Bab Sumpah dan Nadzar
Nama kitab: Terjemah Al-Yaqut Al-Nafis Fi Madzhabi Ibni Idris (Artinya: Permata Mulia dalam Madzhab Ibn Idris)Ki Madzhab Ibn Idris (الياقوت النفيس في مذهب ابن إدريس)
Nama penulis: Ahmad bin Umar ibn Iwadh al-Syatiri ( أحمد بن عمر بن عوض الشاطري)
Lahir: Tahun 1312 H,
Tempat lahir: Tarim, Yaman.
Wafat: 1360 H di Maqbarah Zanbal, Tarim, Yaman,
Bidang studi: Fiqih madzhab Syafi'i
Ringkasan: buku yang menjelaskan tentang fikih ubudiyyah (ibadah), muamalah, munakahah, jinayat dan imamah.
Daftar isi
- Bab Sumpah dan Pengadilan
- Sumpah
- Nadzar
- Pengadilan
- Pembagian
- Kesaksian
- Dakwaan Dan Pembuktian (Acara Pengadilan)
- Memerdekakan Budak
- Wala’
- Tadbir (Pemerdekaan Setelah Kematian Majikan)
- Kitabah (Angsuran Pemerdekaan Budak)
- Mustauladah
- Kembali ke: Terjemah Al-Yaqut al-Nafis
BAB SUMPAH DAN PENGADILAN
الأيْمان
* الأيمان: جمع يمين، أصلها لغة، اليد اليمنى ثم أطلقت على
الحلف.
و شرعاً: تحقيق أمر محتمل بلفظ مخصوص.
* أركان
اليمين أربعة: حالف، و محلوف به، و محلوف عليه، و صيغة.
(1) شروط
الحالف أربعة:
1 - التكليف، و 2 - الاختيار، و 3 - النطق، و 4 -
القصد.
(2) شروط المحلوف به:
كونه اسماً من أسمائه تعالى،
أو صفة من صفاته.
(3) شرط المحلوف عليه:
أن لا يكون
واجباً.
حروف القسم
* حروف القسم ثلاثة:
1 -
الباء: و تدخل على الظاهر و المضمر.
2 - و الواو: وتختص بالظاهر.
3
- و التاء: وتختص بلفظ الجلالة.
* صورة اليمين:
أن يقول
زيد: والله لأدخلن الدار، أو والله لأقومن الليل، أو والله لأصعدن السماء.
*
ما يلزم الحالف إذا حنث:
يلزم الحالف إذا حنث؛ أن يكفر بأحد ثلاثة
أشياء:
1 - عتق رقبة مؤمنة سليمة عما يخل بالكسب.
2 - و
إطعام عشرة مساكين كل مسكين مداً، و دفع عشرة أثواب لهم لكل واحد ثوب.
3
- فإن لم يجد شيئاً: صام ثلاثة أيام.
SUMPAH
Al-Aiman adalah bentuk jama’ dari kata yamin yang aslinya menurut
bahasa artinya “tangan kanan”, kemudian kata ini diungkapkan untuk menunjukkan
arti sumpah. Adapun menurut syariat A]-Aiman adalah: menguatkan sebuah perkara
yang mungkin terjadi dengan lafadz tertentu.
Rukun-rukun Sumpah
Rukun-rukun sumpah ada empat, yaitu:
Orang yang bersumpah,
Sesuatu yang digunakan untuk bersumpah,
Perkara yang disumpahkan,
Shighat.
Syarat-syarat Orang yang Bersumpah
Syarat orang yang bersumpah adalah:
Mukallaf.
Berkehendak bebas.
Pengucapan sumpah.
Niat.
Syarat-syarat Sesuatu yang Digunakan Untuk Bersumpah
Syarat sesuatu yang digunakan untuk bersumpah adalah asma Allah,
atau salah satu sifat-Nya.
Syarat Perkara yang Disumpahkan
Syarat perkara yang disumpahkan adalah suatu perbuatan yang
hukumnya tidak wajib.
Huruf yang Digunakan Untuk Sumpah
Huruf-huruf yang digunakan untuk bersumpah ada tiga:
Ba’: digunakan untuk isim dzhahir dan isim dhamir (kata ganti).
Wawu: khusus digunakan untuk isim dzhahir.
Ta’: khusus digunakan untuk menyebut lafadz jalalah (Allah).
Contoh Sumpah
Zaid berkata, “Demi Allah, aku pasti akan masuk rumah.” Atau ia
berkata, “Demi Allah, aku akan shalat malam.” Atau ja berkata, “Demi Allah,
aku akan naik ke langit.”
Kewajiban Orang yang Bersumpah Apabila Melanggar Sumpahnya
Kewajiban orang yang bersumpah apabila melanggar sumpahnya adalah
membayar kafarat dengan 3 cara:
Memerdekakan budak beriman yang selamat dari cacat yang dapat mengganggu dalam
bekerja.
Memberi makan 10 orang miskin masing-masing 1 mud, dan memberi pakaian kepada
mereka masing-masing 1 pakaian.
Jika tidak mendapatkan semua yang disebutkan tadi maka berpuasa 3 hari.
NADZAR
النَّذَرُ
* النذر:
لغة: الوعد بخير أو شر.
و
شرعاً: التزام قربة لم تتعين بصيغة.
* أركان النذر ثلاثة: ناذر، و
منذور به، و صيغة.
