Definisi dalam Ilmu Mantiq

Dalam ilmu mantiq kali ini dijelaskan tentang cara membuat takrif atau definisi, pemakaian kata (lafadz), dilalah dan indikasinya. Nama kitab: Terjemah Kitab Sullamul Munauraq Bidang studi: Ilmu Mantiq (logika)
Definisi dalam Ilmu Mantiq
Dalam ilmu mantiq kali ini dijelaskan tentang cara membuat takrif atau definisi, pemakaian kata (lafadz), dilalah dan indikasinya.

Nama kitab: Terjemah Kitab Sullamul Munauraq
Bidang studi: Ilmu Mantiq (logika)
Pengarang: Abu Zaid Abdurrahman Al-Akhdari (أَبي زَيْدٍ عَبْدِ الرَّحْمنِ بنِ مُحَمَّدٍ الصَّغيرِ الأَخْضَرِيِّ)
Judul kitab asal: مَتْنُ السُّـلَّمِ المُنَوْرَق في علم المنطق
Penerjemah:
- Download versi Bahasa Arab
- Baca online versi Bahasa Arab

Daftar Isi

DILALAH (INDIKASI) DAN KLASIFIKASINYA

أنوَاعُ الدّلالةِ الوَضْعِيَّةِ

24 دَلالةُ اللَّفْظِ عَلى ما وافَقَهْ *** يَدْعُونَها دَلالَةَ المُطابَقَةْ
25 وَجُزْئِــهِ تَـضَمُّناً وَما لَزِمْ *** فَهْوَ الْـتِزامٌ إِنْ بـِعَقْــلٍ الْتـَـزَمْ

24. Dilalah adalah suatu petunjuk kata yang dipakai untuk sesuatu arti, sesuai dengan petunjuk yang melekat padanya (sesuai dengan karakter yang melekat padanya).

25. Jika dilalah (petunjuk kata) yang dipakai untuk sesuatu itu hanya sesuai dengan bagian-bagian artinya, maka namanya adalah dilalah tadhomuniyah. Jika sesuai dengan sesuatu yang erat hubungannya dengan arti yang terkandung di dalamnya, maka namnya dilalah iltizamiyah.[alkhoirot.org]


PEMBAHASAN LAFADZ

فَصْلٌ في مباحِثِ الأَلـــْفاظِ

26 مُسْـتَـعْمَلُ الأَلْفاظِ حَيْثُ يــُـوجَدُ *** إِمَّا مُرَكَّبٌ وَإِمَّا مُفْرَدُ
27 فَأَوَّلٌ ما دَلَّ جُزْؤُهُ عَلى *** جُزُءِ مَعْناهُ بِعَكْسِ ما تلا
28 وَهْوَ عَلى قِسْمَيْنِ أَعْني المُفْرَدا *** كُـلِّـيٌّ أَوْ جُزْئِيٌّ حَيْثُ وُجـِــدا
29 فَمُفْهِمُ اشْتِراكٍ الكُـلِّيُّ *** كَـأَسَدٍ وَعَكْسُهُ الجُزْئِيُّ
30 وَأَوَّلاً لِلذَّاتِ إِنْ فيها انْدَرَجْ *** فَانْسِبْهُ أَوْ لِعارِضٍ إِذا خَرَجْ
31 وَالكُـلِّـيَّاتُ خَمْسَةٌ دُونَ انْتِقاصْ *** جِنْسٌ وَفَصْلٌ عَرَضٌ نَوْعٌ وَخاصْ
32 وَأَوَّلٌ ثَلاثَةٌ بِلا شَطَطْ *** جِنْسٌ قَريبٌ أَوْ بَعيدٌ أَوْ وَسَطْ

26. Diberlakukannya lafadz (kata) itu, pada saat lafadz tersebut saling bertemu dan keadaan ini bisa dilihat dari adanya dua bentukya, yaitu murakkab dan mufrad.

27. Yang pertama (murakkab) adalah lafadz atau kata yang bagian-bagiannya menunjukkan pada bagian-bagian artinya. Bukan sebaliknya.

