Terjemah Matan al-Baiquniyah (Ilmu Mustalah Hadis)

Terjemah Matan al-Baiquniyah Mustalah hadis adalah ilmu kajian yang membahas tentang status sebuah hadits Nabi apakah sahih, hasan, dhaif atau maudhu'

Terjemah Matan al-Baiquniyah

Nama kitab/buku: Terjemah Matan Manzhumah al-Baiquniyah (منظومة البيقونية‎)
Penulis: Umar /Taha ibn Muhammad bin Futuh al-Baiquni al-Dimashqi (عمر (أوطه) بن محمد بن فتوح البيقوني الدمشقي)

Wafat:  1080 H (1669/1670 M).

Penerjemah:

Bidang studi: ilmu hadits, musthalah hadis

Keterangan: Mustalah hadis adalah ilmu kajian yang membahas tentang status sebuah hadits Nabi apakah sahih, hasan, dhaif atau maudhu'.  

Daftar isi

  1. Hadits Sahih
  2. Hadits Hasan
  3. Hadits Daif
  4. Hadits Maudu'
  5. Hadits Marfu' dan Maqtu'
  6. Hadits Musnad
  7. Hadits Muttasil
  8. Hadits Musalsal
  9. Hadits Aziz
  10. Hadits Muan'an
  11. Hadits Mauquf
  12. Hadits Mursal dan Gharib
  13. Hadits Munqati'
  14. Hadits Syadz dan Maqlub
  15. Hadits Fard
  16. Hadits Muallal
  17. Hadits Mudtarib
  18. Hadits Mudraj
  19. Hadits Mudabaj
  20. Hadits Muttafiq dan Muftariq
  21. Hadits Mu'talif dan Mukhtalif
  22. Hadits Munkar
  23. Hadits Matruk

 بسم الله الرحمن الرحيم

١ – أَبْدَأُ بِالْحَمْدِ مُصَلِّياً عَلَى … مُحَمَّدٍ خَيْرِ نَبِيٍّ أُرْسِلَا

Aku memulai dengan memuji Allâh dan bershalawat kepada Muhammad Nabi terbaik yang diutus

٢ – وَذِي مِنَ اقْسَامِ الحَدِيثِ عِدَّهْ … وَكُلُّ وَاحِدٍ أَتَى وَحَدَّهْ


Inilah pembagian hadits yang banyak dan setiap bagian datang dengan ciri khasnya

Hadits Sahih

٣ – أَوَّلُهَا الصَّحِيحُ وَهْوَ مَا اتَّصَلْ … إسْنَادُهُ وَلَمْ يَشُذَّ أَوْ يُعَلْ


Yang pertama hadits shahih yaitu yang sanadnya bersambung tanpa adanya syadz dan ‘illat

٤ – يَرْوِيهِ عَدْلٌ ضَابِطٌ عَنْ مِثْلِهِ … مُعْتَمَدٌ فِي ضَبْطِهِ وَنَقْلِهِ


Yang diriwayatkan dari perawi adil dan dhabit dari yang semisalnya yang diakui kedhabitan dan penukilannya

Hadits Hasan

٥ – وَالْحَسَنُ الْمَعْرُوفُ طُرْقاً وَغَدَتْ … رِجَالُهُ لاَ كَالصَّحِيحِ اشْتَهَرَتْ


Hadits hasan jalan periwayatannya terkenal tetapi para perawinya tidak seperti hadits shahih

٦ – وَكُلُّ مَا عَنْ رُتْبَةِ الْحُسْنِ قَصُرْ … فَهْوَ الضَّعِيفُ وَهْوَ أَقْسَاماً كَثُرْ

Hadits Daif

Setiap hadits yang lebih rendah derajatnya dari hadits hasan disebut hadits dha’if dan ia banyak macamnya

Hadits Marfu' dan Maqtu'

٧ – وَمَا أُضِيفَ لِلنَّبِي الْمَرْفُوعُ … وَمَا لِتَابِعٍ هُوَ الْمَقْطُوعُ


Apa yang disandarkan ke Nabi adalah hadits marfu’ dan apa yang disandarkan ke tabi’in adalah hadits maqthu’

Hadits Musnad

٨ – وَالْمُسْنَدُ المُتَّصِلُ الإِسْنَادِ مِنْ … رَاوِيهِ حَتَّى المُصْطَفَى وَلَمْ يَبِنْ


Hadits musnad adalah yang sanadnya bersambung dari para perawi hingga al-Musthafa tanpa terputus

