Kewajiban Anak Perempuan pada Ayah Ibunya

Kewajiban Anak Perempuan pada Ayah Ibunya Kewajiban Anak Perempuan pada Ayah Ibunya Apa Kewajibanmu Terhadap - Saudara-Saudaramu Laki-Laki Perempuan

Kewajiban Anak Perempuan pada Ayah Ibunya

Nama kitab: Terjemah Al-Akhlaq lil Banat Juz 2, Akhlak lil Banat Jilid 2
Judul asal dalam teks Arab: الأﺧﻼﻕ ﻟﻠﺒﻨات الجزء الثاني لطلاب المدارس الإسلامية بإندونيسيا
Makna: Pelajaran Budi Pekerti Islam / akhlak mulia untuk Anak Perempuan Bagian 2
Penulis: Umar bin Ahmad Baraja
Bidang studi: Etika budi pekerti Islam, akhlak mulia, adab perilaku sopan santun
Penerjemah:

Daftar Isi

  1. Kewajiban Seorang Anak Perempuan Terhadap Tuhannya
  2. Kisah-Kisah Yang Sesuai
  3. Kewajiban Seorang Anak Perempuan Terhadap Nabinya
  4. Sekelumit Akhlak Nabi Saw (1)
  5. Sekelumit Dari Akhlak Nabi Saw (2)
  6. Apa Kewajibanmu Terhadap Ayah Dan Ibumu?
  7. Kisah-Kisah Nyata
  8. Apa Kewajibanmu Terhadap - Saudara-Saudaramu Laki-Laki Dan Perempuan?
  9. Persatuan Sebagai Sumber Kekuatan
  10. Apa Kewajibanmu Terhadap Para Kerabatmu ?
  11. Abu Talhah Al-Anshary Dan Para Kerabatnya
  12. Apa Kewajibanmu Terhadap Pelayan Perempuan?
  13. Cara Memaafkan Pelayan
  14. Apa Kewajibanmu Terhadap Tetanggamu?
  15. Kisah-Kisah Nyata
  16. Apa Kewajibanmu Terhadap Gurumu?
  17. Kisah-Kisah Nyata
  18. Apa Kewajibanmu Terhadap Teman-Temanmu?
  19. Kembali ke: Terjemah Akhlaq lil Banat Juz 2

2.    Kewajiban Anak Perempuan Terhadap Allah Ta’ala

1.  Wahai anak yang beradab! Allah ta’ala telah memberikan karunia kepadamu berupa kenikmatan yang banyak, ia menjadikan kamu setelah sebelumnya tidak ada. Allah memberimu akal dan menunjukimu kepada agama Islam yang merupakan kenikmatan terbesar. Allah memberimu kenikmatan berupa pendengaran, penglihatan dan idah serta kedua tangan dan kedua kaki. Allah menciptakanmu sebagai manusia sempurna dalam bentuk yang terbaik. Allah ta’ala berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (at-Tiin : 4)

Allah memberimu keadaan sehat wal afiat. Allah menanamkan kasih sayang bagimu dalam hati ibu bapakmu hingga mereka memeliharamu dengan sempurna, Allah juga menjadikanmu mencintai gurumu hingga ia mengajarimu ilmu yang berguna bagimu dalam agama dan dunia serta banyak lagi kenikmatan Allah ta’ala bagimu yang tak terbilang.

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan jika kamu menghitung kenikmatan Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya” (an-Nahl : 18).


2.  Engkau harus bersyukur kepada tuhanmu atas kenikmatan-kenikmatanNya dengan mentaati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya serta mengagungkan-Nya dari lubuk hatimu. Maka janganlah berbuat buruk walaupun engkau sendirian. Dalam hadist dikatakan: “Takutlah kepada Allah dimanapun engkau berada”. Hendaklah engkau mencintai Tuhanmu lebih besar daripada kecintaanmu terhadap ibu bapakmu dan dirimu sendiri. Hendaklah engkau mencintai pula semua MalaikatNya, RasulNya, Nabi-nabiNya dan hambaNya yang shalih, karena Allah ta’alapun mencintai mereka.


3.  Ketahuilah bahwasannya Tuhanmu Allah SWT menyayangimu melebihi kedua orangtuamu bahkan siapapun. Dalam hadis dikatakan: Bahwasannya Nabi berhenti ketika melihat seorang anak kecil ditengah perjalanan menuju perang. Rasulullah dipanggil oleh anak tersebut yang sedang dilelang, dan ketika hari itu cuacanya sungguh sangat panas, seorang wanita yang tertutup dikeramaian kaum memperhatikan kejadian ini. Perempuan itu menghadap dengan perasaan yang membuncah, kemudian teman-temannya menerimanya dan menggantikannya. Hingga perempuan tersebut menggendong anak kecil itu kemudian mendekap didalam dadanya. Perempuan itu membawa anak itu kesebuah sungai besar yang terdapat batu-batu kecil dan ia membuat anak itu meredakan rasa panas yang ada didalam perutnya, dan perempuan itu berkata: putraku, putraku, dan menangislah orang-orang disekitarnya kemudian orang-orang itu meninggalkan mereka disana. Rasulullah SAW mendatanginya dan berhenti diantara mereka. Kemudian Rasul memberitahukan mereka sebuah kabar bahagia yang merahmati mereka kemudian mereka senang. Rasul berkata: apakah kalian terkejut dengan rahmat Allah untuk anak ini? Mereka menjawab: iya. Rasul berkata sesungguhnya Allah SWT memberkahi aku menyayangi kalian semua dari anaknya, kemudian para muslim pulang dengan sangat bahagia, dan kesenangan yang sangat besar. 


4.  Wajib bagimu juga untuk melekatkan hatimu dengan Tuhanmu Allah SWT, minta pertolonganlah kepadanNya di semua hajatmu, bertawakalah kepadaNya disetiap perkara. Allah SWT berfirman: “bertawakalah kalian hanya kepada Allah jika kalian seorang mukmin” dan dalam hadis dari Ibnu ‘Abbas RA: bahwasannya Rasulullah SAW berkata kepadanya: “Wahai anak muda sesungguhnya aku akan memberitahumu sebuah kalimat (jagalah Allah maka Allah akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau mendapatiNya di depanmu, ketika engkau memohon maka memohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan maka memintalah pertolongan kepada Allah, dan ketahuilah! Bahwa seandainya umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak sanggup memberikan manfaat kepadamu. Kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah kepadamu. Dan jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak sanggup mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah kepadamu. Telah di angkat pena dan tinta telah kering [pada lembaran – lembaran].


5.  Ketahuilah: sesungguhnya terdapat rasa takut kepada Allah jikalau engkau telah menetapkannya dihatimu, dan sesungguhnya Allah berada didadamu menunjukkan segala kebaikan. Kamu jaga dari setiap keburukan dan kerusakan. Janganlah kamu mengerjakan: meninggalkan ketaatan atau melakukan kemaksiatan karena sesungguhnya engkau itu dekat dengan Tuhanmu Allah SWT disetiap tempat, sebagaimana telah diceritakan kisah tentang murid dan ustadznya. Menjadikan perbuatan kamu baik dan semua akhlakmu menjadi baik. sebaliknya, jika kamu takut kepada Allah dan mencabut rasa tersebut dalam hati, maka hal tersebut menjadikan manusia yang paling buruk dari hewan karena melakukan segala sesuatu sesuai dengan hawa nafsunya,  kamu tidak menghiraukan dan tidak malu dengan apa yang telah kamu dapat apa yang ada dalam tanganmu. Ketahuilah juga!: Sesungguhnya rasa syukur dengan nikmat-nikmatNya menjadi sebab untuk ditambahnya nikmat, sebagaimana jikalau tidak berterimakasih dengan nikmat Allah menjadi sebab binasanya nikmat-nikmat Allah, Allah SWT berfirman: jikalau kalian bersyukur atas nikmat-nikmatKu maka AKU akan menambahkannya, dan jikalau kalian tidak bersyukur (menutup) segala nikmatKu sesungguhnya ‘adzabKu amatlah pedih. Seperti dalam syair dikatakan: “Jikalau kamu mendapatkan nikmat maka tambahkanlah, sesungguhnya maksiat menghilangkan kenikmatan”. Jika kamu bertemu denganTuhanmu Allah SWT kemudian kamu bersyukur kepadanya atas segala nikmat-nikmatnya, maka Allah akan meningkatkan kemuliaan dan karunianNya, menjagamu dari segala musibah, memberikan kepada setiap apa saja yang kamu minta, Allah SWT adalah rajamu yang mencintaimu dan akan menjadikan akhlakmu dicintai. Sebagaimana Allah SWT berfirman: sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih Allah akan berbelas kasih dan menyayangimu atau kamu akan dicintai dan manusia akan mencintaimu. Sebagaimana dikatakan dalam hadis: sesungguhnya Allah SWT memberkahimu: jika Allah mencintai hambaNya Allah akan memanggil malaikat Jibril ‘alaihissalam: sesungguhnya jikalau Allah telah mencintai Fulan maka aku akan mencintainya. Kemudian jibril akan mencintainya: dan kemudian ia akan dipanggil oleh jibril dilangit: Sesungguhnya jika Allah telah mencintai Fulan maka AKU akan mencintainya, kemudian makhluk yang dilangit akan mencintainya, dan makhluk yang ada dibumi akan menaruh hati mereka untuknya.

3.  Kisah-kisah Inspiratif

1.  Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling bertakwa dan orang paling mengutamakan kewajiban terhadap Allah SWT. Nabi Muhammad SAW selalu mendirikan salat sepanjang malam sampai bengkaklah kakinya. Aisyah RA pun berkata : “Ya Rasulullah mengapa engkau lakukan hal ini, Padahal Allah telah mengampuni segala dosamu baik yang terdahulu maupun yang akan datang.? Kemudian Rasul berkata : Apakah aku telah menjadi hamba yang bersyukur? Kemudian ketika Rasul melaksanakan salat terdengar dalam hatinya suara riuh dari takutnya kepada Allah. Rasul selalu berdzikir dalam setiap keadaan. Diriwayatkan dalam hadis: “Sesungguhnya kedua mataku tertidur akan tetapi tidak dengan hatiku.” Kemudian jika Rasul mendapat Perintah, Rasul selalu mengucapkan syukur atas segala nikmat yang menyempurnakan keshalihannya dan jika beliau mendapatkan suatu hal yang tidak suka, maka Rasul selalu mengucapkan Alhamdulillah atas segala sesuatu. Kemudian jikalau Rasul sengaja melakukan sesuatu Rasul berkata: “Ya Allah pilihkan lah untukku apa yang telah aku pilih”, dan jikalau Rasul makan, ia mengucapkan:

 “الحمد لله الذي أطعمنا وسقانا وجعلنا من المسلمين ", 

jikalau Rasul minum ia mengucapkan: 

“" الحمد لله الذي جعل الماء عذبا فراتا برحمته ولم يجعله ملحا أجاجا بذنوبنا 

dari dzikir yang selalu dibacanya disetiap saat itu menunjukkan bahwa hati Rasul selalu terpaut dengan Allah SWT, tawakkal dan ikhlas dalam menjalankan perintah Allah SWT.


2.  Sayyidah Khadijah RA adalah istri Rasulullah SAW yang memiliki ketakwaan dan ketaatan serta takut kepada Allah, menghindari maksiat dan meninggalkan kewajibannya, sehingga Allahpun mengagumi keindahan akhlaknya. Dalam hadis dikatakan: Jibril mendatangi Rasulullah dan berkata “ Ya Rasulullah Khadijah telah menerima bingkisan yang berisi lauk-pauk, makanan dan minuman, dan jikalau ia datang kepadamu maka sampaikanlah salam dari Tuhannya dan juga dariku. dan sampaikan pula kabar gembira kepadanya telah disiapkan rumah untuknya di surga yang terbuat dari mutiara, yang tidak ada kebisingan  suara (permasalahan) ataupun rasa lelah. Khadijah RA berkata:

 الله السلام ومنه السلام وعلى جبريل السلام". 

