Terjemah Akhlak lil Banin Juz 4

Terjemah Akhlak lil Banin Juz 4 /empat Penulis: Umar bin Ahmad Baradja Bidang studi: Etika budi pekerti Islam (akhlak mulia), adab sopan santun

Terjemah Akhlak lil Banin Juz 4

Nama kitab: Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 4, Akhlak lil Banin Jilid 4
Judul asal dalam teks Arab: الأﺧﻼﻕ ﻟﻠﺒﻨﻴﻦ الجزء الأول لطلاب المدارس الإسلامية بإندونيسيا
Makna: Pelajaran Budi Pekerti Islam untuk Anak Laki-laki Bagian/Volume IV
Penulis: Umar bin Ahmad Baradja
Bidang studi: Etika budi pekerti Islam (akhlak mulia), adab sopan santun
Penerjemah:

Daftar Isi

  1. Kata Pengantar
  2. Pendahuluan Dari Perkataan Imam Al-Ghazali Ra
  3. Download Kitab Terjemah Akhlaq lil Banin Juz 4 (pdf)
  4. Rasa Malu Dan Tidak Tahu Malu
  5. Teladan Tertinggi Dalam Masalah Malu
  6. Sifat Al-'Iffah Dan Al-Qana'ah Serta Kebalikannya
  7. Bukti Nyata Bagi Yang Memberi Nasihat
  8. Kejujuran Dan Pengkhianatan
  9. Kisah Seorang Laki-Laki Yang Jujur
  10. Berbuat Benar Dan Berdusta
  11. Beberapa Kisah Dari Orang-Orang Yang Berkata Benar Dan Dusta
  12. Kesabaran Dan Kegelisahan Hati
  13. Akibat Orang-Orang Yang Sabar
  14. Bersyukur Dan Mengingkari Nikmat
  15. Teladan Tinggi Dalam Hal Kesabaran
  16. Sifat Menahan Diri Dan Marah
  17. Beberapa Kisah Dari Orang-Orang Yang Pandai Menahan Diri
  18. Kemurahan Hati Dan Sifat Kikir
  19. Kemurahan Hati Rasulullah Saw Dan Keluarganya
  20. Sifat Rendah Hati Dan Kesombongan
  21. Beberapa Kisah Dari Orang-Orang Yang Merendahkan Hati Dan Sombong
  22. Ikhlas Dan Riya'
  23. Kesia-Siaan Orang-Orang Yang Bersikap Riya'
  24. Dendam dan Dengki
  25. Berbagai Akibat Buruk Karena Dengki
  26. Ghibah (Membicarakan Aib)
  27. Bukti-Bukti Atas Bahaya Ghibah
  28. Mengadu Domba Dan Melapor Kepada Penguasa
  29. Cara Para Pelaku Namimah Berbuat Kerusakan
  30. Nasihat-Nasihat Umum (1)
  31. Nasihat-Nasihat Umum (2)
  32. Serial Kitab Akhlak lin Banin (untuk anak laki-laki):
    1. Terjemah Akhlak lil Banin Juz 1
    2. Terjemah Akhlaq lil Banin Juz 2
    3. Terjemah Akhlak lil Banin Juz 3 
    4. Terjemah Akhlaq lil Banin Juz 4 
  33. Serial Kitab Akhlak lin Banat (untuk anak perempuan):
    1. Terjemah Akhlaq lil Banat Juz 1
    2. Terjemah Akhlaq lil Banat Juz 2
    3. Terjemah Akhlaq lil Banat Juz 3 
  34. Kitab Akhlak dan Tasawuf lain:
    1. Nashaihul Ibad
    2. Ta'lim Muta'allim 
    3. Sullamut Taufiq
    4. Al-Munqidz minad Dhalal
    5. Terjemah Minhajul Abidin
  35. Baca artikel kategori Akhlak 

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang menjadikan akhlak yang baik sebagai penyebab kebahagiaan dan kenikmatan serta menyeru manusia agar melakukannya. Disamping itu, menjadikan akhlak yang buruk sebagai penyebab kebinasaan dan kesengsaraan serta melarang manusia melakukannya. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan atas Nabi yang paling utama, Sayyidina Muhammad dan keluarga serta sahabatnya yang berbakti dan bertakwa.

