Penyakit Hati

Penyakit Hati dan Berburuk Sangka Ketahuilah sesungguhnya nikah itu suatu kesunahan yang disukai dan pola hidup yang dicintai Karena dengan nikahlah

Penyakit Hati

Nama kitab:  Terjemah Fathul Izar (Menyelami Rahasia Seksologi Dalam Islam)
Judul kitab asal: Fath al-Izar Fi Kasyf al-Asrar li Awqat al-harts wa Khilqat al-Akbar (“Pembuka sarung di dalam Masalah Seputar Waktu Terbaik Menanam Benih dan Bentuk Keperawanan.)
Ejaan lain: Wejangan Pengantin Anyar
Pengarang: KH. Abdullah Fauzi
Bidang studi: fikih muamalah, ahwal al-syakhshiyah, bimbingan hubungan suami-istri
Penerjemah: 1) Firman Arifandi; 2) Badrudin Achmad

 

Daftar isi

  1. Penyakit Hati dan Berburuk Sangka 
  2. Hubungan Intim dan rahasia waktu-waktunya
  3. Penjelasan tentang Hubungan Intim
  4. Etika Hubungan Intim
  5. Do’a Bersenggama
  6. Rahasia penciptaan keperawanan 
  7. Sesuatu yang indah
  8. Penutup
  9. Kembali ke kitab: Fathul Izar

(2): Penyakit Hati dan Berburuk Sangka

مِن آفَاتِ القَلْبِ وَسُوءِ الظَّن
إعْلَم أَنَّ النِّكَاحَ سُنَّةٌ مَرْغُوبَةٌ وَطَرِيقَةٌ مَحْبُوبَة

Ketahuilah sesungguhnya nikah itu suatu kesunahan yang disukai dan pola hidup yang dicintai
 
لِأنَّ بِهِ بَقَاءَ التَّنَاسُلِ وَدَوَامَ التَّوَاصُل

Karena dengan nikahlah akan terjaga kesinambungan keturunan dan kelestarian hubungan

 
فَقَدْ حَرَّضَهُ الشَارِعُ الحَكِيم


Sang Maha pelaksana juga Maha Bijaksana telah menganjurkan nikah

 
فَقَالَ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ “فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُم مِنَ النِّسَاء مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاع الأية

 

Ia berfirman: Maka nikahilah wanita-wanita yang bagus bagimu, dua, tiga atau empat”

 
وَقَالَ “وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِنْ أَنْفُسِكُم أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَوَدَّةً وَرَحْمَة” الأية

 

Dan Ia berfirman: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Ia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, Dan Ia menjadikan rasa kasih dan sayang di antara kalian.

 
وقال: وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ” الآية

 

Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin maka Allah akan mengayakan mereka dengan karunia-Nya.

 
وَمِن إِغْنَائِهِ تَعَالَى لَهُم أَنَّ الرَّجُلَ قَبْلَ دُخُولِهِ فِي قَيْد النِّكَاحِ لَهُ يَدَانِ وَرِجْلَانِ وَعَيْنَانِ وَغَيْرِهَا مِنَ الجَوَارِحِ بحدتها فقط

 

Di antara bentuk mengayakannya Allah kepada mereka ialah bahwa seorang laki-laki sebelum memasuki ikatan pernikahan dia hanya memiliki dua tangan, dua kaki, dua mata dan sebagainya dari anggota tubuhnya yang masing-masing hanya sepasang.

 
وَلَكِنْ كُلَّمَا دَخَلَ فِيهِ صَارَتْ تِلْكَ الأَعْضَاءِ تَتَضَاعَفَ ضِعْفَيْنِ بِزِيَادَةِ أَعْضَاءِ زَوْجَتِهِ إِلَيْهَا

 

Namun ketika ia masuk dalam sebuah ikatan pernikahan, maka anggota-anggota tubuh tersebut menjadi berlipat ganda dua kali lipat dengan tambahan anggota tubuh istrinya.

 
أَلَا تَرَى أَنَّ العَرُوسَةَ إِذَا قَالَتْ لِلْعَرِيسِ: لِمَنِ يَدَاك؟ قَالَ لَكَ وَاذَا قَالَتْ لَهُ: لِمَنْ أَنْفَكَ؟ قَالَ لَكَ وَاذَا قَالَتْ لَهُ ايْضًا: لِمَنِ عَيْنَاكَ؟ قَالَ لَهَا مُجِيبًا وَمُؤنِسًا: لَكَ وَهَكَذا

 

Tahukah engkau bahwa ketika pengantin wanita bertanya kepada pengantin pria: “Untuk siapakah tanganmu?”. Maka pengantin pria menjawab: “Untukmu”. Dan ketika pengantin wanita bertanya kepadanya: ”Untuk siapakah hidungmu?”. Maka dia menjawab: “untukmu”. Begitu pula ketika pengantin wanita bertanya kepadanya: ”Untuk siapa matamu?”. Dengan penuh kasih sayang dia menjawab:” Untukmu”.

 
وَقَالَ صلى الله عليه وسلم يَا مَعْشَرَ الشَّبَاب مَن اسْتَطَاعَ مْنكُم البَاءَة فَلْيَتَزَوَّج فَإنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ الحديث

 

Nabi SAW bersabda: Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu membiayai pernikahan, hendaklah kalian menikah. Karena sesungguhnya nikah itu lebih mampu memejamkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.

 
وَالبَاءَة النَّفَقَةُ الظَّاهِرَةُ وَالبَاطِنَةُ كَمَا قِيل

 

Kata “ba’ah” adalah nafkah dhohir dam batin.

 
َوَقَالَ أَيْضَا تَزَوَّجُوا الوَلُود الوَدُود فَإنِّي مُكَاثِرٌ بِكُم الأُمَمَ يَوْمَ القِيَامَة الحَدِيث أَوْ كَمَا قَال

 

Beliau SAW juga bersabda: Nikahilah wanita-wanita yang banyak anak, yang banyak kasih sayangnya kepada suami. Karena sesungguhnya aku akan berlomba-lomba dengan kalian memperbanyak umat di hari kiamat.

