Tafsir Quran Surah ke-70 Al-Ma’arij

Tafsir Quran Surah ke-70 Al-Ma’arij (Tempat-tempat Naik), jumlah ayat 44 ayah Terjemah Tafsir Jalalain Jalaluddin Al-Mahalli & Al-Suyuti

Tafsir Quran Surah ke-70 Al-Ma’arij

 Tafsir Quran Surah ke-70 Al-Ma’arij (Tempat-tempat Naik),  jumlah ayat 44 ayah

Nama kitab: Terjemah Tafsir Jalalain
Judul kitab asal: Tafsir Al-Jalalain (Tafsir oleh Dua Jalaluddin)
Nama mufassir:
1. Jalaluddin Al-Mahalli. (Lahir: 791 - 864 Hijriyah / Wafat: 1389 - 1459 Masehi)
Nama lengkap: Jalaluddin, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim Al-Mahalli Al-Syafi'i (محمد بن أحمد بن محمد بن إبراهيم المحلي الشافعي)
2. Jalaluddin Al-Suyuti (Lahir: 3 Oktober 1445 M / 1 Rajab 849 H; wafat: 18 Oktober 1505 M / 19 Jumadi Ula 911 H)
Nama lengkap: Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Al-Suyuti (جلال الدين عبد الرحمن بن أبي بكر السيوطي)
Penerjemah ke Bahasa Indonesia:
Bidang studi: Tafsir Al-Quran

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
{ سأل سائل } دعا داع { بعذاب واقع }
 
1. (Seseorang telah meminta) yakni berdoa meminta (kedatangan azab yang akan menimpa.)
 
{ للكافرين ليس له دافع } هو النضر بن الحارث قال : { اللهم إن كان هذا هو الحق } الآية
 
2. (Untuk orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya) dia adalah Nadhr bin Haris, ia mengatakan di dalam permintaannya, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Ya Allah, jika betul (Alquran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau..." (Q.S. Al-Anfal 32)
 
{ من الله } متصل بواقع { ذي المعارج } مصاعد الملائكة وهي السماوات
 
3. (Yang datang dari Allah) lafal minallaah ini berkaitan erat dengan lafal Waaqi' yang ada di akhir ayat pertama (yang mempunyai tempat-tempat naik) tempat-tempat naik bagi para malaikat, yaitu langit.
 
{ تعرج } بالتاء والياء { الملائكة والروح } جبريل { إليه } إلى مهبط أمره من السماء { في يوم } متعلق بمحذوف أي يقع العذاب بهم في يوم القيامة { كان مقداره خمسين ألف سنة } بالنسبة إلى الكافر لما يلقى فيه من الشدائد وأما المؤمن فيكون أخف عليه من صلاة مكتوبة يصليها في الدنيا كما جاء في الحديث
 
4. (Naiklah) dapat dibaca ta`ruju dan ya`ruju (malaikat-malaikat dan Jibril) Malaikat Jibril (kepada-Nya) kepada tempat turun bagi perintah-Nya di langit (dalam sehari) lafal fii yaumin bertaalluq kepada lafal yang tidak disebutkan, azab menimpa orang-orang kafir pada hari kiamat (yang kadarnya lima puluh ribu tahun) ini menurut apa yang dirasakan oleh orang kafir, karena penderitaan dan kesengsaraan yang mereka temui di hari itu. Adapun orang yang beriman merasakan hal itu amat pendek, bahkan lebih pendek daripada satu kali shalat fardu yang dilakukan sewaktu di dunia. Demikianlah menurut keterangan yang disebutkan di dalam hadits.
 
{ فاصبر } وهذا قبل أن يؤمر بالقتال { صبرا جميلا } أي لا جزع فيه
 
5. (Maka bersabarlah kamu) ayat ini diturunkan sebelum ada perintah berperang (dengan sabar yang baik) sabar yang tidak disertai dengan gelisah.

