Terjemah Tafsir Ibnu Abbas

Nama kitab: Terjemah Tafsir Ibnu Abbas al-Musamma Shahifah Ali bin Abi Talhah, Tanwir al-Miqbas min Tafsir ibn Abbas li Al-Fairuzabadi Bidang tafsir

Terjemah Tafsir Ibnu Abbas


Nama kitab: Terjemah Tafsir Ibnu Abbas al-Musamma Shahifah Ali bin Abi Talhah, Tanwir al-Miqbas min Tafsir ibn Abbas li Al-Fairuzabadi
Nama penafsir / mufassir: 

1. Ibnu Abbas
Nama lengkap: Abul Abbas Abdulah ibn Abbas ibn Abdul Muttalib al-Hasyimi (bahasa Arab: أبو العباس عبد الله بن عباس بن عبد المطلب الهاشمي)
Lahir: 619 M / 3 H. Makkah
Wafat: 687 M / 68 H. (umur 68) Madinah al Munawwarah

2. Ali bin Abi Talhah al-Hasyim
Nama lengkap:  Ali bin Abi Talhah Al Makhariq; Abu Al Hasan atau Abu Muhammad atau Abu Talhah Maula Al Abbas Abu Al Hasan Al Hasyimi Al Jazari
Lahir: Makkah, Hijaz
Wafat: 143 H / 760  M, Hims, Suriah

3. Al-Fairuzabadi
Nama lengkap: Abu Tahir Muhammad bin Ya' qub bin Muhammad bin Ibrahim bin 'Umar bin Abu Bakr bin Ahmad bin Mahmud bin Idris bin Fadlullah al-Fairuzabadi as-Sairazi as-Syafi'i
Lahir: 729 H, Kazrun, Persia
Wafat: 20 Syawwal 818 H, di Zabid
Penerjemah ke Bahasa Indonesia:
Bidang studi: Tafsir Al-Quran

Daftar isi

  1. Biografi Pengarang:
    1. Abdullah Ibnu Abbas
    2. Ali bin Talhah
    3. Al-Fairuzabadi
  2. Profil Tafsir Ibnu Abbas
    1. Tafsir Ibnu Abbas li Ali bin Talhah
    2. Tafsir Ibnu Abbas li Al-Fairuzabadi
  3. Download Terjemah Tafsir Ibnu Abbas
  4. Download Tafsir Ibnu Abbas versi Arab
  5. Kitab Tafsir Lain:
    1. Terjemah Tafsir Ibnu Abbas
    2. Terjemah Tafsir Tabari 
    3. Terjemah Tafsir al-Qurtubi
    4. Terjemah Tafsir Jalalain
    5. Terjemah Tafsir Ibnu Katsir
    6. Terjemah Tafsir al-Munir Wahbah Zuhaili 
    7. Terjemah Tafsir Fathul Qadir al-Syaukani
    8. Terjemah Tafsir Fi Zhilalil Quran Sayid Qutub 
  6. Tafsir Bahasa Indonesia dan Jawa 
    1. Tafsir al-Mishbah Quraish Shihab
    2. Tafsir Al-Azhar Hamka
    3. Tafsir An-Nur Hasbi Ash-Shiddieqy  
    4. Tafsir Al-Furqan A. Hassan
    5. Tafsir al-Ibriz Bisri Mustofa (Jawa) 
    6. Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsir al-Quran
    7. Tafsir al-Quran Kemenag 
    8. Tafsir Quran Karim Mahmud Yunus 
  7. Kitab Tafsir Terbaru

BIOGRAFI PENGARANG TAFSIR IBNU ABBAS

1. Biografi Ibnu Abbas 

Abdullah bin Abbas lahir pada saat Bani Hasyim mengalami pemboikotan di Mekkah. Yaitu antara tahun ke-7 sampai ke-10 kenabian 27 • Ia lahir dengan nama Abdullah bin Abbas bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Ia tumbuh di dalam keluarga yang terhormat di Masyarakat Quraisy.

Abdu Manaf adalah pemimpin Quraisy yang sangat disegani, begitu pula hasyim dan Abdul Muttalib. Sebagaimana kakek dan buyutnya, saat ia kecil ayahnya Abbas juga mendapat kehormatan sebagai penjaga Ka'bah yang bertugas melayani tamu-tamu yang datang untuk  melaksanakan haji yang biasa disebut  dengan (siqayat al-haj).