 
 وَغَيْرُهَا مِنَ الآيَاتِ وَالأَحَادِيث

 

Dan masih banyak lagi ayat dan hadits lain. (*)



(3) Bersenggama dan rahasia waktu-waktunya 
– بَيَانُ الحَرْثِ وَأسْرَارِ أوْقَاتِه

 
إعْلَم أَنَّ المَقْصُودُ الأَعْظَم مِنَ النِّكَاحِ التَّعَبُّدُ وَالتَّقَرُّبُ وَاتِّبَاعُ سُنَّةُ الرَّسُولِ وَتَحْصِيلُ الوَلَدِ وَالنَّسْل

 

Ketahuilah bahwa tujuan utama dari suatu pernikahan adalah pengabdian, pendekantan dan mengikuti sunnah Rasul dan menghasilkan anak dan keturunan

 
لِأَنَّ بِهِ بَقَاءَ العَالَمِ وَانْتِظَامَهُ وَبِتَرْكِهِ وَإهْمَالِهِ خَرَابَه وَدِرَاسَه

 

Karena hanya dengan pernikahanlah kelestarian alam dan teraturnya. Dan dengan meninggalkannya berarti sebuah kehancuran dan kemusnahan alam ini.

 
وَمَعْلُومٌ أَنَّهُ لَا يُحْصَلُ الحَصَادُ إِلَّا بِنَثْرِ البَذْرِ عَلَى الأَرْضِ أَوَّلًا

 

Sudah maklum bahwa tak akan ada panen tanpa menyebar benih pada bumi dahulu,

 
وَحَرْثِهَا وَزَرْعِهَا بِطُرُقٍ وَكَيْفِيَاتٍ مَعْلُومَةٍ عِنْدَ الفَلَاحِ

 

Kemudian mengolah dan merawatnya melalui teori dan teknik yag telah diketahui dikalangan petani

 
وَانْتِظَارِ المَدَدِ إِلَى بُدُوِّ الصَّلَاح

 

Dan penantian anugrah hingga siap panen.

 
وَكَذَلِكَ لَا يُحْصَلُ الوَلَدُ وَالنَّسْلُ إِلَّا بِبَثِّ بَذْرِ الزَّوْجِ عَلَى مَزْرَعَتِهِ وَزَرْعَتِهِ الَّتِي هِيَ حَلِيلُه

 

Begitu pula tak akan terwujud seorang anak dan keturunan kecuali dengan memasukkan benih suami pada ladangnya dan tanamanya yaitu istrinya

 
قال تعالى نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُمْ الآية

 

Allah berfirman: Istri-istri kalian adalah ladang kalian. Maka datangilah ladang kalian itu semaumu dan kerjakanlah (amal-amal yang baik) untuk diri kalian

ْ
وَسَبَبُ نُزُولِ هَذِهِ الآيَةِ أَنَّ المُسْلِمِينَ قَالُوا: إِنَّا نَأتِي النِّسَاءَ بَارِكَاتٍ وَقَائِمَاتٍ وَمُسْتَلْقِيَاتٍ وَمِنْ بَيْنَ أَيْدِيهِم وَمِنْ خَلْفِهِم بَعْدَ أَن يَكُونَ المَأتِيَ وَاحِدًا

 

Sebab turunya ayat ini bahwasanya orang-orang islam mengatakan: kita menggauli isteri dengan posisi berlutut, berdiri, terlentang, dari arah depan dan dari arah belakang. walaupun tujuanya satu

 
فَقَالَتِ اليَهُودُ مَا أَنْتُم إِلَّا البَهَائِم لَكِنَّا نَأتِهِنَّ عَلَى هَيْئَةٍ وَاحِدَة

 

Maka orang-orang Yahudi menyatakan: kalian itu binatang, sedangkan kami mendatangi mereka dengan satu macam posisi

 
وَإِنَّا لَنَجِدُ فِي التَّوْرَاةِ أَنَّ كُلَّ إِتْيَانٍ تُؤتَى النِّسَاء غَيْرَ الإسْتِلْقَاءِ دَنَسٌ عِنْدَ الله

 

Sungguh kami temukan dalam Taurat bahwa setiap hubungan badan selain posisi isteri terlentang itu kotor di menurut Allah

 
فَأَكْذَبَ الله تَعَالَى اليَهُود

 

Maka Allah mendustakan orang-orang yahudi

 
فَفِي هَذِهِ الآيةِ دِلَالَةٌ عَلَى جَوَازِ إِتْيَانِ الرَّجُلِ زَوْجَتَهُ عَلَى أَيِّ كَيْفِيَةٍ وَحَالٍ شَاء مِن قِيَامٍ وَقُعُودٍ وَاْستِلْقَاء

 

Jadi dalam ayat ini ada petunjuk diperbolehkannya seorang suami menyetubuhi isterinya dengan cara dan posisi apapun yang ia mau. Baik dengan berdiri, duduk atau terlentang

 
وَمِنْ أَيِّ جِهَةٍ شَاء مِنْ فَوْقٍ وَمِنْ تَحْتٍ وَمِنْ وَرَاءٍ وَمِن قِدَام

 
Dan dari arah manapun suami mau, baik dari atas, dari bawah, dari belakang atau dari depan

 
وَفِي أَيِّ وَقْتٍ شَاءَ فِي اللَّيلِ أَوِ النَّهَار

 
Dan pada waktu kapanpun suami mau, baik siang hari atau malam hari
ٍ
بَعْدَ أَنْ كَانَ فِي صَمَامٍ وَاحِد


Setelah dalam satu cara

لَكِنْ قَالَ أَهْلُ العِلْمِ مَنْ جَامَعَ زَوْجَتَهُ فِي لَيْلَةِ الجُمْعَةِ يَصِيرُ الوَلَدُ حَافِظًا لِكِتَابِ الله تَعَالى

Tetapi ahli ilmu berkata: Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Jum’at, maka anak akan menjadi penhafal kitab Allah

 
وَمَنْ جَامَعَ فِي لَيْلَةِ السَّبْتِ يَكُونُ الوَلَدُ مَجْنُونًا


Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam sabtu, maka anak akan menjadi gila

 
وَمَنْ جَامَعَ فِي لَيْلَةِ الأَحَدِ يَكُونُ الوَلَدُ سَارِقًا لِمِلْكِ غَيْرِهِ أَوْ ظَالِمًا

 

Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Ahad, maka anak akan menjadi seorang pencuri milik orang lain atau penganiaya.

 
وَمَن جَامَعَ فِي لَيْلَةِ الإثْنَينِ يَكُونُ الوَلَدُ فَقِيرًا أَوْ مِسْكِينًا أَوْ رَاضِيًا لِأَمْرِ الله وَقَضَائِه


Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Senin, maka anak akan menjadi fakir atau miskin atau ridho dengan keputusan dan qodho’-nya Allah.
 
