Terjemah Hidayatul Mustafid (Ilmu Tajwid Dasar)
Nama kitab/buku: Terjemah Hidayatul Mustafid,
Nama lain: Hidayat al-Mustafid fi Ahkam al-Tajwid
Nama asal: هداية المستفيد في احكام التجويد
Penulis: Muhammad al-Mahmud al-Najjar Abu Raima ( محمد المحمود النجار ابو ريمة)
Wafat:
Penerjemah:
Bidang studi: ilmu tajwid, ilmu makharijul huruf, ilmu al-Quran
Keterangan: ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan atau melafalkan huruf-huruf alfabet Arab baik yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur'an maupun dalam literatur Arab yang lain dengan baik dan benar.
Daftar isi
- Biografi Pengarang: Mahmud al-Najjar / Abu Raymah
- Profil Kitab Hidayatul Mustafid
- Pendahuluan
- Pasal Hukum Isti'adzah dan Basmalah
- Pasal Hukum Nun Mati dan Tanwin
- Pasal Hukum Mim Mati (sukun)
- Pasal Hukum Mim dan Nun Yang Ditasydid
- Pasal Hukum Alif Lam Ta'rif
- Pasal Hukum Lam Yang Berada Pada Fi'il
- Pasal Hukum Idghom / Idgham
- Pasal Hukum Mad dan Pembagiannya
-
Pasal Hukum Ro' / Ra'
-
Pasal Penjelasan Qolqolah / Qalqalah
- Pasal Jumlah Makhorijul Huruf
- Pasal Sifat Huruf
- Pasal Penjelasan Pembagian Waqof
- Pasal Penjelasan Perkara haram yang dilakukan Pembaca Ketika Membaca Qur'an
- Pasal Tentang Takbir, Sebabnya, Permulaannya Dan Akhirnya
- Penutup
- Kitab Tajwid Lain
- Kembali ke: Ilmu Tajwid Al-Quran
Di samping itu, motivasi lain yang mendorong Muḥammad al-Maḥmūd al-Najjār untuk menulis kitab tajwidnya tersebut adalah anggapan kuat yang timbul dari hati beliau yang amat dalam bahwa ilmu tajwid merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat penting bagi pelajar pemula yang ingin mempelajari Al-Qur’an dan mengindahkan etika berkomunikasi dengan Rabbnya melalui kalam-kalam suci-Nya.
Kehadiran Hidāyah al-Mustafīd fī ‘Ilm at-Tajwīd sangatlah strategis dan berfungsi sebagai alternatif di tengah langkanya kitab-kitab tajwid dalam khazanah keislaman. Kalau pun ada, tampaknya susah untuk dipahami pelajar Al-Qur’an pemula yang masih berusia anak-anak.
Alasan-alasan itulah yang membuat Muḥammad al-Maḥmūd al-Najjār memutuskan untuk menyusun kitab tajwid yang materinya secara khusus didesain untuk kebutuhan anak-anak (pelajar pemula).
Adapaun sistematika penulisan yang diterapkan Muḥammad al-Maḥmūd al-Najjār dalam menyusun Hidāyah al-Mustafīd fī ‘Ilm at-Tajwīd dapat dipetakan ke dalam tiga bagian:
Pendahuluan
- مُقَدِّمَة
ج : التَّجْوِيْدُ لُغَةً الْاِتْيَانُ بِالْجَيِّدِ، وَاِصْطِلَاحًا عِلْمٌ يُعْرَفُ بِهِ اِعْطَاءُ كُلِّ حَرْفٍ حَقَّهُ وَمُسْتَحَقَّهُ مِنَ الصِّفَاتِ وَالْمُدُوْدِ وَغَيْرِ ذٰلِكَ كَالتَّرْقِيْقِ وَالتَّفْخِيْمِ وَنَحْوِهِمَا
Apa hakekat tajwid secara bahasa dan istilah ?
Jawab :
Tajwid secara bahasa adalah mendatangi dengan cara memperindah. Sedangkan secara istilah adalah ilmu yang memberikan pengertian tentang memberikan hak dan apa yang dihaki pada setiap huruf, baik berupa sifat-sifat, mad-mad, dan lainnya, seperti tarqiq (tipis), tahkhim (tebal), dan seumpamanya.
