dilakukan adalah:

Pertama, mengetahui arah utara sebenarnya ( True North ) terlebih
dahulu baik dengan menggunakan kompas![100] atau tongkat istiwa dengan
bantuan posisi matahari.

Di antara cara-cara tersebut di atas, yang paling mudah, murah dan
memperoleh hasil yang teliti adalah dengan mempergunakan tongkat
istiwa” yang dilakukan pada siang hari. Dengan langkah :

1. Tancapkan sebuah tongkat lurus pada sebuah pelataran datar yang
berwarna putih cerah. Misal panjang tongkat 3) cm diameter 1 cm
(umpamanya). Ukurlah dengan lot dan atau waterpas sehingga pelataran
ditemukan benar-benar datar dan tongkat betul-betul tegak lurus terhadap
pelataran.

2, Lukislah sebuah lingkaran berjari-jari sekitar 20 cm berpusat pada
pangkal tongkat.

3. Amati dengan teliti bayang-bayang tongkat beberapa jam sebelum
tengah hari sampai sesudahnya. Semula tongkat akan mempunyai bayang-
bayang panjang menunjuk ke arah barat. Semakin siang, bayang-bayang
semakin pendek lalu berubah arah sejak tengah hari. Kemudian semakin
lama bayang-bayang akan semakin panjang lagi menunjuk arah timur.
Dalam perjalanan seperti itu, ujung bayang-bayang tongkat akan
menyentuh lingkaran 2 kali pada 2 tempat, yaitu sebelum tengah hari dan
sesudahnya. Kedua titik bayangan yang menyentuh garis maka beri tanda
titik, lalu dihubungkan satu sama lain dengan garis lurus. Garis tersebut
merupakan garis arah barat timur secara tepat.

4. Lukislah garis tegak lurus (90 derajat) pada garis barat timur
tersebut, maka akan memperoleh garis utara selatan yang persis menunjuk
bitik utara sejati.[]101

Gambar 4.
Tongkat Istiwa' untuk menentukan Utara Sejati (kiri),
dan Peta Kiblat (kanan)

Kedua, setelah didapatkan arah utara selatan yang akurat, kita dapat
mengukur arah kiblat dengan cara :

a. Bantuan busur derajat atau rubu mujayyab dengan mengambil

posisi 24” 3 31.93” dari titik barat ke utara atau 65" 29” 28.07", itulah arah
Kiblat,

Gambar 5.
Busur Derajat untuk Menentukan Arah Kiblat

if 650203507”

Busur Derajat

S5

b. Menggunakan garis segitiga siku yakni setelah ditemukan arah
utara selatan maka buat garis datar, misal 100 cm (sebut saja titik A sampai
B). Kemudian dari titik B, dibuat garis persis tegak lurus ke arah barat
(sebut saja B sampai C). Dengan mempergunakan perhitungan geneometris,
yakni Tan 65” 29 28.07" x 100 cm, maka akan diketahui panjang garis ke
arah barat (titik B sampai titik C) yakni 219,3399876 cm. Kemudian kedua
ujung garis titik A ditemukan dengan garis titik C jika dihubungkan
membentuk garis dan itulah garis arah Kiblat.

Gambar 6.

Segitiga Kiblat

2193399876 B

100 cm 

Referensi dan Catatan

90 Data lintang dan bujur Ka'bah ini merupakan data yang dihasilkan dari pengukuran yang dilakukan oleh penulis dalam suatu kesempatan, tepatnya ketika menunaikan ibadah haji tahun 2007, Pengukuran tersebut dilaksanakan pada hari Selasa 04 Desember 2007 pukul 13.45 sampai 14-30 LMT menggunakan GPSmap Garmin 76CS dengan sinyal 6 sampai 7 satelit. Dan data ini yang penulis gunakan dalam berbagai pengukuran arah kiblat ataupun pelatihan-pelatihan tentang arah kiblat.
       Varian data titik koordinat Ka'bah sangat beragam. Hasil penelitian Drs. H, Nabhan Maspoetra tahun 1994 dengan menggunakan Globul Positioning System (GPS) menyebutkan bahwa lintang Makkah sebesar 21” 25 14.7 LU dan Bujur Makkah sebesar 39” 47 40” BT. Sedangkan Hasil Penelitian Sa'adoeddin Djambek tahun 1972 menyebutkan bahwa Lintang Makkah adalah 21" 25 LU dan Bujur Makkah sebesar 39" SIP BT. Penelitian titik koordinat Ka'bah juga dilakukan oleh Tim KK Geodesi yang mengambil inisiatif untuk melakukan pengukuran langsung dalam sistem WGS 84 yang dikoordinir Joenil Kahar yang menggunakan receiver GPS tipe navigasi Magellan GPS-3000 pada saat menunaikan ibadah haji, Kemudian diukur ulang oleh Dr. Hasanuddin £. Abidin menggunakan Garmin E MAP dengan data lintang 21” 25 215" LU dan bujur 39” 49 345” BT. Sedangkan dalam daftar lintang dan bujur Kota-Kota penting di Dunia oleh Offset Yogyakarta menyebutkan bahwa Lintang Makkah 21” MT LU dengan Bujur Makkah 39” 58' BT, lihat Susiknan Axhari, Op. cif., hlm. 38. 