{ إنهم يرونه } أي العذاب { بعيدا } غير واقع
6. (Sesungguhnya mereka memandangnya) memandang azab itu (jauh) artinya mustahil akan terjadi.
{ ونراه قريبا } واقعا لا محالة
7. (Sedangkan Kami memandangnya dekat) pasti terjadi.
{ يوم تكون السماء } متعلق بمحذوف تقديره يقع { كالمهل } كذائب الفضة
8. (Pada hari ketika langit) lafal ayat ini bertaalluq kepada lafal yang tidak disebutkan, yaitu azab itu terjadi pada hari ketika langit (menjadi seperti luluhan perak) seperti leburan perak.
{ وتكون الجبال كالعهن } كالصوف في الخفة والطيران بالريح
9. (Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu) maksudnya bagaikan bulu domba ringannya, terbawa terbang oleh angin.
{ ولا يسأل حميم حميما } قريب قريبه لاشتغال كل بحاله
10. (Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya) tiada karib kerabat yang menanyakan kerabatnya, karena pada hari itu masing-masing orang disibukkan oleh keadaannya sendiri.
{ يبصرونهم } أي يبصر الأحماء بعضهم بعضا ويتعارفون ولا يتكلمون والجملة مستأنفة { يود المجرم } يتمنى الكافر { لو } بمعنى أن { يفتدي من عذاب يومئذ } بكسر الميم وفتحها { ببنيه }
11. (Sedangkan mereka saling melihat) sebagian teman-teman akrab itu saling melihat kepada sebagian yang lain, dan mereka saling mengenal antara yang satu dengan yang lainnya akan tetapi mereka tiada berkata barang sepatah pun. Jumlah ayat ini merupakan kalimat baru atau jumlah isti'naf. (Orang kafir ingin) ia berharap (kalau sekiranya) lafal lau di sini bermakna an, yakni bahwasanya (dia dapat menebus dirinya dari azab hari itu) dapat dibaca yaumi'idzin dan yauma'idzin (dengan anak-anaknya.)
{ وصاحبته } زوجته { وأخيه }
12. (Dan istrinya) atau teman hidupnya (dan saudaranya.)
{ وفصيلته } عشيرته لفصله منها { التي تؤويه } تضمه
13. (Dan kaum familinya) atau famili-familinya, mereka dinamakan fashiilah karena orang yang bersangkutan terpisah hubungannya dengan mereka (yang melindunginya) yang pernah mengasuhnya.
{ ومن في الأرض جميعا ثم ينجيه } ذلك الافتداء عطف على يفتدي
14. (Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan tebusan itu dapat menyelamatkannya) dapat membebaskannya dari azab itu. Lafal ayat ini diathafkan kepada lafal yaftadii.

{ كلا } رد لما يوده { إنها } أي النار { لظى } اسم لجهنم لأنها تتلظى أي تتلهب على الكفار
15. (Sekali-kali tidak dapat) lafal ini merupakan sanggahan terhadap apa yang dia harapkan itu (sesungguhnya neraka ini) neraka yang mereka saksikan itu (adalah api yang bergejolak) lafal lazhaa adalah nama lain dari neraka Jahanam, dinamakan demikian karena apinya bergejolak membakar orang-orang kafir.
 
{ نزاعة للشوى } جمع شواة وهي جلدة الرأس
16. (Yang mengelupaskan kulit kepala) asy-syawaa bentuk jamak dari lafal syawaatun, artinya kulit kepala.