ج : غَايَتُهُ بُلُوْغُ النِّهَايَةِ فِيْ اِتْقَانِ لَفْظِ الْقُرْآنِ عَلَى مَا تُلُقِّيَ مِنَ الْحَضْرَةِ النَّبَوِيَّةِ الْاَفْصَحِيَّةِ، وَقِيْلَ غَايَتُهُ صَوْنُ اللِّسَانِ عَلَى الْخَطَاءِ فِيْ كِتَابِ اللّٰهِ تَعَالٰى
Apa tujuan ilmu tajwid ?
Jawab :
Tujuannya adalah sampainya batas akhir dalam memperbaiki lafadz Al-Qur'an berdasarkan apa yang telah ditemukan dari sisi agung kenabian yang fasih. Dikatakan (dalam riwayat lain), tujuannya adalah menjaga lisan dari kesalahan dalam membaca Kitab Allah Yang Maha Luhur.
ج : التَّجْوِيْدُ لَا خِلَافَ فِيْ اَنَّهُ فَرْضُ كِفَايَةٍ وَالْعَمَلُ بِهِ فَرْضُ عَيْنٍ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَاتٍ مِنَ الْمُكَلَّفِيْنَ
Soal :
Apa hukum syariat di dalam ilmu tajwid ?
Jawab :
(Belajar) tajwid tentu tidak ada perselisihan bahwa hukumnya adalah fardlu kifayah, sedangkan mempraktekkannya adalah fardlu ain bagi setiap orang islam laki-laki dan perempuan dari golongan orang-orang mukallaf (baligh dan berakal).
Pasal Hukum Isti'adzah dan Basmalah
- فَصْلٌ فِي أَحْكَامِ الاسْتِعَاذَةِ وَالبَسْمَلَة
س : اِذَا اَتَى الْقَارِئُ بِالْاِسْتِعَاذَةِ وَالْبَسْمَلَةِ وَالسُّوْرَةِ،
فَكَمْ وَجْهًا فِيْهَا
Jika seseorang yang membaca membaca taawudz, basmalah dan surat maka ada
berapa wajah?
ج : فِيْهَا ارْبَعَةُ اَوْجُهٍ، قَطْعُ الْجَمِيْعِ وَوَصْلُ الْبَسْمَلَةِ بِالسُّوْرَةِ فَقَطْ وَوَصْلُ الْاِسْتِعَاذَةِ بِالْبَسْمَلَةِ فَقَطْ وَوَصْلُ الْجَمِيْعِ
Jawab :Di dalamnya ada 4 versi yaitu memutuskan kesemuanya, menyambung basmallah dengan surat saja, menyambung isti'adzah (ta'awudz) dengan basmallah, dan menyambung kesemuanya.
Soal :
Tatkala seseorang membaca dengan basmallah di antara 2 surat,
maka berapa versi di dalamnya ?
Jawab :
Di dalamnya ada 4
versi, tiga versi diperbolehkan dan satu versi tidak diperbolehkan. Adapun
tiga versi yang diperbolehkan, maka yang pertama adalah memutus kesemuanya,
kedua adalah menyambung basmallah di awal surat, dan ketiga adalah
menyambung kesemuanya. Adapun yang tidak diperbolehkan adalah ketika akhir
surat disambung dengan basmallah, diwaqafkan, dan dimulai dengan apa yang
ada sesudah basmallah itu,dan alasan tidak diperbolehkannya adalah diragukan
bahwa basmallah merupakan akhir surat.
Baca juga:
Terjemah Tuhfatul Atfal (Ilmu Tajwid)
Pasal Hukum Nun Mati dan Tanwin
- فَصْلٌ فِي أَحْكَامِ النُّونِ السَّاكِنَةِ وَالتَّنْوِيْن
س : النُّوْنُ السَّاكِنَةُ وَالتَّنْوِيْنُ، كَمْ حَالَةً لَهُمَا
Nun mati dan tanwin berapa keadaan bagi keduanya
ج : لَهُمَا اَرْبَعَةُ حَالَاتٍ، الْاِظْهَارُ وَالْاِدْغَامُ وَالْاِقْلَابُ وَالْاِخْفَاءُ
Jawab :
Keduanya memiliki 4 keadaan (hukum), yaitu idhar (memperjelas),
idgham (memasukkan), ikhfa' (menyamarkan), dan iqlab (membalikkan).
س : مَا حَدُّ الْاِظْهَارِ لُغَةً وَاِصْطِلَاحًا
ج : اَمَّا
لُغَةً فَهُوَ الْبَيَانُ، وَاَمَّا اِصْطِلَاحًا فَهُوَ اِخْرَاجُ كُلِّ
حَرْفٍ مِنْ غَيْرِ غَنَّةٍ
Apa batas (pengertian) idhar secara bahasa dan istilah ?
