Terjemah Kimiyaus Sa'adah Al-Ghazali
Nama kitab: Terjemah Kimiya al-Sa'adah, Proses Kebahagiaan, Ruhani untuk Kebahagiaan Abadi, Meraih Kebahagiaan dan Keseimbangan Dunia dan Akhirat
Judul kitab asal: Kimiyaus Sa'adah (كيمياء السعادة - الغزالي)
Penulis: Imam Ghazali.
Nama lengkap: Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Al-Thusi (أبو حامد محمد بن محمد الغزالي الطوسي)
Lahir: 1058 M / 450 H
Asal: Tous, Iran
Wafat: 19 Desember 1111 Masehi (usia 53) atau tahun 505 Hijriah
Bidang studi: Tasawuf, akhlak, sufi, tarekat
Daftar Isi
- Kata Pengantar
- Mengenal Diri
- Mengenal Allah
- Mengenal Dunia
- Mengenal Akhirat
- Spiritualitas dalam Musik dan Tarian
- Muhasabah dan Zikir
- Perkawinan: Pendorong ataukah Perintang Kehidupan Beragama?
- Cinta Kepada Allah
- Biografi Pengarang: Imam Ghazali
- Riwayat Hidup Al Ghazali
- Pendidikan Al-Ghazali
- Keadaan Sosial Dan Politik Pada Masa Al-Ghazali
- Karya-Karya Imam Al-Ghazali 
- Profil Kitab Kimiyaus Sa'adah
- Download Terjemah Kitab Kimiyaus Sa'adah
- Download Kitab Kimiyaus Sa'adah Bahasa Arab
- 
    Kitab Tasawuf Lain 
 
- Terjemah al-Hikam
- Terjemah Al-Munqidz Min al-Dhalal
- Terjemah Ayyuhal Walad
- Terjemah Bidayatul Hidayah
- Terjemah Qasidah Burdah
- Terjemah Durratun Nashihin
- Terjemah Idhotun Nasyi'in
- Terjemah Ihya Ulumuddin
- Terjemah Irsyadul Ibad
- Terjemah Maroqil Ubudiyah
- Terjemah Maulid Diba'
- Terjemah Minhajul ‘Abidin
- Terjemah Mirqatus Suud
- Terjemah Nashoihud Diniyah
- Terjemah Nashaihul Ibad
- Terjemah Risalatul Muawanah
- Terjemah Sullamul Munajat
- Terjemah Sullamut Taufiq
- Terjemah Ta'lim Muta'alim
- Terjemah Uqudul Lujain
- Terjemah Ushfuriyah
- Terjemah Washiyatul Musthafa
- Terjemah Fihi Ma Fihi Rumi
- Terjemah Adab Sulukil Murid
- Terjemah Kimiyaus Sa'adah
- Kembali ke: Kitab Tasawuf Terbaru
- 
        Kimiya as-Sa'adah (كيمياء السعادة - الغزالي)
        - (ط. دار المقطم - تحقيق نجاح عوض صيام)
 
BIOGRAFI PENGARANG: IMAM AL GHAZALI
      A.    Riwayat Hidup Al Ghazali
Nama lengkapnya Abu Hamid Ibn Muhammad Ibn Ahmad Al Ghazali,
      lebih dikenal dengan Al Ghazali. Dia lahir di kota kecil yang terletak di
      dekat Thus, Provinsi Khurasan, Republik Islam Irak pada tahun 450 H (1058
      M)1 
    
Nama Al -Ghazali ini berasal dari ghazzal, yang berarti tukang menunun benang, karena pekerjaan ayahnya adalah menenun benang wol. Sedangkan Ghazali juga diambil dari kata ghazalah, yaitu nama kampung kelahiran Al Ghazali dan inilah yang banyak dipakai, sehingga namanya pun dinisbatkan oleh orang-orang kepada pekerjaan ayahnya atau kepada tempat lahirnya2
Orang tuanya gemar mempelajari ilmu tasauf, karena mereka hanya mau makan dari hasil usaha tangannya sendiri dari menenun wol.Dan ia juga terkenal pecinta ilmu dan selalu berdo€a agar anaknya kelak menjadi seorang ulama. Amat disayangkan ajaranya tidak memberikan kesempatan padanya untuk menvaksikan keberhasilan anaknya sesuai do'anya.
Pada mulanya Al Ghazali mengenal tasauf adalah ketika sebelum ayahnya meninggal, namun dalam hal ini ada dua versi:
      1.    Ayahnya sempat menitipkan Al- Ghazali kepada
      saudaranya yang bernama Ahmad. Ia adalah seorang sufi, dengan bertujuan
      untuk dididik dan dibimbingnya dengan baik.
2.   
      Sejak kecil, Al Ghazali dikenal sebagai anak yang senang menuntut ilmu,
      sejak masa kanak-kanak, ia telah belajar dengan sejumlah guru di kota
      kelahirannya.
    