Ayahnya, Abbas menjadi wajah dari Bani Hasyim, terutama setelah wafatnya Abu Thalib, sehingga kepemimpinan Bani Hasyim dan pengasuhan Rasulullah Saw menjadi tanggung jawab Abbas, meskipun hal tersebut tidak ditampakkan dengan terang-terangan. Karena itu pula, Abbas, meskipun saat itu belum menyatakan keislamannya , ikut pula menghadiri Bai'at Aqabah, hal itu tidak lain adalah untuk mengamankan dan mendukung Rasulullah Saw. Lebih dari itu, saat Rasulullah Saw telah hijrah ke Madinah, pamannya, Abbas  juga  menjadi  mata-mata Rasulullah Saw di Mekkah. Meskipun ia ikut terlibat dalam Perang Badar, namun hal itu hanyalah untuk menjaga hubungan baiknya dengan Pimpinan Masyarakat Quraisy, yaitu Abu Sufyan28.

Sedangkan Thu dari Ibnu Abbas ialah Lubabah binti Al­ Haritsah. Bibi beliau dari pihak ibu, ialah ibu dari Khalid bin Walid. Sedangkan Bibinya yang kedua dari pihak ibu menikah dengan   Usamah   Abi   Syadad.   Lalu    Bibinya    yang   ketiga, Maymunah merupakan istri dari Rasulullah Saw29 .

Abdullah bin Abbas tumbuh di dalam lingkungan yang mencintai Rasulullah Saw. Tentu saja hal tersebut karena beliau adalah sepupu dari Rasulullah Saw. Ia telah masuk islam secara sembunyi-sembunyi sebelum terjadinya fathu Mekkah. Setelah Fathu Mekkah terjadi pada tahun ke-8 Hijriyah, Ibnu Abbas selalu menemani Rasulullah Saw.

Bahkan sedemikian seringnya beliau menemani Rasulullah Saw, sampai-sampai ia melihat Jibril lebih dari satu kali30 . Rasulullah Saw juga mendo'akan Ibnu Abbas lebih dari dua kali agar dikaruniai kefaqihan dan hikmah 31 .

Karena itulah, Abdullah bin Abbas banyak mendengar langsung hadits-hadits yang disampaikan oleh Rasullah Saw. Beliau merupakan salah satu Sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadits. Secara umum, beliau menempati urutan keempat, setelah Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, dan Jabir bin Abdullah. Total, terdapat sekitar 1660 hadits yang beliau riwayatkan. Di dalam kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, terdapat  75 hadits  yang  diriwayatkan,  dan  terdapat  197 perawi yang meriwayatkan hadits dari beliau 32 .

Abdullah bin Abbas tidak hanya mengambil ilmu dari Rasulullah Saw. Ia juga belajar dari Ulama-Ulama yang ada di antara Para Sahabat, untuk mengambil ilmu-ilmu agama yang belum ia dapatkan sebelumnya. Abdullah bin Abbas juga sangat terkenal karena sopan santunnya. Ketika ia berkunjung ke suatu rumah, untuk belajar kepada Para Sahabat, ia tidak mengetuk pintunya,  namun  ia  menunggu   sampai  Para  Sahabat  tersebut keluar dari rumahnya, barulah ia dapat menemui mereka 33.

Karena semangatnya yang sangat tinggi untuk belajar, dan karena ketinggian budi pekertinya, Abdullah bin  Abbas  dipuji­ puji oleh Para Sahabat, antara lain oleh Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali  dan  Aisyah 34.  

Lebih  dari itu, jika  Para  Sahabat  berbeda pendapat tentang suatu masalah dengan Abdullah bin Abbas, mereka akan condong mengikuti  pendapat Abdullah bin Abbas, karena mereka mengetahui kedalaman ilmu Abdullah bin Abbas. Dalam banyak fatwa dan pendapatn ya, Abdullah bin Abbas juga memperkuatnya dengan Hadits Rasullah Saw.

Karena keistimewaannya dalam ilmu-ilmu  keislaman, maka tidak  aneh jika ia kemudian dijuluki dengan Lautan Ilmu (al-bahr), Tinta Umat Islam ( hibru al-ummah), Manusia Robbani ( robbaniyyu al-ummah)  dan Penerjemah  al-Qur'an ( turjuman al­ Qur 'an) 35 .

