Buku Ulama Nusantara Menggugat Nasab Palsu karya KH Imaduddin
  
Nama kitab / buku: Ulama Nusantara Menggugat Nasab Palsu: Jawaban KH.
  Imaduddin Utsman al-Bantani terhadap Buku Hanif Alatas dkk 
Penulis: KH.
  Imaduddin Utsman Al-Bantani, pengasuh pesantren Nahdlatul Ulum, Banten
Cetakan
  pertama: November 2024 
Penerbit: Lakeisha 
15,6 cm X 23 cm,
  691 Halaman 
ISBN : 978-623-119-469-5 
Kitab terkait
  sebelumnya:
Bidang studi: Sejarah Baalawi, sejarah Nabi, ilmu nasab, sejarah Islam, genealogi, filologi/manuskrip, Tes DNA
Daftar Isi 
- Download Buku Ulama Nusantara
- Biografi Pengarang: KH Imaduddin Usman Al-Bantani
- Profil Buku
- KATA PENGANTAR
- 
    BAGIAN SATU: ULAMA NUSANTARA MENGGUGAT NASAB PALSU (Jawaban KH Imaduddin      Utsman Al-Bantani Terhadap Buku Hanif Alatas Dkk)      
      - 
      Menjawab Prolog Buku Hanif Alatas  
 
- Menanggapi Kata Pengantar Ahmad Sa‘Dullah Abdul Alim Dari Pasuruan
- 
      Menanggapi Kata Pengantar Muhammad Najih Sarang 
 
- Menanggapi Kata Pengantar Abdullah Mukhtar Sukabumi
- 
      Menanggapi Kata Pengantar KH Syukron Makmun 
 
- 
      Menanggapi Kata Pengantar Kurtubi Lebak 
 
- 
      Menanggapi Kata Pengantar Abdul Shomad Riau 
 
 
- 
      Menjawab Prolog Buku Hanif Alatas  
- 
    BAB I MENJAWAB KLAIM NASAB BA‘ALWI MENURUT ILMU NASAB, ILMU FIKIH DAN    SEJARAH    - PASAL KE-1 TOLOK UKUR KEABSAHAN NASAB
- Metode Itsbat Nasab Pertama: Al Syuhrah Wa Al Istifadlah (Istifadah, Istifadhah)
- Maksud Syuhrah Wa al-Istifadlah adalah Min Adzhar al-Bayyinat
- Istifadah atau Tasamu‘ Wajib Terjadi di Kampung Asal Bukan di Tempat Hijrah
- Metode Itsbat Nasab Kedua: Kitab-Kitab Nasab
- Dalil Kitab Sezaman
- Menemukan manuskrip
- Metode Itsbat Nasab Ketiga: Bayyinah Syar‘iyyah/Syahadah
- Metode Itsbat Nasab Keempat: Al-I‘tiraf Dan Iqrar Dari Sebuah Kabilah
- Metode Itsbat Nasab Kelima: I‘tiraf Dan Iqrar Dari Seorang Ayah
- Metode Itsbat Nasab Keenam: Al-Qur‘ah
- Metode Itsbat Nasab Ketujuh: Qiyafah
- Metode Yang Ditetapkan Ahli Biologi
- Tentang DNA Arab
- Hukum Tes DNA Untuk Memverivikasi Keturununan Nabi Muhammad Saw
- Hukum Syara Yang Berkaitan Dengan Keturunan Nabi Muhammad SAW
- PASAL KE-2 KITAB-KITAB YANG MENYEBUT BA‘ALWI BUNTU DI ABAD-9
- Kitab-Kitab Nasab Abad Ke-3 Sampai 13 Hijriyah
- Kitab-Kitab Yang Mampu Didapatkan Ba‘alwi
- PASAL KE-3 MENJAWAB KLAIM PENGAKUAN DAN KESAKSIAN PARA ULAMA TERHADAP KEABSAHAN NASAB SADAH BA‘ALWI
- Manuskrip Hasan al-‗Allal (460 H)
- Sanad Abul Qasim al-Naffath (490 H)
- Manuskrip Hasan bin Rasyid (638 H)
- Manuskrip Umar bin Sa‘ad al-Din al-Dzifari
- Manuskrip Ijazah Kitab Sunan Turmudzi Tahun 589 H
- Kitab Tuhfat al-Murid Wa Uns al-Mustafid
- Manuskrip Abul Qasim al-Naffath
- Sanad Muhammad Aqilah dan Manuskrip Assegaf
- Manuskrip Kitab Musnad Ubadillah al-Tamimi al-Iraqi
- Manuskrip Sanad Abdul Haq al-Isybili Ibnu al-Kharrath
- Manuskrip Sanad Ali al-Syanini
- Manuskrip Al-Thurfat al-Gharibat
- PASAL KE-4 PENGAKUAN ULAMA BESAR NUSANTARA TERHADAP STATUS BA‘ALWI SEBAGAI DZURIYAH NABI
- Syaikh Nawawi al-Bantani (w 1316 H)
- Syaikh Hasyim Asy‘ari (w 1366 H)
- PASAL KE-5 PENETAPAN NASAB DENGAN CARA ISTIFADLAH
- Maksud Syuhrah Wa al-Istifadlah adalah Min Adzhar al- Bayyinat
- Istifadlah atau Tasamu‘ Wajib Terjadi di Kampung Asal Bukan di Tempat Hijrah
- PASAL KE-6 JEJAK PENINGGALAN TERDAHULU SADAH BA‘ALWI DI HADRAMAUT
- Makam Ahmad bin Isa
- Muhammad Shahib Mirbat
- Makam Muhammad Sohib Mirbat
 
