Pengantar Penulis Kitab Tauhid Husunul Hamidiyah

Pengantar Penulis Kitab Tauhid Husunul Hamidiyah Oleh karena itu buah keimanan mereka itu benar-benar masak dan bunganya semerbak. Kalian melihat pri

 

Pengantar Penulis Kitab Tauhid Husunul Hamidiyah

Judul: Terjemah kitab Al-Hushunul Hamidiyyah
Judul kitab asal: Al-Husul Al-Hamidiyah li Al-Muhafazhah ala al-Aqaid al-Islamiyah (الحصون الحميدية للمحافظة على العقائد الإسلامية)
Penulis: Sayyid Husain Afandi al-Tarabulis Al-Jisr
Tema: Akidah Islam, Tauhid, Ilmu Kalam Asy'ariyah
Penerbit: Maktbah Bukhariyah, Mesir

Kata Pengantar Penulis

Hamba Allah yang membutuhkan dan mengharapkan ampunan daripada-Nya, yaitu Husain bin Muhammad Al-jisr Attharabelisi (Tripoli) semoga Allah mengampuni dosanya berkata: Adalah hal yang pasti diterima oleh setiap orang yang mengkaji sejarah umat Muhammad saw., bahwa keimanan umat Islam terhadap segala hal yang dibawa oleh Rasululullah Muhammad saw pada zaman beliau (zaman kejayaan) itu berdasar pada Al Qur’an yang mulia dan hadits Rasul yang suci dengan didukung dalil-dalil akal yang sehat, mengikuti jalan yang lurus dan murni, bebas dari syubhat (tidak jelasan) dan kepentingan-kepentingan, selamat dari kesalahan dan perbedaan-perbedaan pendapat. Oleh karena itu buah keimanan mereka itu benar-benar masak dan bunganya semerbak. Kalian melihat pribadi-pribadi umat Islam itu selalu berhati-hati dalam melaksanakan ibadah, teratur dalam bermuamalah, menjalankan semua perintah dan menjauhi semua perbuatan mungkar, berhias dengan akhlak agama dan norma-norma yang baik. Sebab, jika pangkalnya baik, maka cabang-cabangnya baik pula dan air yang bersih itu memancar dari sumber yang jernih.

Keadaan seperti itu terus berlangsung di kalangan kaum muslimin, hingga salah seorang khalifah Abbasiyah memerintahkan untuk menerjemahkan buku-buku filsafat karya para filosof kuno ke dalam bahasa Arab. Terjemahan-terjemahan itu tersebar luas dengan cepat di kalangan kaum muslimin. Penelaahan kitab-kitab tersebut ternyata menimbulkan keraguan yang menggoyahkan iman kaum muslimin yang lemah dan orang yang tidak memiliki pemahaman yang mendalam terhadap pokok-pokok agama Islam. Saat itu, ulama umat nabi Muhammad saw. dan para imam yang cerdik pandai berpegang teguh dengan ajaran Nabi Muhammad saw. dan para sahabat semoga keselamatan tetap atas merekamengembalikan hati yang sesat dan menangkis keragu-raguan itu dengan tangkisan yang dapat mengalahkan lawan. Sehingga mereka giat menulis kitab-kitab yang dilengkapi dengan dalil-dalil yang pasti, untuk menetapkan ideologi-ideologi agama, dan terang-terangan menolak keragu-raguan yang sangat membahayakan terhadap orang-orang yang lemah. Allah kemudian menjaga keimanan umat dari kesesatan melalui kitab-kitab mereka dan membentengi dari serangan keragu-raguan dengan dalil-dalil yang kuat.

Keadaan demikian terus berlangsung, hingga pada masa-masa terakhir muncul filsafat-filsafat modern, yang tokoh-tokohnya berbeda dalam cara pandangnya dengan aliran para folosof zaman dahulu. Para filosof baru itu berpegang pada pokok-pokok ilmu pasti dan alam, yang belum dikenal pada masa sebelumnya.

Filsafat-filsafat modern ini dengan bantuan alat-alat cetak dapat cepat tersiar di kalangan umat Islam, dan timbullah keragu-raguan lain, yang belum dikenal pada masa-masa sebelumnya. Sehingga, setiap orang yang berakal menjadi khawatir terhadap keimanan orang-orang yang lemah dari marabahaya keraguan yang baru itu. Maka, menjadi kebutuhan baru untuk mulai mengadakan sanggahan-sanggahan yang benar dan menyusun buku-buku yang berguna untuk memelihara keimanan.