Abdullah bin Abbas memiliki kesungguhan yang luar biasa dalam mencari informasi. Ia menyatakan, bahwa untuk mendapatkan satu ilmu, ia akan  mendatangi  lebih  dari  33 Sahabat. Hal ini untuk mengambil semua pendapat Sahabat yang bisa   jadi   berbeda,   meskipun   semua   ilmu   tersebut   mereka dapatkan dari Rasulullah Saw36 . Karena itu, para pakar dan ahli hadits menganggap Abdullah bin Abbas sebagai salah satu perawi yang terpercaya. Setelah wafatnya Rasulullah Saw, Abdullah bin Abbas hijrah ke Mekkah, di sana ia mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada murid-muridnya  di Mekkah.

Abdullah bin Abbas juga memiliki peran yang penting dalam mendukung khilafah Abu Bakr, Umar, Usman, Ali dan Muawiyah. Abdullah bin Abbas juga dikenal sebagai pendukung Daulah Bani Umayyah, karena memang nasab mereka (Bani Hasyim) bertemu dengan Bani Umayyah pada Abdu  Manaf.  Ia juga bahkan menolak untuk mendukung Husein, saat ia ingin keluar dari barisan, untuk menentang Yazid bin Muawiyah dan bergabung bersama para pendukungnya di Iraq.

Beliau juga menentang kekhalifahan Abdullah bin Zubair yang melakukan pemberontakan di Mekkah dan Madinah, hingga ia terpaksa hijrah dari Mekkah ke Thoif. Di Thoif ia tetap mendukung Daulah Bani Umayyah, ia juga melakukan surat­ menyurat dengan Khalifah Bani Umayyah, Abdul Malik bin Marwan. Hingga akhirnya ia wafat di Thoif pada tahun 68 H, di usia sekitar 70 tahun. Dalam referensi sejarah, disebutkan bahwa saat pemakamannya, muncul seekor burung berwarna putih, yang dikatakan itu adalah perwujudan ilmu Abdullah bin Abbas, dan terdengar  suara ayat  al-Qur'an  tanpa  ada yang tahu,  siapa  yang membacakannya 37 , ayat yang dibaca tersebut ialah:

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ۝٢  ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةًۚ ۝٢ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ ۝٢ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْࣖ ۝٣

 Artinya: Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridho  dan diridhoi, maka masuklah ke dalam golongan hambaKu, dan masuklah ke Surgaku. (QS. al-Fajr: 28- 30).

Footnote

27  Ibnu  Abdi  Al-Bar,   Yusuf   Abdullah   Muhammad ,  Al-Isti 'ab  Fi Ma 'rifati Shahabah, Tahqiq Muhammad Ali Al-Bukhari , Jilid 3, (1992) Hal. 933.

28  Salim Abdu Ali, Abdullah Bin Abbas Dirasat Fi Siratihi Wa Daurihi. Adab Ar-Rafidin , Edisi 65, 2013, 199-210.

29  Ibnu Qutaybah, Kitabul Ma 'arif, (T.tp: tp, tt), 282.

30  Ibnu  Sa'd, At-Thobaqat  Al-Kubro, Maktabatul  Khanji, Jilid  2, 2001, 365, 367, 371.

31  Salim Abdu Ali, Abdullah Bin Abbas Dirasat Ji Siratihi Wa Daurihi, Adab Ar-Rafidin , Edisi 65. 2013, 199-210.

32  Salim Abdu Ali, Abdullah Bin Abbas Dirasat Fi Siratihi Wa Daurihi, Adab Ar-Rafidin,  Edisi 65. 2013, 199-210.

33  Az-Zahabi,  Siyar A 'lam Nubala, Baitul  Afkar  Al-Waliyyah.  Tahqiq Hassan Abdul Mannan, Jilid 3, 2009, 358.

34  Al-Asqolani , Ahmad Bin Ali Bin Muhammad Bin Ahmad Bin Hajar, Al-Ishobah Fi Tamyizi As-Shahabah , Jilid 2 (Beirut: Darul Kutub, 1995), 331. 35 Ibnu Sa'd, At-Thobaqat al-Kubro (Kairo: Maktabatul Khanji, 2001), 365-368.