- BAB II MENJAWAB TUDUHAN HANIF DKK TERHADAP TESIS PENULIS- Siapa Yang Mengabaikan Metode dan kaidah Ahli Nasab?
- Metode Itsbat Nasab
- Metode Syuhroh wal Al Istifadah
- Metode Kitab-kitab Nasab
- Metode Syahadah/Al-Bayyinah al-Syar‘iyyah
- Metode Ikrar
- Metode I‘tiraf
- Metode Qiyafah
- Metode DNA
- Metode Qur‘ah
- Klasifikasi Nasab Menurut Ahli Nasab
- Kaidah-Kaidah Ulama Nasab Dalam Membatalkan Nasab Ba‘alwi
- Kaidah ke-1
- Kaidah ke-2
- Kaidah ke-3
- Kaidah ke-4
- Kaidah ke-5
- Kaidah ke-6
- Kaidah ke-7
- Kaidah ke-8
- Kaidah ke-9
- Kaidah ke-10
- Kaidah ke-11
- Kaidah ke-12
- Kaidah ke-13
- Kaidah ke-14
- Menjawab Framing Hanif Dkk Bahwa Penulis Menentang, Mengabaikan Dan Merendahkan Pengakuan Para Ulama Muktabar Tentang Nasab Ba‘alwi
- Ulama Yang Mengakui Versus Yang Menolak
- Pengakuan para Ulama Dijawab dengan Asumsi
- Imam Ibnu Hajar Al-Haitami
- Jika Nasab Ba‘alwi di-Bahtsul Masail-kan oleh NU
- KESESATAN LOGIKA
- Tidak disebutkan berarti tidak ada
- Kitab Al-Syajarah Al-Mubarakah Adalah Kitab Mukhtasar (Ringkasan)
- Jumlah Ismiyah Ismiyah Kitab Al-Syajarah Al-Mubarakah adalah Hasr (Terbatas)
- Upaya Hanif Dkk meragukan Kitab Al-Syajarah Al-Mubarakah
- Meragukan Al-Syajarah Al-Mubarakah karena Imam Mahdi
- Ketidak Akuratan Klaim Hashr Versi Hanif Dkk
- Jawaban Mahdi al-Raja‘I Dijadikan Dalil Hanif dkk
- Menjawab Framing Fitnah Kepada Para Ulama 
- Memfitnah Ali bin Abu Bakar al-Sakran
- Abdurrahman al-Khatib dan Kitab Al-jawhar al-Syafaf
- Fitnah kepada Ba‘alwi Secara Umum
- Ba‘alwi dan Bani Ahdal
- Fitnah Terhadap Alwi bin Tahir al-Haddad
- Fitnah terhadap Imam Murtada al-Zabidi (w1204 H)
- Fitnah Terhadap Yusuf Jamalullail
- Pengkhiantan Ilmiyah
- Sulit Menerima Rujukan yang mengabsahkan Nasab Ba‘alwi
- Menggunakan Teori Tetapi Mengabaikan Ba‘alwi
- Menuntut kitab Sezaman Padahal Ia Tidak Menggunakan Sumber Sezaman
- Kerap Menolak Validitas Kitab Yang Mengitsbat Ba‘alwi Namun Menerima Begitu Saja Kitab Yang Menolak Ba‘alwi
- Kebohongan Dalam Pengutipan
- Memelintir Dalil Al-Qur‘an dan Sunnah Tentang Gelar Habib
- Tidak Ada Hadits Sahih Tentang Kewajiban Mencintai Keturunan Nabi
- Pengambilan Kesimpulan Yang Serampangan
- Ba‘alwi adalah Keturunan Qahtan
- Kakek Ba‘alwi Adalah Sepupu langsung bani Ahdal
- Ahmad bin Isa Tidak Pernah Hijrah ke Hadramaut
- Hanif Memanipulasi Data Kitab Al-Gaybah Karya Al- Thusi Tentang Ahmad bin Isa Tidak Pernah Hijrah Ke Hadramaut
- Makam Ahmad bin Isa Palsu
- Melakukan Kebohongan Publik
- Nasab Ba‘alwi Terputus 550 Tahun
- Mufti Yaman Membatalkan Nasab Ba‘alwi
- Naqabah Internasional Tidak Mengakui Nasab Ba‘alwi
- Syaikh Al-Turbani Membatalkan Nasab Ba‘alwi
- Kesimpulan Batalnya Nasab Ba‘alwi adalah Sebuah Tesis
- Menjiplak Pemikiran Orientalis Dan Tokoh Non Aswaja
- Menjiplak Pemikiran orinetalis Untuk Membatalkan Nasab Ba‘alwi
- Mencontek Tokoh Wahabi Dalam Membatalkan Nasab Ba‘alwi
- Tidak Memiliki Kompetensi Ilmu Nasab
- Membatalkan Nasab Jauh Dengan Tes DNA
 