Ketika kemuliaan akhlak dan ketaatan yang sempurna dimiliki istri Rasulullah SAW, ia mengabdikan diri untuk Rasulullah yaitu membantu dalam penyebaran Islam, meringankan beban kaumnya dan bersabar atas segala cobaan. Ia adalah orang yang paling pertama masuk Islam dan beriman (percaya) kepada Allah, ia hidup bersama Nabi SAW selama 24 tahun, ia melengkapi hidupnya dengan ketenangan, kebahagiaan, suka cita dan kelembutan. Dan ia adalah sebaik-baiknya istri Nabi SAW. Dari Aisyah RA berkata: ”Rasulullah SAW jikalau mengingat sosok Khadijah beliau tidak akan pernah bosan untuk memujinya, dan memohonkan ampun untuk Khadijah.”

3.  Begitu pula dengan Sayyidah Fatimah Azzahra RA, yang memiliki perangai akhlak yang baik sifat yang diturunkan dari Ayahnya. Nabi SAW dengan totalitas didikan yang tinggi beliau mendidik Fatimah menjadi wanita yang shalihah yang takut kepada Allah baik secara sembunyi maupun secara terang-terangan, agar bergegas menggapai ridha Allah SWT dengan segenap kemampuannya, dan ia mendirikan salat hingga kakinya bengkak. Oleh karena itu ia adalah putri yang paling dicintai oleh Nabi SAW, dan beliau juga memiliki julukan sebagai Sayyidah umat. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadis; bahwasannya Sayyidah Fatimah sangat menyayangi orang miskin, membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan, pintar dalam mendidik anak-anaknya, taat kepada suaminya walupun ia mengalami kesukaran dalam hidupnya. Pada suatu hari Rasulullah SAW bertanya  kepada Fatimah : “Apakah yang baik untuk perempuan?” Kemudian Fatimah menjawab: “Janganlah perempuan bertemu laki-laki dan tidak pula laki-laki dengan perempuan sehingga mereka berkumpul bersama.” (Rasulullah bangga, senang dengan jawaban baiknya) kemudian Rasulullah berkata: yaitu keturunan satu sama lain”. Fatimah juga menghormati ibunya baik disaat hidup maupun setelah wafat. Dalam hadis disebutkan ketika ia bertanya kepada Nabi SAW, ia berkata: “Wahai Rasulullah dimana ibuku? Kemudian Rasul menjawab: dia ibumu berada dalam rumah yang terbuat dari kayu, lalu Fatimah  bertanya lagi: “apakah ini rumah kayunya?” Rasul berkata: tidak, rumah kayu yang tersimpul padanya ialah mutiara dan permata. Fatimah juga sibuk dengan urusan rumahnya sendiri, ia menggiling gandum menggunakan penggiling dengan penuh cinta. Hingga kulit tangannya kasar, ia membersihkan rumahnya hingga pakaiannya kotor, dan menyalakan api sesuai kadar sampai api menyala sampai hampir terbakar pakaian nya  sehingga membuat hitam pakaiannya dan ia menyipratkan air hingga berbekas. Musibah yang menimpanya itu sangat berbahaya akan tetapi ia tetap bersabar, sampai ia merasa sangat lelah, karenanya ia mengambil roti kemudian ia memakannya”. Kemudian pada suatu hari suaminya menyuruhnya untuk pergi kerumah ayahnya, dan seseorang asisten bertanya kepadanya yang kemudian ia pergi kepada ayahnya. Setelah itu ia mendapati ayahnya sedang berbincang-bincang bersama sahabatnya, ia merasa malu dan kemudian ia pergi. Rasulullah mengetahui hal itu bahwasannya ia datang untuk sesuatu keperluan, kemudian Rasulullah berjalan kerumahnya dan mendapati ia telah berselimut dengan selimutnya dan ia ingin tidur. Setelah itu Rasulullah bertanya tentang keperluannya, dan Ali memberitahu tentang tujuan kedatangan istrinya. Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada keduanya, apakah saya tidak mengajarkan kepada kalian tentang seuatu yang baik untuk kalian berdua sebagai penjaga? Jika kalian hendak tidur, maka bertasbihlah 33x bertahmidlah 33x dan bertakbirlah 34x. Sayyidah Fatimah berkata: Aku ridha kepada Allah dan Rasulnya sebanyak 3x.

      Kemudian Nabi SAW mengirimkan balasan atas pengabdiannya, yaitu berupa perak. Dan pada suatu hari Nabi SAW mendatangi sayyidina Ali KarramAllahu wajhah, dan mendapatinya bersama sayyidah Fatimah sedang menggiling gandum dengan penggilingan, kemudian Rasulullah SAW berkata: “Siapa diantara kalian yang merasa lelah? Ali menjawab: “Fatimah Ya Rasulullah” Kemudian Rasul berkata kepada Fatimah: “Berdirilah wahai anakku” maka, berdirilah Fatimah, dan kemudian Nabi SAW duduk. Rasul duduk bersama dengan Ali dan belaiau menggiling gandum dengan penuh rasa suka cita.

4.  Dari kalangan Perempuan yang berpengetahuan luas dan shalihah yaitu sayyidah Aisyah putri sayyidina Abi Bakr RA, Ia banyak melakukan salat, berpuasa, dan menangis karena takut kepada Allah, banyak bersedekah; sampai Ia pernah pada suatu hari bersedekah sebanyak 70.000 dirham, dia memakai pakian yang sederhana padahal ia memiliki uang sebanyak 100.000 dirham. kemudian ia memisahkan uang tersebut dan saat itu ia sedang dalam keadaan berpuasa. Ia berkata kepada asistennya: “Bisakah engkau menginfakkan dengan membeli daging satu dirham untuk berbuka nanti? Kemudian asistennya menjawab: “Jikalu engkau telah memerintahkan aku akan melakukannya”. Ia sangat menjaga kesuciannya dan hidupnya sangat perih. Ia berkata : aku memasuki makam Rasulullah SAW, ayahku berkata: letakkan pakaianku, seraya aku berkata: sesungguhnya itu adalah suami dan ayahku, kemudian Umar RA dikubur didalamnya: “Demi Allah aku belum memasuki nya kecuali pakaikanku yang diberikan Umar kepadaku semasa ia hidup. Maka lihatlah, bagaimana kehidupan baginda Aisyah dikalangan orang asing hingga ia dikuburkan. Aisyah juga merupakan seorang yang fakih dan ahli hadis. Ia banyak meriwayatkan hadis, ia masuk dalam jajaran pembesar sahabat RA, kemudian jikalau ada yang bertanya kepadanya maka, ia akan mejawab dibalik hijab. Nabi SAW mencintainya, dan banyak memuji tentangnya. Dalam hadis dikatakan: kemuliaan Aisyah dikalangan perempuan bagaikan roti dalam makanan. Dan dalam hadis juga dikatakan:  wahai Aisyah ini Jibril mengirimkan salam Aisyah menjawab: wa’alaihissalam warahmatullahi wabarakatuh.

5.  Terdapat sebagian guru mencintai salah satu muridnya. kebanyakan dari rekan-rennya terkejut, maka dari itu ia berkata: karena apa guru kita mencintai murid ini wahai ustadz? Kemudian ustadz menjawab untuk menjelaskan kepada mereka sebab-sebab hal itu, ia memberikan seekor ayam kepada masing-masing murid,kemudian masing-masing dari para murid berpencar di setiap tempat. Dimasaklah  ayam tersebut meskipun ia tidak  melihat kepada seseorang, para murid mengikuti perintah ustadz tersebut kecuali satu orang murid, ia menolak ayam tersebut, kemudian ustadz berkata: mengapa engkau belum memasak ayammu, sebagaiman teman-temanmu memasknya? Kemudian ia berkata: karena aku belum ditakdirkan untuk memisahkan diri disuatu tempat, tidak ada yang melihatku, akan tetapi sesungguhnya Allah melihatku dimanapun tempatnya. Ustadz berkata kepada para murid: lihatlah kalian kepada murid ini, ia takut kepada Allah. Dan ia tidak lupa dimanapun ia berada maka dari itu aku lebih mencintainya dari pada kalian, jangan ragu sesungguhnya ketika ia sudah besar nanti ia termasuk menjadi orang yang shalih yang taat kepada Allah disegala keadaan.
 
4.  Kewajiban Seorang Anak Perempuan seperti yang telah Diajarkan oleh Nabi SAW

1.    Ketahuilah bahwasanya Nabi Muhammad SAW memiliki hak yang mulia (besar), dan hak-haknya lebih besar setelah melaksanakan hak kepada Allah SWT, dan adab yang dimilikinya berupa kewajiban. Dia merupakan salah satu Nabi dari Nabi-Nabi lainnya yang dianggap sebagai Nabi yang paling utama dan pembawa risalah. Dia datang dengan Agama Islam. kamu telah mengetahui Tuhanmu dan kamu bisa membedakan antara yang halal dan yang buruk, kebaikan dan juga keburukan.

2.    Dan sesungguhnya kamu tidak ditakdirkan untuk menemui Nabi kamu SAW selamanya. Maka kamu wajib mencintai Nabi, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh umatnya. Di dalam hadis disebutkan, “Cintailah Allah dari kenikmatan yang telah diberinya, cintailah aku setelah mencintai Allah, cintai penduduk rumahku untuk mencintaiku”. Dan di dalam hadis lain dijelaskan: “Jagalah aku bersama sahabat-sahabatku, jangan mengingkari selainku, barang siapa yang mencintai mereka, maka dengan cara mencintaiku”. Dan di dalam hadis lain juga dijelaskan: “Tidaklah beriman seorang Mukmin setelah mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.”

3.    Dan juga mencintai kepadanya: mentaati seluruh perintah-perintahnya. Allah Ta’ala berfiman; “Segala sesuatu yang datang kepada kalian dari Rasulullah SAW, maka ambillah, dan apapun yang dilarang untukmu darinya, maka jauhkanlah”. “Barang siapa yang mentaati Rasul, maka dia telah mentaati Allah”. Dan bukti dari ketaatannya: yaitu mengaplikasikan yang telah diajarkan oleh agama dengan perkataan dan perbuatan. Menghidupkan dan menjalani sunahnya dalam akhlaknya. Dalam hadis dikatakan: “Barang siapa yang telah menghidupkan sunnahku, maka dia telah mencintaku, dan barang siapa yang mencintaiku, maka dia telah maka dia akan bersamaku di syurga.” Mengerjakan sholat seperti yang telah diperintahkan Allah kepadamu dalam firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kepadaku dan bersalamlah supaya kalian selamat”. Dikhususkan pada malam dan hari Jumat, seperti dalam hadis dikatakan: “Perbanyaklah sholat pada malam dan hari Jumat, maka barang siapa yang melakukan: Aku menyaksikannya dan memberikan syafaat (pertolongan) pada hari kiamat”.

4.    Sesungguhnya Tsaubana RA telah lahir setelah Nabi Muhammad SAW: Tsaubana adalah orang yang mencintai Rasul, sedikit kesabarannya, maka suatu hari dia datang dan sudah berubah raut wajahnya menjadi sedih. Rasulullah berkata: “apa yang menyebabkan kamu seperti ini?” Dia menjawab, aku sakit dan tidak berdaya, jika aku tidak melihatmu, maka aku juga tidak ada: ketakutanku merupakan rasa takut yang kuat sampai aku bisa bertemu denganmu, kemudian aku mengingat akhirat dan khawatir, kamu tidak pernah melihatku karena dibesarkan oleh para Nabi, dan jika aku masuk syurga, maka ditempatkan di syurga yang letaknya rendah dari letak yang lainnya. Jika belum masuk syurga: aku tidak melihatmu selamanya. Turunlah firman Allah: “Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka mereka bersama orang-orang yang Allah beri nikmat untuk mereka, seperti Nabi-Nabi, sahabat-sahabat, orang shaleh dan orang baik, yang akan menjadi teman mereka semua.”    

