Jualah: Komisi atau Upah Jasa

Jualah adalah komisi atau fee yang diberikan oleh penerima jasa pada pemberi jasa. Secara definisi jualah adalah janji untuk memberikan imbalan ja`izah (al-ju’alah aw al-wa’d bi ja`izah) kepada pihak lain apabila berhasil mencapai natijah tertentu. Dengan kata lain, ju'alah adalah komisi atau fee yang dijanjikan pada pelaku jasa atas jasa yang dilakukan oleh pelaku ju'alah.
Jualah: Komisi atau Upah Jasa
Jualah adalah komisi atau fee yang diberikan oleh penerima jasa pada pemberi jasa.
Secara definisi jualah adalah janji untuk memberikan imbalan ja`izah (al-ju’alah aw al-wa’d bi ja`izah) kepada pihak lain apabila berhasil mencapai natijah tertentu. Dengan kata lain, ju'alah adalah komisi atau fee yang dijanjikan pada pelaku jasa atas jasa yang dilakukan oleh pelaku ju'alah.

Sedangkan mukhabarah adalah kerja sama antara pemilih tanah dengan penggarapnya dengan upah dari hasil panen di mana benihnya berasal dari amil (penggarap). Begitu juga muzara'ah, bedanya muzaraah benihnya dari pemilik lahan.

Nama kitab: Terjemah Kitab Fathul Qorib
Judul kitab asal: Fathul Qarib Al-Mujib fi Syarhi Alfazh Al-Taqrib atau Al-Qawl Al-Mukhtar fi Syarh Ghayatil Ikhtishar (فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب أو القول المختار في شرح غاية الإختصار)
Pengarang: Abu Abdillah Muhammad bin Qasim bin Muhammad Al-Ghazi ibn Al-Gharabili
Penerjemah:
Bidang studi: Fiqih madzhab Syafi'i

Daftar isi

BAB JU’ALAH (UPAH JASA)

(فصل): في أحكام الجعالة وهي بتثليث الجيم ومعناها لغة ما يجعل لشخص على شيء يفعله،

وشرعاً التزام مطلق التصرف عوضاً معلوماً على عمل معين أو مجهول لمعين أو غيره

(والجعالة جائزة) من الطرفين طرف الجاعل والمجعول له (وهو أن يشترط في رد ضالته عوضاً معلوماً) كقول مطلق التصرف من رد ضالتي فله كذا (فإذا ردها استحق) الراد (ذلك العوض المشروط) له.

Pengertian Jualah

(Fasal) menjelaskan hukum-hukum ju’alah.

Lafadz “al ju’alah” itu dengan membaca tiga wajah pada huruf jimnya, -yaitu fathah, kasrah dan dlammah-.

Makna ju’alah secara bahasa adalah sesuatu yang diberikan pada seseorang atas apa yang telah ia kerjakan.

Dan secara syara’ adalah kesanggupan orang yang mutlak tasharrufnya untuk memberikan ongkos / ‘iwadh pada orang tertentu ataupun tidak, atas pekerjaan yang telah diketahui atau belum diketahui secara jelas.

Hukum Ju’alah

Ju’alah hukumnya adalah jawaz dari kedua belah pihak, pihak ja’il (yang mengadakan ju’alah) dan pihak maj’ul-lah (orang yang diakadi ju’alah).

Praktek Ju’alah

Praktek ju’alah adalah seseorang memberi janji akan memberi upah yang sudah jelas bagi orang yang mengembalikan barang hilangnya.

Seperti ucapan orang yang sah tasharrufnya, “barang siapa mengembalikan barang hilangku, maka ia akan mendapatkan upah begini.”

Ketika ada yang mengembalikan, maka ia berhak mendapatkan upah tersebut yang telah dijanjikan padanya.[alkhoirot.org]

BAB MUKHABARAH

(فصل): في أحكام المخابرة وهي عمل العامل في أرض المالك ببعض ما يخرج منها والبذر من العامل

(وإذا دفع) شخص (إلى رجل أرضاً ليزرعها وشرط له جزءاً معلوماً من ريعها لم يجز) ذلك لكن النووي تبعاً لابن المنذر اختار جواز المخابرة، وكذا المزارعة، وهي عمل العامل في الأرض ببعض ما يخرج منها، والبذر من المالك

(وإن إكراه) أي شخص (إياها) أي أرضاً (بذهب أو فضة أو شرط له طعاماً معلوماً في ذمته جاز) أما لو دفع لشخص أرضاً فيها نخل كثير أو قليل، فساقاه عليه وزارعه على الأرض فتجوز هذه المزارعة تبعاً للمساقاة.

Pengertian Mukhabarah

(Fasal) menjelaskan hukum-hukum mukhabarah.

Mukhabarah adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang amil di lahan orang lain (malik) dengan upah sebagian hasil yang keluar dari lahan tersebut, sedangkan benihnya dari amil.

Ketika seseorang menyerahkan lahan pada seorang laki-laki agar ia olah, dan mensyaratkan bagian yang maklum dari hasilnya pada lelaki tersebut, maka apa yang ia lakukan ini tidak diperkenankan.

Akan tetapi imam an Nawawi mengikut pada imam Ibn al Mundzir lebih memilih hukum diperbolehkan melakukan akad mukhabarah.

Muzara’ah

Begitu pula akad muzara’ah, yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh amil dilahan orang lain dengan upah sebagian dari hasil yang keluar dari lahan tersebut, dan benihnya dari pemilik lahan.

Dan jika pemilik lahan menyewa seseorang untuk mengolah lahannya dengan ongkos berupa emas atau perak, atau pemilik lahan mensyaratkan upah berupa makanan yang sudah maklum yang menjadi tanggungannya untuk si amil, maka hukumnya diperkenankan.

Adapun seandainya seseorang memasrahkan pada orang lain sebuah lahan yang disana telah terdapat pohon kurma yang sedikit atau banyak, kemudian ia melakukan akad musaqah dengan lelaki tersebut pada pohon-pohon kurma tersebut, dan melakukan akad muzara’ah dengannya pada lahannya, maka hukum akad muzara’ah ini adalah diperbolehkan karena mengikut pada akad musaqahnya.[alkhoirot.org]
LihatTutupKomentar