Hakikat dan Majaz dalam Ilmu Balaghah

Hakikat Dan Majaz A Pengertian Majaz B Macam-Macam Majaz Majaz Istiaroh Majaz Mursal Majaz Murokkab Majaz Aqli C Contoh-contoh Majaz dalam

 

Hakikat dan Majaz


Nama kitab / buku: Balaghah

Penulis: DR. Hj. Rumadani Sagala, M.Ag
Bidang studi: Bahasa Arab, sastra Arab, ma'ani, bayan, badi'

Penerbit: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung 1437 H/ 2016 


Daftar Isi

  1. Bab III Hakikat Dan Majaz
    1. A Pengertian Majaz  
    2. B Macam-Macam Majaz  
      1. Majaz Istiaroh  
      2. Majaz Mursal  
      3. Majaz Murokkab  
      4. Majaz Aqli  
    3. C Contoh-contoh Majaz dalam Al-Qur’an 
  2. Bab IV Kinayah  
    1. A Pengertian  
    2. B Pembagian Kinayah  
    3. C Contoh-contoh Kinayah dalam Al-Qur’an 
  3. Kembali ke buku: Balaghah oleh DR. Hj. Rumadani Sagala, M.Ag

 

BAB II HAKIKAT DAN MAJAZ
 

A. Pengertian

 

ابغقيقة اللغوية ىي الكامة ابؼستعملة فى ابؼعن الذى وضعت لو

Yaitu kata yang dipakai untuk menunjukan arti yang tertentu (makna asli). Contoh: kata أسد pada kalimat رأيت
أسدافى غابة (saya melihat singa di hutan). Maka singa dalam kalimat ini adalah asli pada lafaz أسد
ابغقيقة العقلية بأف أسند اللفظ إلى ماحقو أف يسند إليو اوأستاذ الفعل
إلى تيئ
Yaitu menyandarkan lafaz yang sebenarnya, atau menyandarkan fi’il pada fa’il.
 

Contoh:
أنضج الله الثمر
( Allah yang menjadikan buah itu matang).
 

Lafaz انضج disandarkan kepada Allah, karena انضج adalah fi’il. Sedangkan الله adalah fa’il.
المجاف اللغوى ىو الكامة الستعملة فى غنً ابؼعن التى وضعت لو لعلا قة
بنٌ ابؼعن الاوؿ والثاف مع قرينة  نعة من اذادة ابؼعن الاضل
 

Yaitu kata yang dipakai bukan pada makna yang seharusnya diletakkan untuk kalimat itu. Karena adanya hubungan antara makna yang pertama dan yang kedua yang disertai dengan tanda atau petenjuk yang mencegah menggunakan makna aslinya.
 

Contoh:
رأيت أسدا على فرس
( Saya melihat di atas kuda).
 

Lafaz أسد dalam kalimat majaz ini tidak asli, yaitu orang yang berani. Petunjuk yang mencegah dari makna aslinya على
فرس , karena sebenarnya tidak mungkin berada di atas kuda. Bungan antar singa dengan orang yang berani adalah karena keduanya sama-sama berani.
المجاف العقلى ىواسناد الفعل او ما فى معناه إلى غنً ماحقو أف يسند
إليو لعلاقة معقرينة عن أنيكوف الاسناد إلى ما ىوكو
 

Yaitu menyandarkan fi’il atau yang menunjukan makna pada suatu yang bukan haknya untuk disandarkan dan di isnatkan, yang demikian ini karena adanya alaqoh antara yang hakiki dan majaz, serta qorinah yang mencegah kita untuk memahami isnad yang hakiki.
 

Contoh:
بنى ورير التربية والتعليم ابؼدارس
Menteri pendidikan dan Kebudayaan membangun sekolah.
Isnad بنى kepada ورير fa’ilnya tidak pada makna yang sebenarnya, karena tidak sesuai dengan kenyataan. Sebab yang membangun adalah para pekerja. Jadi, dalam contoh ini adalah majaz.
 

Syarat untuk pemakaian majaz ada dua macam, yaitu:
1. Alaqoh ( علاقة )
Yaitu menghubungkan antara makna hakiki dan makna majazi. Adapun hubungan tersebut ada dua macam, yaitu:
a. ابؼشابهة
Yaitu hubungan keserupaan. Misalnya حيواف
منتوس ورجل شجاع . Sebagai makna hakiki dan makna majazi dari lafaz tersebut, terdapat sifat yang yang serupa yaitu berani, atau alaqoh ini dinamakan musyabbah.
b. غنًابؼشابهة
Yaitu hubungan yang buka keserupaan, sebab dan musabbab, hali dan mahaliyah, dan lainnya kan dijelaskan kemudian.
Contoh:
ففى ربضة الله ىم فيها خالدوف .
Yang dimksud dengan ramat Allah disini adalah orang yang kekal di syurga. Dinamakan demikian karena orang yang kekal di syurga itu adalah orang yang mendapat rahmat. Ungkapan yang di maksud dengan ربضة (Syurga).
2. Qorinah( قرينة )
Yaitu petunjuk yang mencegah kita untuk memahami kalimat itu dipakai untuk makna yang asli dengan kalimat lain. Apabila kalimat tersebut terdapat Qorinahnya, maka kalimat tersebut adalah majaz atau makna yang tidak asli.
Contoh:
رأييت البد رفى الدار
lafaz البد ر dalam kalimat ini dipakai sebagi majaz. Lafaz yang dimaksud adalah orang-orang yang cantik wajahnya, sebab tidak mungkin ada البد ر (badar) dalam rumah.
Qorinah dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:
a. لفظية seperti فى الدار
b. حالية seperti الظلمات إلى النور
makna النور adalah ابؽدىوالايداف
makana الظلمات adalah الضلاؿ
Qorinahnya tidak lafziyah tetapi haliyah dipahami dari سياؽ الكلا yaitu dari firman Allah كتاب أنزلناه إليك
لتحرج الناس من الظلمات إلى النور
 