5.     Profil Akhlak Nabi Muhammad SAW

 1.  Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW:  merupakan sosok teladan yang baik untuk kaum muslimin dalam perkataannya dan perbuatannya, perjalanannya dan ibadahnya, Allah Ta’ala bersabda: telah diutus dalam diri Rasulullah SAW contoh yang baik, maka diwajibkan untukmu agar percaya dengan Nabi Muhammad SAW dan memgikuti ajarannya: untuk menolong di dunia maupun di akhirat, mendapatkan kebaikan secara bathin dan zhohir.

2.  Adapun akhlaknya Nabi SAW antara lain: jujur, tidak pernah berbohong, tidak suka bercanda, sudah terkenal darinya ketika ia tumbuh dewasa, telah mensyahidkan musuh, menolong dalam kejujuran. Rasulullah Saw pernah mendaki bukit Shafa dalam misinya yang pertama kali yaitu mengumpulkan kaumnya dengan suara yang tinggi, ketika mereka berkumpul, Rasulullah SAW berkata: jika aku mengabarkan kepada kalian, kuda di lembah akan berubah, maka apakah kalian akan berbuat jujur? Semua dari mereka menjawab dengan satu ucapan:”Apa yang kami dengar darimu adalah sebuah kejujuran, dan sifat amanah hingga terkenal diantara para kaumnya dengan gelar Muhammad al-Amin,  ketika mereka merenovasi Ka’bah: mereka berselisih  untuk meletakkan hajar aswad di tempatnya, sampai hampir terjadi peperang, kemudian diadakanlah perjanjian dan disepakati: bahwa siapa saja yang  pertama kali memasuki pintu masjid dia adalah pemenangnya, dan orang yang pertama memasuki masjid adalah Nabi Muhammad SAW, mereka senang dengannya, dan berkata: ini al-Amin, kami semua harus ridho terhadap ketentuannya, kemudian Rasulullah Saw meletakkan batu di selendang nya, dan beliau mengambil setiap ketua kabilah dari beberapa kabilah, untuk mengangkatnya, Rasulullah meletakkan hajar aswad di posisi yang telah ia tentukan. masih berkontroversi, ketika banyak kaum Quraisy menitipkan sebagian harta mereka di kotanya, dan ketika ingin hijrah ke Madinah: merupakan sebuah mimpi atau keinginan yang besar yang tumbuh darinya, dengan amanah-amanah dari kelurganya, Sayyidina Ali memerintahkannya, dan berkata kepadanya: kamu tidak pergi ke Mekkah sampai amanah-amanah tersebut selesai. Di dalam hadis dijelaskan: “Demi Allah, aku percaya dengan langit dan bumi.”

3.  Menepati janji: Abdullah bin Abi al-Hamsaa berkata: aku telah dibai’at oleh Nabi dengan bai’at sebelum dia mengirim. Dan meninggalkan sisanya, kemudian mengingatnya sampai tiga kali, aku datang ketika dia ada di tempatnya, dan berkata: wahai Pemuda, aku disini sejak tiga hari yang lalu menunggumu dan bertawaduk: duduk bersama sahabat-sahabat sampai selesai perkumpulan dan berjalan di antara mereka, dan tidak ada kekhususan bagi Rasululullah ketika berkumpul dengan sahabatnya, masuk ke dalam Makkah pada sepuluh ribu tahun mendatang, berkuda dengan kehebatannya, sederhana dan terus terang, haji dengan haji wada’, dalam seratus ribu sahabat-sahabatnya, mengendarai sebuah perjalanan, dan kepadanya kemewahan yang sama dengan empat dirham, menguasai Jazirah Arab, mengambil harta-hartanya, tetapi menginfakkan semuanya di jalan Allah, ratusan orang dalam perjalanan, memerintahkan sahabatnya, dengan perdamaian, seorang lelaki berkata: wahai Rasulullah: kepadaku engkau menyembelihnya? Yang lain berkata: kepadaku memasaknya: Nabi SAW berkata: dan kepadaku dikumpulkannya kayu bakar, mereka berkata: wahai Rasulullah, apakah sudah cukup perbuatannya? Rasulullah berkata: saya mengetahui kalian mencukupkanku, tetapi aku tidak suka untuk mengistimewakan kalian, sesungguhnya Allah SWT membenci hamba-hamba-Nya yang memperlihatkan kemewahannya diantara sahabat-sahabatnya,
Dan dari kerendahan hati Nabi Muhammad SAW: sesungguhnya apabila berjalan dengan dua anak lelaki salam kepadanya, salah satunya tidak menyukai berdiri dari majlisnya, pakaiannya basah dan sandalnya terpampang, memerah susu, menyapu rumahnya, membantu majikannya, mengambil apa yang dibeli dari pasar dengan tangannya, berkata kepada sahabatnya: berikanlah aku apa yang kamu bawa, dan berkata: ada sesuatu yang harus dibawa dan merupakan kewajiban sahabat.

4.  Dan dari akhlak Nabi Muhammad SAW, yaitu kesabarannya, mimpinya, dan permohonan maafnya, sholat menghadap ka’bah, berkumpul dengan orang Qurays di majelis mereka, satu orang di antara mereka berkata: apakah mereka tidak melihat dengan cermin ini! Kalian berdiri ke arah Jazirah menghadap Fulan:  kakinya berdarah, datanglah nabi kemudian menghentikan itu, hingga apabila bersujud: meletakkannya di antara bahunya, lalu dia menyuruh mereka pergi, yaitu Uqbah bin Abi Mu’aith, ketika Nabi sujud dan meletakkannya di bahunya, Nabi tetap untuk bersujud, mereka tertawa sampai sebagian dari harta mereka merupakan dari tawaannya, Sayyidah Fatimah mengabarkan hal itu, dia masih kecil, tetapi dia selalu berusaha, Nabi SAW tetap sujud sampai selesai, mengajak mereka, Nabi SAW berdiri di Makkah setelah misinya disampaikan, tiga belas tahun, telinganya berbagai jenis macam telinga, dan batu miliknya sampai dilemparnya lalu terkena sandal dan mengeluarkan darah, mereka menyeru sambil berkata: Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui, mereka bangkrut empat kali lipat, mereka protes, kemudian mereka jatuh di lubang, mereka meminta maaf, berdoa untuk mereka, memaafkan keyahudiannya yang sudah lama mengadu domba, dan ketika itu sedang Fathul Makkah, memaafkan segala kesalahan penduduknya, dan mereka tidak mengeluh, walaupun mereka akan membalas dendam dengan cara membunuh dan lain sebagainya.

6.     Profil Akhlak Nabi Muhammad SAW (2)

1.  Dan dari kesabaran Nabi SAW, dia tinggal di rumah pamannya, yaitu Abi Thalib, dengan kehidupan yang serba kekurangan, merasa puas dengan apa yang sampai kepadanya, tidak pernah merasa kurang dalam menyantap hidangan, zuhud terhadap dunia, merasa cukup dengan kekuasaan Allah, dia tidur dengan alas seadanya saja, bantalnya keras, dia memakai pakaian seperti selimut, dan makanannya itu kurma dan gandum, selama sebulan atau dua bulan, penduduknya tidak mengetahuinya, merasa cukup dengan makan kurma dan air putih, melaksanakan puasa, mengumpulkan batu untuk perutnya dan menahan lapar, mengambil harta-harta, meskipun bukan menyimpannya untuk dirinya sendiri, menginginkan kehidupan di dunia, tetapi dia lebih memilih zuhud dan sabar.

2.  Dan dari akhlak Nabi SAW yaitu hidup dan mati, hidupnya kuat , jika dia membenci sesuatu: mengetahui sesuatu itu dari wajahnya, tidak pernah menjelaskannya satupun apa yang sedang dia benci: tidak berkata tidak peduli kaum-kaum yang membuatnya seperti itu, atau berkata seperti ini, dia melarangnya dan tidak boleh melakukan hal yang sama. Tujuannya untuk mengingatkan kepada siapa yang tidak berbicara dengan baik.
Kesucian dan keyakinan: Rasulullah SAW, manusia yang paling suci, tidak pernah menyentuh tangan perempuan yang sedang berada di sampingnya.
menerima dengan penuh keridhoan terhadap pakaian dan makanan yang seadanya saja, tanpa bertanya, tetapi jika dia menyukai makanannya, tidak membenci dan meninggalkannya yang lainnya pula.
Dari akhlak Rasulullah SAW: berani dan selalu maju, pemberani iAllah yang mau mendekat atau bersahabat dengan peperangan, mendekati dari musuh, teguh pada prinsip, membiasakan mengerjakan kewajiban, dan ridak peduli dengan akibat-akibat dan sangat meyakitkan, betapa sakitnya yang pernah dialami di jala agama, dan rasa sakit penduduk dan sahabat-sahabatnya, sampai mereka memerintahkan untuk berhijrah ke Habasyah sebanyak dua kali, Nabi dan kaumnya masuk selama tiga tahun, tidak bersambung kepada mereka kekuatan dan keringanan, sampai mereka makan daun pohon.

3.   Kualitas dan kemurahan hatinya: Nabi tidak menolak kepada siapapun yang meminta sesuatu kepadanya, jika belum menemukan sesuatu yang diberikan, maka dia akan memberikannya di lain waktu, dia membawanya sembilan puluh ribu kali, tidak duduk sampai membaginya, kemudian datanglah orang yang sedang berjalan, lalu Nabi berkata kepadanya: pinjamlah dan biarkanlah dia.
Pada suatu hari seorang lelaki pernah memberikan seekor kambing, mendaki di antara kedua gunung, kemudian kembali kepada kaumnya, dan berkata: selamatkanlah mereka, sesungguhnya Muhammad memberikan pemberian yang tidak takut fakir.

Yang paling baik dan paling sayang dari semua akhlak, Allah berfirman: Aku telah mengutus kepadamu rahmat sekalian alam. Diaqntara kebaikannya: sesungguhnya pernah dalam salat, membawa anak perempuan Umamah binti Zainab, kepada bahunya jika sujud dan meletakkannya, jika bangun membawanya, Anas bin Malik RA kakanya, berkata kepadanya: Abu Umar, burung berwarna merah, bermain dengannya dan meninggal, pada suatu hari Nabi masuk, melihat seorang lelaki sedih, dan berkata: ada yang telah terjadi? Burungku telah mati, kemudia Nabi berkata: Wahai Abu Umar! Apa yang telah dilakukan burungmu?

4.  Loyalitas dan niat baik, bersilaturrahmi dalam memperbaiki hubungan, jika Nabi SAW  mendapatkan wahyu, berkata: pergilah kalian ke ruamh Fulanah sesungguhnya  dia temannya Khadijah, dia mencintai Khadijah, Nabi duduk seharian, dan bertemu ayahnya, meletakkan sebagian bajunya, duduk di dekatnya, kemudian bertemu dengan ibunya, meletakkan sebagian bajunya di samping tempat yang lain, dan duduk bersamanya, kemudian bertemua dengan kakak laki-lakinya, Nabi berkata: maka apakah aku akan duduk di antara kalian? Pamannya bersorak, bersorak dengan kedua orang tuanya, selalu tersenyum untuk sahabat-sahabatnya memberikan setiap duduknya merupakan gambaran suatu kehormatan, jika seorang lelaki itu dari salah satu sahabat-sahabtnya: dia bertanya kepadanya, jika ketika dipanggil ghaib (tidak ada), jika dia melihat, maka kunjungilah, jika dia sakit, maka jenguklah.

7. kewajiban kepada kedua orang tua.

 
              Wahai anak yang mulia, sungguh engkau telah mengetahui kadar cinta kedua orangtuamu kepadamu, mereka tidak merasakan lelah dan merasa sulit dalam mendidikmu, melainkan mereka selalu saja menunggu dengan sabar lagi senang, oleh karena itu wajib atasmu membalas  kebaikan ini dengan kebaikan, bersungguh-sungguh dalam berbakti kepada mereka, kamu doakan kedua orangtuamu mendapat anugerah dan karunia dari Allah Swt, kamu  menyadari  bahwa banyak sekali kebaikan yang telah diberikan oleh orangtuamu, oleh karena itu kamu harus mengetahui hak-hak mereka dan lakukanlah kewajiban-kewajiban ini.

