Terjemah Akhlak lil Banin Juz 3

Nama kitab: Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 3 Penulis: Ustadz Umar bin Ahmad Baraja Bidang studi: Etika budi pekerti Islam (akhlak) Adab Pada Waktu

Terjemah Akhlak lil Banin Juz 3 (Tiga)

Nama kitab: Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 3
Judul asal dalam teks Arab: الأﺧﻼﻕ ﻟﻠﺒﻨﻴﻦ الجزء الثالث لطلاب المدارس الإسلامية بإندونيسيا
Makna: Pelajaran Budi Pekerti Islam untuk Anak Laki-laki Bagian 1
Penulis: Umar bin Ahmad Baraja
Bidang studi: Etika budi pekerti Islam (akhlak)
Penerjemah: 

Daftar isi 

  1. Mukaddimah
  2. Pendahuluan Kitab
  3. Macam-macam adab 
    1. Adab Pada Waktu Berjalan
    2. Adab Pada Waktu Duduk
    3. Macam Macam Adab Percakapan
    4. Adab Makan Sendirian
    5. Adab Makan Bersama Sekelompok Orang
    6. Adab Berkunjung Dan Minta Izin
    7. Adab Menjenguk Orang Sakit
    8. Adab Orang Sakit
    9. Adab Kunjungan Takziyah
    10. Adab Orang Yang Mengalami Musibah
    11. Adab Berkunjung Untuk Memberi Selamat
    12. Adab Dalam Bepergian
    13. Adab Berpakaian
    14. Adab Pada Waktu Tidur
    15. Adab Bangun Tidur
    16. Adab Istikhoroh Dan Bermusyawarah
  4. Kitab Akhlak lain:
    1. Akhlak lil Banin Juz 1
    2. Akhlaq lil Banin Juz 2
  5. Kembali ke Kategori Akhlak

Mukaddimah
Segala puji bagi allah yang menyuruh kita menghiasi dengan adab-adab yang mulia dan membebaskan diri kita dari akhlak yang rendah. Shalawat dan salam semoga tercurah atas junjungan kita nabi Muhammad saw sumber sifat-sifat sempurna, dan keluarga serta para sahabatnya yang mempunyai banyak perangai yang terpuji. Selanjutnya, kepada bapak-bapak dan para pengajar yang mendidik kaum remaja, saya persebahkan bagian ketiga dari buku saya : “al-akhlak lil banin (bimbingan akhlak bagi putra-putra anda) dan saya berharap mereka dapat menerimanya walaupun menyampaikan sebagian dari cita-cita dan permintaan mereka dan sebagaimana telah tercapai dalam kedua bagian sebelumnya yang menyenangkan apabila melihat hasilnya. Segala puji bagi allah yang dengan kenikmatan-Nya amal-amal kebaikan dapat terlaksana dan cita-cita dapat tercapai.

Saya telah mencurahkan segenap kemampuan dalam menyususnnya dan mengumpulkannya dan sejumlah kitab-kitab akhlak seperti ihya’ ulumuddin oleh imam al-ghazali, adabud dunya wad dien oleh al-mawardi. Saya ambil sebagian besar haditsnya dari kitab al-jaami’us shaghir oleh as-suyuti dan al-adzkar oleh an-nawawi dan saya tempatkan dalam adabul mu’amalat (adab yang mengatur hubungan perlakuan individu dengan lainnya). Adapun yang berkenaan dengan pengkajian akhlak, maka akan ditempatkan insya allah dalam jilid ke empat
Kami mohon kepada allah agar memberi manfaat dengan buku ini dan memberi kami pahala yang banyak atas penyusunannya sesungguhnya dia maha pemurah lagi maha pemberi.
Pengarang


Al ustadz umar bin ahmad baradja
Surabaya, 1 rabi’ul awwal 1378 H.

 
PENDAHULUAN KITAB

Wahai anak yang tercinta!