B. Macam-macam Majaz
 

1. Majaz Istiaroh
إستعارة ىي الكلمات ابؼستعملة فى غنً ابؼعن الذى وضعت لعلاقة
ابؼشابهة مع قرينة ما نعة من إرادة ابؼعن الأصل
Yaitu apabila kata yang digunakan bukan pada makna yang dibuat untuknya karena ada hubungan serupa menyerupai antara makna yang asli, serta adanya qorinah yang membatasi dari makna yang asli.
Contoh :
رأيت أسدايرمى
(saya melihat singa itu melempar)
Kalimat ini dalam istiaroh, sebab lafad asad dipinjam dari maknanya yang asli (singa) untuk makna yang lain yaitu lelki yang berani, atau meminjam nama musyabbah bih dengan musyabbah. Bila kita lihat sepintas contoh diatas mirip
dengan tasybih seperti رايت رجلا شجاعاكا لأسديرمى lalu dibuang musyabbahnya, adat dan wajah syabah kemudian diberi qorinah arab menunjukkan bahwa يرمى bukan makna asli tetapi majaz.
Penjelasan
Istiaroh ialah meminjam lafaz مشبو بو untuk مشبو karena adanya alaqoh antara keduanya dan alaqohnya selalu musyabbah. Adapun rukun istiaroh ada tiga:
1. Mustaar lah (musyabbah)
2. Mustaar minhu (musyabbah bih)
3. Mustaar yaitu lafaz yang didalamnya mengandung istiaroh.
 

Macam-macam istiaroh.
Jika ditinjau dari segi mustaar lah dan mustaar minhu maka ada dua bagian seperti:
a. Istiaroh tasrihiyah
ماذكر فيهاا ليط ابؼشبهبو
Yaitu apabila menyebutkan lafaz musyabbab bih dan membuang lafaz musyabbah
Contoh:
زارنى بحر أمسى
Orang yang pemurah itu mengunjungiku kemarin
Dipinjam lafaz musyabbah bih yaitu bagi musyabbah karena sama member bantuan.
Cara mentakrirkan istiaroh asrihiyah:
شيو ابعواد بابعربجامع الأمداد فى كل ذكر مشبو بو وىو بحر
وحذؼ ابؼشبو ومو ابعواد على طريقة الإستعارة التصريحسة
b. Istiaroh ma’niyah
ماذكرفيو لفظ ابؼشبو وحذؼ ابؼشبو ىو ورمزلو بش من لوازمو
Yaitu yang disebut pada lafaz musyabbah dengan membuang musyabbah bih, serta dilambagkan dengan sesuatu yang lazim pada kata-kata yang ada.
Contoh:
إنى لأرى رؤوسا قد أينعت وحاف قطافها
Sungguh aku melihat kepal-kepala yang sudah rabun, dan sudah dapat dipetik dan akulah pemiliknya.
Dari kata ينعت kita sudah tahu bahwa yang dimaksud dengan رؤوسا (mustaar lah) adalah buah-buahan dan tidak disebut, tetapi dilambangkan dengan kata-kata yang lazim bagi لثما yaitu اينعت cara mentakrirkan istiaroh makniyah:
شبهت الرؤفس بالثمار بجامع السلل فى كل ذكر ابؼشبو مهو الرؤوس
وحذؼ ابؼشبو بو وىو الثمارورمناإليو بشىء من كرازمو وىو
الايناع
Catatan
Tasrihiyah iyalah musyabbah bih yang disebutkan dengan jelas, makniyahnya ialah musyabbah yang disebutkan dan musyabbah bihnya dibuang.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah yang dibuang itu musyabbah atau musyabbah bih ialah dengan mengembalikan istiaroh itu kepada bentuk tasbih.
 