      Diantara guru-gurunya pada waktu itu adalah Ahmad Ibnu Muhammad Al
      Radzikani. Kemudian pada masa mudanya ia belajar di Nisyapur juga di
      Khurasan, yang pada saat itu merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan
      yang penting di dunia Islam. Ia kemudian menjadi murid Imam Al Haramain Al
      Juwaini yang merupakan guru besar di Madrasah An-Nizhfirniyah Nisyapur. Al
      Ghazali belajar teologi, hukum Islam, filsafat, logika, sufisme dan
      ilmu-ilmu alam.3
Berdasarkan kecerdasan dan kemauannya yang
      luar biasa, Al Juwaini kemudian memberinya gelar Bahrum Mughriq (laut yang
      menenggelamkan).Al Ghazali kemudian meninggalkan Naisabur setelah Imam Al
      Juwaini meninggal dunia pada tahun 478 H (1085 M). Kemudian ia berkunjung
      kepada Nizhdm al- Mar di kota Mu€askar. Ia mendapat penghormatan dan
      penghargaan yang besar, sehingga ia tinggal di kota itu selama 6 tahun.
      Pada tahun 1090 M ia diangkat menjadi guru di sebuah Nizhfimiyah, Baghdad.
      Pekerjaan itu dilakukan dengan sangat berhasil. Selama di Baghdad, selain
      mengajar, ia juga memberikan bantahan-bantahan terhadap pikiran-pikiran
      golongan bathiniyyah, islamiyah  golongan  filsafat dan
      lain-lain. Setelah mengajar diberbagai tempat, seperti di Baghdad, Syam
      dan Naisabur, akhlaknyaia kembali ke kota kelahirannya di Thus pada tahun
      1105 M.
Empat tahun lamanya Al Ghazali memangku jabatan
      tersebut, bergelimang ilmu pengetahuan dan kemewahan duniawi.Di masa
      inilah dia banyak menulis buku-buku ilmiah dan filsafat.Tetapi keadaan
      yang demikian tidak selamanya mententramkan hatinya.Di dalam hatinya mulai
      timbul keraguan, pertanyaan-pertanyaan baru mulai muncul, 'inikah ilmu
      pengetahuan yang sebenarnya? Inilah kehidupan yang dikasihi Allah?, `Nikah
      cara hidup yang diridhai Tuhan?, dengan mereguk madu dunia sampai ke dasar
      gelasnya. Bermacam-macam, pertanyaan timbul dari hati sanubarinya.
      Keraguan terhadap daya serap indra dan olahan akal benar-benar menyelimuti
      dirinya. Akhirnya dia menyingkir dari kursi kebesaran i1miahnya di Baghdad
      menuju Mekkah, kemudian ke Damaskus dan tinggal disana untuk beribadah.
    
      Ia mulai tentram dengan jalannya di Damaskus, yakni jalan sufi. Ia tidak
      lagi mengandalkan akal semata-mata, tetapi juga kekuatan nur yang
      dilimpahkan Tuhan kepada para hamba-Nya yang bersungguh-sungguh menuntut
      kebenaran.dari Damaskus ia kembali ke Baghdad dan kembali ke kampungnya di
      Thus. di sini ia menghabiskan hari-harinya dengan mengajar dan beribadah
      sampai ia dipanggil Tuhan ke hadirat-Nya pada tanggal 14 Jumadil Akhir
      tahun 505 H (1111 M) dalam usia 55 tahun dengan meninggalkan 
      beberapa  anak  perempuan.  dan  ada  juga 
      yang  mengatakan
bahwa beliau meninggal usia 54 tahun.4 
    