Jawab :
Adapun menurut bahasa adalah jelas/terang. Sedangkan menurut istilah adalah mengeluarkan setiap huruf tanpa dengungan.
Berapa huruf-huruf idhar dan apa saja ?
Jawab :
Hurufnya ada 6 yaitu : hamzah (ء), ha' (ه), ain (ع), kha' (ح), ghin (غ), dan kho' (خ). Sebagian ulama' mengumpulkannya di dalam huruf-huruf awal kalimat dari separuh bait :
س : مَا اَمْثِلَةُ ذٰلِكَ عَلَى التَّرْتِيْبِ
ج : مِثَالُ
النُّوْنِ عِنْدَ الْهَمْزَةِ: مَنْ اٰمَنَ، وَمِثَالُ التَّنْوِيْنِ
عِنْدَهَا: رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ، وَهٰذَا مِثَالُ مَا اِذَا كَانَ حَرْفُ
الْاِظْهَارِ وَالنُّوْنِ اَوِ التَّنْوِيْنِ مِنْ كَلِمَتَيْنِ، وَمِثَالُهُ
مِنْ كَلِمَةٍ: يَنْأَوْنَ
وَمِثَالُ النُّوْنِ عِنْدَ الْهَاءِ: اِنْ
هُوَ، وَالتَّنْوِيْنِ عِنْدَهَا: جُرُحٌ هَارٍ، وَهٰذَا فِيْ كَلِمَتَيْنِ
وَمِثَالُهُ فِيْ كَلِمَةٍ: يَنْهَوْنَ
وَمِثَالُ النُّوْنِ عِنْدَ
الْعَيْنِ: مِنْ عِلْمٍ، وَالتَّنْوِيْنِ عِنْدَهَا: سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ،
وَهٰذَا فِيْ كَلِمَتَيْنِ وَمِثَالُهُ فِيْ كَلِمَةٍ: يَنْعِقُ
وَمِثَالُ
النُّوْنِ عِنْدَ الْحَاءِ: مِنْ حَسَنَةٍ، وَالتَّنْوِيْنِ عِنْدَهَا:
عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ، وَهٰذَا فِيْ كَلِمَتَيْنِ وَمِثَالُهُ فِيْ كَلِمَةٍ:
يَنْحِتُوْنَ
وَمِثَالُ النُّوْنِ عِنْدَ الْغِيْنِ: مِنْ غَلٍّ،
وَالتَّنْوِيْنِ عِنْدَهَا: عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ، وَهٰذَا فِيْ كَلِمَتَيْنِ
وَمِثَالُهُ فِيْ كَلِمَةٍ: فَسَيُنْغِضُوْنَ
وَمِثَالُ النُّوْنِ عِنْدَ
الْخَاءِ: مِنْ خَيْرٍ، وَالتَّنْوِيْنِ عِنْدَهَا: قَوْمٌ خَصِمُوْنَ، وَهٰذَا
فِيْ كَلِمَتَيْنِ وَمِثَالُهُ فِيْ كَلِمَةٍ : وَالْمُنْخَنِقَةُ، وَقِسْ
عَلَى ذٰلِكَ
Apa contohnya (idhar) secara berurutan ?
Jawab :
Contoh nun mati bertemu huruf hamzah adalah "مَنْ اٰمَنَ" dan tanwin bertemu huruf hamzah adalah "رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ", ini adalah contoh ketika huruf idhar dan nun mati atau tanwin berada di dua kalimat. Dan contohnya di dalam satu kalimat adalah "يَنْأَوْنَ".
Contoh nun mati bertemu huruf ha' adalah "اِنْ هُوَ" dan tanwin bertemu huruf ha' adalah "جُرُفٍ هَارٍ", ini adalah contoh dalam dua kalimat. Dan contohnya di dalam satu kalimat adalah "يَنْهَوْنَ"
Contoh nun mati bertemu huruf ain adalah "مِنْ عِلْمٍ" dan tanwin bertemu huruf ain adalah "سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ", ini adalah contoh dalam dua kalimat. Dan contohnya di dalam satu kalimat adalah "يَنْعِقُ".
Contoh nun mati bertemu huruf kha' adalah "مِنْ حَسَنَةٍ" dan tanwin bertemu huruf kha' adalah "عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ", ini adalah contoh dalam dua kalimat. Dan contohnya di dalam satu kalimat adalah "يَنْحِتُوْنَ".