(1) شروط الناذر أربعة:
1 - الإسلام في
نذر التبرر، و 2 - الاختيار، و 3 - نفوذ التصرف فيما ينذره، و 4 - إمكان فعله
للمنذور.
(2) شرط المنذور به: كونه قريباً لم تتعين.
(3)
شرط صيغة النذر: لفظ يشعر بالتزام.
(4) أقسام النذر اثنان: 1 - نذر
لجاج، و 2 - نذر تبرر.
فالأول: هو الحث أو المنع أو تحقيق الخبر غضباً
بالتزام قربة.
و الثاني: هو التزام قربة لا تعليق أو بتعليق بمرغوب
فيه، و يسمى نذر مجازاة أيضاً.
* صورة النذر:
1 - صورة نذر
اللجاج المتعلق به حَثٌّ:
أن يقول زيد: (إن لم أدخل الدار فلله علي أن
أتصدق بدينار) .
2 - وصورة اللجاج المتعلق به منع:
أن
يقول: (إن كلمت عمراً فلله علي دينار) .
3 - وصورة نذر التَّبَرُّر
الذي فيه تعليق بمرغوب فيه؛ المسمى (نذر المجازاة) :
أن يقول: إن شفى
الله مريضي فلله علي أن أتصدق بدينار.
* حكم النذر:
حكم
نذر اللجاج: تخيير الناذر بين ما التزمه و كفارة اليمين.
و حكم نذر
التبرر: تعين ما التزمه الناذر.
Nadzar menurut bahasa artinya “janji melakukan perbuatan baik atau
buruk”. Sedangkan menurut syariat, Nadzar adalah Tekad yang mengharuskan diri
untuk melakukan suatu qurbah (ibadah) yang bukan ibadah fardhu ‘ain dengan
disertai shighat.
Rukun-rukun Nadzar
Rukun-rukun nadzar ada 3, yaitu:
1, Orang yang bernadzar,
perbuatan yang dinadzarkan,
Shighat.
Syarat-syarat Orang yang Bernadzar
Syarat-syarat orang yang bernazar ada 4:
1, Beragama Islam, khusus untuk nadzar tabarrur (nadzar untuk
melakukan kebaikan dengan menggantungkan atau tidak menggantungkan dengan
sesuatu yang disukai).
Bebas berkehendak (tidak dipaksa)
Memiliki keabsahan melakukan perkara yang dinadzarkan.
Mampu melakukan perbuatan yang dinadzarkan.
Syarat Perbuatan yang Dinadzarkan
Syarat perbuatan yang dinadzarkan adalah ibadah yang bukan fardhu
‘ain.
Syarat Shighat Nadzar
Syarat shighat nadzar adalah berupa ungkapan yang menunjukkan
tekad yang mengharuskan dirinya untuk melakukan sesuatu yang dinadzarkan.
Pembagian Nadzar Nadzar dibagi menjadi 2:
Nadzar Lajaj, yaitu nadzar yang bertujuan untuk mendorong melakukan sesuatu,
atau tidak melakukan sesuatu, atau untuk meyakinkan suatu berita, yang
pemicunya adalah karena kemarahan dengan berkomitmen melakukan suatu
ibadah.
Nadzar Tabarrur, yaitu nadzar untuk melakukan ibadah, baik dengan tidak
menggantungkan ataupun menggantungkan pada sesuatu yang disukai. Nadzar ini
(yang menggantungkan pada sesuatu yang disukai) disebut juga dengan nadzar
Mujazah.
Contoh Nadzar
Nadzar Lajaj yang mengaitkan kepada dorongan untuk melakukan sesuatu, misalnya
Zaid berkata, “Jika aku tidak masuk rumah, aku akan bersedekah 1 dinar.”
Nadzar Lajaj yang mengaitkan dengan pencegahan agar tidak melakukan suatu
perbuatan, misalnya Zaid berkata, “Jika aku berbicara dengan Amer, aku akan
bersedekah 1 dinar.”
Nadzar Tabarrur yang dikaitkan dengan sesuatu yang menggembirakan (disebut
juga dengan Nadzar Mujazah), misalnya Zaid berkata, “Jika Allah menyembuhkan
penyakitku, aku akan bersedekah 1 dinar.
Hukum Nadzar
Hukum Nadzar Lajaj: orang yang bernadzar diberi pilihan antara melaksanakannya
atau membayar kafarat sumpah.
Hukum Nadzar Tabarrur. orang yang bernadzar harus melakukan apa yang
dinadzarkan.
PENGADILAN
القضاء
* القضاء:
لغة: إحكام الشيء و إمضاؤه.
و
شرعاً: فصل الخصومة بين خصمين بحكم الله تعالى.
* حكم تولي القضاء:
1
- الوجوب كفاية: في حق الصالحين له في الناحية.
2 - و الوجوب عيناً:
في حق من تعين له فيها.
3 - و النَّدب: في حق الأفضل من غيره.
4
- و الكراهة: كما في حق المفضول إذا لم يمتنع الأفضل.
5 - و الحرمة:
في حق من طلبه بعزل صالح له.
* شروط القاضي عشرة:
1 - كونه
مسلماً، و 2 - كونه مكلفاً، و 3 - كونه حراً، و 4 - كونه ذكراً، و 5 - كونه
عدلاً، و 6 - كونه سميعاً، و 7 - كونه بصيراً، و 8 - كونه ناطقاً، و 9 - كونه
كافياً لأمر القضاء، و 10 - كونه مجتهداً.
