Badi’ dalam Ilmu Balagah

Ilmu Badi’ A Pengertian Ilmu Badi’ B Pembagian dan Pembahasan Ilmu Badi’ C Muhassinat Al-Lafzhiyah D Muhassinat Al-Ma’nawiyah Contoh-Contoh

Ilmu Badi’

Nama kitab / buku: Balaghah

Penulis: DR. Hj. Rumadani Sagala, M.Ag
Bidang studi: Bahasa Arab, sastra Arab, ma'ani, bayan, badi'

Penerbit: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung 1437 H/ 2016  

Daftar Isi

  1. Bab VII Ilmu Badi’  
    1. A Pengertian Ilmu Badi’  
    2. B Pembagian dan Pembahasan Ilmu Badi’  
    3. C Muhassinat Al-Lafzhiyah  
    4. D Muhassinat Al-Ma’nawiyah  
    5. Contoh-Contoh Muhasinat Al-Lafdziyah  
      1. A Jinas  
      2. B Sajak 
      3. C Iqtibas  
    6. Contoh-Contoh Muhasinat Maknawiyah  
      1. A Tauriyah  
      2. B Thibaq  
      3. C Muqobalah  
      4. D Husnu At-Ta’lil (Alasan Yang bagus)
      5. E Iltifat  
    7. Latihan-Latihan Al-Bayan  
  2. Kembali ke buku: Balaghah oleh DR. Hj. Rumadani Sagala, M.Ag

 

BAB VII ILMU BADI’

 
A. Pengertian Ilmu Badi'
Dalam kitab Qowaid Al-Lughah Arrabiyah memberikan defenisi Ilmu Badi’ adalah :
علم يعرؼ بو وجوه برسنٌ الاكلا  ابؼطأ بق بؼقتضي ابغا ؿ وىذه الوجوه ترجع اي  برسنٌ ابؼعني
و يسمي با لمحسنا ت ابؼعنوية وما يرجع منها اي  برسنٌ اللفظ يسمي با لمحسنا ت اللفظية ٚ 

Ilmu Badi’ adalah ilmu untuk mengetahui aspek-aspek keindahan sebuah kalimat yang sesuai dengan keadaaan,jika aspek-aspek keindahan itu berada pada makna,maka dinamakan dengan muhassinaat al-maknawiyah. Dan bila aspek keindahan itu ada pada lafadz, maka dinamakan dengan muhassinaat al-lafdziyah’.
Menurut Al-Hasyimi dalam kitab Jawahir Al-Balaghah :
علم يعرؼ بو وجوه برسنٌ الاكلا  ابؼطأ بق بؼقتضي ابغا ؿ وىذه الوجوه ترجع اي  برسنٌ ابؼعني
و يسمي با لمحسنا ت ابؼعنوية وما يرجع منها اي  برسنٌ اللفظ يسمي با لمحسنا ت اللفظية ٛ Ilmu badi’ adalah ilmu untuk mengetahui aspek-aspek keindahan sebuah kalimat yang sesuai dengan keadaaan,jika

aspek-aspek keindahan itu berada pada makna,maka dinamakan dengan muhassinaat al-maknawiyah. Dan bila aspek keindahan itu ada pada lafadz, maka dinamakan dengan muhassinaat al-lafdziyah’.
Sedangkan dalam pokok-pokok Ilmu Balaghah karangan KH. Wahab Muhsin dimana ilmu Badi’ secara bahasa adalah wazan فعيل dari بدع yang searti dengan isim maf'ulnya, yakni sesuatu yang dibuat tanpa didahului oleh contoh. Sedangkan menurut istilah
علم يعرؼ بو وجوه برسنٌ الكلا ابؼطابق بؼقتضى ابغاؿ ٜ Yaitu ilmu untuk mengetahui cara memperindah kalam yang telah sesuai dengan tuntutan keadaan (muthabaqoh limuqtadhol hal).
Dalam kitab Jauhar Maknun karangan Imam Akhdhori ilmu Badi' yaitu :
علم يعرؼ بو وجوه برسنٌ الكلا بعد رعاية ابؼطابقة و وضوح الذّلالة
Yaitu ilmu untuk mengetahui cara membentuk kalam yang baik sesudah memelihara muthobaqoh dan kejelasan dalalahnya.
علم بو وجوه برسنٌ الكلا # تعرؼ بعد رعي سابق العوا

ثمّ وجوه حسنو ضرباف # بحسب الألفاظ وابؼعانى
Ilmu untuk mengetahui cara-cara membentuk kalam yang baik sesudah memelihara tujuan yang lalu (muthabaqoh dan wuduhud-dalalah). Kemudian cara membentuk kalam yang baik itu ada dua macam, yaitu dengan memperhatikan lafadzh dan maknanya.
 

B. Pembagian Ilmu Badi'
Ilmu Badi' meninitik beratkan pembahasannya dalam segi-segi keindahan kata baik secara lafal maupaun makna.
Secara garis besar pembahasan Badi' dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. بؿسّنات اللّفظية (keindahan-keindahan lafadz)
2. بؿسّنات ابؼعنويّة (keindahan-keindahan makna)