Majaz istiaroh ditinjau dari segi lafaz mustaar terbagi kepada dua bagian:
1. Istiaroh asliyah
2. Istiaroh tabiiyah
Istiaroh asliyah ialah:
ماكاف الفط ابؼستعار إبظاجامد
Apabila tempat berlakunya istiaroh berupa isim jamak.
contoh:
رأيت أسدفى منزلنا
(saya melihat singa dirumah kami).
Yang dimaksud dengan asadan disini adalah laki-laki yang berani laksana singa, istiaroh ini مصرحة sebab yang disebut مشبهبو yaitu, juga aslinya karena aslinya أسد adalah isim jamak.
Istiaroh tabi’iyah
ماكاف ابؼستعارفيها فعلا أوابظامستعاأوحرفا
Yaitu apabila lafaz istiarohnya berupa fi’il, isim, mustaq atau huruf. Contoh fi’il:
فولو تعالى يحى الارض بعد موتها
Tanah itu hidup setelah mati.
Artinya yahya yang asli digunakan untuk mempunyai ruh bukan kepada tanah yang dimaksud تزينٌ (menghias) dipinjam
lafaz يحى kepada تزينٌ . Istiaroh ini disebut tabi’iyah. Contoh isim musyataq.
خالى ناطيفة بأحزانى
Keadaanku menyatakan kesedihanku.
Yang dimaksud mengucapkan adalah menunjukan seruan
ناطقة dengan الدلالة karena sama jelas. Tujuan. Contoh dari huruf:
لاصلبنكم في جذوع النحل
Sungguh aku akan menyalibkanmu di dalam cabang pohon kurma.
Yang dimaksud dengan dalam contoh adalah فوؽ penjelasan di atas inilah tasrihiyah dan tabi’iyah.
Penjelasan.
1. Isti’aroh tabi’iyah qorinahnya makniyah.
2. Lafaz yang menjadi qorinah dalam istiaroh tab’iyah bisa juga menjadi istiaroh makniyah.
Contoh
قتل الآمنً البخل وأحيا السماحة
قتل istiaroh تصريحيةتبعية dan أحيا juga تصريحية تبعية
karena yang disebut musyabbah bih dan juga fi’il sedang البخل dan ابؼاحة kalau kita ijro’kan menjadi istiaroh.
Contoh mentakrir istiaroh:
رأيت أسدافى منز لناشهالرجل بالأسدبحامع الشجاعة فى كل
ذكر ابؼشبو وىو أسد وحذؼ ابؼشبو وىوالرجل على طريقة
الاسيعارة ابؼمزحة الاصلية
Cara mentakrir istiaro tab’iyah
حالىناطقة بألألة با لنطق بحامع الوضوح فى كل ذكر ابؼسبو بو
وىو النطق وحدؼ ابؼشبو وىو الة لا, واشتق من النطق بدعن
الد لالة ناطقةبدعن دالة على طريقة الاستعارة التبسية فىاسم
مشتق
Contoh yang terdapat pada istiaroh tab’iyah ( yang berlaku pada fi’il dan isim mustak tidak hanya meminjam lafaz-lafaz musyabbah bih untuk musyabbah sebagai mana dalam istiaroh tasyrihiyah atau membuang musyabbah bih dan
menggantikan dengan yang selainya, tetapi harus dengan memusytaqkan mesyabbah bih itu dengan mengembalikannya kepada bentik fi’ilnya, seperti القاتل
diambil dari قتل
Contoh:
البو ليس قا تل اللص
Lafaz قاتل adalah isiaroh تصريحية تبعية yaitu lafaz musyabbah bih yang di pinjam untuk musyabah. ضارب ضربا
شديدا orang yang memukul dengan pukulan keras, الضرب
الشديد di tasybihkan kepada pembunuhan القتل kemudian dari القتل di ambil lafaz قاتل dengan makna ضارب ضربا شديدا
istiaroh ini di namakan تصريحية تبعية karena قاتل berupa isim musytaq di ambil dari قتل .
Istiaroh tasrihihyah di tinjau dari segi kata yang mengikutinya terbagi kepada tiga bagian:
