Astrolabe atau Rubu' Mujayyab dalam Ilmu Falak
  
Judul buku: Ilmu Falak Praktik
Penulis dan Penerbit:
Sub
  Direktorat Pembinaan Syariah Dan Hisab Rukyat
Dibrektorat Urusan Agama
  Islam & Pembinaan Syariah
Direktokrat Jenderal Bimbingan Masyarakat
  Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Bidang studi: Ilmu falak,
  
Nama lain dari ilmu falak: ilmu hisab, ilmu rashd, ilmu miqat, ilmu
  haiah.     
Daftar isi
  4. Astrolabe atau Rubu' Mujayyab 
Rubu' Mujayyab adalah suatu alat untuk menghitung fungsi
  
geneometris, yang sangat berguna untuk memproyeksikan suatu peredaran
  
benda langit pada lingkaran vertikal. Alat ini terbuat dari kayu atau
  papan 
berbentuk seperempat lingkaran, salah satu mukanya biasanya
  ditempeli 
kertas yang sudah diberi gambar seperempat lingkaran dan
  garis-garis 
derajat serta garis-garis lainya. Dalam istilah geneometri
  alat ini disebut 
"Quadrant” [112] Alat ini merupakan alat yang sangat
  sederhana yang 
bentuknya seperempat lingkaran. 
Menurut
  Howard R. Turner, sebelum Rubu' Mujayyab atau biasa 
dinamakan kuadrant,
  ini merupakan kemajuan dalam pengembangan 
keilmuan astronomi yakni
  berupa Astrolabes. Astrolahes merupakan alat 
perhitungan yang penting
  pada abad pertengahan bertepatan dengan awal- 
awal Renaisans. Astrolabe
  merupakan peralatan yang digunakan untuk 
mengukur kedudukan benda langit
  pada bola langit. Perkakas yang dibuat 
oleh orang Arab ini pada umumnya
  terdiri dari satu buah lubang pengintai 
dan dua buah piringan dengan
  skala derajat yang diletakkan sedemikian 
rupa untuk menyatakan
  ketinggian dan azimuth suatu benda langit.[113] 
Gambar 8.
  
Bentuk Astrolabe pertama kali 
Astrolabe ini berfungsi
  seperti komputer analog, untuk memecahkan 
banyak masalah astronomi dan
  persoalan penentuan waktu, Selain untuk 
menentukan waktu shalat dan arah
  Makkah, astrolabe pada abad 
pertengahan dengan piringan yang dapat
  diganti-ganti, yang disesuaikan 
untuk penggunaan pada lokasi geografi
  yang berbeda, dapat dimanipulasi 
untuk memberikan berbagai bentuk data
  penentu waktu dan perputaran 
tahunan benda-benda langit, pengukuran di
  atas bumi, dan informasi 
astrologi. 
Diperkenalkan ke Eropa
  pada akhir abad pertengahan, alat ini menjadi 
subyek banyak tulisan,
  termasuk esai terkenal oleh Geoffrey Chaucer. 
Astrolabe Para Astronom
  Arab dibuat oleh Hajji Ali Kerbala sekitar 1790. 
Alat ini digunakan
  untuk mencari waktu naik, pengaturan Matahari, 
ketinggian Matahari dan
  memilih bintang. Yang lebih penting lagi ia 
digunakan untuk mencari arah
  Makkah untuk beribadat kaum Muslim. 
Setelah astrolabe, peralatan
  penting selanjutnya adalah kuadran astrolabe 
(rubu' mujayyab), bentuk
  yang lebih sederhana dari astrolabe. Kundran tidak 
terlalu rumit dan
  berbentuk seperti piringan yang memiliki sudut sembilan 
puluh derajat,
  dapat digunakan untuk memecahkan seluruh masalah dasar 
pada astronomi
  ruang (masalah yang berhubungan dengan pemetaan ruang 
langit) untuk
  ketinggian tertentu. 
Gambar 9. 
Rubu' Mujayyab
  
Rubu' Mujayyab dibuat oleh seorang ahli falak Syiria bernama Ibn
  Asy- 
Syatir pada abad ke 14. Melihat konstruksi dari alat ini,
  perputaran harian 
yang terlihat pada ruang angkasa dapat disimulasikan
  dengan gerakan 
benang yang terletak di pusat alat ini. Sebuah bandul
  yang bergerak pada 
benang ke posisi yang berhubungan dengan matahari
  atau bintang tertentu, 
dapat dibaca pada tanda-tanda dalam kuadran.
  Benang dan bandul pada 
kuadran menggantikan rete pada astrolabe. Ini
  jauh lebih mudah digunakan 
untuk memecahkan semua masalah-masalah
  standar pada astronomi ruang 
untuk garis lintang tertentu. Rubu"
  Mujayyab ini pada dasarnya digunakan 
untuk menentukan arah kiblat
  setelah diketahui arah utara dengan 
mengaplikasikan sudut kiblat yang
  sudah diperhitungkan. Alat ini 
dikembangkan oleh kaum Muslimin di Mesir
  pada abad ke-11 atau ke-12, 
alat ini pada abad ke-16 telah menggantikan
  astrolabe di dunia Muslim 
kecuali di Persia dan India.[114]
  
David A. King menyebutkan bahwa kuadrant atau yang disebut Rubu'
  
Mujayab, memang berawal dari diskusi banyak ahli astronomi Islam dari
  
negara Mesir dan Syiria yang membuat solusi perhitungan trigonometri.
  