{ تدعو من أدبر وتولى } عن الإيمان بأن تقول : إلي إلي
17. (Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling) dari iman; sebab neraka Jahanam itu mengatakan kepada mereka kemarilah, kemarilah.
{ وجمع } المال { فأوعى } أمسكه في وعائه ولم يؤد حق الله منه
18. (Serta mengumpulkan) harta (lalu menyimpannya) menaruhnya di dalam peti simpanan dan tidak menunaikan hak Allah yang ada pada harta bendanya itu.
{ إن الإنسان خلق هلوعا } حال مقدرة وتفسيره
19. (Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah) lafal haluu`an merupakan hal atau kata keterangan keadaan dari lafal yang tidak disebutkan, dan sekaligus sebagai penafsirnya.
{ إذا مسه الشر جزوعا } وقت مس الشر
20. (Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah) atau sewaktu ia ditimpa keburukan berkeluh kesah.
{ وإذا مسه الخير منوعا } وقت مس الخير أي المال لحق الله منه
21. (Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir) sewaktu ia mendapat harta benda ia kikir, tidak mau menunaikan hak Allah yang ada pada hartanya itu.
{ إلا المصلين } أي المؤمنين
22. (Kecuali orang-orang yang mengerjakan salat) yakni, orang-orang yang beriman.
{ الذين هم على صلاتهم دائمون } مواظبون
23. (Yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya) terus-menerus mengerjakannya.

{ والذين في أموالهم حق معلوم } هو الزكاة
24. (Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu) yakni zakat.
{ للسائل والمحروم } المتعفف عن السؤال فيحرم
25. (Bagi orang miskin yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa) yang tidak mau meminta-minta, demi memelihara kehormatannya sekalipun ia tidak punya.

{ والذين يصدقون بيوم الدين } الجزاء
26. (Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan) yaitu, hari ketika semua orang mendapatkan balasan amal perbuatannya.
{ والذين هم من عذاب ربهم مشفقون } خائفون
27. (Dan orang-orang yang takut terhadap azab Rabbnya) mereka takut akan azab-Nya.
{ إن عذاب ربهم غير مأمون } نزوله
28. (Karena sesungguhnya azab Rabb mereka tidak dapat orang merasa aman) dari kedatangannya.
{ والذين هم لفروجهم حافظون }
29. (Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya.)
{ إلا على أزواجهم أو ما ملكت أيمانهم } من الإماء { فإنهم غير ملومين }
30. (Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki) yakni budak-budak perempuan (maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela.)
 
{ فمن ابتغى وراء ذلك فأولئك هم العادون } المتاجوزون الحلال إلى الحرام
31. (Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas) melanggar batas kehalalan menuju kepada keharaman.