Contoh nun mati bertemu huruf ghin adalah "مِنْ غِلٍّ" dan tanwin bertemu huruf ghin adalah "عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ", ini adalah contoh dalam dua kalimat. Dan contohnya di dalam satu kalimat adalah "فَسَيُنْغِضُوْنَ".
Contoh nun mati bertemu huruf kho' adalah "مِنْ خَيْرٍ" dan tanwin bertemu huruf kho' adalah "قَوْمٌ خَصِمُوْنَ", ini adalah contoh dalam dua kalimat. Dan contohnya di dalam satu kalimat adalah "وَالْمُنْخَنِقِةُ". Dan samakanlah (kembangkanlah) berdasarkan contoh-contoh itu.
Apa batas (pengertian) idhgham secara bahasa dan istilah ?
Jawab :
Adapun menurut bahasa adalah memasukkan sesuatu pada sesuatu. Dan adapun menurut istilah adalah bertemunya huruf mati dengan huruf yang berharakat sekiranya keduanya menjadi satu huruf yang ditasydid seraya mengangkat lisan pada saat itu dengan satu angkatan.
ج : حُرُوْفُهُ سِتَّةٌ، وَهِيَ مَجْمُوْعَةٌ فِيْ قَوْلِكَ: يَرْمِلُوْنَ
Soal :
Berapa huruf-huruf idgham dan apa saja ?
Jawab :
Hurufnya
ada 6 yaitu terkumpul dalam ucapanmu :
يَرْمِلُوْنَ
Baca juga:
Terjemah Syifaul Jinan (Ilmu Tajwid)
س : اِلٰى كَمْ قِسْمٍ تَنْقَسِمُ هٰذِهِ الْحُرُوْفُ
ج : اِلٰى
قِسْمَيْنِ، بِغُنَّةٍ وَيُسَمَّى نَاقِصًا وَبِغَيْرِ غَنَّةٍ وَيُسَمَّى
كَامِلًا، فَالْيَاءُ وَالْوَاوُ وَالْمِيْمُ وَالنُّوْنُ بِغَنَّةٍ وَاللَّامُ
وَالرَّاءُ بِلَا غَنَّةٍ
Pada berapa bagian huruf-huruf ini terbagi ?
Jawab :
Terbagi pada 2 bagian, yaitu dengan mendengung dan dinamakan "Naqish atau Kurang", (kedua) tanpa mendengung dan dinamakan "Kamil atau Sempurna". Huruf ya', wawu, mim, dan nun dengan dengungan, sedangkan huruf lam dan ra' tanpa dengungan.
س : مَا اَمْثِلَةُ ذٰلِكَ عَلَى التَّرْتِيْبِ
ج : مِثَالُ
النُّوْنِ السَّاكِنَةِ عِنْدَ الْيَاءِ: اَنْ يَقُوْلُوْا، اُدْغِمَتِ
النُّوْنُ السَّاكِنَةُ فِى الْيَاءِ، وَمِثَالُ التَّنْوِيْنِ: لِقَوْمٍ
يُؤْمِنُوْنَ، اُدْغِمَ التَّنْوِيْنُ فِى الْيَاءِ وَيُشْتَرَطُ اَنْ يَكُوْنَ
الْمُدْغَمُ وَالْمُدْغَمُ فِيْهِ مِنْ كَلِمَتَيْنِ كَمَا مُثِّلَ، فَاِنْ
كَانَا مِنْ كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ يَجِبُ اِظْهَارُهُ مِثْلُ: دُنْيَا
وَقِنْوَانٌ وَصِنْوَانٌ وَبُنْيَانٌ، خَوْفًا مِنَ الْاِلْتِبَاسِ
بِالْمُضَاعَفِ، وَمِثَالُ النُّوْنِ فِى الْمِيْمِ: مِنْ مَلْجَاءٍ،
وَالتَّنْوِينِ: هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ، وَمِثَالُ النُّوْنِ فِى الْوَاوِ: مِنْ
وَرَائِهِمْ، وَالتَّنْوِينِ: هُدًى وَرَحْمَةً، وَمِثَالُ النُّوْنِ فِى
النُّوْنِ: اَنْ نَقُوْلُ، وَالتَّنْوِينِ: حِطَّةٌ نَغْفِرْ، وَهٰذَا كُلُّهُ
اِدْغَامٌ بِغَنَّةٍ
وَمِثَالُهُ بِلَا غَنَّةٍ وَهُوَ اِدْغَامُ
النُّوْنِ السَّاكِنَةِ وَالتَّنْوِيْنِ فِى اللَّامِ وَالرَّاءِ، فَمِثَالُ
النُّوْنُ فِى اللَّامِ: يُبَيِّنْ لَنَا، وَالتَّنْوِيْنِ: هُدًى
لِلْمُتَّقِيْنَ، وَمِثَالُ النُّوْنِ فِى الرَّاءِ: مِنْ رَبِّهُمْ،
وَالتَّنْوِيْنِ: غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ، وَقِسْ عَلَى ذٰلِكَ
Apa contoh idgham secara berurutan ?