Selanjutnya, inilah jilid keempat yang terakhir dari kitab Al-Akhlaq li al-Banin, (Bimbingan Akhlak Bagi PutraPutra Anda), yang kami selesaikan atas taufik dari Allah Ta’ala dan Dia-lah sebaik-baik penolong.

Selain itu, kami mohon kepada Allah Azza wa Jalla agar memberi manfaat terhadap kitab ini kepada para remaja dan menjadikannya sebagai pembimbing bagi mereka menuju budi pekerti mulia, disamping memberi manfaat kepada mereka dengan jilid-jilid sebelumnya, dimana mereka mempelajari adab-adab yang baik.

Sesungguhnya, hanya Allah Ta’ala yang memberi hidayah dan kepada-Nya kita kembali. Dia-lah yang patut mengabulkan do’a.

Surabaya, Ramadhan 1385 H.

Al-Ustadz Umar Bin Ahmad Baradja

PENDAHULUAN DARI PERKATAAN IMAM AL-GHAZALI RA.

    Akhlak ibarat keadaan jiwa yang kokoh, dari mana timbul berbagai perbuatan dengan mudah tanpa menggunakan pikiran dan perencanaan. Bilamana perbuatan-perbuatan yang timbul dari jiwa itu baik, maka keadaannya disebut “akhlak yang baik”. Jika yang ditimbulkan kebalikan dari itu, maka keadaannya disebut “akhlak yang buruk”. Apabila keadaan itu tidak mantap di dalam jiwa, maka ia tidak disebut akhlak.

    Akhlak dapat dihasilkan dengan latihan dan perjuangan pada awal, hingga akhirnya menjadi watak. Misalnya, seseorang yang ingin mempunyai tulisan indah, maka pertama kali dia harus memaksakan diri untuk meniru tulisan-tulisan yang indah, hingga tulisan itu menjadi wataknya. Ini tidaklah aneh pada manusia yang diberi oleh Allah akal dan pengertian. Bahkan, tidak aneh pula pada hewan buas, karena ia bisa diubah akhlaknya dengan latihan hingga menjadi jinak. Tidakkah Anda lihat, kalau anjing bisa diajar untuk berburu dan menjaga?

    Akan tetapi, pendidikan akhlak menjadi berat bagi murid pada mulanya, kemudian dia dapat menikmati pada : akhirnya. Misalnya, bayi yang disapih dari payudara ibunya, pada mulanya dia menangis keras dan kurus tubuhnya serta pucat warna kulitnya. Dia semakin tidak menyukai makanan yang diberikan kepadanya sebagai pengganti air susu. Akan tetapi, apabila dia langsung dihentikan dari minum air susu hari demi hari, lalu semakin payah dalam bersabar dan diliputi rasa lapar, maka dia pun terpaksa makan makanan, kemudian menjadi watak (kebiasaan). Seandainya disuruh kembali minum air susu ibu, dia tidak akan mau. Selanjutnya, dia pun menjauhi payudara dan tidak menyukai air susu ibu, namun terbiasa dengan makanan penggantinya.

Begitu pula binatang, pada mulanya ia tidak menyukai pelana, kekang besi dan tidak mau dinaiki. Akan tetapi ia dipaksa melakukan itu dengan rantai dan tali. Ia pun menjadi jinak, sehingga apabila dibiarkan ditempatnya, ia pun berdiri tanpa diikat maupun dirantai.

Untuk menunjukkan bahwa akhlak itu dapat diubah, tersebutlah dalam hadits: “Sesungguhnya ilmu didapat dengan belajar dan kebijakan didapat dengan sering berbuat bijaksana. Barangsiapa mencari kebaikan, Ia pun diberi kebaikan itu. Dan barangsiapa menghindari kejahatan, ia pun dilindungi dari kejahatan itu.

Al-Imam Al-Bushiri rahimahullah berkata :

Nafsu itu seperti bayi, jika kamu biarkan, ia tetap suka menyusu, dan jika kamu lepas, ia pun berhenti.

