Nahi dan Aam dalam Ushul Fiqh

NAHI adalah permintaan meninggalkan pekerjaan dari yang lebih tinggi derajatnya kepada yang lebih rendah derajatnya. AM adalah sesuatu yang meliputi dua perkara atau lebih dan tidak mempunyai batasan.
Nahi dan Aam dalam Ushul Fiqh
Nama buku: Terjemah kitab Minhajut Thalibin
Nama kitab asal: Minhajut Thalibin wa Umdat Al-Muftin fi Fiqh Al-Imam Asy-Syafi'i atau Minhaaj Al-Thalibin (منهاج الطالبين وعمدة المفتين في فقه مذهب الإمام الشافعي)
Pengarang: Imam Nawawi
Nama lengkap: Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyiddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi
Nama lengkap dalam bahasa Arab: أبو زكريا يحيى بن شرف الحزامي النووي الشافعي
Lahir: Oktober 1233 M/ Muharam 631 H, Nawa, Syria.
Wafat: 21 December 1277 M/ 24 Rajab 676 H, Nawa, Syria.
Makam: Daraa, Syria
Penerjemah:
Bidang studi: Fikih madzhab Syafi'i

Daftar Isi

PEMBAHASAN KE-2 Menerangkan tentang NAHI

NAHI adalah permintaan meninggalkan pekerjaan dari yang lebih tinggi derajatnya kepada yang lebih rendah derajatnya. Dalam NAHY terdapat beberapa kaidah yaitu :
1.

الاصل فى النهي للتحريم الا ما دل الدليل علي خلافه
“Asal dalam larangan itu hukumnya haram kecuali terdapat dalil yang menjelaskan tentang perbedaannya” seperti firman Allah Swt :

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya." (QS. Al-A'raaf : 56)

2.

النهي عن الشيء امربضده.
“Melarang sesuatu berarti juga memerintah yang berlawanan dengan sesuatu itu” seperti firman Allah Swt :

وَلا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ
"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil." (QS. Al-Baqarah : 188)

3.

الاصل في النهي يدل على فساد المنهي عنه فى العبادة
“Asal dalam larangan itu menunjukkan pada kerusakan perkara yang dilarangnya dalam beribadah.” seperti sholat dan berpuasanyanya orang yang sedang haidh.

4.

النهي يدل على فساد المنهي عنه فى المعاملات اِنْ رجع النهي الي نفس العقد
“Larangan itu menunjukkan pada kerusakan perkara yang dilarangnya dalam bermu‟amalah jika larangan itu merujuk pada dzatnya akad.” seperti dilarangnya jual beli kerikil. Sebagaimana sabda Nabi Saw :

نهي صلي الله عليه وسلم عن بيع الحصاة

“Nabi Saw telah melarang melakukan jual beli kerikil.” (HR. Muslim)

ان رجع الى امر خارج عن العقد غير لازم فلا

"Jika larangan itu merujuk pada perkara yang keluar dari bentuk akad yang tidak lazim maka tidaklah menjadi batal", seperti pada bentuk jual beli disaat adzan sholat Jum‟at, firman Allah Swt :


إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ

"Apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli." (QS. Al-Jumu'ah : 9) Hal itu karena akan mengganggu dalam usaha melakukan kewajiban sholat Jum‟at, dan gangguan itu ada ketika terjadi proses jual beli dan lainnya termasuk juga jika makan.

***

PEMBAHASAN KE-3 Menerangkan tentang 'AM

„AM adalah sesuatu yang meliputi dua perkara atau lebih dan tidak mempunyai batasan. Lafadz-lafadz yang menerangkan tentang „Am ada 4 (empat) yaitu :

1. Isim Mufrad yang dita’rifi dengan alif dan lam.

Firman Allah Swt :

إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا
"Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman .......... (QS. al-'Ashr : 2-3)

2. Isim Jama’ yang dita’rifi dengan alif dan lam. Firman Allah Swt :

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
" Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah : 195)

لاَ . 3 dilafadz Nakiroh (Umum).

Firman Allah Swt :

وَاتَّقُوا يَوْمًا لا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا
"Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain,....."(QS. al-Baqarah : 48)

4. Isim Mubham

a. Lafadz مَنْ untuk yang berakal, firman Allah Swt :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. az-Zalzalah : 7)

b. Lafadz مَا untuk yang tidak berakal, firman Allah Swt :

وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. al-Hujurat : 18)

c. Lafadz أيٌّ pada firman Allah Swt :

أَيًّا مَّا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ
"......Dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Al asmaaul husna (namanama yang terbaik) ........ (QS. Al-Israa : 110)

d. Lafadz أَيْنَ dzorof makan pada firman Allah Swt :

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ
"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu........." (QS. an-Nisa : 78)

e. Lafadz مَتَي untuk dzorof zaman, seperti lafadz مَتَي سَفَرْتِ فَأَنْتِ طَالِقٌ (kapan saja kamu pergi, maka kamu tertalak)
LihatTutupKomentar