1.    Cintailah keduanya dengan hatimu yang tulus, hormati keduanya dengan penghormatan yang lebih, perlakukan keduanya dengan segala hal yang menggembirakan hatinya, berhati-hatilah dari suatu apapun yang membuatnya kesal, dengarkan nasehat-nasehatnya, segera mengerjakan perintah-perintahnya, memenuhi keperluan mereka dan ciumlah tangan mereka setiap pagi dan sore, menghadap kepada mereka dengan wajah yang tersenyum, serta doakan keduanya panjang umur dalam keadaan baik dan ‘Afiah, dan hasil apa yang mereka tuju, semoga Allah membalas keduanya dengan sebaik-baiknya balasan, atas baiknya pendidikan mereka.

2.    kamu mengetahui adanya orangtua adalah sebuah kenikmatan besar untukmu dari Allah, keberkahan rahmat bagimu, kamu merasa senang dengan memandanginya jika kamu seperti itu maka terdapat pahala pada hal tersebut, sebagaimana yang terdapat dalam hadis:

ما من رجل ينظر الى وجه والديه نظر رحمة : الا كتب الله له بها حجة مقبولة

 “ Tidaklah  seseorang memandang wajah kedua orangtua nya dengan pandangan rahmat, kecuali Allah mencatat baginya seperti  haji yang maqbulah (diterima).”

      Berilah salam kepada mereka setiap hari, memintalah izin kepada mereka dalam segala urusanmu, berikan kebahagiaan kepada mereka, penuhilah keinginan keduanya, doakanlah mereka karena mereka mendoakanmu setiap kebaikan  alangkah besarnya nikmat ini, alangkah Maha Pemurahnya Allah atas ini, tidaklah seorang anak mengetahui  nikmat yang besar dengan adanya orangtua, kecuali apabila sudah tidak ada kedua orangtuanya, maka barulah mereka merasa sangat menyesal, merasakan sedih yang luar biasa atas sepeninggalnya mereka

3.    Gunakan adab kepada orangtua disetiap waktu, janganlah kamu berpaling dari mereka, janganlah engkau memanggil orangtua dengan nama mereka, janganlah kamu tertawa dihadapan mereka dan ditempat lainnya dengan suara keras, janganlah memandang mereka dengan pandangan yang tajam, janganlah berbohong kepada mereka, janganlah mencacinya, atau berbicara dengan perkataan yang tidak terpuji, janganlah mengankat suara diatas suara mereka, Allah SWT berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

 “ Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapak. jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangnlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. dan rendakanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘wahai tuhanku! sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua teah mendidik aku pada waktu kecil’ “ (Al-isra:23-24)

4.    Carilah keridhoan orangtuamu, dengan bersungguh-sungguh belajar, pergi kesekolah setiap hari, rawatlah buku-bukumu dan pakaianmu, serta peralatanmu, susunlah sesuai dengan tempatnya, janganlah kamu merubah atau menambahkan sesuatu darinya, kerjakanlah segala sesuatu yang menyenangkan mereka baik itu  di rumah maupun di luar rumah, janganlah kamu menyakiti seseorang saudaramu atau saudara-saudaramu, atau seorang asisten dan janganlah kamu bertengkar  dengan anak perempuan lain , pedagang  atau rekanmu di sekolah

5.    jika kamu meminta sesuatu kepada kedua orangtuamu, maka janganlah kamu memintanya di hadapan orang-orang jika orangtuamu tidak memberikanmu: maka kamu diam, karena keduanya lebih mengetahui apa yang bermanfaat bagimu, dan berhati-hatilah jika kamu marah, atau kamu cemberut dalam menagih apa yang kamu inginkan. Apabila kamu duduk dihadapan mereka: maka duduklah dengan baik, janganlah kamu menempatkan kaki diatas kaki, janganlah kamu duduk sedangkan keduanya berdiri, janganlah kamu berjalan sedangkan keduanya dibelakangmu, apabila kamu dipanggil olehnya : maka bersegeralah untuk memenuhi panggilannya, janganlah kamu lambat atau menghiraukannya, atau merasa bosan dengan panggilannya, dan kamu benar-benar harus memperhatikan: jika orangtuamu di cela oleh orang lain, kemudian kamu membalas celaan orang tersebut, maka termasuk dosa besar hal tersebut, dalam hadis disebutkan:

من الكباءر شتم الرجل والديه قا لو : يا رسول الله وهل يشتم الرجل والديه ؟ قال : نعم, يسب ابا الرجل فيسب اباه ويسب امه فيسب امه  

“ Termasuk dosa besar adalah seseorang melaknat kedua orangtuanya sendiri, beliau ditanya: “Bagaimana mungkin seseorang tega melaknat kedua orangtuanya? beliau menjawab : “seseorang mencela (melaknat) ayah oranglain, kemudian orang tersebut membalas mencela ayahnya, kemudian mencela ibu orang lain, dan orang tersebut membalas mencela ibunya.”

6.    Apabila kamu sudah besar maka bantulah orangtuamu sesuai dengan kemampuanmu: adakalanya dengan hartamu, apabila kamu memiliki harta, adakalanya dengan kemampuanmu yang mereka butuhkan, dan bantulah mereka di tempat yang mereka perlukan bantuan, seperti dirumah :  ketika sedang memasak,  mencuci baju, membersihkan ruangan, dan lain sebagainya, dan pikirkanlah olehmu berbuat baik kepada ibumu lebih banyak dari ayahmu, karena kasih sayang seorang ibu itu lebih tinggi, lebih lelah dalam mendidikmu.

       Apabila meninggal salah seorang dari kedua orangtuamu atau keduanya: maka wajib seorang anak untuk berbakti kepada keduanya dengan mendoakannya, meminta ampun untuknya, bersedekah bagi keduanya, membaca Al Quran dan memberikan hadiah berupa pahala-pahala untuk kedua ruh orangtuanya.
di dalam hadis disebutkan :

سَأَلَ رَجُلٌ رسول الله صلى الله عليه واله  وسلم  فقال: يا رسول , هل بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أُبِرَّهُمَا بِهِ بعد وفاتهما ؟ قال : نعم, الصلاة عليهما, والاستغفا ر لهما, وَاِنْفَاذِ عَهْدِهِمَا, واكرام صَدِيْقِهِمَا, وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِيْ لَا تُوْصَلُ اِلَّا بِهِمَا (ومعنى انفاذ عهدهما امضاء وصيتهما, وما عهدا به قبل موتهما)

 “ Seseorang  laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW: Ya Rasulullah, apakah ada suatu amalan untuk berbakti kepada kedua orangtua setelah wafat keduanya? : Rasul bersabda : Ya, mensalatkan mereka, beristigfarlah untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, muliakanlah teman-temannya, sambunglah tali silaturahmi yang terjalin karena sebab adanya mereka. (maksud dari memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia: menandatangani wasiat mereka, dan sesuatu persetujuan sebelum meninggal keduanya)”

7.    Apabila kamu berbakti kepada kedua orangtuamu, kamu akan mendapatkan Ridho Allah SWT, mendapatkan pahala yang agung, hidup bahagia di dunia dan di akhirat.
dalam hadis disebutkan :

رِضَا الله فِي رِضَا الوالدين وَسُخْطُ الله فِي سُخْطِ الوالدين

 “ Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orangtua, dan murka Allah tergantung pada murkanya kedua orangtua.“
dalam hadis yang lain disebutkan :

براوالدين افضل من الصلاة و الصدقة و الصوم والحخ والعمرة والجهاد في سبيل لله    

“ Berbakti kepada kedua orangtua lebih utama dari salat, sedekah, puasa, berhaji, umrah, dan jihad di jalan Allah.”
       Dengan berbakti kepada kedua orangtua, anak-anakmu akan berbakti kepadamu di masa yang akan datang. sebagaimana dalam hadis :

بروا اباءكم تبركم ابناؤكم

berbaktilah kepada orangtua kalian karena anak-anakmu akan berbakti kepadamu.
            Apabila kamu durhaka kepada kedua orangtuamu : maka hal itu merupakan dosa yang sangat besar, Rasulullah SAW bersabda :

اكبر الكبائر الاشراك بالله وعقوق الوالدين. وقال ايضا: اياكم وعقوق الوالدين فان ريح الجنة يوجد من مسيرة الف عام, والله لايجدها عاق ولا قاطع رحم, وقال ايضا: ملعون من عق والديه.

“ Dosa yang paling besar selain dari menyekutukan Allah adalah durhaka kepada kedua orangtua, Nabi bersabda juga: hanya mereka yang durhaka kepada kedua orangtua, karena sesungguhnya bau surga tercium dari jarak 1000 tahun , Demi Allah tidak ada baginya yaitu bagi orang yang durhaka kepada kedua orangtunya, memutuskan silaturahmi, Nabi SAW bersabda: “dilaknatlah orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya.”

8.    Apabila kamu melakukan kesalahan kepada orangtuamu : hendaklah kamu meminta maaf kepadanya, senantiasa berlaku seperti itu ketika mereka masih hidup, hendaklah kamu bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat, kamu berjanji kepada dirimu sendiri, janganlah mengulangi kesalahan yang serupa, karena sesungguhnya durhaka kepada kedua orangtua balasannya akan disegerakan di dunia khususnya setelah wafat kedua orangtuanya.
didalam hadis disebutkan :

كُلُّ الذُّنُوبِ يُؤَخِّرُ اللهُ مِنْهَا مَا شَاءَ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ اِلَّا عُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ فَاِنَّ اللهَ يُعَجِّلُهُ لِصَاحِبِهِ فِى اْلحَيَاةِ قَبْلَ اْلمَمَاتِ.

 “ Setiap dosa Allah tunda balasannya sampai hari kiamat, kecuali durhaka terhadap kedua orangtuanya, sesungguhnya Allah akan menyegerakan bagi orang yang durhaka sebelum meninggal.”
Seorang laki-laki mendatangi Nabi Muhammad SAW dia meminta Baiat atas hijrahnya, kemudian berkata, aku datang kepadamu karena aku telah membuat orangtuaku menangis, lalu nabi berkata: “pulangah kepada mereka, dan buatlah mereka gembira seperti kamu membuat menangisnya.”

9.    Tidak ada sesuatu yang paing menggembirakan bagi kedua orangtua selain dari melihat anaknya sebagai penyejuk hati yaitu senantiasa berbakti, patuh, sopan santun, dan sebaliknya sesuatu yang paling menyedihkan hatinya melihat anaknya durhaka, menentang, tidak sopan, pemalas, oleh karena itu berusahalah menjadi penyejuk hatinya. dan mintalah doa dari keduanya sehingga kamu sampai kepada tujuanmu.
dalam hadis disebutkan :

دعاء الوالدين لوالده كداء النبي لامته

Doa orangtua untuk anak-anaknya, bagaikan doanya Nabi Untuk umatnya.

8. Kisah Inspiratif
1.    Nabi Ismail as merupakan anak laki-laki dari Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail adalah sosok yang berbakti kepada kedua orang tuanya, ketika telah berusia 13 tahun, ayahnya berkata kepadanya:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“ Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu, Ismail menjawab: “wahai ayahku lakukanlah apa saja yang diperintahkan Allah kepadamu, Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar. (Qs. As-Saffat  (37) ayat 102)

       Maka nabi Ibrahim memenuhi perintah Tuhannya, dan akan menyembelih anaknya, kejadian ini membuat ibu nabi Ismail A.s merasa terkejut, kemudian nabi Ismail berkata: “wahai ayahku, putuskanlah tali nafasku, sehingga aku tidak merasa ragu, dan bukalah bajuku sehingga darah tidak mengenainya, sehingga ibuku tidak melihatnya dan membuatnya terlalu bersedih sampaikanlah kepada ibuku bahwa aku selamat, jika Engkau memperlihatkan bajuku kepadanya maka lakukanlah, karena sesungguhnya hal itu menyenangkan hatinya dan mengingatkan anaknya.”

      Maka dijatuhkanlah nabi Ismail dihadapan nabi Ibrahim, dan diletakanlah pisau didekat kerongkongannya, akan tetapi tidak ada bekasnya, atas kuasa Allah tiba-tiba digantinya dengan domba dari surga, maka nabi Ibrahim telah berkurban.