C. Muhassinat Al-lafzhiyah
بؿسّنات اللّفظية keindahan-keindahan lafazh, yaitu cara memperindah kalam yang menitik beratkan pada memperindah lafazh.
Dalam pembahasannya, بؿسّنات اللّفظية dibagi pada tiga pokok bahasan, seperti yang dijelaskan dalam kitab Ilmu Badi’ kajian-kajian keindahan bahasatiga pokok bahasan tersebut yaitu,
Al-Jinas, AS-Saja’ serta Al-Iqtibas.40
1. ابعناس yaitu kemiripan pengungkapan dua lafazh yang berbeda makna.
Dalam Juahr Maknun dijelaskan
منو ابعناس وىو ذو بسا # مع ابراد ابغرؼ والنّظا
ومتماثلا دعى إف ائتلف # نوعا ومستوفى اذاالنّوع اختلف
لن يعرؼ الواحد إلا واحدا# فاخرج عن الكوف تكن مشاىدا
Dari sebagian Badi' lafzhi ialah badi' Jinas, yaitu sempurna serta sama huruf dan susunannya. Disebut : mutamassil kalu sama macamnya dan disebut : mustaufi kalau berbeda. Seperti : tidak akan mengetahui orang yang menyendiri kecuali kepada Dzat Yang Esa dan keluarlah kamu dari keadaan makhluk tentu kamu bermusyahadah
ابعناس ىو أف يتشا بو اللفظاف في النطق ويختلفا في ابؼعني وابعناس نوعاف
جناس تا ىو ما اتفق فيو اللفظاف في عدد ابغروؼ ونوعها و في شكلها
وترتيبها وغنً تا ىو ما اختلف فيو اللفظاف في واحد من الآمور -
الاربعة ابؼتقدمة

Jinas adalah dua lafadz yang mempunyai persamaan dalam pengucapan, sedang artinya berbeda. Jinas terbagi dua; jinas tam ( جناس تا ) yaitu jika dua lafadz tersebut ghairu tam ( جناس غنً تا ) yaitu apabila di dalam dua lafadz tersebut memiliki perbedaan salah satu dari yang empat’.
Para ahli ilmu badi’ mengemukakan, bahwa gaya bahasa jinas ini dapat meningkatkan keindahan uslub, serta mempercantik ritmenya. Namun yang perlu di ketahui bahwa kelebihan tersebut baru akan terwujud apabila gaya bahasa jinas terjadi secara alami dan tidak di buat-buat.
2. الإقتباس . dalam Jauhr Maknun dijelaskan bahwa iqtibas yaitu
تضمنٌ الكلا نثرا أونظما شيئا من القرآف وابغديث لا أنّو منو......
Yaitu kalam dengan natsar atau nazhom yang menyimpan sesuatu dari Alquran
Iqtibas ialah mengutip sesuatu dari Al-Quran atau hadis, lalu disertakan ke dalam suatu kalimat prosa atau syair tanpa dijelaskan bahwa kalimat yang dikutip itu dari Al-Quran atau hadis.
Contoh iqtibas:
Abul Mu-min Al-Ashfahani berkata:
لا تَػغُرَّنَّكَ مِنَ الظَّلَمَةِ كَثرَةُ ابعُيُوشِ وَالأَنصَارِ ،ِِ إِنَّمَا يػؤَُخِرُىُم لِيَوِ تَشخَصُ فِيوِ
الآَبصَارُ .
Jangan sekali-kali kamu terbujuk oleh banyaknya pasukan dan pembantu orang-orang penganiaya. Sesungguhnya kami menangguhkan mereka sampai suatu hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelak (Qs. Ibrahim 42).
3. الشجع . dalam Jauhr Maknun dijelsakan bahwa Syaja' yaitu
توافق الفاصلتنٌ من النثر على حرؼ واحد
Bersamaan dua fashilah (kalimat akhir) dari natsar dengan satu huruf
Saja’ adalah: cocoknya huruf akhir dua fashilah atau lebih. Sajak yang paling baik ialah yang bagian-bagian kalimatnya seimbang.
Contoh saja’:
اَللَّهمَّ أَعطِ مُنفِقَ اًِخَلَفًا وَاَعطِ بُفسِكًاتَػلَفًا
Ya Allah berilah pengganti bagi orang yang berinfak dan berilah kerusakan kepada orang yang tidak mau berinfak.
Pada contoh diatas kita dapatkan dua bagian kalimat yang huruf akhirnya sama. Kalimat yang demikian disebut dengan
saja’. Sedangkan kata yang terakhir dari setiap bagian kalimat disebut fashilah.41


D. Muhassinat Al-Ma'nawiyah
Dalam pembahasannya, بؿسّنات ابؼعنوية diabagi pada beberapa pokok bahasan , Menurut KH. Wahab Muhsin Muhassinat Al-Ma'nawiyah adalah :
1. Badi’ Tauriyah
2. Badi’ At-Tibaq
3. Badi’ Muqabalah
4. Badi’ Muroah An-Nadzir
5. Badi’ Al-Istikhdam
6. Badi’ Al-Jam’u
7. Badi’ At-Tafriq
8. Badi’ At-Taqsim
9. Badi’ Ta’kid Al-Madah
10. Badi’ Ta’kid Az-zam
11. Badi’ Husnu Ta’lil
12. Badi’ Tazahulul’ Arif
13. Badi’ Taujih42

1. Tauriyah التورية
Secara leksikal Tauriyah yaitu bermakana tertutup atau tersembunyi. Sedangkan secara terminolgis tauriyah yaitu :
أف يذكر ابؼتكلم لفظا مفرادالو معنياف, أحدهما قريب ظاىر غنً
مراد, والأخر بعيد خفي ىو ابؼراد بقرينة, ولكنّو ورى عنو بابؼعنى
القريب, فيتوىم السامع لأوؿ وىلة أنو مراد وليس ذلك.
Seseorang yang berbicara menyebutkan lafazh yang tunggal, yang mempunyai dua macam arti. Yang pertama arti yang dekat dan jelas, tetapi tidak dimaksudkan, dan yang lain makna yang jauh dan samar, tetapi yang dimaksudkan dengan ada tanda-tanda, namun orang yang berbicara tadi menutupinya dengan makna yang dekat. Dengan demikian pendengar menjadi salah sangka sejak semulanya bahwa makna yang dekat itulah yang dikehendaki, padahal tidak.