- BAB III MAFASID BA‘ALWI MENGAKU KETURUNAN NABI
- 
      BAGIAN DUA MENAKAR KESAHIHAN NASAB HABIB DI INDONESIA 
    - Kata Pengantar
- Habib di Indonesia
- Metode menetapkan Nasab
- Metode Konfirmasi Kitab Nasab
- Metode Mengkonfirmasi Alawi Bin Ubaidillah
- Dalil Bahwa Nabi Muhammad s.a.w Mempunyai Anak Fatimah r.a.
- Dalil Bahwa Fatimah Mempunyai Anak Husain
- Dalil bahwa Husain Mempunyai Anak Ali Zainal Abidin Dan Seterusnya Sampai Kepada Ali Al-Uraidi
- Dalil bahwa Ali Al Uraidi Mempunyai Anak Muhammad an-Naqib
- Dalil bahwa Muhammad An-naqib mempunyai anak Isa
- Dalil Bahwa Isa Mempunyai Anak Ahmad Al-Muhajir
- Dalil Bahwa Ahmad al-Abah (345 H) al-Naffat Bin Isa Mempunyai Anak Bernama Ubaidillah (383 H)
- Kitab Abad Kelima Hijrah
- Kitab Abad Keenam Hijrah
- Kitab Abad Ketujuh Hijrah
- Kitab Abad Kedelapan Hijrah
- Kitab Abad Kesembilan Hijrah
- Kemunculan Nama Abdullah di Akhir Abad 9 Hijriah
- Abad Sepuluh Nama Abdullah Dan Keturunannya Mulai Matang Walau Belum Disebut Ubaidillah
- Apakah Abdullah Abad 9 H Sama Dengan Abdullah Abad 10 H?
- Abdullah Resmi Menjadi Ubaidillah Abad 14 H
- Kesimpulan Penelitian Ilmiyah
- Penelitian Ilmiyah Bukan Hakikat
 