       Maka lihatlah wahai anak tercinta, bagaimana bakti sayyidina Ismail dan kesabarannya! dan bagaimana sayyidina Ibrahim mematuhi perintah Tuhannya ! serta keteguhannya dalam menghadapi cobaan yang berat.

2.  Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra berkata perbanyaklah berbakti kepada ibumu, kemudian sahabatnya bertanya : “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu, kenapa kita tidak melihatmu makan bersamanya ? ”  Beliau menjawab : “ya, karena sesungguhnya aku takut tanganku mendahuluinya mengambil makanan, sedangkan ibuku  sudah dahulu ingin memakannya, dengan hal seperti itu aku khawatir aku telah berbuat durhaka.”

3.  Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu berkata : “Ya Rasulallah, disini ada pemuda yang tengah menghadapi sakaratul maut, telah dikatakan pula kepadanya lailaaha illahu, dia tidak mampu mengucapkannya” Rasul berkata : “Apakah dia tidak bisa mengatakannya ketika masih hidup? tentu” Rasul berkata :  “Apa yang mencegahnya ketika dia mati?”  kemudian bangkitah Rasuullah SAW dan kami bangkit bersamanya mendatangi  pemuda itu, lalu berkata Rasulullah : “Wahai pemuda, katakanlah lailaaha ilallahu, lalu berkata anak tersebut : “aku tidak sanggup mengucapkannya” Rasul berkata” mengapa?”  pemuda itu berkata : “Aku telah durhaka kepada ibuku” Rasul berkata: “Apakah dia masih hidup?”  Pemuda itu berkata: “ya” Rasul berkata : “datangkanlah dia.” maka datanglah ibunya, lalu berkata Rasul : “Apakah engkau ingin melihat anakmu terbakar oleh api,  jika engkau tidak mengampuni nya maka akan aku lemparkan ke dalam api ini, ibunya berkata: kalau begitu aku mengampuninya, kemudian Rasul berkata : “Maka bersaksilah engkau kepada Allah ta’ala”, dan bersaksilah atasku : “Sesungguhnya engkau telah ridho atasnya,” ibunya berkata: “Ya Allah aku bersaksi kepadamu, dan kepada utusanmu, sesungguhnya aku telah meridhoi anakku,” maka Rasul berkata: “Wahai Pemuda , katakanlah Lailaha ilallahu,” maka pemuda itu berkata: “lailaaha illahu” Rasulullah SAW berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari Api Neraka.”

       Maka aku berharap wahai anak yang mulia dari kisah ini bahwasanya  ketahuilah olehmu durhaka kepada kedua orangtua menjadi sebab seseorang meninggal dalam keadaan suul khotimah, dan mudah-mudahan Allah menjauhkannya.

dalam riwayat lain : bahwasanya Alqomah adalah seorang laki-laki saleh yang rajin beribadah, puasa, bersedekah, akan tetapi ibadahnya tersebut tidak ada manfaat baginya disebabkan kedurhakaannya, menentang perintah-perintah ibunya, dan lebih mentaati istrinya dibandingkan mengutamakan ibunya.
Dalam hadis disebutkan :

ثلاثة لا ينفع معهن عمل : الشرك باالله وعقوق الوالدين والفرار من الزحف

“ Ada tiga hal yang tidak bermanfaat : menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua, kabur dari peperangan”

4.  Seorang anak laki-laki yahudi, Pembantu Nabi Muhammad SAW kemudian anak tersebut sakit, lalu Nabi dipanggil kerumahnya, datanglah Nabi kerumahnya untuk menemuinya  kemudian dia menundukan kepalanya, Nabi berkata kepadanya: masuk Islamlah, maka dia melihat kepada ayahnya, yang dekat dengannya, lalu ayahnya berkata: patuhilah Abal Qasim, lalu masuk islamlah dia, kemudian Nabi keluar dan berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah membebaskannya dari Api neraka.”

       Maka perhatikanlah : bagaimana anak ini, berbakti kepada ayahnya dimana saja bahkan sampai sebelum wafatnya, dengan demikian Allah memberikan pemahaman islam, di akhir hayatnya yang singkat, maka jadilah dia ahli surga. dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran : bahwasanya berbakti kepada kedua orang tua menjadi salah satu sebab husnul khatimah.

5.  Haywah ibn Syuraih berbakti kepada ibunya, dia tidak pernah menentang perkataan ibunya , dia merupakan termasuk ulama besar yang memiliki banyak murid. suatu ketika datang ibunya, Haywah ibn Syuraih sedang mengajar, lalu ibunya berkata: bangun wahai Haywah, aku ingin menceritakan cerita Ayam, maka dengan tidak keberataan segeralah dia meninggalkan pengajaran, dan bergegas mematuhi perintahnya.

6.  Dari orang-orang yang berbakti juga: Dzar Ibn Umar Alhamdani, yang berbakti kepada ayahnya, bahwasanya seekor kucing berjalan bersama ayahnya ketika siang hari, dia berjalan mengikutinya tetapi dia tidak mengikutinya pada malam hari, kecuali berjalan di depannya, untuk mendapatkan informasi dan tidak mendapati ayahnya dibelakangnya.

9.  Kewajiban Terhadap Saudara kandung

Sesungguhnya orang yang paling dekat denganmu setelah kedua orangtuamu adalah saudaramu hendaklah kamu memiliki adab terhadapnya untuk mendapatkan ridho Allah kemudian ridho orangtuamu, hiduplah bersama mereka dalam keadaan senang maupun gembira

1.  Hormatilah mereka di setiap waktu dan keadaan, cintailah mereka dengan sebenar-benarnya cinta,  pada dasarnya kamu dan mereka berasal dari orangtua yang sama , mereka mencintaimu, berharap kamu bahagia maka hiduplah bersamanya dengan harmonis dan bersatu, cegahlah dari sebab terjadinya perbedaan dan perselisihan, tidak membenarkan perkataan orang yang dengki, adu domba, dan memendekan hak-hak mereka. dan bersikap toleran apabila mereka memendekan hak-hakmu.

2.    khusus bagi kaka kandungmu baik itu yang laki-laki atau yang perempuan muliakanlah dan hormatilah mereka anggaplah mereka seperti orangtuamu, lakukan nasehat-nasehat mereka,  janganlah menentang apa yang mereka perintahkan. dalam hadis disebutkan:

حق كبير الاخوة على صغيرهم كحق الولد على ولده

“Hak seorang kakak kandung kepada adiknya seperti hak nya orangtua kepada anakanaknya.”

3.  Sayangilah adik-adikmu baik itu laki-laki atau perempuan, bergaulah dengan keduanya dengan kasih sayang dan perbuatan baik, berlakulah kamu sama seperti orangtuamu, hal demikian itu untuk menyenangkan keduanya
dalam hadis disebutkan :

ان في الجنة دارا يقال لها: دار الفرح لايدخلها الا من فرح الصبيان

“Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah rumah, dikatakan bahwa rumah itu : rumah kebahagiaan, tidak akan masuk kedalamnya kecuali siapa saja orang yang membahagiakan anak kecil.”
4.    Bantulah saudaramu semampumu. Rasulullah SAW bersabda :

مثل الاخوين مثل اليدين تغسل احداهما الاخرى

“Perumpamaan dua orang yang bersaudara seperti dua tangan yang membersihkan satu sama lain”
       Tinggalah bersama mereka, berlaku sabarlah atas mereka, apabila mereka berbuat salah: maka ingatkanlah mereka atas kekeliruannya dengan lembut dan penuh kelembutan. karena sesungguhnya perkataan yang lembut orang yang mendengarnya akan menerimanya dengan baik, dan berbeda dari itu perkataan yang kasar meninggalakan kedengkian, hindarkanlah pertengkaran diantara kalian, janganlah merasa rugi tinggal bersama mereka, hindarkanlah sifat ketika tinggal bersama mereka yaitu bercanda bersama mereka dengan candaan yang tidak pantas, kamu mengambil dari mereka suatu selain ridonya, saling tumpah tindih, atau kamu melakukan keburukan dengan menuduhnya.
5.    Saudara laki-lakimu merupakan tangan kananmu, sebagaimana Firman Allah ta’ala , nasihat Nabi musa atas hak saudaranya Nabi Harun As :

سنشد عضدك باخيك

kami akan mencari tangan kanan saudaramu, yang merupakan senjata yang melindungi kehidupanmu
sebagaimana yang dikatakan dalam syair:

اخاك اخاك ان من لا اخا ك له
كساع الى الهيجا بغير سلاح

 saudaramu, saudaramu sesungguhnya adalah seorang yang tidak mempersaudarakanmu.
seperti pasukan dalam menggelorakan persenjataan

10. PERSATUAN MEWUJUDKAN KEKUATAN
          Diceritakan bahwasannya ada seorang laki-laki mempunyai banyak anak, dan ketika ajalnya sudah dekat, laki-laki itu memanggil semua anak-anaknya dan memberi kepada mereka masing-masing seikat tombak dan memerintahkan kepada mereka untuk mematahkannya. Merekapun berusaha dengan sekuat tenaga untuk mematahkannya, namun mereka tidak mampu, kemudian laki-laki itu melepaskan ikatan tombak dan memberikan kepada masing-masing dari mereka satu tombak. Maka merekapun mampu mematahkannya dengan mudah. Kemudian laki-laki itu berkata kepada mereka “perumpamaan kalian adalah seperti ikatan ini, jika kalian bersatu dan bersama (berkumpul), maka musuh tidak akan sanggup untuk mengalahkan kalian, namun jika kalian berselisih dan berpisah, maka dengan mudahnya musuh akan menghancurkan kalian seperti ikatan tombak ini yang telah dilepas dan dapat kalian patahkan dengan tanpa susah payah dan kesukaran”. Kemudian laki-laki itu menyanyikan sya’ir:

كونوا جميعا يا بني إذا اعترى # خطب ولا تتفرقوا احادا
تأبى الرماح إذا اجتمعن تكسرا # وإذا افترقن تكسرت أفردا

“ Bersatulah wahai anak-anakku pada waktu musibah menimpa    
dan jangan terpecah belah sendiri-sendiri”
          “Tombak-tombak itu tidak akan bisa patah jika dikumpulkan menjadi satu
dan apabila dipisah-pisah maka dapatlah dipatahkan satu persatu”


11. KEWAJIBAN TERHADAP KERABAT-KERABAT

1)   Sesungguhnya orang yang paling dekat denganmu setelah kedua orangtuamu  dan saudara-saudaramu adalah saudara-saudara dari ayahmu dan saudara-saudara dari ibumu. Disebutkan di dalam hadist :

الخالة بمنزلة الأم، عم الرجل صنو أبيه، ابن أخت القوم منهم.