Pengertian tauriyah berdasarkan pengertian diataas yaitu penyebutan suatu kata yang bersifat polisemi, yaitu jenis kata yang mempunyai makna kembar. Makna pertama adalah makna yang dekat dan jelas, namun makna itu tidak dimaksudkan, sedangkan makna kedua adalah makna yang jauh dan samar, namun makna itulah yang dimaksudkan.


2. Thibaq yaitu :
ابعمع بنٌ لفظنٌ مقابلنٌ في ابؼعنى وبسمى بابؼطابقة وبالتّضاد
Berhimpunnya dua kata dalam suatu kalimat yang masing-masing kata tersebut saling berlawanan dari segi maknanya ( Ali Al-Jarim dan Musthafa Ustman, 403)
 

3. Muqobalah ابؼقابلة . Yaitu :
أف يؤتى بدعننٌ متوافقنٌ أو أكثر ثمّ يؤتى بدا يقابل ذلك على الترتيب
Muqobalah adalah menegmukakan dua makna yang sesuai atau lebih kemudian mengemukakan perbandingannya secara tertib.
 

4. Badi’ Muroah An-Nadzir
Ta’rif muroatunnazdir ialah mengumpulkan sesuatu dengan yang munasabah, tetapi tidak dengan jalan berlawanan.43
 

5. Istikhdam إستخدا . Yaitu :
ذكر اللفظ بدعنى وإعادة ضمنً أو اسم إشارة بدعنى أخر
Menyebutkan suatu lafazh yang mempunyai makna dua, sedangkan yang dikehendaki adalah salah satunya. Setelah itu diulangi oleh kata ganti dhamir yang kembali kepadanya atau denagn isim isyaroh dengan makna yang lain, atau diulangi dengan dua isim dhamir, sedangkan yang

dikehendaki oleh dhamir yang kedua bukan yang dikehendaki oleh dhamir yang pertama.
 

6. Badi’ Al-Jam’u
Ta’rif : Jam’u ialah mengumpulkan yang berbilang pada satu hukum.
ابعمع أف يجمع بنٌ متعدد فى حكم واحد. 44
 

7. Badi’ Tafriq
Tafriq itu membedakan dua perkara yang sejenis.
 

8. Badi’ Taqshim
وىو ذكر متعدّ د ثم اضافة ما لكل واحد اليو على التعينٌ
Yaitu menyebutkan perkara yang berbilangan (lebih dari satu), lalu menyandarkan sesuatu dengan cara ditentukan pada satu persatuan.
Atau dalam redaksi lain di sebutkan
التقسيم ىو يذكر متعدد, ثم يضاؼ لكل إليو علي التعينٌ وبقدر
التعينٌ

At Taqsim adalah menyebutkan beberapa hal, kemudian setiyap hal tersebut disandarkan pada sebuah himpunan dengan batas tertentu.
Contoh : Firman Allah Surat Al-haqqoh 4-6
        
       
Artinya: Kaum Tsamud dan ‘Aad telah mendustakan hari kiamat. Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. Adapun kaum ‘Aad Maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang.
Menurut ayat di atas bahwa ada dua kaum yang mendustakan keimanan, masing-masing dari keduanya telah di beri azab yang berbeda oleh tuhan, yaitu berupa petir dan badai topan. Dan penjelasan mengenai masing-masing azab yang di berikan kepada keduanya itulah yang menunjukan taqshim yaitu :
        
