Metode menetapkan Nasab

Para ahli nasab memiliki metode untuk menetapkan nasab seseorang atau suatu kelompok komunitas keluarga tertentu kepada yang diakuinya. Misalnya

Metode menetapkan Nasab

 Judul buku: Menakar kesahihan Nasab Habib Di Indonesia
Penulis: KH Imaduddin Utsman Al Bantani, pengasuh pesantren Nahdlatul Ulum, Banten
Cetakan pertama: Oktober 2022
Penerbit:  Maktabah Nahdlatul Ulum
Bidang studi: sejarah Islam

Daftar isi

  1. Metode menetapkan Nasab
  2. Kembali ke buku: Menakar kesahihan Nasab Habib di Indonesia

METODE MENETAPKAN NASAB 

Para ahli nasab memiliki metode untuk menetapkan nasab seseorang atau suatu kelompok komunitas keluarga tertentu kepada yang diakuinya. Misalnya seseorang yang mengaku dirinya sebagai keturunan Nabi Muhammad s.a.w. yang ke-40 melalui Alawi bin Ubaidillah “bin” Ahmad bin Isa, kemudian ia menunjukan urutan 40 nama-nama mulai dari namanya sampai ke Nabi Muhammad s.a.w. melaui jalur tersebut, maka cara untuk mengkonfirmasi kesahihannya adalah adalah dengan dua cara, pertama looking up, dan kedua dengan cara looking down. 

Looking up atau meneliti ke atas adalah dengan cara mengkonfirmasi nama yang disebutkan mulai dari nama orang yang diteliti sampai nama Nabi Muhammad s.a.w. Untuk nama pertama, kedua dan ketiga bisa dengan cara mengkonfirmasi keluarga terdekat dari ayahnya, misalnya pamannya, apakah seseorang ini betul anak dari ayahnya? Dan apakah benar ayahnya itu adalah benar anak dari kakeknya? Sedang untuk nama ke-4 dan selanjutnya bisa dikonfirmasi melalui catatan silsilah dari keluarga buyutnya dengan di selaraskan dengan catatan keluarga besar buyutnya melalui anaknya yang lain selain kakeknya tersebut. Demikian untuk seterusnya.

Sedangkan yang dimaksud looking down adalah meneliti mulai dari atas yaitu dalam hal ini meneliti mulai dari Nabi Muhammad s.a.w. sampai selanjutnya ke bawah. Misalnya mencari sanad dan dalil yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. betul mempunyai anak Bernama Siti Fatimah r.a., lalu mencari sanad dan dalil bahwa Siti Fatimah mempunyai anak bernama Husain, lalu mencari dalil yang menunjukan bahwa Husen mempunyai anak bernama Ali Zainal Abidin, lalu mencari dalil bahwa Ali Zainal Abidin mempunyai anak bernama Muhammad al-Baqir, lalu mencari dalil bahwa Muhammad al-Baqir mempunyai anak bernama Jafar al-Shadiq, lalu mencari dalil bahwa Jafar al Shadiq mempunyai anak bernama Ali al-Uraidi, lalu mencari dalil bahwa Ali al-Uraidi mempunyai anak bernama Muhammad an-Naqib, lalu mencari dalil bahwa Muhammad an-Naqib mempunyai anak bernama Isa al-Rumi, lalu mencari dalil bahwa Isa al-Rumi mempunyai anak bernama Ahmad al-Muhajir, lalu mencari dalil bahwa Ahmad al-Muhajir mempunyai anak bernama Ubaidillah, lalu mencari dalil bahwa Ubaidillah mempunyai anak bernama Alawi dst.

Untuk mencari dalil-dalil tersebut, untuk Nabi Muhammad s.a.w. sampai ke Ali al-Uraidi sangatlah masyhur melalui hadits, sedangkan untuk generasi putra Ali al-Uraidi yaitu Muhammad an-Naqib sudah bergeser hanya mengandalkan kitab-kitab nasab.

LihatTutupKomentar