36 Ibnu Sa'd, At-Thobaqat al-Kubro (Kairo: Maktabatul Khanji, 2001), 367.

37 Al-Andalusi , Abdul Malik Bin Habib Abi Marwan As-Sulmi , Kitab Al-Mihbar , (Jam'iyyat Dairotul Ma 'arif Al-Utsmaniyah , 1361 H), 296.

2. Biografi Ali bin Abi Talhah

Ali bin Abi Talhah memiliki nama lengkap Ali bin Abi Talhah Al Makhariq. Nama ayahnya adalah Salim bin Al Makhariq. Beliau lebih sering dipanggil Abu Al Hasan, namun ada yang mengatakan Abu Muhammad. Selain itu, ada juga yang mengatakan Abu Talhah Maula Al Abbas Abu Al Hasan Al Hasyimi Al Jazari (Hatim, al-Jarh wa at-Ta‘dil, 188). Dari segi nasab, beliau sampai kepada bani Hasyim, oleh karenanya Ali bin Abi Talhah dikenal juga dengan nama Ali bin Abi Talhah al-Hasyimi.

Para cendekiawan muslim tidak dapat memastikan secara tepat tanggal kelahiran Ali bin Abi Talhah. Mereka hanya menyebutkan tanggal wafatnya saja yakni 143 H, tanpa menyebutkan kapan kelahirannya. Namun kalau diperkirakan, Ali bin Abi Talhah hidup semasa dengan beberapa ulama lain seperti Sa’id bin Jubair (lahir 45 H, wafat 95 H) dan Mujahid bin Jabar (lahir 21 H, wafat 103 H). Atau, dari para ulama yang meriwayatkan darinya, seperti Atha’ al Kharasani (lahir 50 H, wafat 135H) dan Al Hakim bin Utaibah (wafat 113 H) (Talhah, Tafsir Ibnu Abbas al-Musamma Shahifah Ali bin Abi Talhah,11).

Ali bin Abi Talhah terkenal sebagai seorang mufassir sekalipun juga dikenal sebagai muhaddits. Lembaran-lembaran tafsirnya sangat masyhur di kalangan ulama, sehingga Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) menasihatkan kepada para pelajar agar bepergian ke Mesir untuk mendapatkan lembaran tafsir yang sangat berharga tersebut. Bahkan beliau berkata, “Di Mesir terdapat lembaran tafsir yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Talhah. Jika ada seseorang yang bepergian ke negeri itu, banyak diantara mereka yang mencari kitab tafsir tersebut”(As-Shuyuti, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, 785).

3. Biografi Al-Fairuzabadi

Abu Tahir Muhammad bin Ya' qub bin Muhammad bin Ibrahim bin 'Umar bin Abu Bakr bin Ahmad bin Mahmud bin Idris bin Fadlullah al-Fairuzabadi as-Sairazi as-Syafi'i merupakan nama lengkap Al-Fairuzabadi. 12 Ia dikatakan lahir antara bulan Rabi'ul akhir dan Jumadil akhir tahun 729 H, di Kazrun, sebuah kota di Persia yang terletak antara Al-Bahr dan Shiraz. 13

Al-Fairuzabadi memulai perjalanannya dalam ilmu dengan menghafal Al-Quran di usia tujuh tahun di kota kelahirannya, Kazrun. 14 Tak lama setelah itu, ia berpindah ke Shiraz untuk memperdalam wawasan keislamannya, belajar bahasa dan adab. Di sini, ia tidak hanya belajar dari Qawam Al-Din 'Abd Allah bin Mahmud, tetapi juga dari ayahnya sendiri. Perjalanannya berlanjut ke Baghdad, dimana ia menjadi murid dari Taj Al-Din Muhammad bin al-Sabbak, dan di Damaskus, belajar dari lebih dari 100 guru. 15

Al-Fairuzabadi mencapai puncak kemasyhurannya di Quds, tempat ia mulai mengajar dan menerbitkan beberapa  karya pentingnya. Perjalanan ilmunya berlanjut ke Kairo, belajar dari Al-Jamal Al-Asnawi, Ibn Hisham, dan ulama lainnya. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya ke berbagai daerah termasuk ke arah Tenggara menuju Roma, India, dan sejumlah kota lain. 16