1. Istiaroh murosyahah ماقرنت يلائم ابؼشب بو sesuatu yang di ikuti dengan sesuatu yang cocok dengan musyabbah bih.
Contoh:
أولئكالذين اشترو الضلا لة باابؽدى بفاربحت بذارتهم
Mereka itu orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka dagangannya tidak akan beruntung.
أستعارة
مكنية
تبعية
أصلية
ئبعية
أصلية
تصريحية
Yang di maksud dengan اشتراء bagi musyabbah yaitu انتبكاؿ karena sama-sama menukar hal yang di benci kepada yang di senangi, di namakan istiaroh tabi’iyah karena musyaqnya dari اشتراء , qorinahnya حالية karena tidak terjadi jual beli yang sebenarnya, antara ضلالة
وابؽدى qorinahnya البحوالتجارة jadi menyebut فاربحت
بذارتهم cocok sekali untuk musabbah bih yaitu kembali.
2. Istiaroh mujarrodah ماقرنت بدايلائم ابؼشبو lafaz yang di ikuti dengan kata yang cocok bagi musyabbah.
Contoh :
أريت بحرافى الكلية يلقى المحاضرة
Memberikuliah adalah sifat yang cocok untuk musyabbah. ( العا )
3. Istiaroh mutlaqoh مابؼتقرف بشئ من ملائمات أبضد الطرفنٌ
tidak di sertai dengan kalimat yang cocok baik untuk musyabah maupun untuk musyabbah bih.
Contoh :
رأيت البحرفى الكية
Keterangan:
1. Istiaroh di namakan murosyahah karena yang di tunjukkan adalah musyabbah bihnya dan di perkuat mula’imnya (kalimat yang sesuai)
2. Istiaroh mujarrodah artinya mengosongkan arti, karena dengan menyebut mula’imnya (musyabbahnya) menyebabkan musyabbah terasa jauh dari musyabbahbih.
3. Istiaroh mutlaqoh artinya terlepas dari mula’im baik untuk musyabbah maupun untuk musyabbahbih.
4. Lafas yang menjadi qorinah dalam istiaroh tidak boleh di anggap sebagai mula’im, adanya mula’im setelah sempurna istiaroh.
Contoh mutaqoh:
قصف ابؼوت شبابو قبل أف ينهرويصل إلى الكهولة
Maut telah mematahkan kerajaannya, sebelum ia berkembang dan sebelum ia sampai ke kedewasaannya. Musyabbah شبابو mula’imnya قبل أف
يصل إلىالكهولة musyabbahbihnya الغصن mula’imnya
فيل أف يصل إلى الكهولة qorinahnya قصف macam istiarohnya مكنية مطلقة .
Menyebut dua mula’im pada contoh di atas disebut juga, karena dengan menyebutkan dua mula’im menyebabkan perlawanan dan menyebabkan gugurnya mula’im itu.
Contoh mujarrodah
غن الطنً انشودتو فوؽ الغصن
Burung yang , menyanyikan lagu-lagu di atas dahan.
Musyabbah الطنً mala’imnya فوؽ الغصن
musyabbabihnya انساف lazimnya انشودتو
qorinahnya غن macam istiaroh مكنية بؾردة .
Contoh musyahah:
وارى ابؼناياإنرأتبكشيبو # جعلتك من مى نيلها ابؼتواتر
Aku melihat maut itu jika ia melihat dirimu tua, ia jadikan engkau sasaran panah yang bertubi-tubi, musyabbahnya dhomir pada رأت ) يعودإلى ابؼنايا
)musyabah bih انساف mula’imnya جعلتك من مى
qorinah أشبات الرؤية للمنايا dan istiaroh di namakan
مكنية مرشحة
بسريت
بنٌ الاستعارة مرجردة ومطلقة فيمايأتى
تبسم البرؽ فأضأماحولو = مكتيو مطقو.
قاؿ تعالى ينقضووف عهالله ملقو
لاتتقكهو ابأغرض الناس فشر الفينبية
ربضالله امراء ابعم نفسو بابعادىاعن شهوتهامداحو 4
 