  
Karena merupakan pembagian dari
كذبت بشود وعاد با لقارعة
9. Ta'kid Al-Madh Mengecualikan sifat pujian dari pada celaan yang dinafikan 10. Badi’ Ta’kid Az-zaam Mengecualikan sifat celaan dari sifat pujian yang dinafikan. 11. Badi’ Husn at-ta'lil حسن التعليل
حسن التعليل أف ينكر الأديب صراحة أو ضمنا علة شيئ ابؼعروفة, ويأتى بعلة
أديبة طريفة تناسب الغرض الذى يرمى إليو
Husn al-Ta'lil adalah seorang sastrawan, ia mengingkari secara terang-terangan ataupun tersembunyi terhadap alasan yang diketahui umum bagi suatu peristiwa, dan sehubungan dengan ituia mendatangkan alasan lain yang bernilai sastra dan lembut yang sesuai dengna tujuan yang ingin dicapainya. 12. Badi’ Tazahulul’ Arif
سؤال المتكلم م يعلمه حقيقة تج هلا لنكته
Pertanyaan si mutakallim tentang suatu yang sebetulnya dia ketahui karena pura-pura untuk suatu tujuan 13. Badi’ Taujih atau Ilham yaitu ىو أف يؤتى بكلا يحتمل معنينٌ متضادين على السّواء كهجاء ومديح ليبلغ
القائل غرضو بدا لا يدسك عليو
Yaitu mendatangkan kalimat yang memungkinkan dua makna yang berlawanan secara seimbang, seperti mengejek, memuji, agar orang yang mengucapkan dapt mencapai tujuannya, yaitu tidak memaksudkan pada salah satunya secara eksplisit. Dalam keterangan lain di jelaskan ada 15 macam : 1. التورية At-tauriyah yaitu : أف يذكر ابؼتكلم لفظا مفرادا لو معناينٌ, قريب غنً مراد وبعيد خفي وىو ابؼراد
Bahwasannya mutakallim menyebutkan satu lafadz yang mempunyai dua makna, makna yang dekat tidak dimaksud dan makna jauh yang samar yang dimaksud. 2. الطّباؽ Athibaq yaitu : ابعمع بنٌ الشيئ وضدّه في الكلا
Menyebutkan dua makna yang berlawanan didalam kalam
a) Thibaq Ijab b) Thibaq Salab 3. ابؼقابلة Almuqobalah yaitu : أف يئتى بدعننٌ أو أكثر ثم يؤتى بدا يقابل ذلك على الترتيب
Mendatangkan dua pengertian atau lebih, kemudia didatangkan pengertian lain yang membandingi pengertian pertama 4. مراعة النّظنً Muro'atu Anadzir yaitu : ابعمع بنٌ أمرين أو أمور مناسبة لا علي حهة التضاد
Menyebutkan dua hal atau lebih yang diantara keduanya terdapat munasabah tetapi tidak berlawanan 5. الإستخدا Al-Istikhdam yaitu : ذكر لفظ مشترؾ بنٌ معننٌ يراد بو إحدهما وبعاد عليو ضمنً بدعنى الأخر
Menyebutkan dua lafazh yang mempunyai dua makna yang dengan lafazh tersebut dimaksudkan salah maknanya kemudian dikembalikan pada lafadz tersebut dlomir dengan makna lain 6. ابعمع Aljam'u yaitu : أف يجمع ابؼتكلم بنٌ ابؼتعدد برت حكم واحد
Bahwasannya mutakallim mengumpulkan beberapa hal pada satu hukum 7. التفريق At-Tafriq, yaitu : أف يفرّؽ بنٌ أمرين من نوع واحد في اختلاؼ حكمها
Membedakan dua hal yang sejenis karena berbeda hukumnya 8. التقسيم At-Taqsim, yakni dibagi pada tiga pembahasan : a) Menyebutkan semua bagian dari suatu hal secara lengkap b) Menyebutkan bberapa hal yang mempunyai hukum kemudian menetapkan hukum-hukum itu kepada masing-masing c) Menyebutkan keadaan suatu hal kemudian dihubungkan kepada suatu ynag layak bagi hal tersebut. 

9. تأكيد الذّ بدا يشبو ابؼدح Ta'kidul adzammi bima yusybihu almadhi yakni memperkuat pujian dengan sesuatu yang menyerupai celaan. Badi' ini terbagi menjadi dua : a) Mengecualikan sifat pujian dari celaan yang dinafyikan b) Mengecualikan sifat pujian yang ditetapkan sebelumnya
 

10. تأكيد ابؼدح بدا يشبو الذ Ta'kidul aalmadhi bima yusybihu adzammi yaitu memperkuat celaan dengan mneyerupai pujian. Badi' ini terbagi dua : a) Mengecualikan sifat celaan dari sifat pujian yang dinafyikan b) Mengecualikan sifat celaan dari celaan yang ditetapkan 11. حسن التعليل husnu At-ta'lil yaitu seorang sastrwan mengingkari alasan bagi suatu hukum yang sudah masyhur baik secar tegas maupun tidak, kemudian mendatangkan alasan lain yang bagus dan lucu karena mengandung kelembutan dan kejelian pemikiran. 12. بذاىل العارؼ tajahula ala'rif yaitu سؤاؿ ابؼتكلم عمّا يعلمو حقيقة بذاىلا لنكتو
Pertanyaan si mutakallim tentang suatu yang sebetulnya dia ketahui karena pura-pura untuk stau tujuan 

13. ابؼشاكلة almusyakalah أف يذكر الشيئ بلفظ غنًه لوقوعو بصحبة
Menyebutkan sesuatu dengan lafazh lain karena terjadinya bersamaan
 

14. العكس Al-'Aksu yaitu : أف يقدّ في الكلا جزءا ثمّ نعكس بأف تقدّ ما أخرت وتؤخّر ما قدّمت
Bahwasannya kmu mendatangkan satu bagian kalam kemudian mengembalikannya, yakni dengan jalan mendahulukan yang kamu akhirkan dan mengakhirkan apa yang kamu dahulukan. 15. الأسلوب ابغكيم uslubul hakim yaitu : تلقي ابؼخاطب بغنًما يترقبو
Bahwasannya si mukhotob mendapatkan selain apa ynag ditunggu-tunggunya Adapun dalam kitab Albalaghotu Alwadihah di jelaskan lebih spesifik, yakni pokok bahasan بؿسّنات ابؼعنوية hal 263 yaitu : التورية : أف يذكر ابؼتكلم لفظا مفردا لو معنياف قريب ظاىر غنً مراد وبعيد -
خفي ىو ابؼراد
ابؼقابلة : أف يؤتى بدعنينٌ أوأكثر ثم يؤتى بدايقابل ذلك على الترتيب -
حسن التعليل : أف ينكر الأديب صراحة أو ضمنا علة الشيئ ابؼعروفة و -
يأتى بعلّة أدبيّة طريفة تناسب الغرض الذى يقصد إليو
تأكيد ابؼدح بدايشبو الذ وعكسو -
تأكيد ابؼدح بدايشبو الذ:
أ أف يستسنى من صفة ذ منقية صفة مدح -
ب أف يثبت لشيئ صفة مدح, ويؤتى بعدىا بأداة استئنا تلبيها صفة مدح أخرى -
تأكيد الذ بدايشبو ابؼدح:
أ أف يستسنى من صفة مدح منقية صفة ذ -
ب أف يثبت لشيئ صفة ذ, ويؤتى بعدىا بأداة استئنا تلبيها صفة ذ أخرى -
أسلوب ابغكيم : تلقى ابؼخاطب بعنً مايترقبو إمّا بترؾ سؤالو والإجابة عن -
سؤاؿ لم يسألو, وإمّا بحمل كلامو على ماكاف يقصد, إشارة إلى أنّو كاف
ينبغي لو أف يسأؿ ىذا السؤاؿ أو يقصد ىذا ابؼعنى.
 