Sebagai penulis, Al-Fairuzabadi terkenal dengan tafsir Al-Quran yang ia atributkan kepada Ibnu 'Abbas, dengan judul "Tanwir al-Miqbas min Ibni 'Abbas", sebuah karya tafsir satu jilid besar yang telah dicetak beberapa kali di Mesir. Kamus Al-Muhit adalah salah satu karya terkenalnya. 17 Selain itu, di Quds, Al-Fairuzabadi menciptakan karya-karya dalam bidang tafsir, tarikh, hadits, 18 seperti "Maqsud Zawai Al-Albab fi 'Ilm alA'rab", " Tanwir al­ Miqbas fi Tafsir  Ibn Abbas", dan "Al-Dur al-Nudum al-Murshid ila Fada'il Al-Quran Al­ 'Adim" bersama beberapa karya lainnya dalam bidang tafsir. Al-Fairuzabadi meninggal dunia pada 20 Syawwal 818 H, di Zabid, meninggalkan warisan ilmu yang kaya dan beragam yang mencerminkan dedikasinya dalam mencari dan menyebarkan pengetahuan.
 

Footnote

12  Muhammad ibn 'AlI DawudI, Tabaqat Al-Mufassirln, vol. 2 (Maktabat Wahbah, 1972).

13 Shihab al-Din Abi 'Abd Yaqut and Allah al-Hamawi, "Mu'jam Al-Buldan , Ed," Farid 'Abd Al-'Aziz Al­ Jundi 4 (1866).

14  Ulama 'i, "Tanwir Al-Miqbas Min Tafsir Ibn 'Abbas."

15 Eko Zulfikar, "Historisitas Perkembangan Tafsir Pada Masa Kemunduran Islam: Abad Kesembilan Dan Kesepuluh       Hijriyah,"       Jurnal  Pemikiran Keislaman  30, no. 2 (2019) 271-82, https //doi.org/l 0.33367/tribakti.v30i2. 799.

16  Al-Hafidz Syamsuddin al-Dawudi and Ibn Ahmad , "Thabaqat Al-Mufassirin ," Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, Beirut, Tt, 1983.

17    Ahmad Al-Syirbashi, Sejarah Tafsir Qur 'an (Pustaka Firdaus, Jakarta , 1985).

18  ibn 'Ali Dawudi, Tabaqat Al-Mufassirin.

PROFIL TAFSIR IBNU ABBAS 

Ada dua versi kitab tafsir dengan judul yang mengandung kata Ibnu Abbas: Pertama, Tafsir Ibnu Abbas al-Musamma Shahifah Ali bin Abi Talhah. Kedua, Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibni ‘Abbas oleh Al-Fairuzabad.

1. Tafsir Ibnu Abbas al-Musamma Shahifah Ali bin Abi Talhah

Fitur yang dapat digunakan sebagai identifikasi dalam penafsiran sekurang-kurangnya ada tiga komponen yakni metode, pendekatan dan corak. Dalam konteks tafsir Ibnu Abbas Al Musamma Shahifah Ali bin Abi Talhah, bisa dikatakan bahwa penafsiran yang dilakukan menggunakan metode ijmali. Hal ini bisa dketiahui misalnya saat menafsirkan QS. Alqari’ah (101): 1. Firman Allah Ta’ala (القارعة) “Hari Kiamat”, dijelaskan oleh Ibnu Abbas bahwa kata tersebut merupakan di antara nama Hari Kiamat yang diagungkan oleh Allah SWT dan yang diperingatkan kepada hambanya (Talhah, Tafsir Ibnu Abbas Shahifah Ali bin Abi Talhah, 573).

Kemudian dari segi pendekatan, tentu sudah jelas bahwa penafsiran ini termasuk dalam karegori tafsir bil ma’tsur, sebab aktivitas penyingkapan makna ayat Alquran yang dilakukan oleh Ali bin Abi Talhah berbasis pada riwayah. Sementara dalam hal ini, penafsiran terhadap Alquran selalu dinisbatkan pada Ibnu Abbas yang notabene sebagai sahabat Rasulullah Saw, maka dari itu, terlihat jelas bahwa pendekatan tafsirnya adalah bil ma’tsur.

Sementara dari aspek corak penafsiran, kecenderungan dalam kitab tafsir ini mengarah pada corak lughawi. Yakni, dalam praktiknya mencoba mengungkapkan kandungan-kandungan ayat Alquran menggunakan kaidah kebahasaan.