وَمَنْ جَامَعَ فِي لَيْلَةِ الثُّلَاثَاء يَكُونُ الوَلَدُ بَارًّا لِلْوَالِدَيْن


Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Selasa, maka anak akan menjadi orang yang berbakti kepada orang tua.

 
وَمَنْ جَامَعَ فِي لَيْلَةِ الأَرْبِعَاء يَكُونُ الوَلَدُ كَثِيرَ العَقْلِ أَوْ كَثِيرَ العِلْمِ أَوْ كَثِيرَ الشُّكْر


Barangsiapa yang menyetubuhi istrinya pada malam Rabu, maka anak akan cerdas atau berpengetahuan atau banyak bersyukur
 
وَمَنْ جَامَعَ فِي لَيلَةِ الخَمِيسِ يَكُون الوَلَدُ مُخْلِصًا فِي قَلْبِه


Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Kamis, maka anak akan menjadi orang yang berhati ikhlas
وَمَنْ جَامَعَ زَوْجَتِهِ مَعَ التَّكَلُّمِ يَكُونُ الوَلَدُ أَبْكَم

Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya sembari bercakap-cakap, maka anak akan bisu

 
وَمَنْ جَامَعَ فِي ظُلْمَةٍ يَكُونُ الوَلَدُ سَاحِرًا

 
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya di dalam kegelapan, maka anak akan mejadi penyihir

 
وَمَنْ جَامَعَ مَعَ السِرَاجِ يَكُونُ الوَلَدُ حَسَنُ الصُّورَة


Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya di bawah nyala lampu, maka anak akan berwajah tampan

 
وَمَنْ جَامَعَ رَائِيًا عَوْرَةِ المَرْأة يَكُونُ الوَلَدُ أَعْمَى أَوْ أَعْمَى القَلْب

 
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya sambil melihat aurat isteri, maka anak akan buta mata atau buta hatinya.
 
وَمَن جَامَعَ سَائِلَ الزَّادِ لِسَفَرٍ يَكُونُ الوَلَدُ كَاذِبًا


Barang siapa yang bersetubuh seraya meminta bekal untuk bepergian, mka anak akan menjadi pendusta

 
وَمَنْ جَامَعَ تَحْتَ الشَّجَرَةْ المَطْعُوم ثَمَرُهَا يَكُونُ الوَلَدُ مَقْتُولُ الحَدِيد أَوْ مَقْتُولُ الغَرَقِ أَوْ مَاتَ فِي هَدْمِ الشَّجَرَة

 
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya di bawah pohon yang buahnya dapat dimakan, maka anak akan terbunuh dengan besi atau karena tenggelam atau karena keruntuhan pohon.

 
قَالَ أهْلُ العِلْمِ وَيَنْبَغِي لِلْعَرُوسِ أَرْبَعَةٌ أَشْيَاء

 
Ulama berkata: Hendaknya seorang suami memperhatikan empat hal:

 
أَوَّلُهَا أَخْذُ اليَدَيْنِ وَثَانِيهَا مَسُّ صَدْرِهَا وَثَالِثُهَا تَقْبِيلُ الخَدَّيْنِ وَرَابِعُهَا قِرَاءَةِ البَسْمَلَةِ عِنْدَ إدْخَالِ الذَّكَرِ فِي الفَرْج

 
Pertama: Memegang kedua tangan isteri. kedua: Meraba dadanya. ketiga: Mencium kedua pipi. keempat: Membaca Basmalah ketika memasukkan penis pada vagina.

 
 وَقَالَ صلى الله عليه وسلم مَنْ جَامَعَ زَوْجَتَهُ عِنْدَ الحَيْضِ فَكَأَنَّمَا جَامَعَ أُمَّهُ سَبْعِينَ سَنَةً الحَدِيث أَوْ كَمَا قَال


Rasulullah SAW. bersabda: barang siapa yang menyetubuhi isterinya ketika haid, maka seolah-olah dia menyetubuhi ibunya sebanyak tujuh puluh kali

نَفِيسَة ظَرِيفَة سُئِلَ بَعْضُ المَشَايِخِ عَنِ النِّعَمِ الدُّنْيَا كَمْ هِيَ؟
 

Nafisah Dzarifah: Sebagian guru besar ditanya tentang kenikmatan dunia, berapa itu?

فَأَجَابَ بِأَنَّهَا كَثِيرَةُ لَا يُحْصَى عَدَدُهُا قَالَ تَعَالَى: وَإن تَعُدُّوا نِعْمَة ٍالله لَا تُحْصُوهَا وَلَكْن أَعْظَمُهَا انحَصَرَ فِي ثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ: تَقْبِيلُ النِّسَاءِ وَلَمْسُهَا وَإدْخَالُ الذَّكَرِ فِي الفَرْج


Lalu ia menjawab; Kenikmatan dunia itu sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Allah berfirman: jika kalian menghitung nikmat Allah maka kalian tak akan sanggup. tetapi kenikmatan yang paling hebat teringkas pada tiga hal: yaitu mencium wanita, menyentuhnya dan memasukkan penis pada vagina.
 
قَالَ الشَّاعِر فِي بَحْرِ الرَّجَز


Seorang penyair mengungkapkan lewat tembang Rojaznya
 
وَنَعِـمُ الدُّنْيَـا ثَلَاثٌ تُعْتَـبَر * لَـْمسٌ وَتَقْــبِيلٌ وَإدْخَــالُ الذَّكَر


Kenikmatan dunia ada tiga macam yaitu menyentuh, mencium dan memasukkan penis.

 
وَقَالَ أخَر

Penyair lain mengungkapkan:

 
وَنَعِـمُ الدُّنْـيَا ثَلَاثٌ تُحْـصَرُ * دِمِيك كُولِيت عَامبُوع كَارُو بَارَع تُورُو

 
Kenikmatan dunia itu teringkas menjadi tiga yaitu menyentuh kulit, mencium dan tidur bersama (dengan isteri)

 (4):  Aturan bersenggama 
– بَيَانُ تَدْبِيرِ الحَرْث

 
قَالَ الإِمَامُ العَالِمُ العَلَّامَةُ جَلَالُ الدِّين عَبْدُ الرَّحْمَن السُّيُوطِي فِي الرَّحْمَة

 
Imam Jalaluddin Abdurrahman Al-Suyuti berkata dalam Kitab Ar-Rahmah:

 
إِعْلَمْ أَنَّ الجِمَاعَ لَا يَصْلُحُ إِلَّا عِنْدَ هَيَجَانِ الشَّهْوَةِ مَعَ اسْتِعْدَادِ المَنِي


Ketahuilah bahwa senggama tidak baik kecuali ketika memuncakya birahi serta siapnya sperma.