- 
      BAGIAN KETIGA TERPUTUSNYA NASAB HABIB KEPADA NABI MUHAMMAD SAW
    - Kata Pengantar
- Bab I: Habib Di Indonesia
- Bab II:Metode Menetapkan Nasab
- Metode Konfirmasi Kitab Nasab
- Bab III: Mengkonfirmasi Alawi bin Ubaidillah
- Dalil Bahwa Nabi Muhammad s.a.w Mempunyai Anak Fatimah r.a.
- Dalil Bahwa Fatimah Mempunyai Anak Husain
- Dalil bahwa Husain Mempunyai Anak Ali Zainal Abidin Dan Seterusnya Sampai Kepada Ali Al-Uraidi
- Dalil bahwa Ali Al Uraidi (219 H) Mempunyai Anak Muhammad an-Naqib (250 H)
- Dalil bahwa Muhammad An-naqib mempunyai anak Is (300 H)
- Dalil Bahwa Isa Bin Muhammad (300 H) Mempunyai Anak Ahmad Al-Muhajir (345 H)
- Dalil Bahwa Ahmad al-Abah (345 H) al-Naffat Bin Isa Mempunyai Anak Bernama Ubaidillah (383 H)
- Kitab Abad Kelima Hijrah
- Kitab Abad Keenam Hijrah
- Kitab Abad Ketujuh Hijrah
- Kitab Abad Kedelapan Hijrah
- Kitab Abad Kesembilan Hijrah
- Habib Ali Al-Sakran Orang Yang Pertama Menyebut Nama Ubaidillah Sebagai Anak Ahmad
- Hujjah Habib Ali al-Sakran (w. 895 H. ) Bahwa Ubaid adalah nama Lain Abdullah
- Abdullah Bukan Ubaidillah Dalam Kitab Al-Suluk
- Abad Sepuluh Nama Abdullah Dan Keturunannya Mulai Matang Walau Belum Disebut Ubaidillah
- Abdullah Resmi Menjadi Ubaidillah Abad 14 H
- Nasab Ba Alawi Tidak Syuhro Dan Tidak Istifadloh
- Kesimpulan Penelitian Ilmiah
- Bab IV: Tanggapan Atas Sanggahan-Sanggahan
- Tanggapan Terhadap Surat Rabitah Alawiyah
- Tanggapan Atas Bantahan Habib Riziq Syihab
- Tanggapan Terhadap Buku Hanif Alatas
- Rangginang dari Banten untuk Hanif Alatas
- Ubaidillah Dan Abdullah Bukan Satu Orang Berdasar Kitab Al-Suluk
- Menanggapi Habib Ali Zainal Abidin Ketua Naqobatul Asyrof Rabitah Alawiyah Dan Syekh Mahdi Arroja’i
- Menjawab Syekh Mahdi Arroja’i
- Menjawab Tentang Bahwa Nasab Habib Sudah Disebut Para Ulama Besar
- Habib Ali Al-Sakran
- Yusuf an-Nabhani
- Ibnu Hajar al-Haitami
- Murtadha Al-Zabidi
- Mahdi Roja'i
- Menjawab Muhammad Ludfi Rochman Tentang Terputusnya Nasab Habib
- Muhammad Ludfi Rahman Mempertahankan Nasab Habib Dengan Kitab Palsu
- Ulasan Dialog Ilmiyah Habib Hamid Alkadri Tentang Nasab Habib
- Menanggapi Pernyataan: Tidak Disebut Bukan Berarti Tidak Ada
- Tanggapan Terhadap Ungkapan: Menafikan Ubaidillah Sebagai Anak Ahmad Masuk Sebagai Menuduh Zina (Qadzaf)
- Tanggapan Bahwa Meneliti Nasab Habib Sama Dengan Membenci Dzuriyat Nabi Muhammad Saw
- Tanggapan Tentang Bahwa Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Hasyim Asy’ari Dll Telah Mengitsbat Nasab Ba Alawi
- Tanggapan Terhadap Buku Dr Ja’ar Assegaf, Ma Berjudul Konekttifitas Rijal Al Hadits Dengan Sejarah Dalam Menelusuri Nasab
- Bab V: Ulasan Cendikiawan Tentang Penelitian Penulis
- Menyoal Genealogi Habib di Indonesia ke Rasulullah, Bukti Ilmiah Kyai Imaduddin Utsman
- POLEMIK NASAB BA ALAWI
- Ketika Nasab Habaib Jadi Polemik (Menakar Analisa Sejarah Ba Alawi Kyai Imaduddin Utsman al-Bantani)
- KH Imaduddin Utsman Antara Kejujuran Ilmiah dan Tirani Sejarah
- Gonjang-Ganjing Soal Nasab, Ini Kata Prof Dr Quraish Shihab
- Runtuhnya Legitimasi Habaib
- Kajian Ilmiah Nasab Habaib Ba‘alawy, Tidaklah Menentang Nasab Leluhur Keluarga Walisongo
 