    Allah telah menciptakan manusia di alam ini dan mengutamakan bagi mereka di -atas hewan-hewan dengan akal, agama, lisan dan akhlak. Islam telah memberikan perhatian tertinggi terhadap akhlak dan mewajibkannya atas individu dan masyarakat, karena akhlak sangat penting bagi tegaknya kehidupan individu dan masyarakat. Manusia membahayakan dirinya jika ia berakhlak buruk, dan merusak sebagian besar perbuatannya jika ia pendusta dan pendengki, jahat dan suka mencari pujian. Begitu pula masyarakat akan terganggu oleh tersebarnya akhlak yang rusak ini sehingga mereka selalu hidup dalam permusuhan, pertengkaran, saling membanggakan diri dan saling berperang.

    Betapa Islam banyak memperhatikan seruan kepada akhlak yang baik dan mendatangkan kesenangan serta kebahagiaan, dan memperingatkan terhadap akhlak yang buruk yang menimbulkan kesengsaraan dan kemalangan. Islam menjelaskan kepada kita dua cara perlindungan dari kerusakan akhlak.

Pertama : Mengharamkan ketiga sumber kejahatan, yaitu khamar (minuman keras), judi dan zina.

Kedua : Mewajibkan amar makruf dan nahi munkar (menyuruh berbuat kebajikan dan melarang berbuat kemungkaran).

    Manusia sangat membutuhkan akhlak yang baik dalam seluruh keadaannya. Jika ia tidak memilikinya, maka lebih baik ia mati daripada hidup begitu. Imam: As-Syafi’i radhiyallahu “anhu berkata:

Tidaklah Allah memberi manusia suatu karunia yang lebih baik daripada akal dan adabnya keduanya adalah sumber hidup manusia, dan jika hilang maka kematian lebih baik baginya.

    Nabi SAW. telah menetapkan tujuan pengutusan dirinya kepada manusia, yaitu penyebaran akhlak mulia. Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (budi pekerti) mulia.” Allah SWT. memujinya sebagai pemilik akhlak yang baik. Maka Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Al-Qalam – 4).

Nabi SAW. menjadikan nisbah (hubungan) akhlak yang baik terhadap agama sebagai nisbah antara wadah dan isinya. Maka Nabi SAW. bersabda: “Sesungguhnya akhlak itu wadah agama.”

    Dalam mendorong agar memiliki akhlak mulia, terdapat hadits-hadits: “Sesungguhnya Allah menghiasi Islam dengan budi pekerti mulia dan amal perbuatan yang baik.”

“Beruntunglah bagi siapa yang mengikhlaskan hatinya untuk iman, hatinya dibersihkan, lisannya suka berkata benar, jiwanya tenteram dan akhlaknya lurus.”

“Termasuk kemuliaan iman adalah bila orang-orang merasa aman terhadap darimu: dan termasuk kemuliaan Islam adalah bila engkau tidak menyakiti orang lain dengan lisan dan tanganmu.” :

“Tidaklah masuk surga orang yang berakhlak buruk.”

“Akhlak yang baik mencairkan dosa-dosa sebagaimana air mencairkan salju: dan akhlak yang buruk merusakkan amal sebagaimana air cuka merusakkan madu.”

“Akhlak yang baik membawa keberkahan: dan akhlak yang buruk membawa kesialan.”

    Seorang bijaksana berkata, “Dalam kelapangan akhlak – terdapat perbendaharaan rizki.”

Yang lain berkata, “Barangsiapa buruk akhlaknya, ia pun sempit rizkinya dan menyiksa dirinya. Maka ia selalu hidup bersama masyarakat dalam fitnah dan permusuhan, pertengkaran dan pertikaian, dan bumi yang lapang terasa sempit baginya.”

Penyair berkata:

Demi hidupmu, tidaklah Suatu negeri menjadi sempit karena penduduknya tetapi akhlak manusialah yang membuatnya sempit.

Yang lain berkata:

Jika akhlak suatu kaum tidak meluas maka negeri yang luas pun menjadi sempit bagi mereka.

Penyair Syaugi berkata:

Bangsa-bangsa tetap hidup . selama mereka mempunyai akhlak Jika lenyap akhlak mereka, maka mereka pun binasa.

Seorang penyair lain berkata:

Tidaklah bangunan suatu kaum berdiri apabila jiwa mereka rusak.