 
فَيَنْبَغِي أَنْ يُخْرِجَهُ فِي الحَالِ كَمَا يُخْرِجُ الفُضْلَةَ الرَّدِيئَةَ بِالإسْتِفْرَاغاَتِ كَالمُسْهِلَات

 
Maka ia hendaknya mengeluarkan sperma seketika, seperti ia mengeluarkan sisa kotoran dengan buang air besar seperti sakit perut.

فَإنَّ فِي حَبْسِهِ عِنْدَ ذَلِكَ ضَرَراً عَظِيمًا


Karena dengan menahan sperma ketika memuncaknya birahi dapat menyebabkan bahaya yang besar.

 
وَالمُكْثِر مِنَ الجِمَاعِ لَا يَخْفَى هَرَمُهُ سَرِيعًا وَقِلَّةِ قُوَّتِهِ وَظُهُورِ الشَّيْبِ فِيه

 
Orang yang kebanyakan melakukan senggama pasti cepat penuaanya, lemah tenaganya dan tumbuhnya uban.
 
َوَلِلْجِمَاعِ كَيْفِيَةٌ وَهِيَ أَنْ تَسْتَلْقِىَ المَرْأَةُ عَلَى ظُهُورِهَا


Bersenggama itu ada cara yaitu hendaknya isteri terlentang di atas punggungnya.

 
وَيَعْلُوهَا الرَّجُلُ مُلَاعَبَةً خَفِيفَةً مِنَ الضَّمِّ وَالتَّقْبِيلِ وَنَحْوِ ذَلِك

Dan suami berada di atasnya seraya melakukan cumbuan ringan berupa mendekap, mencium dan lain sebagainya.
 
َحَتَّى إِذَا حَضَرَتْ شَهْوَتُهَا أَوْلَجَ وَتَحَرَّك

 
Sampai ketika isteri bangkit birahinya maka maka suami memasukkan dzakar dan menggesek – gesekkannya.
 
فَإِذَا صَبَّ المَنِيُّ فُلَا يَنْزِعُ بَلْ يَصْبِرُ سَاعَةً مَعَ الضَّمِّ الجَيِّدِ لَهَا


Sampai saat suami sudah ejakulasi maka jangan mencabut, melainkan sabar beberapa saat disertai dekapan baik kepada istri.

فَإِذَا سَكَنَ جِسْمُهُ سُكُونًا عَظِيمًا نَزَعَ وَمَالَ عَلَى يَمِينِهِ حِينَ النَّزْع
 

Baru setelah tubuh suami sudah tenang maka ia mencabut dan ia codong pada sisi kananya ketika mencabut.
 
فَقَدْ ذَكَرُوا أَنَّ ذَلِكَ مِمَّا يَكُونُ بِهِ الوَلَدُ ذَكَر

 
Ulama’ menerangkan bahwa tindakan demikian merupakan penyebab anak akan menjadi Laki-laki.

 
ًوَيَمْسَحَانِ فَرْجَهُمَا بِحِرْقَتَينِ نَظِيفَتَينِ لِلرَّجُلِ وَاحِدَةً وَلِلْمَرْأَةِ وَاحِدَة


Dan keduanya mengelap alat kelamin masing-masing dengan dua kain, untuk suami satu dan untuk istri satu.
 
وَلَا يَمْسَحَانِ بِحِرْقَةٍ وَاحِدَةٍ فَإنَّ ذَلِكَ يُورِثُ الكَرَاهَة

 
Jangan sampai keduanya menggunakan satu kain karena hal itu dapat memicu pertengkaran
 
وَأَحْسَنُ الجِمَاعِ مَا يَعْقِبُهُ نَشَاطُ وُطِيبُ نَفْسٍ وَبَاقِى شَهْوَة


Bersenggama yang paling baik adalah senggama yang diiringi dengan sifat agresif, kerelaan hati dan masih menyisakan syahwat.
 
وَشَرُّهُ مَا يُعْقِبُهُ رَعْدَةٌ وَضِيقُ نَفْسٍ وَمَوتُ أَعْضَاءٍ وَغَشِيَانٌ وَبُغْضُ الشَّخْصِ المَنْكُوحِ فَإنْ كَانَ مَحْبُوبا

 

Dan senggama yang paling jelek adalah senggama yang diiringi gemetar, gelisah, anggota badan terasa mati, pingsan, dan marahnya seorang yang dinikahi, walaupun ia dicintai
 
فَهَذَا القَدْرِ كَافٍ فِي تَدْبِيرِ الأَصْلَحِ مِنَ الجِمَاع


Keterangan ini sudah cukup untuk mengatur senggama yang paling baik. (*)

(5): Etika Bersenggama 
– آدَابُ الجِمَاع


 
وَآدَابُ الجِمَاعِ ثَلَاثَةٌ قَبْلَهُ وَثَلَاثَةٌ حَالَهُ وَثَلَاثَةٌ بَعْدَه

 
Etika bersenggama itu tiga sebelumnya, tiga sat melakukannya dan tiga sesudahnya.

 
أَمَّا الثَّلَاثَةُ الَّتِي قَبْلَهُ فَتَقْدِيمُ المُلَاعَبَةِ لِيَطِيبُ قَلْبُ الزَّوْجَةِ وَيَتَيَسَّرُ مُرَادُهَا


adapun tiga yang sebelumnya yaitu: mendahulukan bercumbu supaya hati isteri tidak tertekan dan mudah melampiaskan hasratnya.
 
حَتَّى إِذَا عَلَا نَفْسًا وَكَثُرَ قَلْقَلُهَا وَطَلَبَت إلْتِزَامَ الرَّجُلِ دَنَا مِنْها


Sampai ketika suami menguasai serta tubuh istri menggeliat dan ia minta dekapan suami, maka suami mendekan istri.
 
وَالثَّانِيَةُ مُرَاعَاةُ حَالِ الجِمَاع


yang kedua adalah menjaga waktu bersenggama.
 