* آداب القاضي:
للقاضي
إذا حضر عنده الخصمان أن يقول لهما: تكلما أو ليتكلم المدعي منكما، و له أن يسكت
حتى يبتدء أحدهما.
فإذا فرغ المدعي من الدعوى الصحيحة طالب المدعى
عليه بالجواب، فإن أقر لزمه ما أقر به بلا حكم، و إن أنكر جاز للقاضي أن يسكت و
أن يقول المدعي ألك حجة؟
فإن قال: لي حجة و أريد تحليفه مكن، فإن حلف
أقامها، و إن نكل حكم بنكوله و قال للمدعي احلف، ولا يحكم على المدعى عليه بالحق
إلا بطلب المدعي.
ويجب أن يسوي بينهما في وجوه الإكرام إلا إن اختلفنا
إسلاماً فيجب رفع المسلم في المجلس.
* صورة القضاء:
أن
يقول القاضي لعمرو بعد أن يدعي عليه زيد: إنه اشترى منه الدار الفلانية التي بيده
بألف دينار، فينكر عمرو فيقيم زيد بينة تشهد بأن زيداً اشترى من عمرو الدار
الفلانية بألف دينار، فيطلب زيد منه الحكم، حكمت بأن الدار الفلانية ملك لزيد، و
ألزمتك تسليمها إليه.
Al-Qadha’ (pengadilan) secara bahasa artinya “menghukumi sesuatu dan
melaksanakannya”. Adapun menurut syariat, Al-Qadha (pengadilan) adalah
memutuskan persengketaan antara dua orang yang bersengketa dengan hukum Allah
SWT.
Hukum Jabatan Hakim
Fardhu kifayah: bagi orang-orang yang layak menjabatnya di suatu daerah.
Fardu ‘ain: apabila seseorang ditunjuk untuk menjabatnya (hanya dia yang layak
menjadi hakim, tiada yang lain).
Sunnah: bagi seseorang yang lebih utama menjabatnya daripada orang lain.
Makruh: bagi orang yang keutamaannya lebih rendah, sementara orang yang lebih
utama tidak menolak untuk menjabatnya.
Haram: bagi orang yang meminta jabatan tersebut dengan menyingkirkan orang
yang layak menjabatnya.
Syarat-syarat Qadhi (Hakim)
Syarat-syarat Qadhi (Hakim) ada 10, yaitu:
Islam,
Mukallaf, .
Merdeka,
Laki-laki,
Adil,
Bisa mendengar,
Bisa melihat,
Bisa berbicara.
Memiliki kemampuan yang cukup dalam urusan pengadilan.
Merupakan seorang mujtahid. (menguasai Al-Quran, Hadits, dll)
Adab Seorang Qadhi (Hakim)
Apabila ada dua orang bersengeketa menghadap kepadanya, maka dia
berkata kepada kedua pihak, “Bicaralah!” Atau, “Yang menjadi pendakwa di
antara kalian berdua hendaklah berbicara terlebih dahulu!.” Kemudian dia diam
sampai pendakwa selesai dari pembicaraan-nya. Jika pendakwa sudah selesai
dengan dakwaan yang lengkap, maka hakim menyuruh terdakwa menyampaikan
jawabannya. Jika terdakwa sudah mengakui dakwaan pendakwa maka kebenaran akan
ditetapkan dengan adanya pengakuan tersebut tanpa perlu memberikan ketetapan
hukum.
Akan tetapi, jika terdakwa mengingkari dakwaan pendakwa maka hakim
diam lalu bertanya kepada pendakwa, “Apakah Anda punya bukti?”, Jika pendakwa
berkata, “Saya punya bukti tetapi saya ingin dia bersumpah.” Jika terdakwa
kemudian benar-benar menyampaikan sumpahnya maka hakim menerimanya.
Akan tetapi, jika terdakwa tidak mau bersumpah maka hakim
menetapkan terdakwa melakukan Nukul (menolak untuk bersumpah) lalu hakim
berkata kepada pendakwa, “Bersumpahlah!” Dan Hakim tidak memvonis terdakwa
melainkan sesuai dengan tuntutan pihak pendakwa. Seorang hakim harus memandang
setara kepada kedua pihak. Kecuali jika kedua pihak yang bersengketa beda
agama, maka seorang muslim lebih ditinggikan di dalam majelis.
Contoh Putusan Pengadilan
Zaid mendakwa (menuduh) Amer, bahwa dia telah membeli rumah
tertentu dari Amer seharga 1000 dinar. Akan tetapi Amer mengingkarinya. Lalu
Zaid menunjukkan bukti (saksi) yang menyatakan bahwa dia telah membeli rumah
tertentu dari Amer seharga 1000 dinar. Kemudian Zaid meminta putusan hukum
kepada hakim. Maka hakim berkata, “Aku putuskan bahwa rumah ini milik Zaid,
dan aku wajibkan kamu wahai Amer, untuk menyerahkan rumah tersebut
kepadanya!”.
PEMBAGIAN
القسمة
* القسمة:
لغة: التفريق.
و شرعاً: تمييز
الحصص بعضها من بعض.
* أركان القسمة ثلاثة: قاسم، و مقسوم، و مقسوم
عليه.
(1) شروط القاسم:
1 - إن نصبه القاضي أو حكمه
الشركاء اثنان:
أهلية الشهادة، و العلم بالقسمة.
2 - و إن
نصبه الشركاء: لم يشترط فيه سوى التكليف؛ إلا إن كان فيهم محجور، و أرد القسمة له
وليه، فالعدالة أيضاً.
