Bab 2 Kaidah ke-4: Hukum pengikut adalah mengikuti

Bab 2 Kaidah ke-4: Hukum pengikut adalah mengikuti Yang pertama: Perkataan mereka: Yang mengikuti tidak ... berdiri sendiri dengan hukum, sebagaimana

Bab 2 Kaidah ke-4: Hukum pengikut adalah mengikuti

 Nama kitab: Terjemah kitab Al-Faraidul Bahiyyah 
Judul kitab asal: ٍSyarah al-Faraid al-Bahiyyah fi Nazhm al-Qawaid al-Fiqhiyyah (شرح الفرائد البهية في نظم القواعد الفقهية)
Penulis: Abu Bakar bin Abi al-Qasim al-Ahdal
Nama lengkap: Syaikh Abu Bakar bin Abi al-Qasim al-Ahdal al-Yamani al-Syafi'i
Tempat/Wafat: 1035 H
Penerjemah:
Bidang studi: Kaidah fikih, Ushul fikih (Usul Fiqh), metodologi Hukum syariah 

Daftar Isi

  1. Download Kitab
  2. Bab Pertama: 5 Kaidah Fikih  
  3. Bab Kedua: Mengenai Kaidah Umum yang Menjadi Dasar bagi Kasus-Kasus Khusus
    1. Kaidah Pertama: Ijtihad Tidak Dibatalkan oleh Ijtihad
    2. Kaidah Kedua: Jika Halal dan Haram Berkumpul, Maka Haram yang Dimenangkan
    3. Kaidah Ketiga: Mendahulukan Orang Lain dalam Hal Ibadah (kepada Allah) adalah makruh
    4. Kaidah Keempat: Hukum pengikut adalah mengikuti
  4. Kembali ke: Al-Faraidul Bahiyyah 

 القاعدة الرابعة التابع تابع

 Kaidah Keempat: At-Tābi' Tābi' (Hukum pengikut adalah mengikuti)

رابعها: التابع تابعٌ وفي ... مضمونها قواعدٌ لا تختفي  

Keempat: Yang mengikuti (tābi') itu mengikuti, dan di dalamnya ... terdapat kaidah-kaidah yang tidak pernah lenyap.

أوَّلها قولهم: التابع لا ... يُفردُ بالحكم كما تأصلا  

Yang pertama: Perkataan mereka: Yang mengikuti tidak ... berdiri sendiri dengan hukum, sebagaimana yang mereka asaskan.

كذلك المتبوعُ إن يسقطْ سقطْ ... تابعه كما لديهم انضبطْ  

Demikian pula yang diikuti, jika jatuhlah ia, maka jatuhlah ... pengikutnya, sebagaimana yang telah mereka susun dengan rapi.

واستثنى التحجيلُ في نحو اليد ... كذلك الغرّةُ في المعتمدِ  

Dan dikecualikan ta'jīl (pemajuan) dalam tata bahasa tangan ... demikian pula gharrāh (kesalahan) dalam yang dijadikan pegangan.

والفرعُ فيما قعّدوه يسقط ... إنْ يسقط الأصل كما قدْ ضبطوا  

Dan cabang (furū') dalam apa yang mereka qaidahkan itu jatuh ... jika asal (ashl) jatuh, sebagaimana yang telah mereka atur.

وربما يثبتُ حكم الفرعِ ... والأصل غير ثابتٍ في الشرع  

Dan mungkin hukum cabang itu tetap berdiri ... padahal asalnya tidak tetap dalam syariat.

ثالثها: التابع لا يُقدمُ ... أصلا على المتبوعِ فيما جزموا  

Yang ketiganya: Yang mengikuti tidak didahulukan ... sama sekali atas yang diikuti, dalam apa yang mereka yakini tegas.

وفي توابع الأمورِ اغتفروا ... ما لم يكن في غيرها يُغتفرُ  

Dan dalam pengikut-pengikut urusan, mereka memaafkan ... apa yang tidak diampuni dalam urusan yang lain.

ونحوها في الشرع ضمناً يُغتفرْ ... ما لا يكونُ فيه قصداً يُغتفرْ  

Dan semisalnya dalam syariat secara tersirat diampuni ... apa yang tidak disengaja di dalamnya, itu diampuni.

فربما قالوا بالاثنا اغتُفِرا ... ما ليس في أوائلٍ مغتفرا  

Maka mungkin mereka katakan: Dengan dua hal itu diampuni ... apa yang bukan di awal-awal, yang diampuni.

ولأوائلِ العقودِ أكدُوا ... بما له الآخرُ لا يؤكَّدُ  

Dan untuk awal-awal akad, mereka tekankan ... dengan apa yang belakangnya tidak ditegaskan.

وهي عباراتٌ بمعنىً متحدْ ... وهذه تُعدُّ فيما يطردْ  

Dan itu adalah ungkapan-ungkapan dengan makna yang bersatu ... dan ini dihitung dalam apa yang berulang-ulang.

Penjelasan Singkat

  • Qaidah ini (at-tābi' tābi') merupakan salah satu kaidah fiqhiyyah utama yang menyatakan bahwa sesuatu yang secara wujudnya bergantung pada yang lain (seperti cabang pada asal, atau pengikut pada yang diikuti), maka hukumnya pun mengikuti hukum yang diikutinya. Puisi ini merangkum beberapa cabang qaidah, termasuk:
  • Yang pertama: Tābi' tidak berdiri sendiri dengan hukum (contoh: janin mengikuti hukum ibunya).
  • Yang kedua: Jika yang diikuti batal, maka pengikutnya batal (dengan pengecualian seperti ta'jīl dalam nahwu atau gharrāh dalam mu'tamad).
  • Yang ketiga: Tābi' tidak didahulukan atas yang utama, dan ada pengampunan (ighfār) untuk kesalahan dalam pengikut urusan, terutama yang tidak disengaja dalam syariat atau akad.
LihatTutupKomentar