    Berusahalah sekuat tenaga untuk menghasilkan akhlak yang baik agar engkau bahagia di dunta dan akhirat. Dalam hadits: “Sesungguhnya akhlak ini dari Allah. Maka barangsiapa ingin diberi kebaikan oleh Allah, maka ia pun diberiNya akhlak yang baik. Dan barangsiapa yang ingin diberi keburukan oleh Allah, maka ia pun diberi-Nya akhlak yang buruk.”

Penyair Hafidh Ibrahim berkata:

Jika engkau dikaruniai akhlak terpuji maka berarti

Pembagi rizki telah memilihmu

Manusia ini ada yang mendapat bagian harta, ada yang mendapat ilmu dan ada pula yang berakhlak mulia
    Perhatikanlah pendidikan akhlakmu lebih banyak daripada perhatianmu untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Dalam hadits: “Sesungguhnya manusia yang paling keras siksanya di hari kiamat adalah orang alim yang tidak diberi manfaat oleh Allah dengan ilmunya.”

Pemimpin Mesir yang silam Sa’ad Zaghlul Pasya berkata, “Kami tidak membutuhkan banyak ilmu, tetapi kami membutuhkan banyak akhlak yang mulia.”

    Apakah artinya manfaat yang diberikan ilmu dan kekayaanmu atau keindahan baju dan wajahmu, Jika buruk “ akhlak dan adabmu?

Al-Mutanabbi berkata:

Bukanlah kebagusan wajah pemuda merupakan kemuliaan baginya Jika kebagusan bukan pada perbuatan dan akhlaknya.

Di’ bil berkata:

Bukanlah kebagusan wajah merupakan kebaikan bagi mereka apabila buruk akhlak mereka

    Dengan apa hati orang tua disenangkan oleh anak anak mereka? Apakah dengan banyaknya pengetahuan dan kepandaian dalam menguasai berbagai bahasa disertai akhlak dan kebiasaan yang buruk, menyia-nyiakan shalat serta kewajiban-kewajiban ? Sekali-kali tidak, Sesungguhnya yang paling menyenangkan dan menyejukkan hati mereka adalah bilamana mereka melihat anak-anak mereka berpegang pada agama, taat dan patuh, mengenal Tuhan dan Nabi mereka, mengenal. hak-hak kebapakan dan kemanusiaan dan menunaikan kewajiban-kewajiban mereka terhadap setiap orang. Mereka dapat memberi manfaat bagi diri mereka sebelum: keluarga dan masyarakat mereka, kemudian hati para orang tua merasa gembira melihat anak-anak mereka belajar dan berpendidikan serta memahami urusan-urusan dunia dan agama,

    Maka biasakanlah dirimu memiliki akhlak yang baik sejak masa kecilmu agar supaya menjadi watak dan tabiat bagimu pada waktu engkau menginjak dewasa.

Seorang yang bijaksana berkata, “Barangsiapa mempunyai watak tertentu di masa mudanya, ia pun menjadi tua dengan memiliki watak itu. Apabila engkau abaikan dirimu hingga terbiasa berakhlak buruk, maka sulit sekali bagimu menerima pendidikan pada waktu engkau dewasa. Adalah berat melatih orang tua dan adalah sulit mendidik orang yang sudah terbiasa.”

Al-Bushiri rahimahullah berkata:

Nafsu itu bagaikan bayi, Jika kau biarkan ia te tap suka menyusu, dan jika engkau sapih, ja pun akan berhenti
    Di sini saya persembahkan kepadamu bagian ketiga dari buku “Bimbingan Akhlak” dengan harapan agar engkau membacanya dengan baik dan berkemauan tulus untuk mengandalkan isinya sebagaimana anda lakukan dengan jilid pertama dan kedua dari buku ini. Dengan demikian, insya Allah akan terdidik akhlakmu, menjadi baik penghidupanmu dan selamatlah engkau dari fitnah zaman dan pembantu-pembantu syaitan serta memperoleh keridhaan Ar-Rahman (Allah Yang Maha Penyayang).

Hanya kepada Allahlah kita meminta pertolongan.

Pengarang
Al-Ustadz Umar bin Ahmad Baradja

LihatTutupKomentar