2. Majaz Mursal (المجاز المرسل )

 
كلمة استعملت فى غنً معنا ىا الأصلى لعلا قة بـنً ابؼشابهة
معقرفيو....... ) راوه ابؼعن الأصلى من علاقات المحاف مرسل
4 H. Ahmad Izzan, Uslubi kaidah-kaidah Ilmu Balaghah (Bandung, Tafakur,2012) hal.77-81
ابؼسببيو ابعزئية الكليو اعتبارماكاف ابستبارمايكوف المحلية – – - - -
ابغالية (
Yaitu : kata yang di pakai bukan pada makna yang sebenarnya karena alaqohnya tidak saling menyerupai serta adanya qorinah yang mencegah ddari makna asli.
Alaqoh yang di maksud pada najaz nursal di namakan menurut lafaz yang dipakai menurut majaz. Lafaz yang menunjukkan sebab sedangkan yang di maksud musabbab, maka alaqohnya di sebut assababiyah.
Alaqoh-alaqoh majaz mursal
a. السببية
yaitu yang di sebutkan sebab sedang yang di maksud penyebab اطلاؽ السببوارادة ابؼسبب
Contoh رعتالإبلالعيث sapi itu memakan rumput yang di tumbuhkan hujan.
Yang menjadi majaz adalah ( العيث ) karena bukan makna haqiqi yaitu hujan, tetapi makna majazi yaitu
rumput yang tumbuh sebab turun hujan. Qorinahnya السببية
b. السببية
Yaitu yang disebut musabbabnya, dimaksud sebab. إطلاؽ ابؼسبب وارادة السبب
Contoh:
أمطرت السماء نباتا
Langit itu menghujankan tumbuh-tumbuhan. Yaitu menghujankan air hujan yang menyebabkan tumbuh-tumbuhan hidup. Qorinahnya.
c. ابغالية
yaitu yang disebutkan lafal hal yang dimaksud. اطلاؽ
ابغاؿ وارادة ابؼل
Contoh:
ففى ربضة الله ىم فيهاخالدوف
Dalam rahmat Allah mereka kekal selamanya. Rahmad dalam contoh ini adalah makna majazi, maksudnya adalah syurga (المحل ) karena rahmad tidak dapat
ditempati untuk kekal selamanya adalah syurga. Alaqohnya dari حالية qorinahnya فيهاخالدوف
d. المحلية
yaitu dengan menyebutkan tempat yang sedang. Sementara yang dimaksud adalah keadaan orang yang berada di tempat itu الطلاؽ المحل وارادة ابغاؿ
Contoh:
فاليدع نادية
Hendaklah engkau mengajak tempat perkumpulan.
Yang dimaksud adalah orang yang ada di tempat perkumpulan itu, karena tempat berkumpul tidak mungkin bisa di ajak.
Contoh:
“Bandar lampung menjadi juara umum MTQ nasional ke XV”.
Bandar lampung adalah majas yaitu tempat, sedang yang di maksud adalah kontingennya.
e. الكلية
Yaitu lafaz yang menunjukan keseluruhan, sedangkan yang dimaksud adalah sebagianya saja.
Contoh firman Allah: فيهاخالدوف
Mereka menyebut telinga mereka, yang masuk adalah ujung jari. Alakohnya اطلاؽ المحل وارادة ابغاؿ
Contoh lain: فاليدع نادية
Saya sudah pernah minum air zam-zam. Majaz dalam kalimat ini adlah air zam-zam. Karena tidak mungkin air zam-zam dapat diminum secara keseluruhan, tetapi hany sebagiannya saja.
f. الكلية
Yaitu apabila disebu sebagian tetapi yang dimaksud seluruh.
اطلاؽ ابعزؤارادة الكل
Contoh firman Allah:
فتحرير رقبة مؤمنة
“ Maka maka merendahlah hamba mukmin”
Yang dimaksud adalah عبد مؤمن karen رقيبة sebagian dari عبد .
g. عتبارماكاف
Yaitu mengutamakan waktu yang lampau.
فأتوااليتامى أموبؽم
“ berikanlah kepada anak yatim harta mereka”.
disebut majaz disini karena setelah menjadi dewasa dan tidak mungkin kita menyuruh anak kecil mengurus anak yatim.
h. اعتبار مايكوف
Yaitu mengungkapkan sesuatu pada masa yang akan datang atau yang akan datang.
Contoh:
إننى أرانى أعمر بضرا
Aku melihat dalam mimpi bahwa aku meras arak. Arak adalah majas, karena arak tidak bisa diperas yang dapat diperas adalah anggur.
Terangkanlah Alaqoh dari contoh- contoh majaz di bawah ini:
بسرين
غن الابرار لفىنعيم
فاساؿ البيت الذى سكنت فيو
ألقى ابػطيب كامة كانلهاكبنًالأثر
يلبس ابؼصر يوف القطن
Carilah majaz istiaroh pada contoh di bawah ini
عمت أياديك الورى
تشبن ابغكومة الأمن فى ارجاءالبلاد
شربت ابؼاء النيل
شربت اللبن
غرست البن فىارصتنا
قررالمجلس الأعلى كذاوكد
أقمنافى نعيم ورفاىية
العلاقة
القرينة
نوع
المجاز
السبب/ابؼراد
المجاز
السببية
السببية
الكاية
اعتبارماكا
اعتبارما
يكوف
المحلية
ابغالية
المحلية
عمت
تثبت
شربت
شربت
غرمت
قرر
استحالة
الاقامةفيها
أرسلنا
المجاز
ابؼرسل
المجاز
ابؼرسل
المجاز
ابؼرسل
المجاز
ابؼرسل
المجاز
ابؼرسل
المجاز
ابؼرسل
المجاز
ابؼرسل
المجاز
ابؼرسل
العظايا
رجاؿ الامن
بعض ماءه
القهوة
ابغب الذى
سيوولقطنا
رجاؿ المجلس
ابؼكاف ابغاؿ
فيو النعيم
والزفاىية
الغيث
أياديك
الامن
ماء النيل
اللبن
القطن
فى المجلس
نعيم
ورفاىية
فى
السماء

3. Majaz Murokkab

 
المجاز ابؼركب بالأستعارة التمثيلبية
Majas murokkap adalah majaz yang belaku pada kalimat bukan pada kata. Istiaroh tamsiliyah adalah majaz yang berlaku pada kalimat dinamakan alaqohnya musyabbahah. Tamsiliyah karena mirip dengan pepatah atau dapat dikatakan pribahasa.
Misalnya:“ Bagaikan pungguk merindukan bulan”
Kalimat ini di pakai untuk makna yang asli tetapi majazi, yaitu di katkan kepada orang lain yang ingin mencapai sesuatu yang keinginnya, tetapi tidak akan pernah tercapai. Istiaroh tamsiliyah ini merupakan bentuk yang dapat kita simpulkan dari bebrapa kata tapi yang disebutkan musyabbahbihnya saja, sehingga memberikan kesan bahwa musyabbah sama dengan musyabbahbih.
Adapaun qurinahnya selalu haliyah bukan lafiziyah.
Contoh:
إنك لابذن من الشوؾ النب
Engkau tak akan dapat memetik anggur dari duri.
Ini mengambarkan pada seseorang bahwa ia tidak akan mendapatkan sesuatu dari karir.