CONTOH-CONTOH ILMU BADI`
Ilmu Badi` ini membahas tentang tata cara memperindah suatu ungkapan, baik pada aspek lafadz maupun pada aspek makna. Ilmu ini membahas dua bidang utama, yaitu muhassinaat Lafdziyyah dan muhassinaat Ma`nawiyah. Muhassinaat Lafdziyyah meliputi jinaas, iqtibas, dan saja`. Sedangkan muhassinaat ma`nawiyyah meliputi : Tauriyyah, Tibaaq, Muqaabalah, Husn al-Ta`liil, Ta`kid al – Madh bimaa bimaa yusybih al-dzamm dan usluub al-hakiim.
 

CONTOH-CONTOH MUHASSINAAT LAFDZIYYAH
 

A. JINAS
1. Pengertian Jinas
Jinas adalah dua lafadz yang mempunyai persamaan dalam pengucapan,sedang artinya berbeda.
2. Pembagian Jinas
a. Jinas Tam
Jinas tam adalah kemiripan dua kata dalam empat hal yakni, huruf, syakal, jumlah dan urutannya.
b. Jinas ghairu tam
Perbedaan dua kata/ Jinas yang tidak sama dalam salah satu unsur empat kata dalam salah satu dari empat hal di atas
3. Contoh-contoh dari jinas :
         
   
Artinya : Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; "Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)". seperti Demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran). (QS. Ar-Ruum : 55)
          
Artinya : Dan Sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan (rasul-rasul) di kalangan mereka. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu. (QS. Ash Shaaffat : 72-73)
         
Artinya: Maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah. (QS. Al Muddatstsir : 9-10)
          
Artinya : Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina. Kemudian Kami letakkan Dia dalam tempat yang kokoh (rahim), (QS. Al Mursalaat : 20-21)
         
Artinya : Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang. dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. (QS. Adh Dhuhaa: 9-10)
            
Artiya : Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Quran dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari. (QS. Al An'am :26)
        

Artinya : Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku, (QS. Asy Syu'araa' : 79-80)
     
Artinya : Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya) (QS. Al 'Aadiyaat : 1-2 )
           
Artinya : Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (QS. Al-Kahfi :104)
            
     
Artinya : Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
(QS. Al An'am : 17)
      
Artinya : Sungguh, aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang beredar dan terbenam.
          
    
Artinya : Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa Sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan Sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir (QS. At-Taubah :2)
          
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. ( QS. Al-Alaq : 1-2)
    
Artinya : Kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela (QS. Al Humazah :1 )
         …. 
Artinya: Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu… (QS. Al-Ahzab : 33)
       
Artinya: Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. kepada Tuhannyalah mereka melihat. (QS. Al-Qiyamaah :22-23
      
Artinya: (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. (QS. An-Nazi’at :6-7)
         
          
         
Artinya : Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" (QS. Al-A’raaf :22)
           
          
Artinya: Atau Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?. Dan Sesungguhnya
orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka Alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.
(QS. Al-Mulk :17-18)
          
Artinya : Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina ? kemudian Kami letakkan Dia dalam tempat yang kokoh (rahim), (QS. Al Mursalaat : 20-21)
         
Artinya: Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
(QS. An-Nazi’at : 29-30)
          
   
Artinya: Demi bintang ketika terbenam.Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan Tiadalah
yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. (QS. An-Najm : 1-3)
          
   
Artinya: Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya. (QS. Al-Imran : 7 )
        
     
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. An-Nisa : 10 )
        
    
Artinya: Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (QS. An-Nisa: 27 )
         
     
Artinya: Allah hendak menerangkan (hukum syari'at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para Nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa: 26 )
     
Artinya :….Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. An-Nisa: 24 )
       

Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (QS. Al-Baqarah:3)
           
       
Artinya : Katakanlah: "Aku tidak mengetahui, Apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu masa yang panjang?". (dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. (QS. Al-Jin : 25-26)
         
Artinya : Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, (QS. AL-Falaq: 1-2)
            
         
        

Artinya : Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (QS. An-Nisaa : 83)
     
Artinya : Dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat, dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang, (QS. An-Nazia’at : 3-4)
 

B. SAJA'
1. Pengertian Saja’
Saja’ adalah persesuaian dua akhir kata pada huruf akhirnya Fashilah adalah kata terakhir dari suatu kalimat yang dibandingkan dengan kalimat yang lainnya. Dua kalimat yang dibandingkan ini disebut qorinah, kemudian qorinah yang dibandingkan disebut faqroh.
2. Contoh-contoh Saja’ :
     
Artinya: Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. (QS.Al-Waaqiah: 8)
     
Artinya: Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. (QS.Al-Waaqiah: 9)
  
Artinya: Dan orang-orang yang beriman paling dahulu, (QS.Al-Waaqiah: 10)
    
Artinya: Akan tetapi mereka mendengar Ucapan salam. (QS.Al-Waaqiah: 26)
     
Artinya: Dan golongan kanan,Alangkah bahagianya golongan kanan itu.
(QS.Al-Waaqiah: 27)
      
Artinya: Berada di antara pohon bidara yang tak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), (QS.Al-Waaqiah: 28-29)
       
Artinya: yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya. Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. (QS.Al-Waaqiah: 33-34)
     
Artinya: dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? . (QS.Al-Waaqiah: 41)
          