Baca Juga: Tanya Jawab Antara Nafi’ bin al-Azraq dan Ibn Abbas: Asal Usul Penafsiran Al-Quran dengan Syair

Misalnya, dalam tafsir  QS. Altakatsur (102): 8. Ibnu Abbas memberikan argumentasi bahwa kata (النعيم) adalah “Sehatnya badan, pendengaran dan penglihatan yang akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah kepada seorang hamba dalam hal apa saja dia mempergunakannya. Sedangkan Allah lebih mengetahui hal itu daripada mereka sendiri”. Atau dalam QS al-Asr (103): 1. Dijelaskan bahwa (العصر) merupakan waktu dari sebagian waktu siang. 

Sebenarnya tafsir yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Talhah dari Ibnu Abbas r.a ini pada prinsipnya bukan hanya tafsir yang menekankan pada bahasa yang singkat. Namun sebagaimana yang dipahami oleh Abdullah Khuraisyid, tafsir ini juga menjelaskan aspek kosa kata bahasa, di samping menjelaskan aspek lainnya dalam tafsir, misalnya riwayat yang sampai pada kita tentang hukum-hukum fikih yang disimpulkan oleh Ibnu Abbas dari Alquran.

Riwayat-riwayat tersebut juga menyebutkan tentang sebab-sebab turunnya ayat, serta nasikh dan mansukh. Kemudian juga ada ijtihad Ibnu Abbas sendiri dan pendapatnya yang secara global menunjukkan bahwa Ibnu Abbas adalah seorang mufasir yang ideal, seperti yang tampak pada kesempurnaan tafsirnya yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Talhah darinya (Talhah, Tafsir Ibnu Abbas Al-Musamma Ali bin Abi Talhah, 33-34).

2. Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibni ‘Abbas oleh Al-Fairuzabadi.

Setelah melakukan telaah mendalam terhadap 11 Tafsir Al-Miqbas 11 , terungkap bahwa Al­ Fairuzabadi  menerapkan  metode tafsir ijmali dalam penafsirannya. 21   Karakteristik unik dari 11 Tanwir al-Miqbas 11 terletak pada pendekatannya yang bertahap dalam menafsirkan teks; mulai dari kalimat demi kalimat, ayat demi ayat, hingga surat demi surat, secara sistematis dari awal hingga akhir. Metode ini bertujuan untuk  memberikan pemahaman global atau keseluruhan terhadap makna ayat.22
Metode tafsir ijmali ini memfokuskan pada penjelasan yang ringkas dan global dari Al­ Quran, menggunakan bahasa populer yang memudahkan pemahaman dan membaca. Meskipun pada beberapa ayat, penafsiran disajikan dengan lebih luas dan detail, namun tidak sekomprehensif yang ditawarkan oleh metode tahlili.23

Meskipun menggunakan pendekatan ijmali, tafsir ini tetap dianggap sebagai sumber rujukan yang berbobot. 24 Ganim Qaduri mengutip Al-Dzahabi yang menyatakan bahwa 11 Tafsir Al-Miqbas 11 tidak kehilangan nilai ilmiahnya. Akan tetapi , tantangan utama terletak pada keotentikannya, khususnya dalam hal atribusinya kepada Ibnu Abbas. 25 

Salah satu ciri khas metode ijmali adalah bahwa mufassir, dalam hal ini Al-Fairuzabadi, menafsirkan Al-Quran secara  keseluruhan tanpa membaginya ke dalam judul-judul bagian tertentu (maudu'i) atau melakukan perbandingan (muqarin) 27 Pendekatan  ini  tidak memberikan ruang bagi penafsir untuk menyampaikan pendapat pribadinya, menjadikan tafsir ini dikategorikan sebagai tafsir bil ma'tsur.