“bibi (saudara perempuan ibu) itu sederajat dengan ibu, paman (saudara laki-laki ayah) adalah seseorang yang sederajat dengan ayah, putra saudara perempuan dari suatu kaum adalah termasuk dari golongan mereka.”
Para kerabatmu mencintaimu dan mencintai ibu bapakmu, maka hal apa sajakah yang harus engkau lakukan terhadap mereka?
2)  Yaitu: engkau harus memperlakukan mereka seperti engkau memperlakukan saudara-saudaramu, maka hormatilah orang-orangtua mereka, dan sayangilah anak-anak kecil mereka, dan ucapkanlah salam yang baik ketika bertemu dengan mereka, dengan penuh kegembiraan dan senyuman, dan berbicaralah bersama mereka dengan perkataan yang baik, bukan perkataan yang buruk dan ketika mereka memerintahkanmu maka patuhilah dan janganlah engkau menentangnya, dan dengan hal itu engkau akan mendapatkan akhlak yang baik. Dan ketika mereka membutuhkan sesuatu maka hendaklah engkau bergegas untuk menolongnya dengan usaha yang engkau mampu.
3)   Dan janganlah kalian lupa untuk selalu mengunjungi mereka, apalagi dalam waktu-waktu tertentu seperti hari raya dan hari kegembiraan, atau pada saat tertimpa musibah dan kesedihan. tatkala kerabatmu sakit, maka bergegaslah untuk menjenguknya, dan berdo’a untuk kesehatannya. Apabila kerabatmu meninggal dunia maka bersegerlah  untuk datang kerumahnya, untuk mendo’akannya agar diberi kasih sayang dan ampunan dan berta’ziyah (berbela sungkawa) kepada anak-anak dan keluarganya serta membantu mereka. Maka dengan demikian itu, mereka akan senang terhadapmu, karena engkau senang jika mereka senang, dan akan sedih jika mereka bersedih, dan mereka mengetahui bahwa engkau adalah anak perempuan yang baik akhlaknya (terdidik) yang menunaikan kewajibannya terhadap kerabatmya.
4)   Bersatulah dengan kerabatmu, dan jauhilah segala sesuatu yang menyebabkan perpisahan dan pertengkaran, dan berhati-hatilah jika mendengar berita dari seseorang yang suka menyebar fitnah (hoax), karena ia ingin memisahkan engkau dengan kerabat-kerabatmu. Maafkanlah mereka ketika mereka berbuat kesalahan terhadapmu, dan janganlah engkau dengki terhadap mereka sebab kesalahan itu. Apabila Allah memberikan nikmat kepada mereka, maka tampakkanlah kesenanganmu terhadapnya, dan janganlah engkau iri terhadap mereka. Apabila engkau menjalankan adab-adab ini maka tentulah engkau akan hidup bersama kerabat-kerabatmu dengan rukun dan damai, aman dan bahagia. Kebahagiaan seseorang tergantung kebahagiaan saudara dan keluarganya. Mereka seperti sayap bagi burung, sebagaimana yang dikatakan oleh penya’ir:

وإن ابن عم المرء فاعلم جناحه # وهل ينهض البازي بغير جناح؟

Ketahuilah wahai anak manusia, manusia adalah sayap
    Bisakah burung elang terbang tanpa sayap?
5)  Sesungguhnya Allah telah memerintahkan agar berbuat baik terhadap kerabat-kerabat dan menghubungkan mereka dengan orang tua. Allah S.W.T berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ (النساء : 36)

    “dan sembahlah Allah,dan jangan mempersekutukan sesuatu dengan-Nya, dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak serta kerabat-kerabat” dan Allah berfirman:

وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ (الإسراء : 26)

“Dan berikanlah (sebagian hartamu) kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya”.
Dan didalam hadist :

وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ والْيوم الآخِر، فَلْيصلْ رَحِمَهُ

“barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menyambung hubungan kekeluargaan”. maksudnya berbuat baik kepada kerabatnya. Dan bagi orang yang berbuat baik kepada kerabat-kerabatnya: Allah akan meluaskan rezekinya, dan memanjangkan umurnya. Dan dalam hadist:

"مَنْ أَحبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ في رِزقِهِ ويُنْسأَ لَهُ في أَثرِهِ فَلْيصِلْ رحِمهُ"

“Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya, maka sambunglah silaturahim.”  Dan juga Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Dan di hadist:

أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَصَبْتُ ذَنْبًا عَظِيمًا فَهَلْ لِي تَوْبَةٌ؟ قَالَ: (هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟) قَالَ: لَا، قَالَ: (هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ؟) قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: (فَبِرَّهَا)

“Ada seorang laki-laki mendatangi Nabi SAW dan berkata: “sesungguhnya aku berdosa besar, apakah aku bisa bertaubat? Maka Nabi bertanya: apakah engkau mempunyai ibu?. dia menjawab: tidak, Nabi bertanya: apakah engkau mempunyai bibi. Dia menjawab: iya. Nabi bersabda: maka berbaktilah kepadanya.”
6)  Adapun orang yang berbuat buruk kepada kerabat-kerabatnya dan menyakitinya, maka akibatnya yaitu terhalangnya untuk ia masuk surga sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadist:

لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَاطِعٌ

“tidak masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan”. Allah akan menyegerakan hukuman baginya di dunia dan siksa akhirat yang pedih. Sebagaimana disebutkan di hadist:

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِثْلُ الْبَغْيِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ

 “Tiada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan Allah hukuman bagi pelakunya disamping hukuman yang disimpan Allah baginya di akhirat daripada kedzaliman dan pemutusan hubungan kekeluargaan”.
7)  Apabila kerabatmu berbuat kejahatan kepadamu maka bersabarlah, dan balaslah kejahatan dengan kebaikan. Di dalam hadist:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ ، وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ؟ فَقَالَ : لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ، وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ

“Seorang laki-laki berkata: ya Rasulullah, aku mempunyai kerabat yang aku hubungi sedangkan mereka memutuskan hubungan denganku, aku berbuat baik kepada mereka sedangkan mereka berbuat jahat padaku, aku sabar kepada mereka, tetapi mereka tidak menghiraukanku. Maka Nabi menjawab: jika benar seperti yang engkau ceritakan, maka seakan-akan engkau memberikan abu panas terhadap mereka, dan Allah tetap menolongmu terhadap mereka selama engkau berbuat demikian”.
(Dan makna dari تسفهم المل  adalah engkau memberikan makan kepada mereka abu panas, dan itu serupa dengan dosa yang besar. Dengan sebab menyakitimu, seperti orang yang merasa sakit ketika memakan abu panas. Dan makna ظهير adalah penolong, maksudnya  sesungguhnya Allah menolongmu terhadap mereka.

12. ABU THALHAH AL-ANSHARY DAN KERABAT-KERABATNYA
    Disebutkan dalam hadist bahwasanya  Abu Thalhah al-Anshary r.a adalah orang Anshar yang paling banyak hartanya, berupa pohon kurma di Madinah. Harta yang paling ia cintai adalah biruha’ (yaitu kebun kurma) yang menghadap masjid. Suatu ketika Rasulullah SAW memasukinya dan meminum air yang lezat. Tatkala turun ayat ini:

﴿ لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ﴾ (ال عمران : 92)

 “kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai”.       
Kemudian Abu Thalhah datang kepada Rasulullah SAW dan berkata: wahai Rasulullah sesungguhnya Allah telah me  nurunkan kepadamu ayat 

 لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ 

dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah biruha’, dan itu akan ku sedekahkan karna Allah SWT, aku berharap itu sebagai kebaktian dan simpanan  disisi Allah SWT, sebagaimana yang ditunjukan Allah terhadapmu, maka Rasulullah SAW bersabda: bagus, itulah harta yang beruntung, itulah harta yang beruntung, aku telah mendengar apa yang engkau katakan, aku berpendapat agar engkau membagikannya kepada kerabat-kerabat. Abu thalhah menjawab: akan aku lakukan ya Rasulullah. Maka dia membagi-bagikannya pada para kerabatnya dan anak pamannya.


13.       Akhlak Perempuan Terhadap Pembantunya
       Wajib bagi anak perempuan memperlakukan Pembantunya dengan perilaku yang baik, berbicaralah kepadanya dengan perkataan yang lemah lembut.  Jika memerlukan sesuatu terhadapnya janganlah meminta dengan keras, membentak atau dengan sombong.  Ketika kamu mengetahui ia berbuat salah, tegurlah dengan lemah lembut dan berilah toleransi, karena kita tahu bahwa manusia adalah tempat salah dan lupa.
       Apabila kamu memanggil Pembantu dan ia tidak langsung menjawab atau kamu menyuruhnya melakukan sesuatu dan dia melakukannya dengan lamban maka jangan terburu-buru kamu mencelanya. Mungkin ia tidak mendengar suaramu, atau ia sedang sibuk. Jadilah orang yang pemaaf atas kesalahan yang diperbuat oleh Pembantu. Pada umumnya mereka tidak sopan. Oleh karena itu maafkan mereka jika mereka merusakkan sesuatu. Dalam hadis diterangkan:

لَا تَضْرِبُوا إِمَاءَكُمْ عَلَى كَسْرِ إِنَائِكُمْ فَإِنَّ لَهَا آجَالًا كَآجَالِكُمْ.  

"Jangan kalian pukul Pembantu kalian jika ia memecahkan wadahmu. Karena sesungguhnya ia mempunyai kehormatan seperti kehormatanmu”
Apabila pembantumu memberikan pelayanan yang baik jangan lupa untuk berterimakasih atas kebaikannya. Berilah dia penghargaan atas pelayanannya. Allah berfirman:

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

 “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (QS. al-Rahman:60)
Jangan perlihatkan apapun rahasia rumah kepada pembantumu, agar tidak membuka peluang untuk pencurian. Jangan bergantung pada mereka dalam segala hal. Berhati-hatilah dengan mereka, Jangan duduk dengannya untuk bercanda dan berbicara yang sia-sia. Jangan sampai kamu meniru tabiatnya dan jangan sampai dia berani berbuat buruk terhadapmu. Apabila kamu duduk bersamanya karena suatu keperluan seperti menasehatinya atau mengajarinya tentang perkara agama maka yang demikian itu  tidak mengapa. Justru hal ini yang diperlukan.
Jangan sekali-kali engkau mendhalimi pembantu dengan menyuruhnya melakukan pekerjaan diluar batas kemampuannya. Atau tidak memberikan upahnya atau mengulur-ulur waktu pemberiannya. Dalam hadis disebutkan:

"أَعْطُوا اْلأَجِيْرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ"

“Berilah upah kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum keringatnya kering.”
atau membayarnya dengan upah yang pantas ia dapatkan. Disebutkan pula dalam hadis:

ظُلْمُ اْلاَجِيْرُ أَجْرَهُ مِنَ اْلكَبَائِرِ

“mendhalimi pekerja mengenai upahnya termasuk dosa besar”
Atau memukulnya tanpa haq. Dalam hadis lain disebutkan:

مَنْ ضَرَبَ سَوْطًا ظُلْمًا : اُقْتُصَّ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

 “Barangsiapa yang memukul dengan cambuk secara aniaya ia akan dibalas ata perbuatan itu pada hari kiamat”


14.TOLERANSI TERHADAP PEMBANTU
Rasulullah Saw tidak pernah membentak pembantunya sekalipun. Anas Bin Malik r.a berkata “Aku melayani Nabi Muhammad Saw selama sepuluh tahun. Dan beliau tidak pernah berkata ah kepadaku sekalipun. Dan beliau tidak pernah berkata sesuatu kepadaku tentang apa yang aku kerjakan: kenapa kamu melakukan itu? Dan beliau tidak pernah berkata kepadaku terhadap sesuatu yang aku tinggalkan: kenapa kamu meninggalkannya? Dan isteri-isteri beliau tidak pernah berkata kepadaku kecuali berkata: tinggalkan itu sesungguhnya semua ini sudah ditakdirkan Allah.”
Telah  diriwayatkan bahwasannya Sayyidina Ali r.a ketika memanggil pembantunya dan pembantunya itu  tidak menjawab. Maka Sayyidina Ali r.a memanggilnya dua sampai tiga kali. Jika tidak menjawabnya lagi lalu beliau mendatanginya. Dan melihatnya sedang berbaring. Maka beliau bertanya “apakah engkau mendengar wahai pembantu?” pembantu menjawab “iya”. kemudian Ali bertanya “Mengapa engkau tidak menjawab ketika aku memanggilmu?” pembantu menjawab “karena aku merasa aman dari hukumanmu maka akupun bermalas-malasan” maka beliau berkata “pergilah! Sesungguhnya engkau bebas karena Allah SWT”.
Dan diriwayatkan dari Qais bin Ashim, bahwasannya pada suatu hari ia sedang duduk di rumahnya, tiba-tiba datang kepadanya seorang  perempuan dengan membawa alat pemanggang daging yang ada dagingnya tiba-tiba jatuh dari tangannya hingga menimpa anaknya lalu meninggal dunia. Maka itupun terkejut. Kemudian Qais berkata kepadanya: “Janganlah engkau merasa takut.” Maka ia memaafkan  itu dan membebaskannya karena Allah ta’ala.