Jawab :
Contoh nun mati bertemu huruf ya' adalah "اَنْ يَّقُوْلُوْا" nun mati dimasukkan ke dalam huruf ya' dan tanwin adalah "لِقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ" tanwin dimasukkan ke dalam huruf ya'. Disayaratkan huruf yang diidghamkan dan huruf yang mengidghamkan harus di dalam 2 kalimat seperti contoh itu. Jika keduanya berada dalam satu kalimat, maka wajib dibaca idhar, contoh "دُنْيَا، قِنْوَانٌ، صِنْوَانٌ، بُنْيَانٌ" karena dikhawtirkan akan meyerupai bina' mudha'af. Contoh nun mati bertemu huruf mim adalah "مِنْ مَّلْجَاءٍ" dan tanwin "هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمِ". Contoh nun mati bertemu huruf wawu adalah "مِنْ وَّرَاءِهِمْ" dan tanwin "هُدًى وَّرَحْمَةً". Contoh nun mati bertemu huruf nun adalah "اَنْ نَّقُوْلُ" dan tanwin "حِطَّةٌ نَّغْفِرْ". Ini semua adalah idgham bighunnah.
Contoh idhgham bilagunnah, yaitu memasukkan nun mati atau tanwin ke dalam huruf lam dan ra'. Contoh nun mati bertemu huruf lam adalah "يُبَيِّنْ لَّنَا" dan tanwin "هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ". Contoh nun mati bertemu huruf ra' adalah "مِنْ رَّبِّهِمْ" dan tanwin "غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ". Dan samakanlah (kembangkanlah) berdasarkan contoh-contoh itu.
س : مَا حَدُّ الْاِقْلَابِ لُغَةً وَاِصْطِلَاحًا
ج : اَمَّا
لُغَةً فَهُوَ تَحْوِيْلُ الشَّيْئِ عَنْ وَجْهِهِ، وَاَمَّا اِصْطِلَاحًا
فَهُوَ جَعْلُ حَرْفٍ مَكَانَ حَرْفٍ اٰخَرَ مَعَ مُرَاعَاتِ اللَّعْنَةِ
Apa batas (pengertian) iqlab secara bahasa dan istilah ?
Jawab :
Adapun menurut bahasa adalah mengalihkan sesuatu dari dirinya. Dan adapun menurut istilah adalah menjadikan satu huruf ke tempat huruf lain dengan tetap menjaga terbuangnya huruf itu.
س : كَمْ حُرُوْفُ الْاِقْلَابِ
ج : حُرُوْفُهُ وَاحِدٌ وَهُوَ
الْبَاءُ
Berapa huruf iqlab ?
Jawab :
Hanya satu huruf yaitu ba' (ب)
س : مَا اَمْثِلَةُ ذٰلِكَ
ج : مِثَالُهُ عِنْدَ النُّوْنِ مِنْ
كَلِمَتَيْنِ : مِنْ بَعْدِ، وَمِنْ كَلِمَةٍ : يُنْبِتُ لَكُمْ، وَمِثَالُ
التَّنْوِيْنِ : سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ، اَلِيْمٌ بِمَا كَانُوْا
Apa contohnya iqlab ?
Jawab :
Contoh huruf ba' diduhului nun mati dalam 2 kalimat adalah "مِنْ بَعْدِ" dan satu kalimat "يُنْبِتُ لَكُمْ". Contoh tanwin "سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ، اَلِيْمٌ بِمَا كَانُوْا".