Ketika Allah swt. memberi anugerah kepada penduduk masa ini dengan seorang khalifah yang dapat mengangkat dan mengibarkan bendera kemuliaan, kemegahan dan kemenangan, yang berusaha memperbaiki rakyat, berupaya demi keberhasilan seluruh umat manusia, mengikuti jejak orang-orang yang berani meratakan kemurahan hatinya kepada semua Lapisan masyarakat, menghabiskan waktunya demi kemaslahatan orang banyak, melimpahkan kasih sayangnya kepada para pengikutnya dan melimpahkan kedermawanannya kepada seluruh lapisan rakyat, dia itu ibarat cahaya dunia yang kedua, penghidup sunah rasul, penolong syariat yang cemerlang, pengangkat hujjah bersih. Sultan dari sultan-sultan Arab dan ajam, yang mempelopori pengkajian kembali atsar ulama-ulama salaf yang terhapus, yaitu khalifah yang agung, raja yang besar, Sultan Al-Ghazi Abdul Hamid Khan, putera Sultan Al-Ghazi Abdul Majid Khan, yang telah mencurahkan perhatiannya pada ilmu pengetahuan dan kepeduliannya kepada orang-orang yang berilmu. Maka, dibangunlah pondok-pondok dan sekolahan sekolahan, didatangkanlah buku-buku dan risalah yang bagus, guru-guru dan para cendekiawan dari seluruh penjuru bumi didatangkan ke sana.

Kemudian diajarkanlah berbagai disiplin ilmu dan seni yang dapat menghibur hati yang sedih. Ilmu pengetahuan itu terus berkembang di negeri itu dan banyak sekali manfaatnya, sehingga generasi muda negeri itu selamat dari kebodohan. Pikiran mereka diterangi cahaya ilmu dan keutamaan, cita-cita mereka menjadi tinggi dan nilai mereka pun bertambah, lantaran ilmu pengetahuan yang mereka kuasai dengan baik.

Hanya saja keraguan yang ditimbulkan oleh ilmu filsafat modern yang sampai kepada kami melalui buku-buku cetak, kadang-kadang dikhawatirkan dapat menyimpangkan kepercayaan pemuda-pemuda yang lemah dan menjerumuskan mereka dalam kesesatan. Oleh karena itu, sesuai dengan restu dan pendapat khalifah adalah menyusun kitab praktis yang memuat penjelasan-penjelasan aqidah Islam dengan bukti-bukti yang sesuai dengan akal, dan dapat menolak keraguan yang dicetuskan oleh para filosof baru itu, serta membetulkan atau mengoreksi kesalahan-kesalahan yang membahayakan aqidah disertai keterangan yang menarik hati pemuda Islam untuk mencintai agama yang jelas dan mengingat kembali pada ajaran Nabi Muhammad saw., penghulu para utusan. Semoga rahmat dan keselamatan tetap terlimpah kepada beliau, keluarga dan para sahabat seluruhnya.

Semoga kitab ini dapat diajarkan di seluruh pondok dan sekolah, demi menjaga aqidah para muridnya yang memeluk agama Islam dan mengikuti Syariat Nabi Muhammad saw. Kami mendapat kehormatan untuk merealisasikan usaha yang mulia ini dengan bimbingan khalifah Rasulullah saw., dan semoga amal usaha ini menjadi kebaikannya. Usaha tersebut membuahkan suatu kitab yang insya Allah menggembirakan hati orangorang mukmin dan menyenangkan orang-orang yang mengesakan Allah. Kitab ini terdiri dari Mukadimah dan tiga bab, masing-masing bab terdin dari beberapa pasal yang membahas masalah-msalah pokok yang penting, yang sangat dibutuhkan dan penutup yang berisi penjelasan tentang keharusan adanya khalifah dalam agama Nabi Muhammad saw., yang wajib ditaati oleh setiap orang Islam. Kitab ini berjudul: Al-Husunu Al-Hamidiyah (Benteng yang bagus untuk menjaga aqidah Islam)

Kami memohon kepada Allah swt. melalui ruh Nabi Muhammad saw. yang mulia, untuk mengokohkan kursi kekhalifahan yang agung, sepanjang usia khalifah yang mulia dengan memberinya kemuliaan, pertolongan dan kemenangan yang nyata, amin.

Sayid Husain Afandi al-Jasr Al-Tarabalisi

LihatTutupKomentar