91 Garis tegak lurus aclalah garis yang membuat atau membentuk sudut siku-siku, bila garis a tegak lurus b berarti a dan bimembentuk sudut siku-siku MP.

92 Waktu Indonesia Barat (WIB) sesungguhnya adalah waktu pada meridian (bujur) 105” BT, yang dijadikan waktu standar untuk Indonesia wilayah Barat adalah 7 jam lebih dahulu dari waktu Greemuich (GMT) sedangkan Waktu Indonesia Tengah (WITA) sesungguhnya adalah waktu pada meridian 120” BT, sama dengan 8 jam lebih dahulu dari GMT: dan Waktu Indonesia Timur (WIT) sesungguhnya adalah waktu pada meridian 135” BT, sama dengan 9 jam lebih dahulu dari GMT, 

        Sedangkan yang ikut dalam golongan WIB adalah seluruh Provinsi Sumatera, seluruh Provinsi Jawa dan Madura, selarah Provinsi Kalimantan Barat, seluruh Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan untuk WITA meliputi: seluruh Provinsi Kalimantan Timur, seluruh Provinsi Kalimantan Selatan, seluruh Provinsi Bali, seluruh Provinsi Nusa Tenggara Barat, Seluruh Provinsi Musa Tenggara Timur, selurah Provinsi Timar-Timur, seluruh Provinsi Sulawesi. Sedangkan yang ikut dalam WIT adalah seluruh Provinsi Maluko, seluruh Provinsi Papua, ini berdasarkan keputuan Presiden RI nomor 41 tahun 1987 tentang pembagian wilayah RI menjadi tiga wilayah. Sebagaimana pasal 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1987,

93 Diambil dari data matahari dalam Ephemrens Tanggal 02 April 2005 pada jar 11109 WIB atau jam 04-00 GMT. Juga dapat di ambil dari Kitab al-Khulasotul Wrafiyah karangan KH. Zubair, hlm. 217, Lihat dalam Ahmad Ixzuddin, Hisab Praktis Arah Kiblat dalarn Materi Pelatihan Hisab Rukyat Tingkat Dasar Jawa Tengah, Op. cit, hlm. 8. 

94 Deklinasi ini diambil dari data matahari dalam Eplimeris Tanggal U2 April AMS pada jam 1100 WIB atau jam (MM GMT. Untuk menentukan deklinasi matahari juga bisa menggunakan perhitungan deklinasi "urfi. 

95 Deklinasi adalah jarak antara lintasan semua harian benda-benda dengan ekuator langit diukur dengan derajat ke utara (posifif) dan ke selatan (negatif) masing-masing 90 Sadut antara garis meridian (arah utara geografi) dengan arah jarum kompas (arah utara magnetik).  

96 Diambil dari data matahari dalam Ephemeris Tanggal 02 April 2005 pada jam 11:00 WIB atau jam 0400 GMT. Juga dapat diambil dari Kitab al-Kulasotul Waftvah karangan KH. Zubair, hlm. 217, Lihat dalam Ahmad Izzuddin, Hisab Praktis Arah Kiblat dalam Materi Pelatihan Hisab Rukyat Tingkat Dasar Jawa Tengah, Op. cit, hlm. 8.