(2) أقسام القسمة ثلاثة: إفراز، و تعديل،
ورد.
فالأول: ما استوت فيه الأنصباء صورة و قيمة كمثلي، و أرض مشتبهة
الأجزاء.
والثاني: ما عدلت فيه الأنصباء بالقيمة، ولم يحتج لرد شيء
آخر كأرض تختلف قيمة أجزائها.
والثالث: ما احتيج فيه لرد شيء آخر،
كأرض في أحد جانبيها بئر أو شجر لا يمكن قسمته.
Al-Qismah menurut bahasa artinya “pemisahan”. Sedangkan menurut syariat,
Al-Qismah adalah memisahkan bagian-bagian yang satu dari yang lain.
Rukun-rukun Pembagian
Rukun-rukun pembagian ada 3, yaitu:
orang yang membagi,
barang yang dibagi,
orang yang mendapatkan bagian.
Syarat-syarat Orang yang Membagi Syarat-syarat orang yang membagi
ada 2:
Jika dia diangkat oleh hakim atau para anggota yang berserikat, maka syaratnya
dua: yaitu mempunyai kelayakan sebagai seorang saksi dan mengetahui ilmu
pembagian (pandai berhitung).
Jika dia hanya diangkat oleh orang-orang yang berserikat maka syaratnya adalah
mukallaf. Kecuali jika dalam peserta serikat ada yang mahjur (orang yang
dicegah dari mengelola harta), sedangkan walinya menghendaki pembagian, maka
orang yang membagi disyaratkan pula bersifat adil.
Macam-macam Pembagian
Qismah (pembagian) ada 3:
Ifraz (memisahkan dari yang lain), Ta’dil (membandingkan di antara
bagian-bagian dengan harga), dan Radd (pembagian dengan pengembalian sebagian
hak).
Ifraz
bagian-bagian yang didapatkan sama, baik bentuk dan nilainya,
misalnya barang mitsli (barang-barang yang memiliki bentuk dan sifat yang
sama, seperti biji-bijian) atau tanah yang bagian-bagiannya memiliki nilai
jual yang sama.
Ta’dil
yaitu membandingkan bagian-bagiannya dengan “harga”,
sehingga tidak perlu ada pengembalian. Misalnya pembagian tanah yang
bagian-bagiannya memiliki nilai jual yang berbeda.
Radd
yaitu pembagian yang di dalamnya diperlukan adanya
pengembalian sesuatu. Misalnya bagian tanah milik salah satu dari dua pihak
terdapat sumur atau pohon yang tak mungkin dibagi.
KESAKSIAN
الشهادة
* الشهادة:
لغة: الحضور.
و شرعاً:
إخبار الشخص بحق لغيره على غيره بلفظ أشهد.
* أركان الشهادة خمسة:
شاهد، و مشهود له، و مشهود به، و مشهود عليه، و صيغة.
* شروط الشاهد
تسعة:
الحرية، و العدالة، و البصر، و السمع، و النطق، و الرشد، و
المروءة، و عدم التغفل، و عدم الاتهام.
* أنواع الشهادة بحسب ما تقبل
فيه ستة:
شاهد في رؤية هلال رمضان، و شاهد و يمين في الأموال وما قصدت
به، و شاهد و امرأتان في الأموال وما قصدت به و فيما لا يطلع عليه الرجال غالباً
كولادة، و شاهدان في غير الزنا، و أربع نسوة فيما لا يطلع عليه الرجال غالباً، و
أربعة رجال في الشهادة بالزنا.
* صورة الشهادة بالمال:
صورة
الشهادة بالمال: أن يقول زيد بعد أن يدعي عمرو على بكر مائة دينار: أشهد أن لعمرو
على بكر مائة دينار0
* صورة شهادة الحسبة:
أن يقول كل من
زيد و عمرو بعد أن يقولا ابتداء للقاضي: عندنا شهادة على خالد أنه أعتق عبده
فلاحاً، و أنه يسترقه فأحضره لنشهد عليه فيحضره، أشهد أن خالداً أعتق عبده:
فلاحاً و أنه يسترقه 0
* و من صورها: الشهادة برؤية الهلال؛ كأن يقول
زيد: أشهد أني رأيت الهلال.
* صورة الشهادة على الشهادة:
أن
يقول كل من زيد و عمرو: أشهد أن خالداً شهد أن لبكر على سالم ألف دينار و أشهدني
على شهادته.
As-Syahadah menurut bahasa aartinya “kehadiran’. Sedangkan menurut
syariat, As-Syahadah (kesaksian) adalah pemberitahuan seseorang terkait hak
orang lain dengan mengucap, “Aku bersaksi.”
Rukun-rukun Kesaksian
Rukun-rukun kesaksian ada 5, yaitu:
Orang yang bersaksi,
Orang yang diuntungkan oleh kesaksian,
Perkara yang disaksikan,
Pihak yang dirugikan oleh kesaksiannya,
Shighat. .
Syarat-syarat Seorang Saksi
Syarat-syarat seorang saksi ada 9:
Merdeka,
Adil (bukan orang yang pernah berbuat dosa besar atau sering melakukan dosa
kecil),
Dapat Melihat,
Dapat Mendengar,
Dapat berbicara,
Berakal (maka anak kecil, orang gila atau mahjur ‘alaih bi safah tidak
diterima kesaksiannya),
Orang yang Menjaga kehormatan/harga diri (bermoral baik),
Tidak lalai,
Tidak cenderung berpihak kepada siapa pun (tidak ada maksud lain dalam
kesaksiannya).