15.HAK DAN KEWAJIBAN TERHADAP TETANGGA
Diwajibkan kepadamu untuk bersikap baik terhadap tetangga. Karena sesungguhnya mereka mempunyai hak yang besar. Allah berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ

“sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh” (QS. al-Nisa: 36)
Disebutkan juga dalam hadis:

اَحْسِنْ مُجَاوَرَةَ مَنْ جَاوَرَكَ تَكُنْ مُسْلِمًا. مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الْاخِرِ : فَلْيُحْسِنْ اِلَى جَارِهِ

“Berbuat baiklah kepada tetanggamu, maka engkau akan menjadi seorang muslim yang sejati. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbuat baik kepada tetangganya.”
Hormatilah tetanggamu dan berhati-hatilah jangan sampai bertengkar dengan mereka, menyombongkan diri kepada mereka, menghina mereka atau mengolok-olok mereka. Dan hindarilah juga: untuk menyakiti mereka dengan mengeraskan suaramu. Terlebih lagi pada waktu istirahat mereka atau ketika mereka sedang sakit. Atau dengan memata-matai mereka dari atap. Atau dibalik dinding atau pintu supaya kamu tahu tentang keadaan mereka atau untuk mendengar percakapan mereka.  Allah berfirman:

وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ

“Dan janganlah kalian mencari-cari keburukan orang lain” (QS. al-Hujurat: 12)
Dalam hadis Nabi diterangkan:

مَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ، وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، صُبَّ فِي أُذُنَيْهِ الْآنُكُ (اَىِ الرَّصَاصَ) يَوْمَ الْقِيَامَةِ

 “Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak suka (kalau didengarkan selain mereka), maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat.”
Apabila engkau mempunyai makanan yang lebih maka kirimkanlah tetanggamu. mulailah dengan yang paling dekat maka kamu akan menjadi dekat. Dan dalam hadis disebutkan:

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي جَارَيْنِ فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِي، قَالَ: «إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا»

“Dari Aisyah r.a berkata: “Aku mengatakan, Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai dua tetangga maka kepada siapa aku memberi hadiah?” Rasulullah menjawab “kepada yang paling dekat pintunya darimu”.
Apabila engkau membuat kuah daging, maka jangan mengganggu mereka dengan aromanya. Kecuali engkau memberi kuah itu kepadanya. Al- Qutar maksudnya adalah aroma daging dan sate.
Rasulullah Saw bersabda:

مَا آمَنَ بِي مَنْ بَاتَ شَبْعَانَ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يَعْلَمُ

"Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang pada malam harinya dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar dan dia mengetahuinya."
Dalam hadis lain disebutkan:

يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ، لَا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ

"Hai wanita-wanita muslimat, janganlah seorang tetangga itu menghinakan kepada tetangganya yang lain, sekalipun yang dihadiahkan itu berupa kaki kambing”.
Ketahuilah, bahwasannya tetangga itu terbagi menjadi tiga macam. Sebagaimana disebutkan dalam hadis:

جَارٌ لَهُ حَقٌّ وَاحِدٌ وَجَارٌ لَهُ حَقَّانِ وَجَارٌ لَهُ ثَلَاثَةُ حُقُوقٍ. فَالْجَارُ الَّذِي لَهُ ثَلَاثَةُ حُقُوقٍ : الْجَارُ المُسْلِمُ، ذُو الرَّحِمِ فَلَهُ حَقُّ الْجِوَارِ، وَحَقُّ الْإِسْلَامِ ، وَحَقُّ الرَّحِمِ. وَأَمَّا الَّذِي لَهُ حَقَّانِ فَالْجَارُ الْمُسْلِمُ، لَهُ حَقُّ الْإِسْلَامِ. وَأَمَّا الَّذِي لَهُ حَقٌّ وَاحِدٌ: فَالْجَارُ الْمُشْرِكُ

“Ada tetangga yang mempunyai satu haq, dua haq, dan tiga haq. Maka tetangga yang mempunyai tiga haq yaitu tetangga yang muslim, mempunyai hubungan kerabat, ia mempunyai haq sebagai tetangga, haq islam dan hak kerabat. Adapun tetangga yang mempunyai dua hak, yaitu tetangga yang muslim dia mempunyai hak tetangga dan hak islam. adapun yang memiliki satu hak, yaitu tetangga yang musyrik.”
Menyakiti tetangga adalah dosa besar. Rasulullah Saw bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

"Tidak akan masuk syurga orang yang tetangganya itu tidak aman akan kejahatannya." Bawaiq, artinya berbagai macam tipu daya serta kejahatan.
       Apabila ia dicoba dengan tetangganya yang jahat. Maka bersabarlah atas gangguan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka. Jangan mengikuti perilaku mereka yang buruk sehingga kamu selamat dari kejahatan mereka. Dan menjauhlah dari pergaulan anak-anak mereka. Agar kamu tidak meniru watak mereka yang buruk. Maka kamu akan menjadi buruk seperti mereka. Penyair berkata :
اِذَا جَارَيْتُ فِىْ خُلُقٍ دَنِيْئأً
"Apabila engkau bertetangga dengan orang yang berakhlaq buruk, maka engkau dan tetanggamu itu sama."

16. KISAH-KISAH Inspiratif
1.    Ada seorang  wanita pada jaman Rasulullah saw yang selalu berpuasa pada siang hari    dan solat pada malam hari, akan tetapi sayangnya belum terbentuk akhlanya, ia sering menyakiti tetangganya dengan ucapannya, dan kemudian mereka mengabarkan tentang perempuan tersebut kepada Nabi saw, kemudian Rasul berkata "tidak ada kebaikan padanya, dan dia ahli neraka".
2.    Berkata seorang mujahid "aku bersama Abdillah bin Umar dan anak muda yang sedang menguliti kambing", Abdullah berkata padanya "wahai anak muda ketika menguliti maka mulailah dengan tetangga kami seorang yahudi sampai mengatakannya berkali-kali, maka aku berkata kepadanya "kamu bilang ini?", maka berkata "sesungguhnya Rasullah saw selalu mewasiatkan kepada kami untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai kami takut bahwa nabi mewariskannya".
3.    Dan mengeluh sebagian mereka, banyaknya tikus di rumahnya, maka berkata kepadanya "seandainya kamu punya kucing", dan berkata "aku khawatir jika kucing mendengar suara tikus, lalu kabur kerumah tetangganya, aku lebih mencintai tikus-tikus itu, daripada mencintai diriku sendiri".
4.    di ceritakan bahwa Imam Abu Hanifah rohimahullah, mempunyai tetangga yang dengki, dia menyakitinya dan memfitnahnya, akan tetapi dia sabar kepada tetangganya, jika Imam Abu Hanifah  melewati rumahnya dan mengucapkan salam, tetangga itu tidak pernah membalas salamnya, maka imam Abu Hanifah diperingatkan oleh sebagian tetangganya yang lain atas kesabaran Abu Hanifah terhadap tetangganya yang dengki itu, dan berkata "sesungguhnya tetangga itu mempunyai hak".

17.      KEWAJIBAN YANG DILAKUKAN TERHADAP GURU
Wahai anak yang beradab : sesungguhnya kedua orang tuamu yang merawat ragamu dan mereka menjagamu dari api dunia (marabahaya) oleh karena itu mereka punya hak yang sama seperti apa yang mereka lakukan terhadapmu.
Maka dari itu gurumu mempunyai keutamaan yang lebih tinggi terhadap kalian, karena merekalah yang menjaga kalian dari api neraka. Merawat rumah kalian, mendidik akhlak kalian, mencerahkan fikiran kalian, mengajarkan kalian ilmu yang bermanfaat, maka kalian harus menyayanginya, menghormatinya, membahagiakan hatinya dan beriteraksilah dengan akhlak akhlak dibawah ini :
1.  Patuh akan nasihatnya, tunduk kepada perintahnya, tidak takut dari hukuman tetapi tetap mengerjakan tugas dengan senang hati seperti halnya taat kepada dokter ketika sakit, dan hendaknya kamu mencium tangannya setiap kali bertemu dengannya, kewajiban mu pada saat belajar yaitu memperhatikan dengan baik dan berterima kasih serta senang, dan bersikap positif kepadanya, dan hendaknya kamu memohon pahala dan kemuliaan dengan pengajarannya dan kamu selalu merasa, bahwasanya kamu banyak berkurang budi kepada gurumu dan kamu tidak sanggup untuk membalasnya, bagaimanapun juga kamu harus berbuat baik padanya dan waspada dari menolaknya atau menentangnya atau bersikap sombong kepadanya.
Dan sebutkan di dalam hadis : bukanlah akhlak dari seorang mu'min yang terpuji kecuali dalam menuntut ilmu. Dan sayyidina Ali karomallahu wajhah berkata "Sesungguhnya aku adalah seorang  dari orang yang mengajarkan ku satu huruf, jika dia ingin menjual dan ingin membebaskan ku dan jika ingin mengasihaniku.
Adapun sikap sombong dan keras hati adalah sebab untuk kekurangan ilmu, sebagaimana penyair berkata "ilmu adalah peperangan bagi pemuda yang tinggi derajatnya, seperti arus peperangan dari tempat yang tinggi".
Dan murid yang beradab dan tawadhu akan mendapatkan meraih ilmu dan memanfaatkan nya dan sebaliknya murid yang sombong jika ia mendapatkan sesuatu dari ilmu maka itu tidak akan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, akan tetapi ilmu itu membahayakannya dan membuat dia tambah sombong dan buruk akhlanya nya.
Dan disebutkan dalam hadis "barang siapa yang bertambah ilmunya dan tidak bertambah petunjuk hidayah Allah tidak akan menambahkannya kecuali kejauhan.
Dan bahwasanya sebagaian dari nasihat guru terdapat sebuah petunjuk bagimu" hendaknya berniat dalam mencari ilmu untuk mendapatkan ridho Allah dan akhirat dan ilmu agama, dan kesejahteraan bagi umat muslim dan berniat untuk bersyukur atas segala nikmat akal, dan badan yang sehat dan hendaknya kamu tidak bertujuan untuk mencari pujian dari manusia dan penghormatan dari manusia, atau segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia.
terdapat sebuah nasihat dikatakan: hendaknya kamu sangat bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, maka kamu menghafal semua pelajaran mungkin dan mengulangnya di rumah, dan janganlah kamu malas, sesungguhnya pemuda yang malas itu jauh dari kebaikan, sebagaimana perkataan penyair "carilah ilmu dan janganlah malas, maka kebaikan itu menjauh dari orang yang malas".
Dan janganlah kamu menghabiskan waktu-waktu mu dengan sia-sia, maka sesungguhnya waktu yang disia-siakan itu lebih mahal dari perhiasan yang berharga apabila sudah berlalu, maka dia tidak akan kembali lagi bersamanya, dan hendaknya kamu memperhatikan terhadap kebersihan kitab-kitabmu dan alat-alatmu dan merapihkannya ditempatnya. Dan hendaknya kamu tekun atas kehadiran mu dalam sekolah setiap hari dan dalam waktu yang telah ditentukan, dan janganlah kamu terlambat kecuali ada halangan yang benar-benar(real),hendaknya kamu mendengarkan pelajaran dengan hati yang siap sehingga kamu faham dengan cepat dan hendaknya kamu tidak meminta guru mu untuk mengulang-ngulang pelajaran, maka amalkanlah nasihat-nasihat ini yang bermanfaat.
2.  Dan dari tata krama terhadap guru, hendaknya kamu berdiri untuknya jika kamu sedang duduk untuk menghormatinya dan  memuliakannya, dan janganlah kamu duduk sampai gurumu mengizinkanmu, makan duduklah di depannya dengan sopan santun, dan janganlah kamu mendahuluinya dalam pembicaraan atau memutus pembicarannya, atau menyuruhmu atau melarang siapapun dengan kehadirannya, dan jika kamu belum faham pada suatu masalah dan tata krama nya hendaknya kamu mengajukan pertanyaan kepadanya dengan lembut dan hormat, pertama-tama hendaknya mengangkat jari tangan, dan jangan berbicara sampai guru mu mengizinkanmu untuk berbicara. Dan apabila guru memberi pertanyaan kepadamu tentang sesuatu maka adabnya yaitu hendaknya kamu berdiri dan menjawab atas pertanyaannya dengan jawaban yang baik, dan kamu jangan bergegas menjawab apabila soal itu di arahkan kepada selainmu.
3.  Dan hendaknya kamu mengucapkan salam kepadanya dan bersalaman padanya setiap hari di sekolah, dan menjumpainya dengan wajah tersenyum, dan hendaknya berkunjung ke rumahnya terlebih lagi pada saat hari raya atau apabila beliau sakit bertanyAllah tentang kesehatannya dan mendoakannya agar sehat dan hendaknya membantunya dalam menyelesaikan keperluannya dan memusyawarahkan dalam urusanmu maka amalkanlah apa yang telah nasihatkan kepadamu, dan janganlah kamu memanggilnya dengan namanya tapi dengan kalimat "ustadzah" dan jangan berjalan di depannya atau berlari di hadapannya dan jangan duduk di tempatnya atau mengambil bukunya tanpa izinnya dan jangan banyak berbicara dan jangan mengungkap rahasianya dan jangan memfitnah orang lain dihadapannya dan jangan mengatakan kepadanya "sesungguhnya fulanah telah berkata dia menentang ucapanmu".
4.  Dan jangan malu jika beliau bertanya kepadamu tentang kefahamanmu terhadap soal dan kamu belum faham, dan hendaknya kamu mengatakan kepadanya dengan jujur, sehingga kamu tidak berdosa dengan berbohong dan sampai kamu faham terhadap soal tersbut,dan janganlah kamu marah apabila beliau sedikit memperingatkanmu sebaiknya kamu diam dan senang dengan peringatan itu, sesungguhnya beliau tidak memperingatkanmu kecuali karena cintanya kepadamu agar kamu mengerjakan kewajibanmu dan kamu akan berterima kasih kepadanya atas peringatan itu apabila kamu sudah besar nanti.
Dan dari kesalahan yang besar : kamu menyangka bahwasanya gurumu itu memarahimu dengan sebab peringatannya terhadapmu, maka kamu jangan berburuk sangka kepada gurumu kecuali murid yang tidak punya tata krama dan ditolak dari ilmu.
5.  Sesungguhnya dari keikhlasan untuk gurumu : hendaknya kamu mengingat kebaikannya dan jangan melupakannya walaupun setelah kamu lulus atau keluarnya guru itu dari sekolah, dan dari kebaikan seorang murid juga setelah gurunya meninggal dan hendaknya kamu mendoakannya agar mendapat rahmat dan ampunan dan bacakanlah alquran dan bersedekahlah untuknya dan mengahadiahkan pahalanya itu untuk ruhnya maka sesungguhnya itu sampai kepadanya sebagaimana yang telah disebutkan didalam hadis.