Corak dan Karakteristik Penafsiran Tafsir Al-Miqbas Min Tafsir Ibni 'Abbas
Tafsir ini menunjukkan kesulitan dalam menentukan pola pendekatannya. Kurangnya kejelasan terlihat dari orientasi dan wacana mufassir. Hal ini disebabkan oleh  fokus awal Fairuzabadi dalam Tanwir al-Miqbas, yang sepenuhnya mengandalkan pandangan Ibn 'Abbas. Al-Fairuzabadi tidak memberikan penekanan pada aspek-aspek seperti keahlian bahasa, hukum ayat, nilai filosofis, ilmu kalam, sejarah, atau tasawwuf, melainkan sepenuhnya bersandar pada riwayat Ibn 'Abbas.
Namun kami telah menyimpulkan bahwa corak dari tafsir ini adalah lughawi. Karena dalam kitab al-Miqbas, Fairuzabadi hanya menjelaskan arti lughawiyah dalam teks buku pada setiap kalimat, tidak  pernah meneliti apa isi dan kandungan ayat. Juga karena Ibnu Abbas memiliki kapasitas pengetahuan yang luar biasa dalam bidang sastra Arab, serta memiliki keberanian untuk menjelaskan apa yang menurutnya dikatakan benar dan beliau termasuk kedalam yang mujtahid saat itu. Dengan demikian, corak atau gaya yang lebih tepat yang digunakan dalam mentafsirkan kitab ini adalah corak lughawi (linguistik). Dalam tafsir ini juga terdapat banyak ayat yang ditafsirkan dengan sinonimnya. Seperti kata    di atas, ditafsirkan dengan نوحد dan (نطيع) .28

Menurut Amin al-Khilli ciri khas penafsiran kitab al-Miqbas yang ditulis oleh al­ Fairuzabadi, 29 tidak hanya terletak pada ketidakjelasan periwayatan, tetapi juga pada penggunaan kata-kata atau riwayat yang tidak dikenal, sehingga membuat kitab tersebut bukanlah susunan langsung dari Ibn 'Abbas sendiri. Sebaliknya, kitab tersebut  merupakan riwayat dari Ibn 'Abbas dan dikutip melalui rangkaian jalur periwayatan yang mencapai guru Al-Fairuzabadi. Namun penamaan kitab tetap disandarkan pada Ibn 'Abbas. Fairuzabadi menggunakan kerangka metodologi yang baku sebagai pengantar dalam kitabnya. 30 Dalam tafsirnya, al-Fairuzabadi banyak berbicara tentang penafsiran sahabat dengan metodologi yang akan dibahas oleh penulis. Model dan contoh penafsiran  Ibn Abbas yang telah dikumpulkan oleh Al-Fairuzabadi:

a.    Pada awal setiap surat, al-Fairuzabadi mengikuti format umum dengan memulai penafsirannya menggunakan frasa berikut: "wa bi isnddihi 'an Jbn 'Abbas." Artinya, penjelasan mengenai ayat yang ingin disampaikannya diberikan berdasarkan sanad yang tercatat dalam muqaddimah tafsir. Sanad tersebut berasal dari riwayat 'Abd Allah al­ Siqah bin al-Ma'mun al-Harawi, yang mendapatkan cerita dari al-Ma'mun, Abu 'Abd Allah, Abu 'Ubaid Allah Mahmud bin Muhammad Al-Razi, 'Ammar bin 'Abd Al-Majid al-Harawi, 'Ali bin Ishaq al-Samarqandi, Muhammad bin Marwan, Al-Kalbi, Abu Shalih, hingga Ibn 'Abbas. Fairuzabadi mengandalkan jalur ini sebagai dasar utama dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut.

b.    Pada suatu surat tertentu, al-Fairuzabadi menafsirkan ayat-ayat dengan merujuk pada jalur perawi yang beda dari j alur perawi utama. Sebagai contoh, saat memulai penafsiran surah Al-Baqarah, Fairuzabadi memakai riwayat: "wa bi isnddihi 'an 'AbdAlldh bin al­ Mubdrak qdla haddasand 'Ali bin Ishdq al-Samarqandi 'an Muhammad bin Marwan 'anAl-Kalbi 'anAbi Salih 'anJbn 'Abbas." Ini berarti bahwa penafsiran ayat pada surat Al-Baqarah bergantung pada riwayat 'Abd Allah al-Siqah bin al-Ma'mun al-Harawi, yang diwariskan dari al-Ma'mun, Abu 'Abd Allah, Abu 'Ubaid Allah Mahmud bin Muhammad Al-Razi, 'Abd Allah bin Al-Mubarak (dalam jalur utama diwariskan oleh 'Ammar bin 'Abd Al-Majid al-Harawi), 'Ali bin Ishaq al-Samarqandi, Muhammad bin Marwan, Al-Kalbi, Abu Shalih, hingga Ibn 'Abbas.