{ والذين هم لأماناتهم } وفي قراءة بالإفراد : ما ائتمنوا عليه من أمر الدين والدنيا { وعهدهم } المأخوذ عليهم في ذلك { راعون } حافظون
32. (Dan orang-orang yang terhadap amanat-amanat mereka) menurut suatu qiraat lafal amaanaatihim dibaca dalam bentuk mufrad atau tunggal, sehingga bacaannya menjadi amaanatihim, yakni perkara agama dan duniawi yang dipercayakan kepadanya untuk menunaikannya (dan janji mereka) yang telah diambil dari mereka dalam hal tersebut (mereka memeliharanya) benar-benar menjaganya.
{ والذين هم بشهاداتهم } وفي قراءة بالجمع { قائمون } يقيمونها ولا يكتمونها
33. (Dan orang-orang yang terhadap kesaksiannya) menurut suatu qiraat dibaca dalam bentuk jamak, sehingga bacaannya menjadi syahaadaatihim (mereka menunaikannya) mereka menegakkannya dan tidak menyembunyikannya.
{ والذين هم على صلاتهم يحافظون } بأدائها في أوقاتها
34. (Dan orang-orang yang memelihara salatnya) yaitu dengan mengerjakan pada waktunya.
{ أولئك في جنات مكرمون }
35. (Mereka itu dimasukkan ke dalam surga lagi dimuliakan.)
{ فمال الذين كفروا قبلك } نحوك { مهطعين } حال أي مديمي النظر
36. (Mengapakah orang-orang kami itu ke arahmu) menuju kepadamu (dengan bersegera) lafal muhthi`iina berkedudukan sebagai hal atau kata keterangan keadaan, yakni mereka selalu menatapkan pandangannya ke arahmu secara terus-menerus.
{ عن اليمين وعن الشمال } منك { عزين } حال أيضا أي جماعات حلقا حلقا يقولون استهزاء بالمؤمنين : لئن دخل هؤلاء الجنة لندخلنها قبلهم قال تعالى :
37. (Dari kanan dan dari kiri) dari sebelah kananmu dan sebelah kirimu (dengan berkelompok-kelompok) secara bergerombol dan membentuk lingkaran di sekitarmu. Mereka berbuat demikian seraya mengatakan dengan nada mengejek, "Sungguh jika mereka, yakni orang-orang yang beriman, masuk ke dalam surga, niscaya kami benar-benar akan masuk ke dalamnya sebelum mereka." Maka Allah berfirman:
{ أيطمع كل امرئ منهم أن يدخل جنة نعيم }
38. ("Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan?")
{ كلا } ردع لهم عن طمعهم في الجنة { إنا خلقناهم } كغيرهم { مما يعلمون } من نطف فلا يطمع بذلك في الجنة وإنما يطمع فيها بالتقوى
39. (Sekali-kali tidak!) kalimat ini merupakan sanggahan terhadap mereka yang ingin masuk surga, padahal mereka kafir. (Sesungguhnya Kami ciptakan mereka) sama dengan selain mereka (dari apa yang mereka ketahui) yakni dari air mani; maka tidak cukup hanya dengan itu mereka mengharapkan surga, karena sesungguhnya surga itu hanya dapat diharapkan bagi orang-orang yang bertakwa.
{ فلا } لا زائدة { أقسم برب المشارق والمغارب } للشمس والقمر وسائر الكواكب { إنا لقادرون }
40. (Maka) huruf laa di sini adalah huruf zaidah (Aku bersumpah dengan nama Rabb yang memiliki arah timur dan arah barat) yang memiliki matahari, bulan dan bintang-bintang lainnya (sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.)
{ على أن نبدل } نأتي بدلهم { خيرا منهم وما نحن بمسبوقين } بعاجزين عن ذلك
41. (Untuk mengganti) mereka (dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan sekali-kali Kami tidak dapat dikalahkan) tidak ada yang dapat mengalahkan Kami dalam hal ini.
{ فذرهم } اتركهم { يخوضوا } في باطلهم { ويلعبوا } في دنياهم { حتى يلاقوا } يلقوا { يومهم الذي يوعدون } فيه العذاب
42. (Maka biarkanlah mereka) tinggalkanlah mereka (tenggelam) dalam kebatilan (dan bermain-main) dalam keduniaan (sampai mereka menjumpai) menemui (hari yang diancamkan kepada mereka) yang pada hari itu ada azab bagi mereka.
{ يوم يخرجون من الأجداث } القبور { سراعا } إلى المحشر { كأنهم إلى نصب } وفي قراءة بضم الحرفين شيء منصوب كعلم أو راية { يوفضون } يسرعون
43. (Yaitu pada hari mereka keluar dari kubur) dari tempat-tempat mereka dikubur (dengan cepat) menuju ke padang Mahsyar tempat mereka dihimpunkan (seakan-akan mereka pergi kepada berhala-berhala) menurut suatu qiraat dibaca nushubin, artinya sesuatu yang dibangun untuk pertanda atau tugu, yang dimaksud adalah berhala-berhala (dengan cepatnya) mereka pergi dengan cepat seakan-akan pergi kepada berhala-berhala mereka.
{ خاشعة } ذليلة { أبصارهم ترهقهم } تغشاهم { ذلة ذلك اليوم الذي كانوا يوعدون } ذلك مبتدأ وما بعده الخبر ومعناه يوم القيامة
44. (Dalam keadaan hina) atau nista (pandangan mereka karena diliputi) diselimuti (oleh rasa hina. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka) lafal dzaalika menjadi mubtada, dan lafal-lafal sesudahnya berkedudukan menjadi khabarnya; makna yang dimaksud adalah hari kiamat. [alkhoirot.org: Tafsir Jalalain]
LihatTutupKomentar