      B.    Pendidikan Al-Ghazali
Dari mempelajari beberapa filsafat, baik Yunani maupun dari
      pendapat-pendapat filosof Islam, Al Ghazali mendapatkan argumen-argumen
      yang tidak kuat, bahkan banyak yang bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh
      karena itu, Al Ghazali menyerang argumen filosof Yunani dan Islam dalam
      beberapa persoalan.Di antaranya, Al Ghazali menyerang dalil Aristoteles
      tentang azalinya alam dan pendapat para filosof yang mengatakan bahwa
      Tuhan tidak mengetahui perincian alam dan hanya mengetahui soal-soal
      yang besar saja.Ia pun menentang argumen para filosof yang mengatakan
      kepastian hukum sebab akibat semata-mata, mustahil adanya
      penyelewengan.5
Al Ghazali mendapat gelar kehormatan Hujjatul Islam atas pembelaannya yangmengagumkan terhadap agama Islam, terutama terhadap kaum bathiniyyah dan kaum filosof.Sosok Al Ghazali mempunyai keistimewaan yang luar biasa.Dia seorang ulama, pendidik, ahlipikir dalam ilmunya dan pengarang produktif.
Karya-karya tulisnya meliputi berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Berikut beberapa warisan dari karya ilmiah yang paling besar pengaruhnya terhadap pemikiran umat Islam:6
1. Maqfishid Al Falisifah (tujuan-tujuan para filosof), karangan pertama yang berisi masalah-masalah filsafat.
2.    Tahfifut Al
      Faldsifah (kekacauan pikiran para filosof) yang dikarang ketika jiwanya
      dilanda, keragu-raguan di Baghdad dan Al Ghazali mengecam filsafat para
      filosof dengan keras.
3.    Mi'yfir Al Ilm
      (kriteria ilmu-ilmu).
4.    lbya 'Ulum Ad Din
      (menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama), merupakan karya terbesarnya selama
      beberapa tahun dalam keadaan berpindah-pindah antara damaskus,Yerussalem,
      Hijfiz dan Thus yang berisi panduan antara fiqih, tasawaf dan filsafat.
5. Al Munqidz Min Ad Dialfil (penyelamat dari kesatuan), merupakan sejarah perkembangan alam pikiran Al Ghazali dan merefleksikan sikapnya terhadap beberapa macam ilmu serta jalan mencapai Tuhan.
6.   
      Al Malirif Al 'Aqliyyah (pengetahuan yang rasional).
7.   
      Misykat Al Anwar (lampu yang bersinar banyak), pembahasan akhlaq
      tashawuf.
8. Minhaj At 'Abidin mengabdikan diri pada Tuhan).beriman kepada allah semua ibadahnya dan amalannya hanya untuk tuhan ,karena itu cara untuk mendekatkan dirinya dengan sang khalik.
9. Al lqtishad fi Al I'tiqad (moderasi dalam akidah).mengikuti ajaran dalam agama dan kepercayaan mereka
10. Ayyuha Al Walad (wahai anak) mengajarkan tentang akhlak seorang anak dalam akidah islam.
11. Al Mustasyfa (yang terpilih).orang yang terpilih dalam organisasi dalam islam.
12.    Iljam Al
      'Aw-wam 'an `al kalam : tentang perkataan tuhan kepada manusia.
13.   
      Mizan Al 'Amal (timbangan amal) tentang akhlak amal seseorang.
 
    
      C.    Keadaan Sosial Dan Politik Pada Masa
          Al-Ghazali
1.    Madrasah Nizamiah Bagdad
Nizamul
      Mulk dalam sejarah Islam terkenal sebagai seorang negarawan Islam yang
      amat berjasa dalam memajukan perkembagan pendidikan Islam. Beliau adalah
      seorang Perdana Menteri (Wazir) dari Sultan Malik Syah dari Daula Bani
      Saljuk (1072-1092), berdarah Parsi Hidup pada pertengahan abad ke 5
      Hijriah. Sekolah-sekolah yang dibangunnya dan dibiayai dinamakan Madrasah
      nizimiah. Sekolah-sekolah itu tersebar diseluruh negeri dalam wilayah
      daulah bani saljuk dibagdad, Nysaphur, asfahan,basrah,mausal dan
      lainnya.Nizamulk mulk dalam membangun sekolah-sekolah ini bertujuan
      politik yaitu untuk memperkuat kekuasaan orang-orang turki dalam
      pemerintahan dan memperkuat madhzab negara dalam keagamaan.Sultan-sultan
      turki sangat memerlukan simpati rakyat dan mereka penganut madzhab ahli
      sunnah.Maka missi dari madrasah nizamiah itu adalah menanamkan rasa hormat
      dan cinta rasa rakyat kepada penguasa-penguasa turki serta
      meneguhkan    madzhab    ahli  
      sunnah. madrasah    Nizamiah    di Bagdad,
      dibangun pada tahun 457 H / 1065 M, terletak di dekat pasar disebut
      “Suqustsulasa”.
1.    Abu Ishaq aas Syairazi
      (wafat tahun 476 H = 1083 M)
2.    Abu Nashr
      as-Shabbagh (wafat tahun 477 H = 1084 M)
3.   
      Abu Qasim al-Alawi (wafat tahun 495 H = 1089 M)
4.   
      Abu Abdullah al-Thabari (wafat tahun 495 H = 1101 M)
5.   
      Abu Hamid al-Ghazali (wafat tahun 505 H = 1111 M)
6.   
      Radliyyudin al-Qazwaini (wafat tahun 575 H = 1179 M)
7.   
      Al-Firuzabadi (wafat tahun 817 H = 1414 M)
    