4. Majaz Aqli (المجاز العقلى )
ىو اسناد الفعل او ما فى معناه إلى غنً ماخقو أف
يسنو إليو لعلاقة مع قرينة عن أنيكوف الاسناد إلى ما
ىو لو
Artinya: menyandarkan fi’il atau yang menunjukan makna fi’il yang bukan haknya untuk di sandari, karena adanya alaqoh atau isnad hakiki dan isnad majazi.
Contoh رضيت عيشتو . Fi’il seharusnya disandarkan kepada fi’il hakiki, misalnya رضى بؿمد عشتو . Pada contoh ini disandarkan kepada مفعوؿ (العيشة ) adalah majazi, karena adanya alaqohnya. Begitu juga apabila فعل مبن للمفعوؿ
disandarkan kepada fa’il maka dinamakan isnad majazi. Pada lafaz yang menunjukan makna fi’il atau lafaz yang mengandung makna fi’il seperti isim fa’il dan isim maful.
Contoh: حجاب مستورا . seharunya isnad hakikinya حجاب
ساتر
Alaqoh majaz aqli ada enam, yaitu:
a. الز مانية
disandarkan pada zamannya, bukan pada fi’ilnya.
Contoh سرتنى أيا لقائك . disandarkan fi’il kepada )زمانية( أيا bukan pada fa’il atau لقاء isnad ini dinamakan بؾازى :
b. ابؼكانية
Yaitu isim yang menunjukan tempat terjadinya fi’il itu.
Contoh: جرت ابؼاء فى النهر sungai itu mengalir. Menyandarkan جرى kepada انهار adalah majaz. Karena seharusnya جرت ابؼاء فى لالنهر adalah tempat mengalirnya.
c. السببية .
Isi yang menyebabkan terjadinya fi’il itu.
Contoh:
بن وزير التربية و التعليم ابؼدارس .
Mentri pendidikan dan kebudayaan membangu madrasah-madrasah.
Dalam contoh di atas mentri sebagai fa’ilnya, si pelaku pekerjaam pada kenyataan yang sebenarnya tidak mungkin menteri membangun gedung sekolah- sekolah, yang membangun adalah para pekerja. Mengisnadkan بن kepada وزير hanyalah yang menjadi sebab terjadinya pembangunan السببية .
d. ابؼصدرية
Fi’il yang diisnadkan kepada masdarnya.
Contoh : إجتهد اجتهاد بؿمد disandarkan اجتهاد isnad ini majazi, karena bukanlah اجتهاد itu sungguh-
sungguh, melainkan Muhammad Alaqohnya ابؼصدرية
karena اجتهاد masdar dari اجتهاد
e. اسنادامبني الفاعل إلى مفعولو
Menyandarkan mabni fa’il kepada isim maful yang
seharusnya isim fa’il.
Contoh: فى عيشة راضية فهو kalimat عيشة seharusnya disandarkan kepada
maful yaitu مرضية ( isim maful عيشو ) menyandarkan
عيشو kepada راضية majaz aqli.
f. اسناد ابؼبني ابؼفعوؿ إلى فاعلو
menyandarkan mabni maful kepada fa’il.
Contoh:
وإذقرأت القرأف جعلنابينك وبنٌ الذين
لايؤمنوف بالاجرة حجانا مستورا.
lafaz مستورا dalam kalimat ini adalah isim fa’il maful. Seharusnya حجانا disandarkan kepada isim fa’il ساترا , sebab kalau حجانا مستورا sama artinya dengan حجابا سيتر
mengisnadkan mabni maful kepada failnya dinamakan isnad majazi.
Catatan:
Isnad aqli adalah kata atau kalimat majaz yang terjadi pada isnad yang kita ketahui dengan akal.
Uraikanlah contoh di bawah ini dan sebutkan alaqohnya:
.ٔقل تعالى, لاعاصم اليم من أمر الله إلا منرحم ) زمانيو(
.ٕنهار النائد صا نم وليلة قائم) البز ما نية (
.ٖ بن ابعمعية المحمدية ابؼدارس ) سببية (
.ٗ ذىبنا إلى حديقة غناء ) صانية (
يلاغة المجاز المرسل و المجاز العقلى
1. Bila anda perhatikan majaz mursal dan majaz aqli dengan segala bentuknya, dapatlah di simpulkan bahwa dalam menyampaikan maksud si pembicara mengucapkan dengan ringkas.
Contoh dalam majaz mursal:
ىز القائد ابعيس
ىز جنود القائد ابعيس
Kalimat pertama lebih pendek dibandingkan dengan kalimat yang kedua, meskipun kedua kalimat itu memiliki arti yang sama.
Contoh dalam majaz aqli
فرر المجلس كذا sedangkan yang dimaksudkan adalah
قرر أىل المجلس كذا . pengertiannya disini sama karena alaqohnya.
2. Kenyataan yang lain pada kedua majaz tersebut. Keahlianannya memilih alaqoh antara makna yang asli dan makna yang majazi dimana majaz itu cepat, digambarkan dengan makna yang lebih baik dan indah.
Contoh pada perkataan lafaz العنٌ untuk ابعاموس dan begitu juga dalam mengisnadkan fi’il kepada sebabnya, tempatnya, zamannya dan lain-lain.
3. Selanjutnya, bentuk majaz aqli dan mursal lebih baik dan lebih indah. Sehingga mempunyai pengaruh dalam membuat majaz itu lebih indah dan lebih menarik.
Contoh: menyebutkan الكل sedang yang dimaksud dengan ابعزء atau sebaliknya. Misalnya kita ingin mengatakan seseorang itu suka makan,
فم فلاف atau فلاف أنف ketika ingin mengatak seseorang itu besar hidungnya, seolah-olah hidungnya saja yang kelihatan.