Macam-macam Kesaksian
Macam-macam kesaksian berdasarkan kesaksian yang bisa diterima
dalam perkaranya ada 6:
1, Satu saksi laki-laki untuk melihat hilal Ramadhan
Satu saksi laki-laki dan sumpah dalam perkara harta atau hal yang berkaitan
dengan harta.
Satu saksi laki-laki dan dua saksi perempuan dalam perkara harta atau yang
berkaitan dengan harta, juga dalam hal-hal yang berkaitan dengan sesuatu yang
biasanya tidak dilihat oleh lakilaki, misalnya melahirkan anak.
Dua orang saksi laki-laki dalam persaksian selain perkara zina.
Empat saksi perempuan dalam perkara yang biasanya tidak dilihat oleh
laki-laki.
Empat saksi laki-laki untuk kesaksian zina.
Contoh Kesaksian dengan harta
Contoh Kesaksian yang berkaitan dengan harta: Setelah Amer
mendakwa bahwa ia mempunyai hak atas Bakar sebesar 100 dinar, lalu Zaid
berkata, “Aku bersaksi bahwa Amer mempunyai hak yang harus dibayar oleh Bakar
sebanyak 100 dinar.
Contoh Kesaksian hisbah (Penegakan Amar Makruf – Nahi Munkar)
Zaid dan Amer berkata kepada hakim, “Kami mempunyai kesaksian atas
Khalid, bahwa dia telah membebaskan budaknya yang bernama Falah, tetapi dia
masih tetap memperbudaknya. Datangkanlah Khalid agar kami bisa bersaksi
atasnya.” Kemudian hakim menghadirkan Khalid. Zaid dan Amer keduanya bersaksi,
“Aku bersaksi bahwa Khalid telah memerdekakan budaknya yang bernama Falah,
sementara dia sekarang masih tetap memperbudaknya.”
Termasuk juga, Kesaksian melihat hilal, contohnya: Zaid berkata,
“Aku bersaksi bahwa aku telah melihat hilal.”
Contoh Kesaksian Atas Kesaksian
Zaid dan Amer masing-masing berkata, “Aku bersaksi bahwa Khalid
telah bersaksi bahwa Bakar memiliki piutang yang harus dibayar oleh Salim
sebesar 1000 dinar, dan Khalid memintaku agar bersaksi atas kesaksiannya.”
.
DAKWAAN DAN PEMBUKTIAN (ACARA PENGADILAN)
الدعوى و البينات
* الدعوى:
لغة: الطلب و التمني.
و
شرعاً: إخبار الشخص بحق له على غيره عند حاكم أو محكم، و البينات جمع بينة، وهي
الشهود.
* المدعي و المدعى عليه:
- المدعي: من يخالف قوله
الظاهر.
- و المدعى عليه: من يوافق قوله الظاهر.
* شروط
الدعوى ستة:
1 - كونها معلومة غالباً، و 2 - كونها ملزمة، و 3 - كون
المدعى عليه معيناً، و 4 - كون كل من المدعي و المدعى عليه غير حربي لا أمان له،
و 5 - كونهما مكلفين، و 6 - عدم مناقضة دعوى أخرى لها.
* و إذا سمعت
الدعوى:
- فإن أقر المدعى عليه، أو أقيمت عليه بينة: فذاك. و إلا: حلف
على البت؛ إلا في نفي فعل غيره و غير مملوكه نفياً مطلقاً، فيخير بين البت و نفي
العلم.
- فإن نكل: حكَم الحاكم بنكوله، ورد اليمين على المدعي. فإن
حلف: استحق.
* صورة الدعوى الصحيحة:
أن يقول زيد: أدعي أني
أستحق في ذمة عمرو هذا مائة دينار ذهباً خالصاً مسكوكاً ثمن مبيع حالاً في ذمته،
و يلزمه تسليم ذلك إلى، و أنا مطالب له بذلك، وهو ممتنع، فمره أيها الحاكم
بتسليمه إلي.
* صورة يمين التكملة:
1 - صورة اليمين مع
الشاهد المسماة يمين التكملة:
أن يقول زيد بعد شهادة شاهده و تعديله:
و الله إن شاهدي لصادق، و إني لمستحق لكذا على عمرو.
2 - صورة يمين
الاستظهار:
أن يقول زيد المدعي عشرين ديناراً على من لا يعبر عن نفسه
كالصبي، و الغائب فوق مسافة العدوى بعد البينة و تعديلها، أو الشاهد و تعديله.
3
- و يمين التكملة:
و الله إن العشرين ديناراً ثابتة في ذمة فلان إلى
الآن، و أنه يلزمه تسليمها إلي، و إني لا أعلم في شهودي قادحاً.
Ad-Da’wa (dakwaan) menurut bahasa artinya “tuntutan dan harapan”.
Sementara, menurut syariat Ad-Da’wa (dakwaan) adalah pemberitahuan seseorang
tentang haknya atas orang lain di hadapan hakim atau muhakkam (yang diangkat
sebagai wali hakim). Adapun Bayyinat adalah jamak dari bayyinah yang berarti
“saksi-saksi”.
Pendakwa dan Terdakwa
Pendakwa adalah orang yang perkataannya berbeda dengan yang
terlihat. Terdakwa adalah orang yang perkataannya sesuai dengan yang
terlihat.