فَلَا يَأتِيهَا وَهِيَ بَارِكَةٌ لِأَنَّ ذَلِكَ يَشُقُّ عَلَيْهَا


Maka jangan menyutubuhi isteri dengan posisi berlutut, karena hal demikian memberatkannya.

 
أَوْ عَلَى جَنْبِهَا لِأَنَّ ذَلِكَ يُورِثُ وَجْعَ الحَاصِرَة


Atau tidur miring karena hal demikian menyebabkan sakit pinggang.
 
وَلَا يَجْعَلْهَا فَوْقَهُ لِأَنَّ ذَلِكَ يُورِثُ الإعْتِقَار


Dan jangan memposisikan isteri di atasnya, karena hal demikian mengakibatkan kencing batu.

بَلْ مُسِتَلْقِيَةً رَافِعَةً رِجْلَيْهَا فَإنَّهُ أَحْسِنُ هَيئَاتِ الجِمَاع

tetapi isteri dalam posisi terlentang seraya mengangkat kakinya, karene itu posisi bersenggama yang terbaik.

 
وَالثَّالِثَةُ مُرَاعَاةُ وَقْتَ الجِمَاعِ أَيْ وَقْتَ الإيْلَاجِ بِالتَّعْوِيذ وَالتَّسْمِيَةِ وَحَكِّ الذَّكَرِ بِجَوَانِبِ الفَرْجِ وَغَمْزِ الثَّدْيَينِ وَنَحْوِ ذَلِكَ مِمَّا يُحَرِّكُ شَهْوَتَهَا
 

Yang ketika adalah memperhatikan waktu bersenggama maksunya waktu penetrasi  dengan membaca ta’awudz dan basmalah. dan menggosok-gosokkan penis di sekitar vagina, meremas payudara dan hal lain yang dapat membangkitkan syahwat istri.
 
وَأَمَّا اللَاتِي فِي حَالِ الجِمَاعِ فَأَوَّلُهَا كَوْنُ الجُهْدِ بِرِيَاضَةٍ فِي صُمْتٍ وَتَوَقُّف


Adapun etika saat bersenggama maka yang pertama yaitu penetrasi dilakukan secara pelan-pelan dan tidak tergesa-gesa (ritmis).
 
الثَّانِيَةُ فِي التَّمَهُّلِ عِنْدَ بُرُوزِ شَهْوَتِهِ حَتَّى يَسْتَوْفِي إنْزَالُهَا فَإنَّ ذَلِكَ يُورِثُ المَحَبَّة فِي القَلْب


Yang kedua yaitu menahan (ejakulasi) pada saat birahinya mulai bangkit, sampai tuntas orgasme istri. Karena hal tesebut dapat menumbuhkan rasa cinta di hati.

 
الثَّالِثَةُ أَنْ لَا يَسْرَعَ بِإخْرَاجِ الذَّكَرِ عِنْدَ إحْسَاسِهِ بِمَائِهَا فَإنَّهُ يُضْعِفُ الذَّكَرِ

 
Yang ketiga kendaknya suami tidak terburu-buru mencabut dzakar ketika ia merasakan mani istri, karena hal itu dapat melemahkan dzakar.
 
وَلَا يَعْزِلُ عَنْهَا مَاءَهُ لِأَن ذَلِكَ يَضُرُّ بِهَا


Dan jangan mencabut dzakar (saat enjakulasi) karena hal tersebut itu merugikan istri.

 
وَأمَّا الثَلَاثَةُ الَّتِي بَعْدَهُ فَأَوَّلُهَا أَمْرُ الزَّوْجَةِ بِالنَّوْمِ عَلَى يَمِينِهِ لِيَكُونَ الوَلَدُ ذَكَرًا إِنْ شَاءَ الله


adapun tiga etika setelah bersenggama maka yang pertama adalah suami menyuruh isteri tidur miring ke kanan agar anak menjadi laki-laki, insya Allah.
 
ُوَإِنْ نَامَتْ عَلَى الأَيْسَرِ يَكُونُ الوَلَدُ أَنْثَى حَسْبَ مَا اقْتَضَتْهُ التَّجْرِبَة


Bila isteri tidur miring ke kiri maka anak menjadi perempuan. menurut hasil percobaan.

 
الثَّانِيَةُ أَنْ يَقُولَ الذِّكْرَ الوَارِدَ عِنْدَ ذَلِكَ فِي نَفْسِهِ وَهُوَ الحَمْدُ لله الَّذِي خَلَقَ مِنَ المَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا
 

Suami mengucapkan dzikir yang dari Nabi di dalam hati sesuai yaitu: Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dari air, kemudian menjadikannya keturunan dan besan. Dan adalah Tuhanmu itu maha kuasa.

الثَّالِثَةُ الوُضُوءُ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ وَهُوَ سُنَّةٌ وَغَسْلُ ذَكَرَهُ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَعُودَ إِلَيْهَا
 

Yang ketiga yaitu berwudlu ketika hendak tidur  wudlu ini sunah dan membasuh dzakar bila hendak mengulangi bersenggama.

 
َوَذُكِرَ عَنْ بَعْضِ الثِّقَاتِ أَنَّ مَنْ قَدَّمَ اسْمَ الله تَعَالَى عِنْدَ الجِمَاعِ أَيْ جِمَاعِ زَوْجَتِهِ وَسُورَةَ الإخْلَاصِ إِلَى آخِرِهَا وَكَبَّرَ وَهَلَّل ِوَقَالَ بِسْمِ الله العَلِيِّ العَظِيم اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا ذُرِّيَةً طَيِّبَةً إِنْ كُنْتَ قَدَّرْتَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ صُلْبِي اللَّهُمَّ جَنِّبْنِي الشَيْطَان وَجَنِّب الشَّيْطَان مَا رَزَقْتَنِي ثُمَّ يَأْمُرُ الزَّوْجَةِ بِالإضْطِجَاعِ عَلَى جَنْبِهَا الأَيْمَنِ فَإن حَمَلَهَا يَكُونُ ذَكَرًا بِإذْنِ الله تعالى إِنْ قَدَّرَ الله تَعَالى حَمْلَهَا مِن ذَلِكَ الجِمَاعِ. وَلَازَمْتُ هَذَا الذِّكْرَ وَالصِّفَةَ فَوَجَدْتُهُ صَحِيحًا لَا رَيْبَ فِيه وَبِالله التَّوفِيق اهـ مَحْذُوفًا بَعْضُه


Dikutip dari sebagian orang yang dapat dipercaya bahwa barangsiapa mendahulukan membaca basmalah ketika bersetubuh maksudnya menyetubuhi isterinya, dan surat Ikhlas sampai akhirnya, takbir, tahlil serta membaca : “bismillahil aliyyil adzim, Allahummajalha dzurriatan thoyyibah in kunta qoddarta an tukhrija mi sholbi, allahumma jannibni syaiona wa jannibis syaitoa ma rozaqtana” Kemudian suami menyuruh isterinya tidur kearah kanan. Maka jika dari hasil jima’ itu Allah mentakdirkan isteri mengandung, maka anak yang lahir nanti akan berjenis kelamin laki-laki dengan izin Allah. Dan saya telah mengamalkan dzikir serta teori ini. Dan sayapun menemukan kebenarannya tanpa ada keraguan. Dan hanya dari Allah lah pertolongan itu. Demikian penggalan komentar Imam As-Suyuthi.