C. Contoh-contoh Majaz dalam Al-Qur’an
(QS: Al-Baqarah ayat 195)

 وَأَنفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ‎﴿١٩٥﴾‏

Artinya:
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
 

(QS: Al-Jaatsiyah ayat 30)

فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِي رَحْمَتِهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ ‎﴿٣٠﴾

Artinya:
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh Maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata.
 

(QS: Fushilat ayat 5)

وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِّمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ وَمِن بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ إِنَّنَا عَامِلُونَ ‎﴿٥﴾‏

Artinya:
Mereka berkata: "Hati Kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru Kami kepadanya dan telinga Kami ada sumbatan dan antara Kami dan kamu ada dinding, Maka Bekerjalah kamu; Sesungguhnya Kami bekerja (pula)."
 

ISTI’ARAH
(QS: Al-Baqarah 174-175)

إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۙ أُولَٰئِكَ مَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ إِلَّا النَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ‎﴿١٧٤﴾‏ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَىٰ وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ ۚ فَمَا أَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ ‎﴿١٧٥﴾

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, Yaitu Al kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang Amat pedih.
175. mereka Itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka Alangkah beraninya mereka menentang api neraka!


(QS: Yunus ayat 42-43)

وَمِنْهُم مَّن يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ ۚ أَفَأَنتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ وَلَوْ كَانُوا لَا يَعْقِلُونَ ‎﴿٤٢﴾‏ وَمِنْهُم مَّن يَنظُرُ إِلَيْكَ ۚ أَفَأَنتَ تَهْدِي الْعُمْيَ وَلَوْ كَانُوا لَا يُبْصِرُونَ ‎﴿٤٣﴾‏

Artinya:
42. Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu, Apakah kamu dapat menjadikan orang-orang tuli itu mendengar walaupun mereka tidak mengerti.
43. Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu Apakah dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta, walaupun mereka tidak dapat memperhatikan.
Isti’arah Tasrihiyyah
 

(QS: Al-An’am ayat 60)

وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّن قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُم مَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ ‎﴿١٠﴾

Artinya:
Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.n
 

(QS: Nuh ayat 17)

وَاللَّهُ أَنبَتَكُم مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا ‎﴿١٧﴾‏

Artinya:
Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya.
 

(QS: Maryam ayat 4)

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا ‎﴿٤﴾

Artinya:
Ia berkata "Ya Tuhanku, Sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku.
 

(QS: Al-Hajj ayat 55)

وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي مِرْيَةٍ مِّنْهُ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً أَوْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَقِيمٍ ‎﴿٥٥﴾‏

Artinys:
Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu- raguan terhadap Al Quran, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat.
 

(QS: Yaasin ayat 37)

وَآيَةٌ لَّهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ ‎﴿٣٧﴾

Artinya:
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.
Isti’arah al-Makniyah
(QS: Al-Israa’ ayat 23-24)

 وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا ‎﴿٢٣﴾‏ وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا ‎﴿٢٤﴾

Artinya;
23. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".


(QS: Al-A’raaf ayat 154)

 وَلَمَّا سَكَتَ عَن مُّوسَى الْغَضَبُ أَخَذَ الْأَلْوَاحَ ۖ وَفِي نُسْخَتِهَا هُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِينَ هُمْ لِرَبِّهِمْ يَرْهَبُونَ ‎﴿١٥٤﴾

Artinya:
Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya. 

 

BAB IV KINAYAH
 

A. Pengertian

كناية فى اللغة أف تتكلم بشيئ وتريد غنًه

Merupakan suatu lafaz untuk menujukan pengertian yang lain
( sindiran ). كناتة masdar dari يكن – كن atau يكنو - كنا .
ومعناىا اصطلاحا أطلق واريدبو لاز معناه ابغقيقى مع قرينة لا بسنع
من إرادة ىذابؼعن.
Sedangkan menurut istilah adalah lafaz yang diucapkan untuk maksud yang seb enarnya, dengan qorinah dengan tidak keluar dari makna tersebut. Misalnya anda berkata.
بؿمد طويل ابػجاد بؿد طويل ابػجاد
“Muhammad panjang tali pedangnya”
maka makna hakiki dari contoh ini adalah ىوأننجاد بؿمد طويلة
, yaitu tali pedang si Muhammad panjang, dalam contoh ini bukan makna hakiki yang diinginkan, tetapi makna yang
dimaksud adalah أف بؿمدا طويل القامة . Muhammad itu tinggi badannya, karena biasanya orang yang panjang tali pedangnya tentulah karena badannya tinggi. Dengan demikian lafaz بؿمد طويل ابػجاد lafaz makna yang lain ialah بؿمد طويل القامة tetapi bukan makna yang majazi kerena طويل
القامة adalah makna yang lazim yang diambil dari طويلابػجاد
oleh karena itu, ini bisa dinamakan makna yang hakiki, dan disinilah yang menjadi perbedaan antara majaz dan kinayah.
 