      Ibnu kalikhan dalam khitabnya Wafaqathul A€yan menceritakan mengenai Abu
      Ishaq bahwa beliau diminta untuk memberi pelajaran oleh Wazir Nizamul
      Mulk. Tetapi sewaktu mahasiswa sudah berkumpul untuk mendegarkan
      kuliahnya, beliau tidak muncul. Kemudian disusul namun tidak bertemu.
      Karena itu diganti oleh Ibnu Shabaqh. Beberapa waktu berlalu as-Syairazi
      diketahui mengajar dimesjidnya  murid-muridnya datang menemui beliau
      dan menyatakan ketidak kesepatannya terhadap sikap gurunya yang menolak
      permintaan Wazir Sultan.Dan mereka mendesak jika beliau menolak tawaran
      sebagai gurunya itu.beliau mulai mengajar menggantikan ibnu Shabbagh
      sesudah kurang lebih 20 hari mengajar.Adapun sebab-sebab mengapa mahasiswa
      pengikut beliau itu mendesak “karena madrasah nizamiah mereka kehilangan
      berbagai fasilitas,padahal Wazir itu kemurahannya terhadap mahasiswa dan
      ulama amat besar.7
      D.    Karya-Karya Imam Al-Ghazali
Setengah abad dari usia al-Ghazali dilaluinya dalam abad ke 5
      H. Dan hanya kurang lebih 5 tahun, itulah masa hidup al-Ghazali yang
      dihabiskan beberapa lama di Khurasan, Iran (tempat kelahiranya dan
      pendidikannya).
    
Baghdad, Irak (tempat puncak kelahiran mtelektualnya). Damaskus, al-Quds, Mekkah, Madinah serta kota-kota lain tempat persinggahan dalam pengembaraannya yang panjang untuk memenuhi tuntutan spritualnya.
Pada masa al-Ghazali hidup, ditinjau dari kondisi politik, di dunia. Islam bagian timur, secara eksistensi dinasti Abbasiyah di Baghdad masih diakui, tetapi secara de facto kekuasaan efektifnya berada ditangan para sultan yang membawahi wilayah tersebut, dengan beberapa daerah kesultanan yang independen. Dinasti saljuk yang didirikan oleh sultan Thugril Beek (1037- 1063M).Sempat berkuasa didaerah-daerah Khurasan, Ray, Irak, Persia daerah-daerah lain disekitarnya selama 90 tahun lebih antara tahun 429-522H/1037- 1127M.8Kota Baghdad dikuasainya pada tahun 1055M.Tiga tahun sebelum al- Ghazali lahir. Dinasti Saljuk mencapai puncak kejayaannya pads masa pemerintahan sultan Arsalan (1063-1072M) dan sultan Malik Syah (1072- 1092 M) dengan wazimya yang terkenal yang bernama Nizham al-Mulk(1063- 1092M). Sesudah itu dinasti saljuk mengalami kemunduran akibat dari gerakan politik bawah tanah yang berbaur agama, yakni gerakan Bathiniyah.
      Pada masa, al-Ghazali hidup, bukan hanya disintegrasi dalam bidang poltik
      umat Islam yangterjadi, tetapi juga dalam bidang sosial keagamaan.Umat
      Islam terpilah-pilah menjadi beberapa golongan madzhab fiqih dan aliran
      teologi dan masing-masing dengan tokohnya, yang dengan sadar menanamkan
      fanatisme golongan kepada, umat.Hal ini juga, dilakukan oleh penguasa,
      yang dengan semena-mena, memaksakan faham tertentu kepada rakyatnya.
Konflik
      sosial yang terjadi dikalangan umat Islam pada masa al- Ghazali sebenarnya
      merupakan warisan masa lalu yang terus berlanjut hingga abad-abad
      selanjutnya, karena memang diantara para intelek tidak ada, kesamaan
      pandangan, mestinya paling tidak, mereka tidak saling memaksakan kehendak
      atau faham tertentu kepada masyarakat lainnya. Sebab dengan adanya
      pemaksaan seperti itu, perbedaan pendapat dikalangan masyarakat semakin
      ranting dan benih-benih perpecahan semakin subur.
Memang diakui, bahwa.para penguasa, pada waktu itu sangat menjungjung tinggi ilmu pengetahuan.9
Oleh karena itu, para ulama kemudian saling berkompetisi dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Sayangnya, tujuan mereka bukan hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, akan tetapi juga untuk mendapatkan simpati dari penguasa, yang selalu memantau kemajuan mereka guna, direkrut untuk jabatan-jabatan intelektual yang menggiurkan.
Dalam hal ini besar sekali peranan wazir dinasti Saljuk yaitu Nizham al-Mulk, yang sampai berani mengeluarkan 600.000 dinar emas dari pembendaharaan negara selama setahun guna kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan yang berpusat di madrasah- madrasah yang telah didirikannya.
Anggaran dana sebesar itu dipergunakan untuk memberi beasiswa kepada para pelajar dan gaji guru-gurunya. Disamping itu Nidzam al-Mulk juga mendirikan lembaga-lembaga, seminar tempat para, intelektual bertukar pendapat. Tetapi usaha pengembangan ilmu ini lebih di arahkan oleh penguasa, guna, mengantisipasi pengaruh pemikiran filsafat dan kalam mu'tazilah yang mereka anggap menyesatkan karena telah menerima kebenaran pemikiran filsafat secara mutlak hingga mengabaikan ajaran-ajaran agama.Dalam situasi dan kondisi seperti inilah al-Ghazali lahir dan berkembang menjadi seorang pemikir agung dan terkemuka dalam sejarah dunia intelektual Islam.
1 Sirajuddin, Filsafat Islam, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) , hlm. 155.
2 Hasyimiyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), hlm. 77.
3 Ahmad Syadani, Filsafat Umum, (Bandung. Pustaka Setia, 1997) hlm. 178.
4 Yunasril Ali, Perkembangan Pemikiran Falsafi dalam Islam, (Jakarta. Bumi Aksara, 1991) h1m. 67.
5 Ibid, hlm. 68.
6 Hermawan, A. Heris dan Yaya Sunarya, Filsafat, (Bandung : CV Insan Mandiri, 2011), hlm. 91-92.
      7 Syarafuddin Khattab ,At-Tarbiyah fil Ushuril Wustha,[mesir
      1997]mathba”ah,hlm.30    
    