 
Artinya : Dan Adapun jika Dia Termasuk golongan kanan, Maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan. (QS.Al-Waaqiah: 90-91)
        
Artinya: Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. (QS. At-Takassur : 3-4)
        
Artinya: (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. (QS. Al-Balad : 15 – 16)
     
Artinya: Dan datanglah Tuhanmu; sedang Malaikat berbaris-baris. (QS. Al-Fajr: 22)
        
Artinya:Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, (QS. Alam Nasyrah : 1-2)
          
Artinya: Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia Sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian (QS. Nuh : 13-14)
       
Artinya: Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?, (QS. An-Naba’ :6-7)
     
Artinya: Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan, dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya.(QS. Al-Musalat : 1-2)
         
Artinya: Demi bintang ketika terbenam. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. (QS. An-Najm : 1-2)
 

C. IQTIBAS
1. Pengertian Iqtibas
Secara leksikal iqtibas bermakna ‘menyalin’ dan mengutip. Sedangkan secara terminologis, iqtibas adalah kalimat yang disusun oleh penulis atau penyair dengan menyertakan petikan ayat atau hadis ke dalam rangkaian kalimatnya tanpa menjelaskan bahwa petikan itu berasal dari Al-Qur’an atau hadis
2. Contoh-contoh Iqtibas :
لاتغرّنػّػك مػن الظّلمػة كثػرة ابعيػوش والأنصػار, انّمػا يػؤخّرىم ليػو
تشخص فيو الأبصار.
“Jangan sekali-kali kamu terbujuk oleh banyaknya pasukan dan pembantu orang-orang penganiaya. Sesungguhnya kami menangguhkan mereka sampai suatu hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.”
Yang diiqtibas oleh Imam Al-Ashfahani adalah kalimat Innamā nu'akh-khiruhum liyaumin taqsykhashu fiihil abshār dengan sedikit perbedaan pada dhamir huwa (yuakh-khiruhum) pada fiil
mudharinya menjadi dhamir nahnu (nuakh-khiruhum). Ini adalah iqtibas dari Surah Ibrahim ayat 42.
        
     
Artinya : Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.
لا تعا دالناس فى أوطا نهم * قلما يرعى غريب الوط
أذا ما شئت عيشا بينهم * خا لق الناس بخلق حسن
Janganlah engkau memusuhi orang-orang yang berada dinegeri sendiri, sedikit sekali pengembara disuati negeri mendapat perlakuan baik. Bila engkau menginginkan hidup damai tentram ditengah-tengah mereka, maka berakhlaklah terhadap manusia dengan budi pekerti yang luhur.
Pada contoh diatas kita temukkan dalam syair sebauh ungkapan yang bila diamati bukanlah gubahan penyair
sendiri, melainkan penyair mengambil sebagian dari Hadist Nabi Muhamad Saw dengan tidak mengadakan perubahan sedikit pun. Ungkapan tersebut adalahو خا لق الناس بخلق حسن , ungkapan tersebut diambil dari Hadist Nabi Saw yang berbunyi
اتق الله حيثما كتب و اتبع السيئة بسحها و خا لق الناس بخلق حسن
Bertaqwallah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada, serta ikiutilah perbuatan jelekmu dengan kebaikkan,niscaya kebaikkan itu akan meanghapuskan kejelekkan, serta berakhlaklah kamu kepada sesama manusia deangan akhlak yang baik.
اغتنم فودكالفا بضا قبل أف يبيض فأ نما الد نيا جداريريدأف ينقض -
Gunakanlah kesempatan selagi rambutmu yang hitam belum memutih, karena sesungguhnya dunia ibarat dinnding rumah yang hampir roboh.
Pada contoh diatas ditemukkan bahwa didalam ungkapan tersebut terdapat penyisipan yang dilakukan oleh al-mutakallim yaitu ungkapan
فا نما الد نيا جد ار يريد اف ينقض tersebut yang diambil dari ayat Al-Qur’an QS.Al-Kahfi;77
         
          
    
Artinya : Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, Maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu".
و حلوا فلست مساءلا عن دارىم أنا باخع نفسى على اثارىم – -
Artinya:
“Mereka telah berangkat dan aku tidak akan menanyakan tempat itnggal mereka, selanjutnya aku seperti orang yang binasa karena bersedih hati sepeninggalan mereka”
Pada Syai’ir di atas terhadap ungkapan yang dikutip dari Alquran, yaitu
أنا باخع نفسى على اثارىم –
Ungkapan tersebut dikutip dari Alquran surah Al-Kahfi ayat 6:
           
Artinya : Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).
 

CONTOH-CONTOH MUHASSINAAT MAKNAWIYAH
 

A. TAURIYAH
1. Pengertian Tauriyah
Pengertian tauriyah adalah penyebutan suatu kata yang bersifat mufrod, yaitu jenis kata yang mempunyai makna kembar. Makna pertama adalah makna yang dekat dan jelas, namun makna itu tidak dimaksudkan; sedangkan makna kedua adalah makna yang jauh dan samar, namun makna itulah yang dimaksudkan.
2. Contoh-contoh Tauriyah :
    
Artinya : (yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy
(QS. Thaahaa:5)
Makna dekat dari kata   ialah tinggal menetap, sedangkan makna jauhnya adalah berkuasa.
     
Artinya : Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa (QS. Adz Dzariyaat : 47 )
Makna dekat dari kata  ialah tangan, sedangkan makna jauh nya adalah kekuasaan.
           