18.      KISAH-KISAH Inspiratif
1.  Imam Syafii adalah orang yang beradab sekali di depan gurunya yaitu Imam Malik, sampai dia berkata "aku membalik lembar kertas antara tangan Imam Malik dengan balikan yang lembut untuk menghormatinya sampai dia tidak mendengarnya".
2.  Kisah dari Robi bin Sulaiman, adalah seorang yang ta'dzim kepada gurunya yaitu Imam Syafii dengan penghormatan yang sempurna, dia berkata "Demi Allah aku tidak berani meneguk air dan Imam Syafii melihat kepadaku, itu semua untuk memperhatikannya".
Dan gurunya mencintainya dengan cinta yang sangat.
Dan Imam Syafii berkata kepadanya " Wahai Robi jika aku ditakdirkan untuk memberimu makan berupa ilmu, aku akan memberikannya hanya kepadamu.
3.  Harun ar-Rasyid menyerahkan kedua anaknya, yaitu al-amin dan al-makmun pada seorang guru yang sangat pandai bernama al-kisa’iy. Pada suatu hari sang guru berdiri untuk keluar dari tempat mereka. Maka kedua anak itu berlomba-lomba untuk mengambilkan kedua sandalnya dan saling bergegas untuk memberikannya kepada guru mereka kemudian keduanya bersepakat untuk memberikan sandal itu, masing-masing sebuah sandal. Ar-Rasidmendengar hal itu, lalu menyuruhnya datang. Kemudian ia berkata kepadanya, “siapa orang yang paling mulia?” al Kisaaiy menjawab “ Amirul mukminin” ar-Rasidberkata, “ Tidak, orang yang paling mulia adalah orang yang anak-anak amirul mukminin berlomba untuk mengambilkan sandalnya.” Sang guru merasa risih dan kurang nyaman dan mengira (tak enak) ia bersalah serta ingin melarang mereka melakukannya sekali lagi. Maka ar-Rasid berkata “Andaikata engkau melarang mereka, tentu aku akan menegurmu dengan keras. Kedua anak itu tidak melakukan sesuatu yang menjatuhkan derajat mereka. Bahkan hal itu menambah kemuliaan mereka. Aku telah memberi imbalan kepada mereka 20 ribu dinar atas sopan santun mereka, dan bagimu 10 ribu dirham atas pendidikanmu yang baik terhadap mereka.”
4.  Diceritakan bahwa harun ar-Rasid mengirim salah seorang putranya kepada al Ashamaiy agar ia mengajarinya ilmu dan adab. Pada suatu hari ia melihatnya berwudu dan mencuci kakinya sementara putra khalifah menuangkan air di atas kakinya maka ia menegur al-Ashamiy atas hal itu dengan perkataan, “Sesungguhnya aku mengirimnya kepadamu agar engkau mengajari dan mendidiknya. Mengapa anda tidak menyuruhnya menuangkan air dengan tangannya yang satu dan mencuci kakimu dengan tangannya yang lain?”

19.Kewajiban Terhadap Teman-Temanmu
Kewajiban memperhatikan sopan santun dalam persahabatan terhadap murid-murid yang belajar bersama  dalam satu sekolah, terutama murid-murid yang satu kelas denganmu, karena ikatan belajar yang menyatukan antara kamu dan mereka. Maka mereka mempunyai hak-hak yang melebihi hak-hak orang lain diantara teman-temanmu yang lain. Maka laksanakanlah sopan santun sebagai berikut:
1.  Hendaklah menghormati mereka yang lebih tua darimu dan menyayangi mereka yang lebih muda darimu. Hendaknya kamu bekerja sama dengan mereka dalam memelihara peraturan dan ketenangan serta waktu belajar atau pada waktu istirahat, dan untuk menyenangkan guru-guru semampu mungkin. Hal itu dilakukan dengan menunaikan kewajiban-kewajiban seperti menghafal pelajaran dan giat dalam menuntut ilmu, menyediakan kitab-kitab, buku tulis serta alat-alat belajar dan memelihara dan menjaganya agar tidak rusak dan memperhatikan kebersihannya serta selalu hadir setiap hari sekolah sebelum waktu pelajaran di mulai. Hendaklah kamu atau salah seorang temanmu bisa menggantikan guru yang tidak hadir bilamana hal itu memungkinkan, supaya pelajarannya tidak berhenti dan tidak terjadi kekacauan didalam kelas. Tentu saja gurumu sangat gembira karena engkau memelihara peraturan.
2.    Hendaknya engkau cintai  kebaikan teman-temanmu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri. Sebagaimana dalam hadis :

لاَ يُؤمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّي يُحِبُّ لأخيه مًا يُحِبُّ لِنْفسه

 “ Tidaklah seorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
3.  Hendaklah engkau bermurah hati dengan mereka dalam semua urusan dan memperlakukan mereka dengan ramah dan lembut, membantu mereka memperoleh kebutuhan dan menghindari dari hal-hal yang dapat menimbulkan pertengkaran dan kebencian. Maka jangan kikir terhadap mereka apabila mereka meminjam sesuatu darimu. Jangan pula bersikap sombong terhadap mereka atau mendengki mereka atau berdusta terhadap mereka ataupun mengadu domba di antara mereka. Janganlah mengganggu dan membuat risih di rumah mereka atau merusak alat-alat rumah mereka atau menyembunyikan sebagiannya atau berburuk sangka kepada mereka ataupun mendebat dengan mereka tanpa sopan santun atau sering bergurau dengan mereka bukan pada waktunya. Karena hal itu menyebabkan permusuhan dan kedengkian.
4.    Hendaklah engkau mendoakan mereka ketika mereka tidak hadir. Dalam hadis :

دَعْوَ ةِ اْلمَرْءِاْلمُسْلِمِ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِاْلغَيْبِ مُسْتَجَا بَة

“Doa seorang muslim bagi saudaranya yang tidak hadir adalah mustajab".
Di dekat kepalanya berada malaikat yang bertugas. Setiap kali ia mendoakan kebaikan bagi saudaranya. barkatAllah malaikat yang ditugasi itu: amin, bagimu juga seperti itu:”.

Hendaklah engkau mengampuni mereka, apabila mereka meminta maaf kepadamu atas kesalahan mereka. Dan mendamaikan mereka bilamana terjadi perselisihan di antara mereka. Allah SWT berfirman :

اِنَّمَا اْلمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ

 “ Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara, maka itu damaikAllah antara kedua saudaramu” .
Hendaklah engkau berlomba dengan teman-temanmu untuk menghafal pelajaran dan memahami masalah-masalah demi mengamalkan firman Allah SWT :

وَفِى ذَلِكَ فَلْيَتَنَا فَسِ اْلمُتَنَا فِسُوْنَ

“ Dan untuk yang demikian hendaknya orang berlomba-lomba”
Hendaklah engkau membantu orang-orang yang kurang memahami dalam pelajaran  dari janganlah sombong terhadap mereka, karena hafal pelajaran dan cepat mengerti. Hendaklah engkau mengadakan pembahasan ilmiah pada waktu luang (senggang), karena hal itu mengembirakan hati gurumu.
apabila ada kerumitan pada salah seorang temanmu tentang suatu masalah, lalu ia bertanya kepada guru tentang hal itu, maka janganlah engkau marah kepadanya atau mengejeknya, tetapi engkau dengarkan jawaban guru agar bertambah pengertianmu tentang masalah itu dan temanmu gembira terhadapmu.
5.  Apabila engkau laksanakan sopan santun ini terhadap teman-temanmu, maka tidaklah diragukan lagi mereka akan menghormati dan mencintaimu serta berusaha membelamu dan menghindarkan bahaya darimu serta mengaggapmu sebagai teman setia bagi mereka. Mereka senang berteman denganmu dan engkaupun senang berteman dengan mereka. Sebaliknya apabila engkau tingalkan sopan santun ini, maka mereka akan menjadi musuhmu dan tidak suka berjumpa denganmu. Maka engkaupun menjadi sendirian dan kesepian seperti burung yang patah sayapnya.
6.    Wahai murid yang beradab, apabila engkau mendapati seorang murid yang naka di antara teman-temanmu, suka membangkang terhadap guru-gurunya dan tidak menunaikan kewajibanya, maka hendaklah engkau menjauhi dari berteman dengannya agar tabiatnya yang jahat tidak menular kepadamu. Benarlah ketika penyair berkata :

اِنَّ الطّبا عَ تَسْرِقُا الطّباعَا   

“Sesungguhnya tabiat itu mencuri tabiat”

وَكُلُّ مَنْ صَاحَبْ خَبشيْثًاضَاعَا

“ Dan barang siapa menemani orang jahat, ia  akan tertular   Manusia mengetahui kebaikan atau keburukanmu dari sahabatmu dalam hadis:

اِيّاكَ وَقَرِيْنَ اْلسُّوْءِ فَاِنَّكَ بِهِ تُعْرَفُ

   “ dan kamu akan mengetahui kejahatan itu”

عَنِ اْلمرْءِ لا تَسْاْلْ وَسَلْ عَنْ قَرِنِهِ

    “ Seseorang tidak bertanya dan memberi hormat tentang tanduknya “

فَكُلُّ قَرِيْنٍ با لْمُقَا رِنِ يَقْتَدِ  “

7.    Apabila engkau berhenti dari sekolah, maka janganlah melupakan teman-temanmu, tetapi engkau pelihara masa-masa persahabatan dan hari-hari menjadi murid. Engkau khususkan mereka diantara para sahabatmu yang lain dengan penghormatan dan kebaikan yang melebihi lainnya. Demikianlah kesetiaan di antara sesame saudara. [alkhoirot.org]

LihatTutupKomentar