Menjadi Ahli Ilmu

“Pelajarilah ilmu pengetahuan dan jadilah kalian sebagai ahlinya “. Rasulullah SAW bersabda:
يوزن يوم القيامة مداد العلماء ودم الشهداء
“Pada hari kiamat nanti akan ditimbang tinta-tinta (karya-karya) para ulama’ dan darah orang yang mati syahid” Rasulullah SAW bersabda:
ما عبد الله بشيء أفضل من فقه في الدين , ولفقيه واحد أشد على الشيطان من ألف عابد
“Allah tidak akan disembah dengan sesuatu yang lebih utama dari pada faham dalam ilmu fiqih (agama), karena sesungguhnya satu orang yang ahli dalam bidang ilmu fiqh itu lebih berat bagi setan dari pada seribu orang yang ahli ibadah (tanpa ilmu fiqh)“.
Menjadi Ahli Ilmu
Nama buku: Terjemah kitab Adabul Alim wa Al-Muta'allim
Judul versi terjemah: 1. Pendidikan Akhlak untuk Pengajar dan Pelajar; 2. Pendidikan Karakter Khas Pesantren (Adabul Alim wal Mutaallim)
Nama kitab asal: Adabul Alim wal Muta'allim (آداب العالم والمتعلم)
Pengarang: Hadratusy Syekh Kyai Haji Hasyim Asy'ari
Nama Ibu: Nyai Halimah
Penerjemah: Ishom Hadziq (?)
Bidang studi: Akhlaq dan Tasawuf

Daftar Isi

MENJADI AHLI ILMU
Rasulullah SAW bersabda:

تعلموا العلم وكونوا من أهله

“Pelajarilah ilmu pengetahuan dan jadilah kalian sebagai ahlinya “.

Rasulullah SAW bersabda:

يوزن يوم القيامة مداد العلماء ودم الشهداء

“Pada hari kiamat nanti akan ditimbang tinta-tinta (karya-karya) para ulama’ dan darah orang yang mati syahid”

Rasulullah SAW bersabda:

ما عبد الله بشيء أفضل من فقه في الدين , ولفقيه واحد أشد على الشيطان من ألف عابد

“Allah tidak akan disembah dengan sesuatu yang lebih utama dari pada faham dalam ilmu fiqih (agama), karena sesungguhnya satu orang yang ahli dalam bidang ilmu fiqh itu lebih berat bagi setan dari pada seribu orang yang ahli ibadah (tanpa ilmu fiqh)“.

Rasulullah SAW bersabda:

يشفع يوم القيامة ثلاثة الأنبياء ثم العلماء ثم لشهداء

“Ada tiga orang yang berhak memberikan syafa’at kepada orang lain nanti pada hari kiamat, yaitu: para nabi, para ulama dan para syuhada”.

Dan diriwayatkan, bahwa para ulama’ nanti pada hari kiamat berdiri diatas mimbar yang terbuat dari cahaya (nur)”.

Imam Al Qadli Husain mencuplik (sebuah hadits) dalam permulaan catatan kakinya, sesungguhnya Rasulullah telah bersabda: “Barang siapa yang mencintai ilmu dan para ulama’, maka semua kesalahanya tidak akan ditulis selama hidupnya”.

Ia juga mengatakan, telah diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:

من صلى خلف عالم فكأنما صلى خلف نبي, فمن صلى خلف نبي فقد غفر له

“Barang siapa yang melakukan shalat dibelakang orang alim, maka seakan-akan ia melakukan shalat dibelakang Nabi.Dan barang siapa yang melakukan shalat dibelakang Nabi, maka dosa-dosanya diampuni oleh Allah”.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abi Dzar ra, disebutkan bahwa menghadiri tempat-tempat yang digunakan untuk diskusi ilmiah itu lebih utama dari pada melakukan shalat seribu rakaat (tanpa ilmu), menyaksikan seribu jenazah dan menjenguk seribu orang sakit.

Umar Ibn Al Khattab ra. telah berkata: “Bahwa seorang laki-laki tentunya akan keluar dari rumahnya,sementara dia mempunyai banyak dosa yang menyamai besarnya gunung Tihamah.Ketika ia mendengar orang alim, maka iamerasa takut dan ia kemudian bertaubat dari perbuatan dosanya, kemudian ia kembali kerumahnya dalam keadaan besih dari dosa, oleh karena itu janganlah kalian berpisah dari tempat–tempat para ulama’, karena sesungguhnya Allah menciptakan sejengkal tanahpun di muka bumi ini yang lebih mulia dibandingkan dengan tempat yang digunakan diskusi para alim ulama.