97 Deklinasi ini di ambil dari data matahari dalam Epjumeris tanggal 02 April 2005 pada jam 1100 WIB atau jam 0400) GMT. Untuk menentukan deklinasi matahari juga bisa menggunakan perhitungan deklimasi “urfi. 

98 Lihat dalam Nabhan Maspoetra, Koordinat Geografis dam Arah Kiblat (Perhitungan dan Pengukurannya), disampaikan dalam Pelatihan Tenaga Teknis Hisab Rukyat Tingkat Dasar dan
Menengah, Ciawi-Bogor, Juni 2008, hlm. 2-15.

99 Daftar bujur dan lintang tempat kota-kota di Indonesia dapat dilihat dalam Atlas DER GEHELE, oleh PR BOS - JF. NERMEYER, JB. WOLTER - GRONINGEN, Jakarta , 1951, Namun pakai GPS akan mendapatkan hasil data yang lebih akurat. 

100 Setelah kompas beredar di masyarakat, maka alat ini pun dimanfaatkan pula oleh kaum muslimin untok menentakan arah kiblat. kompas tersebut berfungsi auntak menentukan arah utara - selatan, Alat ini cukup praktis dan mudah digunakan oleh siapa saja, Namun mempunyai kelemahan-kelemahan terutama jika alat ini dipergunakan pada tempat yang banyak mengandung logam atau besi, Di samping ibu, alat ani jaga tidak menunjukkan ke arah utara sejati namun ke arah utara magnetik. Dari arah utara sejati ke arah utara magnetik ada penyimpangan yang dikenal dengan variasi magnit, nilainya untuk setiap tempat berbeda-beda. Oleh karena itu alat ini hanyalah penunjuk arah perkiraan,

Sekarang ada juga alat yang sangat praktis untuk menentukan arah kiblat dan banyak digunakan oleh masyarakat luas yakni Kompas kiblat. Sistem kerja kampas kiblat tni sama seperti kompas biasa, bedanya kalau kompas biasa piringannya diberi skala 380 derajat yang berarti mempergunakan satuan derajat busur sedangkan piringan kompas kiblat hanya dibagi 40 bagian yang berarti skala tiap satu bagian bernilai 9 derajat busur, Di samping itu, kompas kiblat dilengkapi dengan buku petunjuk yang berisi daftar kota selurah dunia berikut angka pedoman arah kiblatnya masing-masing. Dengan menempatkan jarum kompas menunjuk kepada angka tersebut maka secara otomatis tanda panah penunjuk arah kiblat (yang juga menunjukan angka nol) merapakan arah kiblat dari kota dimaksud. Namun demikian, perlu diketahui bahwa penunjuk arah kiblat dalam kompas kiblat ini hanyalah
taksiran (perkiraan saja). Karena menurut hasil penelitian, kompas kiblat selama ini masih
mempunyai penyimpangan arah kiblat yang tidak sedikit bahkan ada kota-kota tertentu yang
mencapai 20 derajal.  

101 Agar apa yang dilakukan tersebut tidak gagal dan memperoleh hasil yang teliti maka perlu diperhatikan :

a) Untuk menjaga kemungkinan terhalangnya sinar matahari pada saat ujung bayang-bayang tongkat hampir menyentuh lingkaran, perlu dibuatkan beberapa lingkaran dengan jari-jari yang berbeda. Sehingga mempunyai banyak kemungkinan memperoleh titik sentuhan ujung bayang-bayang tongkat pada lingkaran.


b) Ujung tongkat jangan dibuat rancing sebab bayang-bayang akan kabur tidak jelas.

c) Makin tinggi ukuran tongkat vang dipakai, makin panjang ukuran bayang-bayangnya. Akibatnya akan makin jelas perubahan letak ujung bayang-bayang sehingga lebih cermat dan teliti.

d) Sebagaimana diketahui, sebenarnya setiap saat posisi matahari berubah. Perubahan deklinasi terutama lebih mempengaruhi pengamatan. Oleh karena itu, dalam pengamatan yang serius harus kita pilih hari atau tanggal saat perubahan deklinasi matahari harganya kecil. Hal ini terjadi pada saat matahari ada di titik balik utara atau sekitarnya atau di titik balik selatan atau sekitarnya. Kedua titik balik itu masing-masing pada tanggal 21 Maret dan 23 September, 

LihatTutupKomentar