Artinya : Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas". (QS. Yaasin : 19)
Makna dekat dari kata  ialah burung, sedangkan makna jauhnya ialah kemalangan.
أنوُ كافُ يحرؾَ الشماؿُ باليمنٌِ
“Sesungguhnya ia menggerakkan baju lapang yang menyelubungi seluruh badan dengan tangan kanan.”
Kata الشماؿ pada contoh di atas memiliki dua makna, yaitu: pertama, tangan kiri (makna dekat) kedua, baju longgar yang menyelubungi seluruh tubuh (makna jauh) dan ini makna yang dikehendaki, akan tetapi makna ini tidak
kelihatan jelas karena tertutupi oleh kata sesudahnya yaitu
اليمنٌ yang berarti tangan kanan.
أَصوفُ أديمَ وجهِيْ عن أناسٍ # لقاءُ ابؼوتِ عندىُمْ الأديبُ
وربُّ الشعرِ عندىم بغيضٌ # ولو وافِي بوِ بؽم حبيبٌ
“Aku memelihara kulit mukaku dari banyak orang bertemu, mati menurut mereka adalah sesuatu yang beradab, pengarang menurut mereka adalah orang yang dibenci meski yang datang kepada mereka itu adalah orang yang dicintai.”
Kata “ حبيبٌ ” pada syi’ir di atas memiliki dua makna: pertama, orang yang dicintai (makna dekat) dan mudah dipahami oleh hati pendengar karena sebelumnya ada kata “ بغيضٌ ”, makna kedua adalah nama AbuTamam seorang penyair yaitu Habib bin Aus (makna jauh). Dan makna ini yang dikehendaki penyair.
        ....

Artinya : Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap. (QS. Faathir : 1)
    ....... 
Artinya : …Kursi Allah meliputi langit dan bumi… (QS. Al-baqarah : 255)
         

Artinya : (Yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam Keadaan tunduk. (QS. At- Taubah : 29)
 

B. THIBAQ
1. Pengertian Thibaq
Dapat kita pahami bahwa Muthabaqah (Al Thibaq) adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan makna dalam satu kalimat.
2. Macam-macam thibaq
a. Thibaq Ijab
Suatu jenis thibaq dinamakan dengan tibaq ijab apabila diantara kedua kata yang berlawanan tidak mempunyai perbedaan dalam hal ijab (positif) dan salab (negatif)nya.
b. Thibaq Salab
Yakni kalimat atau ungkapan yang terdapat di dalamnya dua kata yang beroposisi tapi mempunyai sumber kata yang sama, yang membuat dia bertentangan adalah terdiri dari positif dan negative. Dalam hal ini, thibaq salab bisa trerdiri dari nafi dengan isbat, amar dengan nahi
3. Contoh-contoh Thibaq :
    …. 
Artinya : Dan kamu mengira mereka itu bangun, Padahal mereka tidur. (QS. Al-Kahfi : 18)
Dari contoh di atas kita menemukan dalam setiap kalimat (jumlah) terdapat dua kata yang berlawanan. Kata-kata yang berlawanan dalam kalimat tersebut adalah أيقاظا dan رقود . Kedua kalimat yang berlawanan tersebut semuanya menggunakan bentuk ijab (positif).
       ...... 
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah.”
Pada contoh di atas terdapat penggunaan dua kata yang masing-masing berlawanan pada setiap kalimat (jumlah)nya. Kata-kata yang berlawanan tersebut adalah يستخفوف من الناس dan لا يستخفوف من الله . Kedua kalimat yang berlawanan tersebut salah satunya berbentuk ijab (positif) dan yang lainnya bebrbentuk salab (negatif)
         

Artinya : mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (QS. Ar-Ruum : 7)
        
  
Artinya :Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.(QS. Al-Baqarah: 16)
    
Artinya : Dan Apakah orang yang sudah mati kemudian Dia Kami hidupkan.. (QS. Al- An’am : 122)
      
Artinya : Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (QS. Al-Baqarah : 286 )
    
Artinya : Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). (QS. Ar-Rahman : 7 )
 

C. MUQOBALAH
1. Pengertian Muqabalah
Muqabalah adalah mendatangkan dua makna atau lebih dibagian awal kalimat, lalu didatangkan makna makna yang berlawanan dengannya secara tertib pada bagian akhir kalimat.
2. Contoh-contoh Muqabalah :
      
Artinya : Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk (QS. Al-A’raf : 157)
       
Artinya : Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (QS. Al-Hadiid :13)
           
    
Artinya : (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (QS. Al-Hadiid :23)
         
Artinya : Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis. Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan (QS. An-Najm : 43-44)
        
         
  
Artinya : Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup Serta mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. (QS. Al-Lail :5-10)
         
       

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An-Nahl : 90)
          
             
   
Artinya : Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(QS. Al-Baqarah : 216)
         
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan. Dan Sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. (QS. Al-Infhithar :13-14)
           
Artinya: Mereka tidak mendengar di dalamnya Perkataan yang sia-sia dan tidak pula Perkataan yang menimbulkan dosa. Akan tetapi mereka mendengar Ucapan salam. (QS. Al-Waaqi’ah : 25 26)
 

D. HUSNU AT-TA’LIL (ALASAN YANG BAGUS)
1. Pengertian Husnu At-Ta’lil
Husnu At-Ta’lil adalah seorang sastrawan ia mengingkari secara terang-terangan ataupun terpendam-alasan yang telah dikenal umum bagi suatu peristiwa, dan sehubungan dengan ituia mendatangkan alas an lain bernilai sastra dan lembut yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
2. Contoh-contoh Husnu At-Ta’lil :
         
    
Artinya: Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik. (QS. Al-Imran :67)
           
        
Artinya: Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati". (tidak demikian), bahkan
(pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui, (QS. An-NAHL :38 )
          

Artinya :Dan kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).(QS.Ar-Ra’ad :1)
        