B. Pembagian Kinayah
Pembagian kinayah ditinjau dari segi مكنى عنو atau makna yang kita kehendaki لازمتعناه ada tiga:
1. كناية تطلب بها صفة
Yaitu kinayah yang apabila makna yang kita kehendaki itu serupa dengan sifat, misalnya: ابػجاد طويل yaitu sifat bagi orang yang tinggi badannya. Didalam kinayah ini, kita sebut
mausuf baik itu diucapkan atau dipahami dari سياؽ الكلا
dan disebut sifat yang lazim bagi mausuf.
Contoh:
بؿمد طويل ابػجاد
Muhammad adalah mausuf dan sifat yang lazim bagi mausuf
ابػجاد طويل berarti القامةطويل .
Contoh: Amir panjang tangan, dari kalimat ini dapat dipaghami suatu sifat yaitu yang suka mencuri. Mausufnya yang disebutkan yaitu Amir dengan menyebut makna yang lazim bagi mausuf yaitu panjang tangan, sedang yang dimaksud adalah sifat yaitu suka mencuri. Karena lazimnya orang yang panjang tangannya itu dipakai untuk makna yang lain yakni mencuri.
 

Sifat kinayah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
 

a. كناية قريبة
Yaitu kinayah dekat.kinayah yang tanpa perantara dimana fikiran kita dapat menangkap langsung dari makna lafaz yang diucapkan kepada makna yang dikehendaki.
Contoh, apabila orang mengatakan, “ Si fulan tebal kantongnya”. Dari kalimat ini kita langsung dapat
mengerti bahwa si fulan banyak duitnya. Tidak perlu perantara lagi sebab tebal katong memang banyak duitnya.
 

b. كناية بعيدة
Yaitu kinayah jauh. Kinayah yang memerlukan pemikiran untuk menafsirkan kalimat tersebut, makna yang diucapkan kepada makna yang dikehendaki.
Contoh:
الرماد كثنً عباس
( Si Abbas banyak Abu dapurnya ).
Kinayah dari pada Abbas adalah pemurah, tetapi untuk memahami makna tersebut memerlukan media dari كثنً الرماد kepada ابعراد tidak bisa berpindah secara langsung.
 

2. كناية عن موصوؼ
Yaitu kinayah yang apabila makna yang dikehendaki itu mempunyai sifat.
Contoh
ىم ابنء النيل
( Mereka itu anak sungai Nil).
Yang dimaksud mausuf bukan sifat “ Dia tergoda oleh kupu-kupu malam”. Kupu-kupu malam dalam kalimat ini adalah wanita sebagai mausuf.
Contoh lain dalam Al- Qur’an
لقدكرمنابنى اد
Lafas Bani Adam yang dimaksud adalah manusia.
Kami rekreasi kepulau dewata.
Lintah darat telah meraja lela di kota kami dan lain-lain.
 

3. كناية النسبة
Yaitu kinayah yang menghubungkan suatu sifat kepada seseorang. Jadi, sifat itu tidak langsung kita ucapkan kepada orang yang kita kehendaki.
Contoh: kita berkata kepada orang lain tidak mau tau dengan urusan orang, tidak peduli sama sesama.
خنً الناس من ينفع الناس
Sebaik-baik manusia adalah orang yang berguna bagi sesamanya.
Maksud nisbat ini adalah jika kita tidak dapat memberi manfaat kepada orang lain, maka kita bukan orang yang baik.
Perbedaan antara Kinayah dengan Majaz.
Majaz tidak boleh dipakai untuk makna hakiki karena ada qorinah yang mencegahnya, seperti: كلمنى أسد tidak boleh diartikan dengan حيواف مفترس pada contoh ini karena ada alaqohnya untuk menggunakan makna yang hakiki yaitu كلمنى karena yang dapat berbicara dengan manusia adalah manusia itu sendiri. Tidak mungkin singa dapat bercakap-cakap dengan manusia.
Kinayah suatu lafaz yang kita sebutkan sedangkan yang kita kehendaki makna yang lain bagi makna hakiki tersebut, serta boleh juga kita artikan dengan makna hakiki, karena antara makna yang hakiki dengan kinayah ada hubungan yang sangat erat tentang makna yang kita maksudkan. Disamping itu juga, kinayah atau sindiran ini lebih sopan dan lebih enak didengar. Sebab apabila dijelaskan dengan makna yang hakiki terkadang kurang enak didengar dan memungkinkan bisa menyakiti perasaan orang yang mendengarnya.
 

C. Contoh Kinayah dalam Al- Qur’an
(QS: Al-Ahzaab ayat 9-10)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا ‎﴿٩﴾‏ إِذْ جَاءُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا ‎﴿١٠﴾

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. dan adalah Allah Maha melihat akan apa yang kamu kerjakan.
(yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka.
 

(QS: Al-Qaari’ah ayat 1-5)

الْقَارِعَةُ ‎﴿١﴾‏ مَا الْقَارِعَةُ ‎﴿٢﴾‏ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ ‎﴿٣﴾‏ يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ ‎﴿٤﴾‏ وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنفُوشِ ‎﴿٥﴾

Artinya:
1. hari kiamat,
2. Apakah hari kiamat itu?
3. tahukah kamu Apakah hari kiamat itu?
4. pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
 

(QS: Al-Israa’ ayat 13)

 وَكُلَّ إِنسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنشُورًا ‎﴿١٣﴾‏

 Artinya:
Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.

LihatTutupKomentar