س : مَا حَدُّ الْاِخْفَاءِ لُغَةً وَاِصْطِلَاحًا
ج : اَمَّا
لُغَةً فَهُوَ السَّتْرُ، وَاَمَّا اِصْطِلَاحًا فَهُوَ عِبَارَةٌ عَنِ
النُّطْقِ بِحَرْفٍ سَاكِنٍ عَارٍ اَيْ خَالٍ عَنِ التَّشْدِيْدِ عَلَى صِفَةٍ
بَيْنَ الْاِظْهَارِ وَالْاِدْغَامِ مَعَ بَقَاءِ الْغُنَّةِ فِى الْحَرْفِ
الْاَوَّلِ وَهُوَ النُّوْنُ السَّاكِنَةُ وَالتَّنْوِيْنُ
Apa batas (pengertian) ikhfa' secara bahasa dan istilah ?
Jawab :
Adapun menurut bahwa adalah menutupi. Dan adapun menurut istilah adalah mengibaratkat ucapan pada huruf mati yang telanjang, maksudnya sepi dari tasydid, pada sifat di antara idhar dan idgham dengan tetap mendengung dalam huruf pertama yaitu nun mati dan tanwin.
س : كَمْ حُرُوْفُ الْاِخْفَاءِ
ج : حُرُوْفُهُ خَمْسَةَ عَشَرَ
اَوَائِلُ كَلِمَاتِ هٰذَا الْبَيْتِ
صِفْ ذَا ثَنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ
قَدْ سَما # دُمْ طَيِّبًا زِدْ فِيْ تُقًى ضَعْ ظَالِمًا
Berapa huruf ikhfa' ?
Jawab :
Hurufnya ada 15, yaitu huruf-huruf awal dari bait ini :
س : مَا مِثَالُ ذٰلِكَ
ج : مِثَالُ النُّوْنِ عِنْدَ الصَّادِ مِنْ
كَلِمَتَيْنِ: عَنْ صَلَاتِهِمْ، وَمِنْ كَلِمَةٍ: اُنْصُرْنَا،
وَالتَّنْوِيْنِ: قَوْمًا صَالِحِيْنَ، وَقِسْ عَلَى ذٰلِكَ بَاقِى الْاَحْرُفِ
الْمَذْكُوْرَةِ
Apa contoh ikhfa' ?
Jawab :
Contoh nun mati bertemu huruf shod dalam 2 kalimat adalah "عَنْ صَلَاتِهِمْ", satu kalimat "اُنْصُرْنَا" dan tanwin "قَوْمًا صَالِحِيْنَ". Samakanlah (kembangkanlah) berdasarkan contoh itu pada sisa huruf-huruf yang telah dijelaskan.
Baca juga:
Terjemah Al-Jazariyah (Ilmu Tajwid)
Pasal Hukum Mim Mati
- فَصْلٌ فِي أحْكَامِ المِيمِ السَّاكِنَة
س : الْمِيْمُ السَّاكِنَةُ كَمْ حَالَةً لَهَا
ج : لَهَا ثَلَاثُ
حَالَاتٍ : اِدْغَامٌ وَاِخْفَاءٌ وَاِظْهَارٌ، فَتُدْغَمُ فِيْ مِثْلِهَا
بِغَنَّةٍ كَامِلَةٍ اِذَا وُجِدَ بَعْدَهَا مِيْمٌ وَيُسَمَّى اِدْغَامُ
مُتَمَاثِلَيْنِ مِثَالُهُ : لَهُمْ مَثَلًا وَلَكُمْ مَا فِى الْاَرْضِ
وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ، وَتُخْفٰى عِنْدَ الْبَاءِ بِغُنَّةٍ وَيُسَمَّى
اِخْفَاءً شَفَوِيًّا مِثَالُهُ : تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَتِهِمْ وَهُمْ
بِالْاٰخرَةِ وَشِبْهُ ذٰلِكَ، وَتُظْهَرُ عِنْدَ بَاقِى الْحُرُوْفِ
لَكِنَّهَا عِنْدَ الْوَاوِ وَالْفَاءِ اَشَدُّ اِظْهَارًا وَتُسَمَّى
اِظْهَارًا شَفَوِيًّا مِثَالُهُ وَهُمْ فِيْهَا، عَلَيْهِمْ وَلَا
الضَّآلِّيْنَ
Mim mati, berapa keadaannya ?
Jawab :
Mim mati memiliki 3 keadaan, yaitu idgham, ikhfa' dan idhar.
Dimasukkan dalam contohnya dengan disertai gunnah yang sempurna, jika ditemui huruf mim setelah mim mati dan dinamakan "Idgham Mutamassilain", contohnya :
Dan dibaca terang ketika bertemu huruf-huruf sisanya, tetapi ketika bertemu huruf wawu dan huruf fa' dibaca lebih terang, dinamakan "Idhar Syafawi", contohnya :