Artinya: Maka Allah tidaklah sekali-kali Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri. (QS. At-taubah :70)
         
          
   
Artinya: Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat
demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(QS. Al-Anfaal : 17)
 

E. ILTIFAT
1. Pengertian Iltifat
Perpindahan dari bentuk dhamir muhkatab atau ghaib atau mutakallim kepada bentuk lain, namun dengan syarat diakhirnya kembali pada bentuk yang sama. Itulah yang disebut Iltifat.
2. Contoh Iltifat : 1. Iltifat dari Uslub ghaib kepada Uslub mengajak bicara (orang pertama pada kata ganti orang kedua), seperti firman-Nya, Q.S yasiin ayat 22         
Artinya : Mengapa aku tidak menyembah (tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan? 2. Iltifat dari Uslub mengajak bicara kepada Uslub ghaib (kata ganti orang kedua kepada orang ketiga) seperti dalam firman-Nya Q.S Al-Kautsar ayat 1-2
       
Artinya : Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karenaTuhanmu; dan berkorbanlah 3. Iltifat dari uslub berbicara kepada uslub ghaib (kata ganti orang kedua kepada orang ketiga) dalam firman-Nya Q.S Al-imran ayat 9 :             
 
Artinya : "Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.
البيان
 

1. Dalam Ilmu Bayan dibagi 3 bidang
تشبيو, بؾاز, كنايو
Buatlah contoh-contoh Tasybih!
تشبيو مرسل تشبيو بليع - -
- تشبيو مؤكد تشبيو مقلوب -
- تشبيو بؾمل تشبيو ضمى -
- تشبيو مفصل
2. Buatlah contoh majas mursal!
.ٔ حاليو
.ٕ بؿليو
.ٖ اعتبار ما كاف وارادة مايكوف
.ٗ اعتيار ما يكوف وارادة ماكاف
.٘ جزئيو
ٙ. كليو
3. Buatlah 3 contoh majaz bil isti’aroh!
4. Buatlah contoh majaz aqli dengan alaqoh
.ٔ زمانيو
.ٕ مكانيو
.ٖ مفعوليو
.ٗ فاعليو
5. Buatlah 4 contoh majaz murokkab!
Latihan al-kinayah (sindiran) menyesuaikan pengertian yang tersembunyi dengan kelazimannya.
Buatlah 5 contoh!
1. . . .
2. . . .
3. . . .
4. . . .
5. . . .
I. ILMU MA’ANI
a. Buatlah 5 contoh kalam khobari ibtida’I !
b. Buatlah 5 contoh kalam khobari insya’I !
c. Buatlah contoh kalam khobari tholabi !
II. Kalam insya’I ada lima bagian
امر, نهي, استفها, بسنّى, الندا
Latihan
a. Tulislah 3 contoh amar hakiki !
b. Buatlah 3 amar majazi !
1. Sighat amar ada 4, yaitu:
fi’il amar, fiil mudhori’ yang disertai dengan amar, isim fi’il amar, masdar naib an-fi’lihi.
Buatlah masing-masing 1 contoh!
2. Nahyi sighot nya adalah fi’il mudhori’ yang disertai la, nahyi.
Buatlah lima contoh dari al-qur’an!
3. Istifham itu lafadznya:
ا , ىل , من , ما , اين , كيف , كم , ماذا , متى , ايّاف , أي
Buatlah masing-masing 1 contoh !
1. Tamanni adalah cita-cita dengan menggunakan lafaz laita, la’alla, ‘asa, hal, dan law.
Buatlah lima contoh !
2. An-nida, adalah kata panggilan dengna kalimat
يا , أ , اي , أيا , أ , وا , ىيّا
Buatlah masing-masing satu contoh!
3. Buatlah contoh az-zikru wal hazfi !
4. Buatlah contoh at-tazdim wal-takhir !
1. Diantara ilmu ma’ani ada qosor dengan 4 alat qosor
- انما
- نفى والاستثناء
- عطف بلا
- عطف بحل
Buatlah masing-masing satu contoh !
2. Buatlah contoh fasal dan wasal, empat !
3. Buatlah contoh dari ijaz, ithnab, dan musawwah !
ILMU BADI’
Yaitu keindahan lafadz dan makna
1. Buatlah lima contoh jinas !
2. Buatlah lima contoh saja’ !
3. Buatlah lima contoh Iqtibas !
4. Buatlah tiga contoh tauriyah !
5. Buatlah lima contoh tibaq !
1. Buatlah lima contoh muqobalah !
2. Buatlah tiga contoh husnu ta’lil !
3. Buatlah tiga contoh uslubul hakim !
4. Al-jama’ yaitu mengumpulkan yang berbilang pada satu hokum.
Buatlah contohnya !

Footnote

37 Hipni Bik Nasif, qowaid Al-lughah al-Arabiyah (Surabaya, Salim Nabahan, tt.) hal. 130
38 Ahmad al-Hasyimi Jawahir Al-Balaghah (Bairut dar al-fikri, 1988) hal. 360

39 K.H A. Wahab Muhsin, Drs T. Fuad Wahab, Pokok-Pokok Ilmu Balaghah (Bandung, Angkasa, 1982) hal. 147

40 H. Mardjoko Idris, Ilmu Badi’ kajian keindahan bahasa (Yogyakarta, Karya Media, 2014) hal.3

41 Imam Ahdori, jauhar Al-Makmun, ahli bahasa H. Moh. Anwar (Bandung, PT. Ma’arif 1989)
42 Op.cit, Wahab Muhsin, hal.147-164

43 Op.cit Wahab Muhsin, hal.152

44 Ibid, hal.154

LihatTutupKomentar