Terjemah Qowaidul I’lal (Ilmu Shorof Dasar)

Nama kitab: Terjemah Qowaidul I’lal, Qawaid al-I'lal fis Sharfi Pengarang: Mundzir Nadzir Judul asli kitab: َQawa'id al-I'lal fi al-Sharf (قواعد الإعل
Terjemah Qowaidul I’lal (Ilmu Sharaf Shorof)

Nama kitab: Terjemah Qowaidul I’lal, Qawaid al-I'lal fis Sharfi
Judul asli kitab: َQawa'id al-I'lal fi al-Sharf (قواعد الإعلال في الصرف)
Pengarang: Mundzir Nadzir.
Penerjemah:
Bidang studi: Ilmu gramatika bahasa Arab, Ilmu sharaf, shorof, morfologi 

Daftar isi

  1. Download Qawaid I'lal Terjemah dan Arab (pdf)
  2. Pengertian Ilmu Sharaf (shorof)
  3. Pendahuluan
  4. Kaidah Pertama
  5. Kaidah Kedua
  6. Kaidah Ketiga
  7. Kaidah Keempat
  8. Kaidah Kelima
  9. Kaidah Keenam
  10. Kaidah Ketujuh
  11. Kaidah Kedelapan
  12. Kaidah Kesembilan
  13. Kaidah Kesepuluh
  14. Kaidah Kesebelas
  15. Kaidah Kedua Belas
  16. Kaidah Ketiga Belas
  17. Kaidah Keempat Belas
  18. Kaidah Kelima Belas
  19. Kaidah
  20. Kaidah Keenam Belas
  21. Kaidah Ketujuh Belas
  22. Kaidah Kedelapan Belas
  23. Kaidah Kesembilan Belas
  24. Kitab Sharaf / Shorof yang lain:
    1. Terjemah Qowaidul I’lal
    2. Terjemah Nazham Maqsud 
    3. Terjemah Amtsilah Tashrifiyah 
    4. Terjemah Matan Kailani / Tashrif Izzi
    5. Terjemah Alfiyah ibnu Malik  
  25. Kitab Nahwu (Gramatika Bahasa Arab)
    1. Terjemah Matan Ajurumiyah
    2. Terjemah Matan Imrithi 
    3. Terjemah Alfiyah ibnu Malik
    4. Al-Ajurumiyah English Translation of Arabic Grammar
  26. Kitab Ilmu Balaghah/Sastra Arab (Ma'ani, Bayan, Badi'):
    1. Ilmu Balaghah Lengkap
    2. Terjemah Balaghah Wadhihah
  27. Kitab Mantiq (Logika)
    1. Terjemah Sullamul Munawraq
  28. Kembali ke: Terjemah kitab Bahasa Arab

Pengertian / Definisi Ilmu Sharaf (Shorof)

Ilmu sharaf atau  shorof adalah ilmu yang mempelajari bentuk kalimat atau tata kata bahasa Arab dan hal ihwalnya, mulai dari huruf asli (mujarrad), tambahan (ziyadah), shahih (tidak terdiri dari huruf ilat alif wawu ya'), hingga illat-nya. Ilmu sharaf disebut juga ilmu morfologi.

Pendahuluan - مقدمة

الحمد لله نحمده على ما أنعم ونصلى ونسلم على محمد سيد الفريقين من عرب وعجم صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم

segala puji bagi Allah, kami memuji atas apa yang Ia beri, dan kami bersholawat dan salam kepada Muhammad, junjungan dua kelompok, yaitu arab dan ajam, solla Allahu alaihi wa ala ailihi wasallam

أما بعد فيقول صاحب الخط : لما علمت هناك المطبعة عدم هذه الرسالة التي فيها قواعد من القواعد الإعلالية مع كثرة المحتاج إليها فأردت أن أكتبها على ما نلت من الأساتيذ الأفاضيل معلمي التلاميذ بمعهد من المعاهد الإسلامة

setelah itu, berkata pemilik tulisan: ketika saya tahu disana ada percetakan tidak ada kitab ini, yang di situ memuat kaidah-kaidah i’lal, bersamaan akan kebutuhan terhadap kitab itu, maka saya ingin menulisnya sesuai apa yang saya dapat dari guru-guru yang mulia, pengajar murid-murid di pondok pondok islam

راجيا من الله رضاه ورحمته

seraya berharap kepada Allah ridlohnya dan rahmatnya

وكتبتها على طريق حصر سهل ليسهل على المبتدئ حفظها وفهمها

saya menulis dengan cara ringkas dan mudah, supaya mudah bagi pemula untuk menghafal dan memahami

والله أسأل أن يعم نفعها وصلاحها فأقول وبالله التوفق وهو حسبي ونعم الرفيق

saya meminta kepada Allah agar menyebarkan kemanfa’atannya dan kebagusannya, lalu saya berkata, dan petunjuk adalah milik Allah, Ia adalah yang mencukupiku, dan sebaik teman

Kaidah Pertama - القاعدة الأولى

إذَا تَحَرَّكَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ فَتْحَةٍ مُتَّصِلَةٍ فِيْ كَلِمَتَيْهِمَا أُبْدِلَتَا آلِفًا مِثْلُ صَانَ أَصْلُهُ صَوَنَ وَبَاعَ أَصْلُهُ بَيَعَ
 
Jika wawu dan ya’ berharokat setelah fathah yang sambung di satu kalimat, maka wawu dan ya’ tersebut diganti alif, seperti صَانَ dan بَاعَ asal keduanya  صَوَنَ dan بَيَعَ

الإعلال: صان أصله صون على وزن فعل أبدلت الواو ألفا لتحركها بعد فتحة متصلة في لكمتها فصار صان

صَانَ asalnya صَوَنَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi صَانَ.
 
باع أصله بيع على فعل أبدلت الياء ألفا إلخ

بَاعَ asalnya بَيَعَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi بَاعَ.


غَزَا asalnya غَزَوَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi غزا.

رَمَىْ asalnya رَمَيَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi رَمَيَ. (*Alif pada lafazh رَمَىْ dinamakan Alif Layyinah).

Perhatian: “Kaidah ini berlaku pada Wau atau Ya’ dengan Harkah asli. Apabila harkah keduanya bukan asli atau baru, maka tidak boleh dirubah. Contoh دَعَوُاالْقَوْمَ .

Dan apabila setelah wawu atau ya’ itu ada huruf mati/sukun, maka diklarifikasikan sbb:
a. Jika Wawu atau Ya’ tsb bukan pada posisi Lam Fi’il, maka tidak boleh di-I’lal, karena dihukumi seperti Huruf Shahih. Contoh: بَيَانٌ, طَوِيْلٌ, خَوَرْنَقٌ.

b. Jika Wawu dan Ya’ tsb berada pada posisi Lam Fi’il, maka tetap berlaku Kaidah I’lal ini. Contoh يَخْشَوْنَ asalnya يَخْشَيُوْنَ . Namun disyaratkan huruf yg mati/sukun setelah Wawu dan Ya’ tsb bukan huruf Alif dan huruf Ya’ tasydid, maka yang demikian juga tidak boleh di-I’lal. Contoh: رَمَيَا, عَلَوِيٌّ, غَزَوَا.

Download kitab
  1. Terjemah Qawaid I'lal
  2. Qawaid al-I'lal fi al-Sharfi
LihatTutupKomentar