 
ُقَالَ بَعْضُ المَشَايِخِ مَنْ أَتَى زَوْجَتَهُ فَقَالَ فِي نَفْسِهِ حِينَ أَحَسَّ بِالإنْزَالِ لَا يُدْرِكُهُ الأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيف الخَبِير يَكُونُ الوَلَدُ إِنْ قَدَّرَ الله تعالى مِنْ ذَلِكَ فَائِقًا عَلَى وَالِدَيْهِ عِلْمًا وَشَأْنًا وَعَمَلًا إن شَاءَ الله تعالى


Sebagian Masyayikh mengatakan: Barangsiapa menyetubuhi isterinya lalu ketika ia merasa keluar mani ia membaca dzikir : “la tudrikuhul absoru wahuwa yudrikul abshor wahuwa latiful khobir” maka apabila Allah mentakdirkan, anak yang dilahirkan kelak akan mengungguli kedua orang tuanya dalam hal ilmu, sikap, dan amalnya, Insya Allah.”

 
َقَالَ فِي حَاشِيَةِ البُجَيْرَمِي عَلَى الخَطِيب (فَائِدَةٌ) رَأَيْتُ بِخَطِّ الأَزْرَقِ عَنْ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم أَنَّ مَنْ أَرَادَ أَنْ تَلِد إمْرَأَتُهُ ذَكَرًا فَإنَّهُ يَضَعُ عَلَى بَطْنِهَا فِي أَوَّلِ الحَمْلِ وَيَقُولُ بِسمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم اللَّهُمَّ إِنِّي أُسَمِّي مَا فِي بَطْنِهَا مُحَمَّدًا فَاجْعَلْه لِي ذَكَرًا فَإنَّهُ يُولِدُ ذَكَرًا إن شَاءَ الله مُجَرَّب اهـ


Penulis kitab hasyiah Bujairomi alal Khotib tepatnya mengatakan (faidah): Saya melihat tulisan Syekh Al-Azroqy yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa seseorang yang menghendaki isterinya melahirkan anak laki-laki, maka hendaknya ia meletakkan tangannya pada perut isterinya di awal kehamilan dan mengucapkan: dengan menyebut nama Allah, wahai Allah saya akan menamakan anak yang di perut ibunya Muhammad, maka jadikanlah laki-laki, maka kelak anak yang dilahirkan akan berjenis kelamin laki-laki. Insya Allah terbukti. (*)

 (6): Penjelasan tentang Do’a Bersenggama 
– ِبَيَانُ أَدْعِيَةِ الحَرْث

 
قَالَ تَعَالى وَقَدِّمُوا لِأنْفُسِكُم الآية


Allah SWT berfirman: Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk diri kalian

 
أَيْ قَدِّمُوا مَا يُدَّخَرُ لَكُم مِنَ الثَّوَابِ كَالتَّسْمِيَةِ عِنْدَ الجِمَاعِ وَطَلَبِ الوَلَد


Maksudnya: Carilah pahala yang tersedia untuk kalian, seperi membaca basmalah ketika bersenggama dan meminta anak

ِ
رُوِيَ أَنَّ النَّبِي صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ قَالَ بِسم الله عِندَ الجِمَاع فَأتَاهُ وَلَدٌ فَلَهُ حَسَنَاتٌ بِعَدَدِ أَنْفَاسِ ذَلِكَ الوَلَدِ وَعَدَدِ عَقِبِه إِلَى يَوْمِ القِيَامَة


Diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: Barangsiapa yang membaca basmalah ketika bersenggama kemudian dia dikaruniai anak maka dia mendapat pahala sebanyak nafas anak tersebut dan keturunannya sampai hari kiamat

 
وَقَالَ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّم خِيَارُكُم خِيَارُكُم لِنِسَائِهِم الحَدِيث أَوْ كَمَا قَال

 
Nabi bersabda: Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya

 
وَلِبَعْضِهِم فِيهَا تَرْتِيبٌ عَجِيب


Dalam masalah ini sebagian ulama’ memiliki urut-urutan yang mengagumkan

 
وَهُوَ أَنَّ الرَّجُلَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُجَامِعَ زَوْجَتَهُ يَنْبِغِي أَنْ يَقُولَ أَوَّلًا السَّلَامُ عَلَيكُم يَا بَابَ الرَّحْمَة


Yaitu ketika suami akan menyetubuhi isterinya hendaknya terlebih dulu ia mengucapkan: keselamat bagi kalian wahai pintu rahmat

 
فَتَقُولُ زَوْجَتُهُ مُجِيبَةً لَهُ وَعَلَيْكُمُ السَّلَام يَا سَيِّدَ الأَمِين


Lalu isteri menjawab: keselamatan bagi kalian wahai junjungan orang yang terpercaya

 
فَيَأخُذُ يَدَيْهَا وَيَقُولُ رَضِيتُ بِالله رَبَّا

 

Selanjutnya suami meraih kedua tangan isterinya seraya mengucap: Aku telah ridho Allah sebagai Tuhanku

 
ثُمَّ يَغْمِزُ ثَدْيَيْهَا وَيَقُول اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

 

Kemudian ia meremas-remas kedua payudara isterinya sambil mengucapkan: wahai Allah bersalawatlah atas junjungan kita Muhammad dan atas keluarga junjungan kita Muhammad

 
ثُمَّ يَقَبِّلُ نَاصِيَتَهَا قَائِلًا يَا لَطِيف الله نُورٌ عَلَى نُور شَهِدَ النُّورُ عَلَى مَنْ يَشَاء

 

Kemudian mengecup kening isterinya seraya mengucapkan: wahai Dzat Yang Maha Halus, Cahaya Allah Di atas segala cahaya. Cahaya itu telah menerangi siapa saja yang dikehendakinya.