28. Lafadz mufrad itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu lafadz Mufrad Kulli dan lafadz mufrad juz'iy.

29. Di mana saja lafadz mufrah itu berada maka yang memberikan arti bersamaan (kebersamaan/isytirak) dikenal dengan sebutan kulliy, seperti lafadz Asadun. Dan kebalikan lafadz kulliy adalah juz'iy.

30. Yang pertama (yaitu mufrad kulliy) jika dihubungkan dengan hal lain yang menjadi esensinya, maka kulliy ini dinamakan kulliy zatiy, jika dihubungkan dengan hal-hal yang di luarnya (aridiy /aksidental sifatnya), maka dinamakan kulliy aridiy.

31. Lafadz kulliy itu ada lima tanpa kurang, yaitu kulliy jinsi (genus), kulliy fashal (differential), kulliy aradh (common), kulliy nau' (species), dan kulliy khas (proper).

32. Kulliy yang pertama (yaitu kulliy jinsiy), ada tiga, yaitu jins dekat (qarib /sufla), jinsi jauh (ba'id/ulya) dan jinsi tengah (wustha).[alkhoirot.org]

TEORI PERBANDINGAN DALAM LAFADZ-LAFADZ

فَصْلٌ في بَيانِ نِسْبَةِ الأَلْفاظِ لِلْمَعاني

33 وَنِسْبَةُ الأَلْفاظِ لِلْمَعاني *** خَمْسَةُ أَقْسَامٍ بلا نُقْصانِ
34 تَواطُؤٌ تَشَاكُكٌ تَخَالُفُ *** وَالاشْتِراكُ عَكْسُهُ التَّرادُفُ
35 وَاللَّفْظُ إِمَّا طَلَبٌ أَوْ خَبَرُ *** وَأَوَّلٌ ثَلاثَةٌ سَتُذْكَرُ
36 أَمْرٌ مَعَ اسْتِعْلا وَعَكْسُهُ دُعا *** وَفي التَّساوِي فَالْتِماسٌ وَقَعا

33. Mempersamakan (relasisasi/penisbatan) beberapa kata dengan beberapa artinya, itu ada lima,

34. yaitu relasi tawathu', relasi tasyakuk, relasi takhaluf, relasi taraduf dan relasi isytirok.

35. Adapun bentuk lafadz murakkab (yang tersusun) itu ada dua, yaitu lafadz thalab dan lafadz khobar. Sedang lafadz pertama (yaitu thalab) bentuknya ada tiga,

36. Yaitu, a) amar, beserta adanya perintah dari orang yang kedudukannya lebih tinggi, b) sebalikntya, yaitu doa, dari orang yang kedudukannya di bawah, c) iltimas, dari orang yang kedudukannya sama.[alkhoirot.org]

JUSTIFIKASI LAFADZ KULLIY-KULLIYAH DAN JUZ'IY-JUZ'IYAH

فَصْلٌ في بَيانِ الكُلِّ والكُـلِّـيَّـةِ وَالجُزْءِ وَالجُزْئــِيَّةِ

37 الكُلُّ حُكْمُنا عَلى المَجْمُوعِ كَكُلِّ ذاكَ لَيْسَ ذا وُقُوعِ
38 وَحَيْـثُما لِكُلِّ فَرْدٍ حُكِما فَإِنَّهُ كُـلِّـيَّـةٌ قَدْ عُلِما
39 وَالحُكْمُ لِلْبَعْضِ هُوَ الجُزْئِيَّةْ وَالجُزْءُ مَعْرِفَتــُــُهُ جَلِيَّةْ

37. Kulliy adalah penghukuman (justifikasi) lafadz terhadap sekumpulan secara keseluruhan, sebagaimana (keadaan) lafadz kullun tersebut sudah tidak pernah terjadi.

38. Dan di manapun berada, tidap-tiap kesendirian itu, disebut dengan nama Kulliy Fardiy. Oleh sebab itu dapat diketahui bahwa ketetapan hukum yang ada adalah kulliy.