Syarat-syarat Dakwaan (Tuntutan)
Syarat-syarat dakwaan ada 6:
Dakwaan diketahui pada umumnya.
Dakwaan berupa tuntutan yang diharuskan kepada terdakwa.
Terdakwa adalah orang tertentu (jelas orangnya).
Pendakwa dan terdakwa bukan kafir harbi yang tidak ada jaminan keamanan bagi
keduanya.
Keduanya sama-sama mukallaf.
Tidak bertentangan dengan dakwaan yang lain.
Setelah Dakwaan Diperdengarkan
Apabila dakwaan sudah diperdengarkan, maka:
Jika terdakwa mengakui, atau ditegakkan kepadanya suatu bukti maka dakwaan
itulah yang dijadikan sebagai putusan. Jika dua hal tersebut tidak dilakukan
maka terdakwa bersumpah secara tegas. Hanya saja, jika berkaitan dengan
menafikan perbuatan orang lain dan kepemilikan orang lain secara mutlak, maka
ia boleh memilih antara bersumpah “memutuskan sesuatu dengan tegas’ atau
bersumpah “menyatakan tidak tahu”.
Jika terdakwa menolak untuk bersumpah maka hakim memutuskan bahwa terdakwa
“menolak bersumpah”. Lalu, hakim mengembalikan sumpah kepada pendakwa. Dan
jika pendakwa bersumpah, maka ia berhak mendapatkan tuntutannya.
Contoh Dakwaan
Contoh dakwaan yang benar, yaitu: Zaid berkata, “Aku mendakwa
bahwa aku punya hak yang berada dalam tanggungan orang yang bernama Amer ini,
sebanyak 100 dinar emas murni yang ditempa (dicetak) sebagai harga dari sebuah
barang dagangan yang dalam tanggungannya secara tunai. la harus menyerahkannya
kepadaku. Saya meminta kepadanya, tetapi dia menolak. Maka wahai Tuan Hakim
yang mulia, perintahkanlah agar ia menyerahkan uang itu kepadaku!”.
Contoh Sumpah Takmilah
Contoh sumpah pendakwa disertai keterangan saksi yang disebut
dengan “Sumpah Takmilah”: Misalnya, Zaid bersaksi setelah kesaksian seorang
saksi yang berpihak kepadanya menyampaikan kesaksian, “Demi Allah, saksiku ini
adalah benar, dan bahwa saya mempunyai hak yang ada pada Amer berupa uang
sejumlah sekian.”
Contoh Sumpah Istidzhar (Sumpah Untuk Memperjelas Tuntutan)
Misalnya, Zaid adalah pendakwa yang menuntut 20 dinar terhadap
orang yang tidak bisa menyampaikan sesuatu tentang dirinya sendiri, seperti
anak kecil atau orang yang bertempat tinggal lebih dari jarak sehari
perjalanan. Setelah mengajukan bukti atau saksi yang telah dinilai adil dan
sumpah takmilah, Zaid berkata, “Demi Allah, 20 dinar masih menjadi tanggungan
Fulan hingga sekarang ini. Dia harus menyerahkannya kepadaku. Aku tidak
melihat saksiku seorang yang buruk.”
MEMERDEKAKAN BUDAK
العتق
* العتق:
لغة: الاستقلال.
و شرعاً: إزالة
الرق عن آدمي، لا إلى مالك تقرباً إلى الله تعالى.
* أركان العتق
ثلاثة: عتيق، و معتق، وصيغة.
(1) شرط العتيق: أن لا يتعلق به حق لازم
غير معتق يمنع بيعه 0
(2) شروط المعتق خمسة:
أن يكون
مالكاً للرقبة، و أن يكون جائز التصرف، و أن يكون أهلاً للتبرع، و أن يكون أهلاً
للولاء، و أن يكون مختاراً 0
(3) شرط صيغة العتق: لفظ يشعر به 0
*
صورة العتق:
أن يقول زيد لعبده: أعتقك أو حررتك، أو أنت حر، أو أنت
عتيق 0
Itq menurut bahasa artinya “merdeka”. Sedangkan menurut syariat, itq adalah
menghilangkan perbudakan dari manusia, bukan memindahkannya kepada pemilik
lain, semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Rukun-rukun Memerdekakan Budak
Rukun pemerdekaan budak ada 3, yaitu:
Budak yang dimerdekakan,
Orang yang memerdekakan budak,
Shighat. ;
Syarat Budak yang Dimerdekakan
Syarat budak yang dimerdekakan adalah: Tidak terikat dengan hak
yang bersifat lazim (mengikat) -selain pemerdekaan budakyang menghalanginya
untuk diperjual-belikan.
Syarat-syarat Orang yang Memerdekakan Budak
Syarat-syarat orang yang memerdekakan budak ada 5, yaitu:
Pemilik budak,
Orang yang boleh bertransaksi (bukan anak kecil atau orang gila),
Orang yang dapat mengelola hartanya (bukan orang safih),
Berhak untuk menerima wala’ (bukan dari budak mukatab atau budak muba’ad,
karena mereka tidak berhak menerima wala’),
Berkehendak atas pilihan dirinya sendiri (tidak dipaksa).
Syarat Shighat Memerdekaan Budak
Syarat shighat dalam memerdekaan budak adalah ungkapan yang
menunjukkan pemerdakaan budak.