Hadits Muttasil

٩ – وَمَا بِسَمْعِ كُلِّ رَاوٍ يَتَّصِلْ … إسْنَادُهُ لِلْمُصْطَفَى فَالْمُتَّصِلْ


Hadits yang didengar semua perawi dan bersambung sanadnya hingga al-Musthafa adalah hadits muttashil

Hadits Musalsal

١٠ – مُسَلْسَلٌ قُلْ مَا عَلَى وَصْفٍ أَتَى … مِثْلُ أَمَا وَاللهِ أَنْبَانِي الْفَتَى


Katakanlah, hadits musalsal adalah yang mengandung sifat tertentu seperti: Demi Allâh seorang pemuda mengabarkan kepadaku
 

١١ – كَذَاكَ قَدْ حَدَّثَنِيهِ قَائِمَا … أَوْ بَعْدَ أَنْ حَدَّثَنِي تَبَسَّمَا


Begitu pula: sungguh dia mengabarkan kepadaku sambil berdiri, atau setelah mengabarkan kepadaku ia tersenyum

Hadits Aziz

١٢ – عَزِيزُ مَرْوِي اثْنَيْنِ أوْ ثَلاَثَهْ … مَشْهُورُ مَرْوِي فَوْقَ مَا ثَلَاثَهْ


Hadits ‘aziz adalah yang perawinya dua atau tiga, dan hadits masyhur perawinya lebih dari tiga

Hadits Muan'an

١٣ – مُعَنْعَنٌ كَعَن سَعِيدٍ عَنْ كَرَمْ … وَمُبْهَمٌ مَا فِيهِ رَاوٍ لَمْ يُسَمْ


Hadits mu’an’an contohnya: dari Sa’id dari Karam, dan hadits mubham adalah jika ada perawi yang tidak disebutkan namanya

Baca juga: Terjemah Mustalah Hadits

١٤ – وَكُلُّ مَا قَلَّتْ رِجَالُهُ عَلاَ … وَضِدُّهُ ذَاكَ الَّذِي قَدْ نَزَلاَ


Setiap hadits yang perawinya sedikit disebut hadits ‘ali, dan kebalikannya adalah hadits nazil

Hadits Mauquf

١٥ – ومَا أَضَفْتَهُ إِلَى الأَصْحَابِ مِنْ … قَوْلٍ وَفِعْلٍ فَهْوَ مَوْقُوفٌ زُكِنْ


Apa yang disandarkan kepada para shahabat baik ucapan maupun perbuatan adalah hadits mauquf, mengertilah

Hadits Mursal dan Gharib

١٦ – وَمُرْسَلٌ مِنْهُ الصَّحَابِيُّ سَقَطْ … وَقُلْ غَرِيبٌ مَا رَوَى رَاوٍ فَقَطْ


Hadits mursal adalah bila perawi shahabat gugur, dan katakanlah hadits gharib itu bila perawinya hanya satu

Hadits Munqati'

١٧ – وَكُلُّ مَا لَمْ يَتَّصِلْ بِحَالِ … إسْنَادُهُ مُنْقَطِعُ الأَوْصَالِ


Setiap hadits yang keadaan sanadnya tidak bersambung disebut hadits munqathi
 

١٨ – والُمعْضَلُ السَّاقِطُ مِنهُ اثْنَانِ … وَمَا أَتَى مُدَلَّساً نَوعَانِ


Hadits mu’dhal adalah bila perawi yang gugur dua, dan hadits mudallas ada dua macam
 

١٩ – اَلْأَوَّلُ: الْاَسْقَاطُ لِلشَّيْخِ وَأَنْ … يَنْقُلَ عَمَّنْ فَوْقَهُ بِعَنْ وَأَنْ


Pertama: gurunya gugur dengan penukilan di atasnya memakai (عَنْ) dan (أَنْ)

٢٠ – وَالثَّانِ: لاَ يُسْقِطُهُ لَكِنْ يَصِفْ … أَوْصَافَهُ بِمَا بِهِ لاَ يَنْعَرِفْ


Kedua: gurunya tidak gugur tetapi menyifatinya dengan sifat yang tidak dikenal

Hadits Syadz dan Maqlub

٢١ – وَمَا يُخَالِفْ ثِقَةٌ بِهِ الْمَلَا … فَالشَّاذُّ وَالَمقْلُوبُ قِسْمَانِ تَلَا