Imam Al Syarmasahy Al Maliki mencuplik sebuah hadits dalam pengantar kitabnya “Nazdm Al Dlurar”:”Diriwayatkan dari nabi SAW, beliau bersabda: “Barang siapa yang mengagungkan orang alim, maka sesungguhnya ia telah mengagungkan Allah SWT, dan barang siapa yang telah meremehkan orang alim, maka berarti ia telah meremehkan Allah dan RasulNya.

Sahabat Ali Karramhullah wajhah telah berkata: “Cukuplah dengan ilmu kemulyaan dapat diperoleh, walaupun yang mengakui seseorang yang tidak pernah melaksanaknnya. Dan cukuplah dengan kebodohan kehinaan itu diperoleh, walaupun seseorang berusaha membebaskan diri dari kebodohan itu”. Kemudian beliau menyanyikan sebuah lagu:

Cukuplah kemuliaan diperoleh dengan ilmuwalaupun yang mengakui (hanyalah) orang bodoh#
Dan ia akan gembira jika suatu saat di nisbatkan paada ilmu.

Dan cukuplah kehinaan diperoleh dengan kebodohan, tetapi aku #
Dijaga bila aku dinisbatkan kepadanya. Dan aku akan marah

Ibnu Al Zubair pernah berkata: “Bahwasanya Abu Bakar pernah mengirimkan surat kepadaku, ketika itu aku sedang berada di Iraq. Isi dari surat tersebut adalah sebagai berikut: “Wahai anakku berpegang teguhlah pada ilmu pengetahuan, karena ketika engkau menjadi orang miskin maka ilmu itu akan menjadi harta, dan ketika engkau menjadi orang kaya, maka ilmu itu akan menjadi perhiasan”.

Wahb bin Munabbah berkata: “Sesuatu yang diperoleh dari ilmu itu bermacam-macam;

Kemuliaan, walaupun orang yang memilikinya itu orang yang rendahan.
Keluhuran derajat, walaupun ia diremehkan.
Dekat (di hati ummat), walaupun ia berada di daerah jauh.
Kekayaan, walaupun ia miskin harta.
Kewibawaan, walaupun ia orang yang rendah diri.

Kemudian ia menyanyikan sebuah lagu dalam memaknainya:

Ilmu itu akan mengantarkan suatu kaum pada puncak kemulyaan #
Orang yang mempunyai lmu itu akan terjaga dari kerusakan.

Hai orang yang mempunyai ilmu bersahajalah!, janganlan engkau mengotorinya #
Dengan perbuatan-perbuatan yang merusak,karena tidak ada pengganti terhadap sebuah ilmu.

Ilmu itu mengangkat sebuah rumahyang tak bertiang #
Bodoh itu merobohkan sebuah rumah keluhuran dan kemulyaan.

Abu Muslim Al Khaulani ra. berkata: “Para ulama’ dibumi itu seperti bintang-gemintang yang bergelantungan di atas langit.Jika bintang-gemintang itu tampak bagi manusia, maka mereka mendapatkan petunjuk karenanya.Tetapi jika bintang-gemintang itu tampak suram, maka mereka kebingungan karenanya.

Kemudian ia menyaikan sebuah syair lagu dalam memaknainya:

Tempuhlah ilmu di manapun ilmu itu berada #
Dari ilmu, bukalah setiap orang yang mempunyai pemahaman terhadap ilmu

Ilmu berguna untuk menerangi hati dari kebutaan #
Dan menolong agama, di mana perintah menolong adalah kewajiban.

Pergaulilah para periwayat ilmu, dan temanilah para pilihan mereka #
Maka, persahabatan dengan mereka adalah sebuah hiasan, dan bercampur dengan mereka adalah sebuah keberuntungan.

Janganlah engkau palingkan kedua pandanganmu dari mereka, sesungguhnya mereka #
Ibarat bintang-gemintang yang menjadi petunjuk, bila satu bintang hilang, maka muncul bintang yang lain.

Demi Allah, seandainya ilmu tidak ada, niscaya hidayah tak akan tampak #
Dan tak tampak pula tanda-tanda perkara yang ghaib [alkhoirot.org]
LihatTutupKomentar