Contoh Pemerdekaan Budak
Zaid berkata kepada budaknya, “Aku memerdekakan kamu,” atau, “Aku
membebaskan kamu,” atau, “Kamu bebas,” atau, “Kamu merdeka.”
WALA’
الولاء
* الولاء:
لغة: القرابة.
و شرعاً: عصوبة
سببها زوال الملك عن الرقيق بالعتق.
* من يثبت له الولاء:
يثبت
الولاء للمعتق و عصبته المتعصبين بأنفسهم يقدم بفوائده المعتق في حياته، ثم تكون
لعصبة المعتق بتربيتهم في إرثه إلا الأخ و ابنه فيقدمان على الجد.
*
حكم الولاء:
التعصب بالنسب في أربعة أشياء:
1 - الإرث به،
و 2 - ولاية التزويج، و 3 - تحمل الدية، و 4 - التقدم في صلاة الجنازة، ولا تثبت
لمستحقيه إلا عند فقد عصبة النسب.
Wala’ menurut bahasa artinya “kekerabatan”. Sedangkan menurut
syariat Wala’ adalah kekerabatan ashabah yang timbul karena hilangnya
kepemilikan terhadap seorang budak dengan cara memerdekakan-nya.
Ketetapan Wala’
Wala’ ditetapkan kepada orang yang memerdekakan budak dan
‘ashabahnya yaitu orang-orang yang menjadi waris ashabah dengan dirinya
sendiri. Orang yang memerdekakan selama masih hidup didahulukan dalam hal
manfaat-manfaat yang didapat, kemudian setelah itu berpindah kepada
‘ashabah-nya sesuai urutan waris ‘ashabah dalam warisan, kecuali saudara
laki-laki dan anak laki-laki, maka kedua-duanya didahulukan daripada kakek.
Hukum Wala’
Hukum wala’ adalah hukum ashabah dalam 4 hal:
Mewarisi warisan-nya,
Menjadi wali nikah,
Menanggung diyat,
Didahulukan dalam menyalatkan jenazah.
Hak wala’ ini tidak ditetapkan kecuali jika ‘ashabah dari jalur
nasab tidak ada.
TADBIR (PEMERDEKAAN SETELAH KEMATIAN MAJIKAN)
التدبير
* التدبير:
لغة: النظر في عواقب الأمور.
*
و شرعاً: تعليق عتق من مالك بالموت.
* أركان التدبير ثلاثة: مالك، و
رقيق، و صيغة.
(1) شروط المالك المدبر ثلاثة: البلوغ، و العقل، و
الاختيار.
(2) شرط الرقيق المدبر: كونه غير أم ولد.
(3)
شرط صيغة التدبير: لفظ يشعر به.
* صورة التدبير:
أن يقول
زيد لعبده: أنت حر بعد موتي، أو يقول له دبرتك.
* حكم الرقيق المدبر
في حياة السيد:
حكم العبد القن فله التصرف فيه بغير الرهن، ولو بما
يزيل الملك و يبطل به التدبير، و أنه إذا مات السيد عتق من الثلث.
Tadbir menurut bahasa artinya “melihat akibat dari beberapa perkara”.
Adapun menurut syariat, Tadbir adalah Pemilik budak menggantungkan kemerdekaan
budak-nya dengan kematian Sang Pemilik tersebut. (Contoh: “Jika aku mati, maka
engkau merdeka’”).
Rukun-rukun Tadbir
Rukun-rukun tadbir ada 3:
Pemilik budak, 2. Budak, 3. Shighat.
Syarat-syarat Pemilik Budak Melakukan Tadbir
Syarat-syarat pemilik budak melakukan tadbir ada 3:
Baligh, . 2. Berakal, 3. Tidak dipaksa.
Syarat Budak Mendapatkan Tadbir
Syarat budak mendapatkan tadbir yang dimerdekakan adalah budak
tersebut bukanlah ummu walad (budak wanita yang melahirkan anak dari
majikannya).
Syarat Shighat Tadbir
Syarat shighat tadbir adalah ungkapan yang menunjukkan tadbir.
Contoh Tadbir
Zaid berkata kepada budaknya, “Kamu merdeka setelah aku mati, atau
aku berakad mudabbar dengan kamu.” (Ket: budak yang dijanjikan merdeka oleh
Tuan-nya setelah kematian sang Tuan dinamakan Budak Mudabbar)
Hukum Budak yang Berada Dalam Ikatan Tadbir
Hukum budak yang berada dalam ikatan tadbir (budak mudabbar)
selama tuannya masih hidup adalah sebagaimana budak biasa. Pemilik boleh
melakukan transaksi selain gadai, bahkan boleh melakukan transaksi yang
menghilangkan kepemilikan sehingga pentadbiran-nya batal. Dan apabila Tuannya
meninggal dunia, maka budak mudabbar tersebut merdeka dari sepertiga harta
tuan-nya.
KITABAH (ANGSURAN PEMERDEKAAN BUDAK)
الكتابة
* الكتابة:
لغة: الضم و الجمع.
و
شرعاً: عقد عتق بلفظها بعوض منجم بنجمين فأكثر.
* أركان الكتابة
أربعة: سيد، و رقيق، و عوض، و صيغة.
(1) شروط السيد المكاتب ثلاثة:
الاختيار،
و أهلية التبرع، و أهلية الولاء.
(2) شروط الرقيق المكاتب ثلاثة:
التكليف،
و الاختيار، و أن لا يتعلق به حق لازم.