Orang yang dapat mengendalikan nafsu dari pembangkangannya, seperti kuda liar yang dikendalikan dengan besi di mulutnya.

    Induk akhlak yang baik adalah empat keutamaan: kebijakan, keadilan, keberanian dan keluhuran budi.

Hikmah adalah suatu kebenaran dengan ilmu dan amal, dan ia adalah sumber akhlak yang baik

Allah Ta’ala berfirman: “Dan barangsiapa yang diberi al-Hikmah, maka dia pun telah diberi kebaikan yang banyak.” (OS. Al-Baqarah: 269)

Ketika Ibnu Abbas ra meriwayatkan firman Allah Ta’ala pada surat Luqman, ayat 12, yaitu : “Dan sesungguhnya telah kami berikan Al-Hikmah kepada Luqman”, dia berkata: “Al-Hikmah ialah akal, pengertian dan kecerdasan selain kenabian.”

Keadilan ialah keadaan jiwa dan kekuatan untuk mengendalikan kemarahan dan syahwat serta mengarahkannya secara bijaksana.

Keberanian ialah tunduknya kekuatan amarah pada akal dalam bertindak dan berhenti.

Keluhuran budi ialah terdidiknya kekuatan syahwat dengan pendidikan akal dan syara’ (syariat atau perintah agama).

    Akhlak yang terpuji ialah pertengahan dari kewajaran antara berlebih-lebihan dan kekurangan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam memuji Rasul saw. dan para sahabatnya: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang yang bersamanya adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (QS. Al-Fath: 29).

Dan Allah Ta’ala berfirman dalam memuji hamba-hamba-Nya yang shalih: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan) itu ditengah-tengah antara yang demikian.” (AS. Al-Furqaan: 67). –

Dalam hadits disebutkan: “Sebaik-baik perkara adalah yang pertengahan.”

Penyair berkata :

Suka berlebih-lebihan itu salah, sebaik-baik perkara adalah yang pertengahan.

Keberanian adalah sikap yang terpuji antara keras hati (berani) dan pengecut.

Kedermawanan adalah antara pemborosan dan kikir. Rendah hati adalah antara kehinaan dan kesombongan. Rasa malu adalah antara kelemahan dan kekasaran. Keramahan adalah antara keberandalan dan kekakuan. Keluhuran budi adalah antara keserakahan dan kebekuan, dan akhlak-akhlak lainnya.

    Akhlak terpuji adalah penyebab kebahagiaan di dunia dan akhirat. la mengangkat pemiliknya ke wilayah malaikat yang mugarrabin (yang dekat dengan Allah), sedangkan akhlak yang buruk adalah racun pembunuh dan perbuatan buruk yang menjauhkan diri dari rahmat Tuhan sekalian alam.

la menjerumuskan pemiliknya ke jurang setan yang terusir. Akhlak yang buruk adalah penyakit hati dan jiwa. Di samping itu, ia adalah penyakit yang menghilangkan kehi dupan yang abadi. Bandingkan ia dengan penyakit yang hanya menghilangkan kehidupan jasad. Apalagi para dokter sangat memperhatikan pengobatan badan demi memelihara kehidupan yang fana, maka perhatian untuk mengobati penyakit hati lebih utama, karena ia melindungi kehidupan yang abadi.

Pengobatan macam Ini wajib dipelajari oleh setiap orang yang berakal, dan ia merupakan cara pengobatan para Nabi. Shalawat dan salam semoga atas mereka. Allah Ta’ala telah mengutus mereka untuk mengajari umat, bagaimana menyuc kan hati mereka dari akhlak tercela dan menghiasi jiwanya dengan akhlak mulia? 

    Maka, ambillah buku ini, lalu bacalah dengan penuh perhatian dan renungkan. Paksalah diri Anda untuk mengamalkan isinya. Setelah itu, lanjutkanlah dengan buku buku besar, sehingga Anda dapat memahami hakikat akhlak dan menjadi orang terdidik dan bahagia di dunia dan agama. dan Allah-lah pemberi taufik.

Download Kitab (pdf)

- Terjemah Akhlaq lil Banin Juz 4

- Al-Akhlaq li Al-Banin Juz 4 (versi Arab)

LihatTutupKomentar