39. Dan menetapkan hukum pada bagian-bagiannya, dikenal dengan sebutan Juz'iyyah dan mengetahui masalah juz'iyyah itu, memang sudah jelas.[alkhoirot.org]

DEFINISI

فَصْلٌ في المُعَرِّفاتِ

40 مُعَرِّفٌ إِلى ثَلاثَةٍ قُسِمْ حَدٌّ وَرَسْمِيٌّ وَلَفْظِيٌّ عُلِمْ
41 فَالحَدُّ بِالجِنْسِ وَفَصْلٍ وَقَعا وَالرَّسْمُ بِالجِنْسِ وَخاصَّةٍ مَعا
42 وَناقِصُ الحَدِّ بِفَصْلٍ أَوْ مَعا جِنْسٍ بَعيدٍ لا قَريبٍ وَقَعا
43 وَناقِصُ الرَّسْمِ بِخَاصَّةٍ فَقَطْ أَوْ مَعَ جِنْسٍ أَبْعَدْ قَدِ ارْتَبَطْ
44 وَمَا بِلَفْظِيٍّ لَدَيْهِم شُهِرا تــَـبْديلُ لَفْظٍ بِرَديفٍ أَشْهَرا
45 وَشَرْطُ كُلٍّ أَنْ يُرى مُطَّرداً مُنْعَكِساً وَظاهِراً لا أَبْعَدا
46 وَلا مُساوِياً وَلا تَجَوَّزا بِلا قَرِيْـنَةٍ بِها تَحَرَّزا
47 وَلا بِما يُدْرَى بِمَحْدُودٍ وَلا مُشْتـــَـرِكٍ مِنَ القَرينَةِ خَلا
48 وَعِنْدَهُم مِنْ جُمْـلَـةِ المَرْدودِ أَنْ تــَـدْخُلَ الأَحْكامُ في الحُدُودِ
49 وَلا يَــجُوزُ في الحُدُودِ ذِكْرُ أَوْ وَجَائِزٌ في الرَّسْمِ فَادْرِ ما رَوَوْا

40. Takrif (definisi) itu ada tiga, yaitu: Ta'rif Had, Ta'rif Rosm dan Ta'rif Lafzhiy.

41. Ta'rif Had adalah ta'rif yang bisa terjadi sebab adanya lafal kulliy jinsi dan fashal sedang takrif rosm adalah takrif yang terjadi dengan lafal kulliy jinsi dan khosh secara bersama.

42. Takrif naqish adalah takrif yang terjadi dengan fashal atau beserta jinsi ba'id, bukan jinsi qorib.

43. Sedangkan Naqish Rosm adalah takrif yang terjadi dengan sifat khos (khusus) dan bersama dengan jinsi ba'id, tetapi harus tetap ada keterkaitan.

44. Takrif lafdziy itu dikenal di kalangan ahli mantiq begitu juga mengganti lafdzi dengan radif.

45. Dan yang menjadi syarat pada takrif itu, jika (di dalamnya) terlihat ada (terkandung pengertian) yang muthorid yang mun'akis (yaitu jami' manik, jelas yang tidak lebih jauh.

46. Dan tidak sama dan tidak dibuat majaz, tanpa ada indikasi (qorinah lafal kulliiy), yang dengan indikasi kulliy ini, sesuatu tersebut bisa terjaga.

47. Tidak dengan sesuatu yang bisa diketahui dengan dibatasi, dan tidak (pula) dengan lafal musytarok yang sepi dari indikasi (qorinah).

48. Sejumlah ulama ahli logika menyatakan bahwa hukum-hukum itu tidak bisa masuk ke dalam beberapa definisi atau had.

49. Juga tidak boleh memasukkan lafal aw ke dalam beberapa definisi, dan boleh memasukkan lafal ke dalam rosm. Maka sesuatu yang diceritakan oleh para ahli logika harus bisa diketahui.[alkhoirot.org]
LihatTutupKomentar