      8 Idris Yahya, Sistematika Akhlak Suatu Kajian Teoritis (Semarang Fakultas
      Ushuluddin IAIN Wali Songo, 1980), hlm. 3 
    
9 Ibid, hlm. 38
 
PROFIL KITAB KIMYA'US SA'ADAH
Kimiyaus Sa'adah adalah kitab yang secara khusus dipersembahkan kepada para salik (pencari Tuhan dalam dunia tarekat), ditulis dengan gaya populer dan ringan. Menjelaskan tentang bagaimana seharusnya untuk sampai kepada Tuhan, al-Ghazali menghendaki adanya keseimbangan antara visi akhirat dan kehidupan duniawi, mengejar Tuhan tanpa harus menafikan kebutuhan diri sendiri, ragawi dan ruhani.
      Salah satunya ibadah pernikahan. Ia berperan penting dalam kehidupan
      manusia, yang kadang mendukung peribadatan, dan tak jarang hadir sebagai
      penghambat. Di dalam beberapa aliran thariqat sendiri, seseorang baru
      dibaiat setelah menikah. Mengapa?
Pernikahan berhubungan, salah
      satunya, dengan nafsu seksual. Setiap orang memiliki nafsu seksual. Ia
      manusiawi. Namun, banyak orang yang terhambat dan terjerumus ke dalam dosa
      karena nafsu ini.
Di dalam anjuran Islam, baik syariat maupun
      tasawuf, nafsu tidak harus dihilangkan atau diredam. Nah, pernikahan
      menjadi penyalur nafsu seksual itu untuk dibalik menjadi rejeki manusia
      yang tak terkira.
Tapi tahukah, di samping itu, ternyata banyak
      manfaat lain di dalam agama bagi orang-orang yang telah menikah? Bukan
      hanya kenikmatan duniawi, tapi pernikahan adalah salah satu lahan paling
      subur untuk mendapatkan pahala dan kemanfaatan lain seperti: Memperbanyak
      Keturunan, Memiliki Kawan Seperjuangan, Efisiensi dan Penataan Hidup,
      Menghidupkan Visi Kemanusiaan.
    
      DOWNLOAD TERJEMAH KIMIYAUS SA'ADAH BAHASA INDONESIA
    
DOWNLOAD KIMIYA AL-SA'ADAH VERSI ARAB