 
ثُمَّ بَعْدَ ذَلِكَ يُمِيلُ رَأْسَهَا إِلَى الجَانِبِ الأَيْسَرِ وَيَقُولُ فِي سَمْعِكَ الله سَمِيع مُقَبِّلًا وَنَافِخَا أُذُنَهَا اليُمْنَى نَفْخًا يَسِيرًا

 

Kemudian setelah itu suami memiringkan kepala isteri ke arah kiri sambil mengucapkan: “Di dalam pendengaranmu Allah Maha Mendengar” seraya mencium dan meniup telinga sebelah kanan dengan tiupan ringan

 
َثُمَّ يُمِيلُ رَأْسَهَا إِمَالَةً لَطِيفةً إِلَى الأَيْمَنِ وَيَقُولُ مَا ذُكِرَ فِي أُذُنِهَا اليُسْرَى كَذَلِك

Kemudian suami memiringkan kepala isteri dengan pelan pelan ke kanan sambil mengucapkan apa yang telah disebut di telinga kiri

 
ثُمَّ يُقَبِّلُ عَيْنَيِهَا اليُمْنَى فَاليُسْرَى قَائِلًا اللَّهُمَّ إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينَا

kemudian  ia mengecup kedua mata isterinya yang kanan lalu yang kiri sambil mengucapkan: Ya Allah, sesungguhnya kami bukakan untukmu kemenangan yang nyata

 
ثُمَّ يُقَبِّلُ خَدَّيْهَا اليُمْنَى فَاليُسْرَى يَقُولُ يَا كَرِيم يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيم يَا الله

 

Kemudian suami mencium kedua pipi isteri, yang kanan lalu yang kiri sambil membaca: Wahai Maha Mulia, Wahai Maha Pengasih, Wahai Maha Penyayang. Ya Allah

 
ثُمَّ يُقَبِّلُ أَنْفَهَا قَائِلًا عِنْدَ ذَلِكَ فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيم

 

Kemudian mengecup hidungnya seraya mengucapkan: Maka dia memperoleh ketentraman dan keharuman serta surga kenikmatan

 
ثُمَّ يُقَبِّلُ كَتِفَهَا وَيَقُولُ يَا رَحْمَنُ الدُّنْيَا يَا رَحِيمَ الآخِرَة

 

Kemudian mengecup pundaknya sambil membaca: “Wahai Maha Pengasih di dunia, Wahai Penyayang di akhirat.”

 
ثُمَّ يُقَبِّلُ رَقَبَتِهَا وَيَقُولُ الله نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأرْض

 

Kemudian mengecup lehernya sambil membaca: “Allah itu cahaya langit dan bumi.

 
ثُمَّ يُقَبِّلُ ذَقَنَهَا وَيَقُولُ نُورُ حَبِيبُ الإيمَان مِن عِبَادِكَ الصَّالِحِين

 

Kemudian mengecup dagunya sambil membaca: “Cahaya kekasih iman di antara hamba-hamba-Mu yang saleh.

 
ثُمَّ يُقَبِّلُ رَاحَتَيْهَا اليُمْنَى فَاليُسْرَى قَائِلًا عِنْدَ ذَلِكَ مَا كَذَبَ الفُؤَادُ مَا رَأى

 

Kemudian mengecup kedua telapak tanganya, yang kanan lalu yang kiri sambil membaca: “Hati tidak berdusta terhadap apa yang dilihatnya

 
ثُمَّ يُقَبِّلُ مَا بَيْنَ ثَدْيَيْهَا وَيَقُولُ وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي

 

Kemudian mengecup bagian diantara kedua payudara sambil membaca: Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang daripada-Ku

 
ُثُمَّ يُقَبِّلُ صَدْرَهَا اليُسْرَى بِحِذَاءِ قَلْبِهَا وَيَقُولُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوم

 

Kemudian mengecup dadanya bagian kiri tepat pada hatinya sambil mengucap: “Wahai Maha Hidup, Wahai maha berdiri pada dirinya sendiri.

 
ثُمَّ يُجُامِع

 

Lalu ia bersenggama. (*)


(7):  Rahasia penciptaan keperawanan
 – بَيَانُ أسْرَارِ خَلْقَةِ الأبْكَار

 
قَالَ أَهْلُ الفِرَاسَةِ وَالخَبَرِ بِالنِّسَاء


Para ahli firasat dan ilmuwan tentang kewanitaan mengatakan

 
إِذَا كَانَ فَمُ المَرْأَةِ وَاسِعًا كَانَ فَرْجُهَا وَاسِعًا

 
Bila mulut seorang wanita itu lebar, maka vaginanya lebar.
 
إِذَا كَانَ صَغْيراً كَانَ فَرْجُهَا صَغِيرًا ضَيِّقًا

 
Bila mulutnya kecil, maka vaginanya kecil juga sempit.
قَالَ مِنْ بَحْرِ الطَّوِيل

Seorang penyair lewat bahar thowilnya menyatakan

 
إِذَا ضَاقَ فَمُ البِكْرِ ضَاقَتْ فُرُوجُهَا * وَكَانَ لِفَمِهَا شِعَارٌ لِفَرْجِهَا

 
Apabila seorang perawan sempit mulutnya, maka sempit pula vaginanya. Demikian ini memang mulut seorang perawan itu menjadi pertanda dari bentuk dan keadaan vaginanya.

 
وَإِن كَانَت شَفَتَاهَا غَلِيظَتَينِ كَانَ شَفْرَاهَا غَلِيظَتَين


Bila kedua bibirnya tebal, berarti bibir vaginanya tebal.

وَإنْ كَانَتَا رَقِيقَتَينِ كَانَتَا رَقِيقَتَين

 
Bila kedua bibirnya tipis, berarti kedua bibir vaginanya tipis.