c.    Penyandaran riwayat pada tiap surat tersebut merupakan usaha Fairuzabadi dalam mentafsirkan al-Qur'an berdasarkan riwayat Ibn 'Abbas. Meskipun begitu, terdapat beberapa pentafsiran di dalam kitab Tanwir al-Miqbas yang bukan berasal dari riwayat Ibn 'Abbas. Sebagai contoh, penjelasan mengenai kata "wa shdhidin wa mashhud" (Qs Al-Buruj) yang diartikan  sebagai  "hari Jum' at dan 'Arafah". Hasil  tafsir ini, setelah diteliti  dan dicari ke dalam kitab Jami' Al-Usul Ji Ahddis Al-Rasul  oleh Ibn Al-Asir, 31 temyata hasil riwayat Abu Hurairah.

d.    Dalam konteks Qira' at riwayat Ibn 'Abbas, Fairuzabadi sama sekali tidak membahasnya, semisal pada tambahan bacaan Ibn 'Abbas di surah Al-Baqarah ayat 19: laisa 'alaikum jundhun an tabtaghu fadlan min rabbikum Ji mawdsim al-hajj, dalam ayat tersebut Ibn 'Abbas menambahkan kata ''Jimawdsim al-hajj" .32

e.    Di awal setiap surat, diberikan penjelasan mengenai apakah surat tersebut bersifat makiyyah atau madaniyah, disertai dengan informasi mengenai jumlah ayat dan jumlah huruf dalam surat tersebut.

Footnote

23  Alfiyatul Azizah and Nabil Nabil , "Kategorisasi Pemaknaan Lafadz Nazhara Dalam Surat Al-Naml
Perspektif   Musthafa   Al-Maraghi ,"  AL   QUDS :  Jurnal   Studi  Alquran   Dan  Hadis   6,  no.   1  (2022)    411 , https //doi.org/l 0.29240/alquds.v6i 1.3344.

24  Yahya Fathur Rozy and Andri Nirwana AN, "PENAFSIRAN 'LA TAQRABU AL- ZINA ' DALAM
QS. AL-ISRA ' AYAT 32 (STUDI KOMPARATIF ANTARA TAFSIR AL-AZHAR KARYA BUYA HAMKA DAN TAFSIR AL-MISHBAH KARYA M. QURAISH SHIHAB)," QiST: Journal  of Quran and Tafseer Studies 1, no. 1 (2022)  65-77, https //doi.org/l 0.23917/qist.vl il.525.

25    Juhana Nasrudin , Kaidah Ilmu  Tafsir Al Quran Praktis  (Deepublish, 2017).

26 A N Andri Nirwana S.TH, "Komparasi Kitab Tafsir Tokoh Muhammadiyah Dalam Metode  Dan Coraknya (Studi Kitab Tafsir Al-Hiday ah, Tafsir Sinar, Dan Tafsir Qur'an An-Nur)" (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2023).

27    Andri Nirwana An et al., "Implementasi Metode Tafsir Tahlili Terhadap Qs Ar-Rum Ayat 30 Tentang Fitrah Manusia Dalam Tafsir Azhar Untuk Membendung Embrio Paham Atheis," Jurnal Ilmu Al Quran Dan Tafsir 6,    no.    2    (2021)    425-36 , http //jumal. staialhiday ahbogor.ac.id/index.php/alt/article/view/2082%0Ahttp • //jumal. staialhiday ahbogor.ac.id/i ndex.php/alt/article/download/2082/937.

28   Ibn Abbas, "Tanwir Al-Miqbas Min Tafsir Ibn Abbas," Beintt-Libanon: Dant! Fikr, 2007.

29    Al-Syirbashi , Sejarah Tafsir Qur 'an.

30   Majduddin Muhammad bin Ya'qub al-Fairuzabadi, "Bashiiir Dzawi At-Tamyiz Fl Lathii 'if Al-Kitiib Al­ 'Aziz" (Kairo• Kementerian Wakaf Mesir, 1996).

31  Ibn Al-Athir and Al-Mubarak Ibn Muhammad , "Jami 'al-Usul Li-Ahadith Al-Rasul ," 1983.

32  Ulama 'i, "Tanwir Al-Miqbas Min Tafsir Ibn 'Abbas."

DOWNLOAD TERJEMAH TAFSIR IBNU ABBAS

DOWNLOAD TAFSIR IBNU ABBAS VERSI ARAB

LihatTutupKomentar