(3) شروط عوض الكتابة
أربعة:
أن يكون مالاً، و أن يكون معلوماً، و أن يكون مؤجلاً إلى أجل
معلوماً، و أن يكون منجماً بنجمين فأكثر.
(4) شرط صيغة الكتابة: أن
تكون بلفظ يشعر بها.
* صورة الكتابة:
أن يقول زيد لعبده:
كاتبتك على دينارين تدفعهما لي في شهرين في كل شهر دينار، فإن أديتهما لي فأنت
حر، فيقول العبد: قبلت.
* حكم الكتابة:
عتق المكاتب بأداء
جميع المال، و جواز فسخ عقدها له قبل ذلك، و عدم جوازه للسيد إلا إن عجز العبد عن
أداء المال، و جواز تصرف العبد في المال الذي بين يديه بما لا تبرع فيه و لا خطر،
و وجوب دفع أقل متمول على السيد للعبد أو حطه عنه.
Kitabah menurut bahasa artinya “menghimpun dan mengumpulkan”.
Adapun menurut syariat, Kitabah acai hah untuk memerdekakan budak dengan
menggunakan lafadz kitabah dengan memberikan imbalan yang dicicil sebanyak 2
kali atau lebih.
(Ket: Budak Mukatab adalah budak yang akan dimerdekakan oleh
tuannya, asikan ia mampu memberikan imbalan kepada tuannya)
Rukun-rukun Kitabah
Rukun-rukun kitabah ada 4, yaitu:
Majikan (pemilik budak),
Budak,
Imbalan,
Shighat.
Syarat-syarat Majikan dari Budak Mukatab
Syarat-syarat majikan dari budak mukatab ada 3, yaitu:
Bertindak menurut pilihannya sendiri (tanpa ada paksaan).
Mampu mengelola hartanya (bukan mahjur alaih).
Mempunyai kelayakan untuk menerima wala’. (bukan budak mukatab atau muba‘ad,
karena mereka tidak berhak menerima wala’)
Syarat-syarat Budak Mukatab
Syarat-syarat budak mukatab ada 3, yaitu:
Mukallaf.
Bebas dalam kehendaknya (tidak dipaksa).
Tidak melekat padanya hak orang lain yang harus dipenuhi (misalnya tidak sah
kitabah terhadap seorang budak yang sedang digadaikan atau disewakan).
Syarat Imbalan Kitabah
Syarat Imbalan kitabah ada empat:
1, Berupa harta.
Diketahui jumlah dan sifatnya.
Memiliki tempo tertentu.
Dicicil sebanyak dua kali atau lebih.
Syarat Shighat
Syarat shighat kitabah adalah ungkapan yang menunjukkan
kitabah.
Contoh Akad Kitabah
Zaid berkata kepada budaknya, “Aku mengadakan akad kitabah
denganmu sebesar 2 dinar yang harus kamu bayar kepadaku selama 2 bulan, setiap
bulannya 1 dinar. Jika kamu melunasinya maka kamu merdeka.” Lalu, sang budak
menjawab, “Ya, aku terima.
Ketentuan Kitabah
Budak menjadi merdeka dengan pelunasan semua harga yang
disepakati. Budak boleh membatalkan akad tersebut sebelum pelunasan. Namun,
majikan tidak boleh membatalkannya kecuali jika budak tersebut tidak mampu
melunasinya. Budak tersebut boleh mengelola harta yang ada di tangannya dengan
transaksi yang bukan sosial dan tidak beresiko. Majikan harus memberikan
sedikit harta atau memberi potongan harta kitabah kepada budaknya itu.
MUSTAULADAH
* المستولدة: هي الأمة التي وضعت ما تجب فيه غرة بإحبال سيدها الحر.
*
حكم المستولدة:
أنها تعتق هي و ولدها بموت السيد من رأس المال و أن
للسيد الانتفاع بها و تزويجها إجباراً، لا رهنها، ولا تمليكها من غيرها.
*
حكم من حبلت من الإماء من غير مالكها بنكاح أو شبهة أو زنا:
أنها لا
تصير أم ولد له، و إن ملكها، و أن ولدها في الشبهة حر، وفي غيرها رقيق لمالك
الأمة، والله أعلم.
و صلى الله على سيدنا محمد و آله و صحبه وسلم
Mustauladah adalah wanita budak yang melahirkan seorang anak sebab
dihamili oleh majikannya yang merdeka.
Hukum Mustauladah
Dengan meninggalnya majikan, maka budak mustauladah dan anaknya
menjadi merdeka yang diperhitungkan dari harta modal sang majikan. Sang
majikan (selama hidupnya) boleh memanfaatkan budaknya tersebut dan
mengawininya secara paksa. Akan tetapi ia tidak boleh menggadaikannya atau
memindahkan kepemilikan kepada orang lain.
Hukum Budak Wanita Yang Mengandung Akibat Hubungannya Dengan
Selain Majikannya
Hukum budak wanita yang mengandung akibat hubungannya dengan.
selain majikannya, baik itu dengan akad nikah, syubhat, atau berzina, maka
budak tersebut tidak menjadi Ummu wala’ dari majikannya, meskipun sang majikan
pemilik budak wanita tersebut. Sementara, anak yang dilahirkan dari hubungan
syubhat menjadi anak merdeka. Sedangkan selain itu anak yang lahir menjadi
milik majikan dari wanita budak tersebut. Wallahu a’lam.
Semoga shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW berikut keluarganya dan sahabatnya.[]