Dimulai dari adanya tabel matahari dan bintang yang dibuat oleh Najm al-
  
Din al-Misri, kemudian berkembang dari adanya tabel dibuatlah universal
  
astrolabe Ibn al-Sarraj, astrolabe ini memiliki grid-grid untuk
  memudahkan 
aplikasi teori spherical astronomy, di mana grid-grid yang
  ada adalah data- 
data lintang.[115] Dalam buku lain, Howard R. Turner
  menyebutkan bahwa 
astrolabe universal yang dibuat Ibn al-Sarraj,
  terutama perangkat tanda 
standar di bagian depan berguna untuk garis
  lintang Kairo: bagian luar, 
perangkat non-standar berguna untuk garis
  lintang Damaskus. Bagian 
belakang alat ini memiliki kisi-kisi standar
  yang digunakan untuk 
memecahkan masalah-masalah geometri secara
  numerik.[116] 
Rubu' Mujayyab atau Kuadrant memuliki beberapa masa
  dalam beberapa 
jenis modifikasi. Di antaranya, pada saat navigasi abad
  ke-17 terdapat 
sebuah prasasti dari alat yang tampaknya menunjukkan nama
  komisaris 
dan tanggal manufaktur, sesuai dengan kesebelas bulan dari
  tahun 1038 M. 
Tidak seperti kebanyakan Maghrebin Eropa dan astrolabe
  guadrant dari 
periode abad pertengahan, yang terbuat dari kuningan
  berukir, alat ini 
dibuat dari kertas kulit kayu-meliputi inti, dari
  bahan-bahan yang kemudian 
sejumlah astrolabe Usmani dibuat.
  
Gambar 10. 
Kubu dengan dasar kuningan emas
  
Di samping itu, ada kuadran kuningan yang digunakan oleh para
  
pelaut. Skala jangka 90” dan dibagi pada seluruh derajat. Sebuah
  potongan 
timbangan pengukur persis membentuk garis vertikal dari acuan.
  Kuadran 
yang ditampilkan di sini adalah replika dari jenis Columbus,
  yang telah 
digunakan pada perjalanan ke New World. Hal ini ditandai di
  lintang 
Lisbon, Cabo Verde dan Serra Leoa, yang dekat dengan
  khatulistiwa di 
mana Columbus telah mengunjunginya. 
Gambar
  11. 
Bagian-Bagian Rubu' Mujayyab 
Adapun istilah-istilah
  dalam Rubu' Mujayyab atau kuadrant adalah : 
1. |Markaz adalah titik
  sudut siku-siku rubu' pada tempat lubang kecil 
yang dapat dimasuki
  benang, 
2, @nusul Irtifa' adalah busur yang mengelilingi rubu'
  bagian ini diberi 
skala O sampai 90 bermula dari kanan ke kiri. 1
  derajat & 60 menit. 
3. Jaib Tamam adalah sisi kanan yang
  menghubungkan markas ke awal 
gous. Bagian ini diberi skala 0 sampai 60,
  dari titik satuan skala itu ditarik 
garis yang lurus menuju ke gous.
  Garis-garis itu disebut Juyub Mankusah. 
4 Sittin adalah sisi kiri
  yang menghubungkan markaz ke awal gous. 
Bagian ini diberi skala 0 sampai
  60, dari tiap-tiap titik satuan skala itu 
ditarik garis lurus menuju ke
  gous, garis itu disebut Jayub Mabsutoh. 
Perhitungan jaib dimulai dari
  markaz, setiap jaib sama dengan 60 menit. 
5. Hadafah adalah dua
  tonjolan yang keluar dari rubu'. 
6. Khoit adalah benang kecil yang
  dimasukan ke markaz. 
7. Muri adalah benang pendek yang diikat pada
  khoit yang digeser 
naik turun. 
8. Syakul adalah bandul yang
  berada di ujung khoit. 
Referensi dan Catatan
  112 Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, Proyek
  
Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Jakarta: 1981, hlm.132,
  
113 Howard R. Turner, Sains Islam. wang Mengagumkan, Cet. ke 1,
  Bandung, Anggota 
IKAPI diterjemahkan dari Sains in Medieval Islam, 2004,
  hlm. 79, 
114 ibid, hlm. 111.
  
115 David A. King, Astronomi in the Service af Islam, USA, Varioram
  Reprinis, 1993, 
hlm. 160-177, 
116 Howard R. Tumer, Op. Cit, hlm 112  