 
وَإنْ كَانَتْ السُّفْلَى رَقِيقَةً كَانَ فَرْجُهَا صَغِيرًا
 
Bila bibir bawah tipis, berarti vaginanya kecil 

وَإِنْ كَانَ فَمُ المَرْأَةِ شَدِيدَ الحُمْرَةِ كَانَ فَرْجُهَا جَافًا عَنِ الرُّطُوبَة

Bila mulut wanita itu sangat merah, berarti vaginanya kering 

وَإِنْ كَانَتْ حَدْبَاءَ الأَنْفِ فَهِيَ قَلِيلَةُ الغَرَضِ فِي النِّكَاح

Bila wanita itu hidungnya mancung berarti tidak begitu berhasrat untuk melakuan senggama 

وَإِنْ كَانَتْ طَوِيْلَةَ الذَّقَنِ فَإنَّهَا فَاتِحَةُ الفَرْجِ قَلِيلَةُ الشَّعْر

Bila wanita itu dagunya panjang, berarti vaginanya menganga dan sedikit bulunya 

وَإن كَانَت صَغِيرَةَ الحَاجِبِ فَإنَّهَا غَامِضَةُ الفَرْج

Bila wanita itu tipis alisnya, berarti posisi vaginanya agak ke dalam

وَإنْ كَانَتْ كَبِيرَةَ الوَجْهِ غَلِيظَةَ الضَّفَائِرِ دَلَّ ذَلِكَ عَلَى صَغِيرَةِ العَجِيزَةِ وَكَبِيرِ الفَرْجِ وَضِيقِه

Bila wanita itu wajahnya lebar juga lehernya besar berarti pantatnya kecil dan vaginanya besar serta sempit

وَإذَا كَثُرَ شَحْمُ ظَاهِرِ قَدَمِهَا وَبَدَنِهَا عَظُمَ فَرْجُهَا وَكَانَتْ مَخْطُوبَةً عِنْدَ زَوْجِهَا

Bila wanita itu banyak lemak luar telapak kakinya dan badanya berarti besar vaginanya, dan ia di pinang samping suaminya

وَإذَا كَانَتْ نَاتِئَةَ السَّاقَينِ فِي الصَّلْبَةِ فَإنَّهَا شَدِيدُ الشَّهْوَةِ لَا صَبْرَ لَهَا عَنِ الجِمَاع

Bila kedua betisnya tebal dan keras, berarti besar birahinya dan tidak sabar untuk bersenggama

وَإنْ كَانَتْ عَيْنُهَا كَحِيلَةً كَبِيرَةً فَإنَّهَا يَدُلُّ عَلَى ضَيْقِ الرَّحِم

Bila matanya tampak bercelak dan lebar, hal ini menunjukkan sempit rahimnya

وَصَغِيرُ العَجِيزَةِ مَعَ عَظْمِ الكَتِفِ يَدُلَّانِ عَلَى عَظْمِ الفَرْج

Pantat yang kecil serta bahu yang besar itu menunjukkan besar vagina. (*)


(8)  Sesuatu yang indah
 – نفيسة

قَالَ الحُكَمَاءُ مَنْ وَجَدَ فِي المَرْأَةِ عَشْرَةُ أَوْصَافٍ فَلَا يَنْبَغِي أَخْذُهَا

Orang-orang bijak mengatakan: Barangsiapa menemukan sepuluh karakter yang terdapat pada seorang wanita, maka janganlah menikahinya.

ِأَحَدُهَا: كَوْنُهَا قَصِيرَةَ القَامَة

Pertama: wanita itu pendek tubuhnya

الثَّانِي: كَوْنُهَا قَصِيرَةَ الشَّعْر

Kedua: wanita itu pendek berambut

ِالثَّالِثُ رَفِيعَةُ الجَسَد

Ketiga: wanita itu postur tubuhnya tinggi.

الرَّابِعُ سَلِيطُ اللِّسَان

Keempat: Wanita itu cerewet.

الخَّامِسُ كَوْنُهَا مُنْقَطِعَةُ الأَوْلَاد

Kelima: wanita itu tidak produktif

السَّادِسُ كَوْنُهَا عِنْدَهَا عِنَاد

Keenam: wanita itu mempunaya sifat bengis.

السَّابِعُ كَوْنُهَا مُسْرِفَةً مُبَذِّرَة

Ketujuh: wanita itu berlebihan dan boros.

ِالثَّامِنُ كَوْنُهَا طَوِيلَةَ اليَد

Kedelapan: wanita itu tanganya panjang 

ِالتَّاسِعُ كَوْنُهَا تُحِبُّ الزِّينَةَ عِندَ الخُرُوج

Kesembilan: wanita itu suka berhias ketika keluar

العَاشِرُ كَونُهَا مُطَلَّقَةً مِن غَيرِهِ اهـ

Kesepuluh: wanita itu dicerai oleh orang lain. (*)
 

(9) Kitab Fathul Izar:  Penutup
 
 – خاتمة

ُهَذَا آخِرُ مَا يَسَّرَ اللهُ تَعَالَى لَنَا جَمْعَه

Ini adalah akhir sesuatu yang penysunanya Allah mudahkan kepada kami

ٍفَلِلَّهِ الحَمْدُ وَالثَّنَاءُ عَلَى كُلِّ حَال

Maka hanya kepada Allah segala puji dan sanjungan di setiap keadaan

وَأَزْكَى الصَّلاَةِ وَالتَّسْلِيمِ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد

Sholawat serta salam yang teristimewa semoga tercurahkan kepada junjungan kita Muhammad 

ٍوَمَنْ وَالَاهُ خَيْرُ صَحْبٍ وَآل

Dan orang yang menyayanginya yaitu sebaik-baik sahabat keluarga. 

وَنَسْأَلُ اللهَ أَنْ يُوَفِّقَنَا لِصَالِحِ الأعْمَالِ

Dan kami meminta kepada Allah agar menunjukkan kita kepada amal yang baik 

وَأَنْ يَعُمَّ نَفْعَ هَذِهِ الكَرَاسَةِ الحَقِيرَةِ لِمَنْ هِيَ لَهُ مِنَ النِّسَاءِ وَالرِّجَالِ آمين

Dan semoga Allah meratakan kemanfaatan buku kecil ini pada kaum pria maupun wanita

فَقُلْتُ كَمَا قَال
Aku berkata sebagaimana seorang penya’ir berkata:

أَمُوتُ وَيَبْقَى كُلُّ مَا قَدْ كَتَبْتُه * فَيَا لَيْتَ مَنْ يَقْرَأُ كِتَابِي دَعَا لِيَا

 Aku akan mati, namun setiap tulisan yang aku tulis akan kekal. Andaikan orang yang membaca tulisanku mau mendoakanku. (*)
LihatTutupKomentar