 Hadits tsiqah yang menyelisihi jamaah disebut hadits syadz, dan hadits maqlub ada dua macam, bacalah

٢٢ – إبْدَالُ رَاوٍ مَا بِرَاوٍ قِسْمُ … وَقَلْبُ إسْنَادٍ لِمَتْنٍ قِسْمُ


Pertama: mengganti perawi dengan perawi lain dan kedua: membalik sanad-matan

Hadits Fard

٢٣ – وَالفَرْدُ مَا قَيَّدْتَهُ بِثِقَةِ … أَوْ جَمْعٍ أوْ قَصْرٍ عَلَى رِوَايَةِ


Hadits fard adalah yang periwayatannya diikat dengan satu perawi tsiqah, banyak, atau terbatas

Hadits Muallal

٢٤ – وَمَا بِعِلَّةٍ غُمُوضٍ أَوْ خَفَا … مُعَلَّلٌ عِنْدَهُمُ قَدْ عُرِفَا


Hadits yang cacatnya tersembunyi atau tersamar disebut hadits mu’allal menurut pengertian ahli hadits

Hadits Mudtarib

٢٥ – وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنِ … مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ الْفَنِّ


Hadits yang sanad atau matannya berbeda disebut hadits mudhtharib menurut ahli hadits

Hadits Mudraj

٢٦ – وَالُمدْرَجَاتُ فِي الْحَدِيثِ مَا أَتَتْ … مِنْ بَعْضِ أَلْفَاظِ الرُّوَاةِ اتَّصَلَتْ


Hadits mudraj adalah hadits yang tercampuri sebagian lafazh perawi

Hadits Mudabaj

٢٧ – وَمَا رَوَى كُلُّ قَرِينٍ عَنْ أَخِهْ … مُدَّبَّجٌ فَاعْرِفْهُ حَقًّا وَانْتَخِهْ


Setiap hadits yang diriwayatkan oleh perawi segenerasi dari saudaranya adalah hadits mudabbaj, maka ketahuilah ini dengan baik

Hadits Muttafiq dan Muftariq

٢٨ – مُتَّفِقٌ لَفْظاً وَخَطّاً مُتَّفِقْ … وَضِدُّهُ فِيمَا ذَكَرْنَا المُفْتَرِقْ


Hadits yang lafazh (pengucapan) dan khat (tulisan) perawi sama disebut hadits muttafiq, dan kebalikan apa yang kami sebutkan adalah hadits muftariq

Hadits Mu'talif dan Mukhtalif

٢٩ – مُؤْتَلِفٌ مُتَّقِقُ الخَطِّ فَقَطْ … وَضِدُّهُ مُخْتَلِفٌ فَاخْشَ الْغَلَطْ


Hadits mu`talif adalah jika hanya khat nama perawi yang sama, dan kebalikannya adalah hadits mukhtalif, maka hati-hatilah jangan salah

Hadits Munkar

٣٠ – وَالْمُنْكَرُ الْفَرْدُ بِهِ رَاوٍ غَدَا … تَعْدِيلُهُ لاَ يْحمِلُ التَّفَرُّدَا


Hadits munkar adalah yang perawinya menyendiri dan keadilannya tidak diakui saat menyendiri

Hadits Matruk

٣١ – مَتْرُوكُهُ مَا وَاحِدٌ بِهِ انْفَرَدْ … وَأَجْمَعُوا لِضَعْفِهِ فَهْوَ كَرَدْ


Hadits matruk adalah yang perawinya satu menyendiri dan mereka sepakat atas kelemahannya, sehingga ia tertolak

Hadits Maudu'

٣٢ – وَالكَذِبُ المُخْتَلَقُ المَصْنُوعُ … عَلَى النَّبِي فَذلِكَ المَوْضُوعُ


Hadits dusta yang direka-reka dan dibuat-buat atas nama Nabi itulah hadits maudhu’

٣٣ – وَقَدْ أَتَتْ كَالجَوْهَرِ المَكْنُونِ … سَمَّيْتُهَا مَنْظُومَةَ البَيْقُونِي


Sungguh nazham ini seperti mutiara yang tersimpan dan aku menamainya Manzhumah al-Baiquniyyah

٣٤ – فَوْقَ الثَّلاَثِيْنَ بِأَرْبَعٍ أَتَتْ … أَقْسَامُهَا تَمَّتْ بِخَيْرٍ خُتِمَتْ


Berisi 34 bagian yang sempurnya dan ditutup dengan kebaikan.

LihatTutupKomentar