Terjemah Qowaidul I’lal (Ilmu Shorof Dasar)
Nama kitab: Terjemah Qowaidul I’lal, Qawaid al-I'lal fis Sharfi
Judul asli kitab: َQawa'id al-I'lal fi al-Sharf (قواعد الإعلال في الصرف)
Penerjemah:
Bidang studi: Ilmu gramatika bahasa Arab, Ilmu sharaf, shorof, morfologi
Daftar isi
-
Download Qawaid I'lal Terjemah dan Arab (pdf)
- Pengertian Ilmu Sharaf (shorof)
- Pendahuluan
- Kaidah Pertama
- Kaidah Kedua
- Kaidah Ketiga
- Kaidah Keempat
- Kaidah Kelima
- Kaidah Keenam
- Kaidah Ketujuh
- Kaidah Kedelapan
- Kaidah Kesembilan
- Kaidah Kesepuluh
- Kaidah Kesebelas
- Kaidah Kedua Belas
- Kaidah Ketiga Belas
- Kaidah Keempat Belas
- Kaidah Kelima Belas
- Kaidah
- Kaidah Keenam Belas
- Kaidah Ketujuh Belas
- Kaidah Kedelapan Belas
- Kaidah Kesembilan Belas
- Kitab Sharaf / Shorof yang lain:
- Terjemah Qowaidul I’lal
- Terjemah Nazham Maqsud
- Terjemah Amtsilah Tashrifiyah
- Terjemah Matan Kailani / Tashrif Izzi
- Terjemah Alfiyah ibnu Malik
- Kitab Nahwu (Gramatika Bahasa Arab)
- Terjemah Matan Ajurumiyah
- Terjemah Matan Imrithi
-
Terjemah Alfiyah ibnu Malik
- Al-Ajurumiyah English Translation of Arabic Grammar
- Kitab Ilmu Balaghah/Sastra Arab (Ma'ani, Bayan, Badi'):
- Kitab Mantiq (Logika)
- Kembali ke: Terjemah kitab Bahasa Arab
Pengertian / Definisi Ilmu Sharaf (Shorof)
Ilmu sharaf atau shorof adalah ilmu yang mempelajari bentuk kalimat
atau tata kata bahasa Arab dan hal ihwalnya, mulai dari huruf asli
(mujarrad), tambahan (ziyadah), shahih (tidak terdiri dari huruf ilat alif
wawu ya'), hingga illat-nya. Ilmu sharaf disebut juga ilmu morfologi.
Pendahuluan - مقدمة
الحمد لله نحمده على ما أنعم ونصلى ونسلم على محمد سيد الفريقين من عرب وعجم
صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم
segala puji bagi Allah, kami memuji atas apa yang Ia beri, dan kami
bersholawat dan salam kepada Muhammad, junjungan dua kelompok, yaitu arab
dan ajam, solla Allahu alaihi wa ala ailihi wasallam
أما بعد فيقول صاحب الخط : لما علمت هناك المطبعة عدم هذه الرسالة التي فيها
قواعد من القواعد الإعلالية مع كثرة المحتاج إليها فأردت أن أكتبها على ما نلت
من الأساتيذ الأفاضيل معلمي التلاميذ بمعهد من المعاهد الإسلامة
setelah itu, berkata pemilik tulisan: ketika saya tahu disana ada percetakan
tidak ada kitab ini, yang di situ memuat kaidah-kaidah i’lal, bersamaan akan
kebutuhan terhadap kitab itu, maka saya ingin menulisnya sesuai apa yang
saya dapat dari guru-guru yang mulia, pengajar murid-murid di pondok pondok
islam
راجيا من الله رضاه ورحمته
seraya berharap kepada Allah ridlohnya dan rahmatnya
وكتبتها على طريق حصر سهل ليسهل على المبتدئ حفظها وفهمها
saya menulis dengan cara ringkas dan mudah, supaya mudah bagi pemula untuk
menghafal dan memahami
والله أسأل أن يعم نفعها وصلاحها فأقول وبالله التوفق وهو حسبي ونعم الرفيق
saya meminta kepada Allah agar menyebarkan kemanfa’atannya dan kebagusannya, lalu saya berkata, dan petunjuk adalah milik Allah, Ia adalah yang mencukupiku, dan sebaik teman
Kaidah Pertama - القاعدة الأولىغَزَا asalnya غَزَوَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi غزا.
رَمَىْ asalnya رَمَيَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi رَمَيَ. (*Alif pada lafazh رَمَىْ dinamakan Alif Layyinah).
Perhatian: “Kaidah ini berlaku pada Wau atau Ya’ dengan Harkah asli. Apabila harkah keduanya bukan asli atau baru, maka tidak boleh dirubah. Contoh دَعَوُاالْقَوْمَ .
Dan apabila setelah wawu atau ya’ itu ada huruf mati/sukun, maka diklarifikasikan sbb:
a. Jika Wawu atau Ya’ tsb bukan pada posisi Lam Fi’il, maka tidak boleh di-I’lal, karena dihukumi seperti Huruf Shahih. Contoh: بَيَانٌ, طَوِيْلٌ, خَوَرْنَقٌ.
b. Jika Wawu dan Ya’ tsb berada pada posisi Lam Fi’il, maka tetap berlaku Kaidah I’lal ini. Contoh يَخْشَوْنَ asalnya يَخْشَيُوْنَ . Namun disyaratkan huruf yg mati/sukun setelah Wawu dan Ya’ tsb bukan huruf Alif dan huruf Ya’ tasydid, maka yang demikian juga tidak boleh di-I’lal. Contoh: رَمَيَا, عَلَوِيٌّ, غَزَوَا.