- 
      BAGIAN EMPAT MEMBONGKAR SKANDAL ILMIYAH NASAB DAN GENEALOGI BA’ALWI
        
      
    - Kata Pengantar
- Finalisasi Keterputusan Genealogi Ba‘alwi Kepada Nabi Muhammad Saw
- 
        Pendahuluan 
 
- Ahmad bin ‘Isa Tidak Pernah Hijrah Ke Hadramaut
- 
        Makam Ahmad bin Isa 
 
- Ahmad bin Isa tidak Bergelar al-Muhajir
- Ahmad Bin Isa Tidak Mempunyai Anak Bernama Abdullah atau Ubaidillah
- Nasab Syarif Abil Jadid dari Kabilah Alu Abi Alwi
- Keluarga Abdurrahman Al-Saqqaf mengaku sebagai Alu Abi Alwi
- Alwi Menjadi Saudara Syarif Abul Jadid
- Jadid Tidak Ada Kaitan Dengan Keluarga Ba‘alwi
- Kitab Tabaqat al-Khawash Menjadi Saksi Upaya Singkronisasi Nasab Ba‘alwi
- Berita Hijrah Muhamad bin Sulaiman Menjadi Tidak Singkron
- Ubaidillah dan Nama-Nama Fiktif dari Keluarga Ba’alwi
- 
        Glorifikasi Leluhur Ba’alwi 
 
- Interpolasi dan Moral Ilmiyah Ba’alwi
- Kesimpulan
- Daftar Pustaka
 
- 
      BAGIAN LIMA METODE MENETAPKAN NASAB MENURUT KITAB RASA’IL FI ‘ILM
        AL-ANSAB STUDI KASUS NASAB BA’ALWI
      
    - KATA PENGANTAR
- BAB I TEKS KITAB RASA‘IL FI ILM AL-ANSAB
- BAB II SYARAH (PENJELASAN) METODE MENETAPKAN NASAB KITAB RASA‘IL STUDI KASUS NASAB BA‘ALWI
- Metode Itsbat Nasab Pertama: Al Syuhrah Wa Al Istifadah
- Maksud Syuhrah Wa al-Istifadlah adalah Min Adzhar al-Bayyinat
- Istifadlah atau Tasamu' Wajib Terjadi di Kampung Asal Bukan di Tempat Hijrah
- Metode ltsbat Nasab Kedua: Kitab-Kitab Nasab
- 
        Dalil Kitab Sezaman 
 
- 
        Menemukan manuskrip 
 
- Metode Ketiga Bayyinah Syar'iyyah/Syahadah
- Metode Mengitsbat Nasab Keempat: Al-l'tiraf dan Iqrar dari Sebuah Kabilah
- Metode Mengitsbat Nasab Kelima: I'tiraf dan Iqrar dari Seorang Ayah
- Metode ltsbat Nasab Keenam: Al-Qur'ah
- Metode Itsbat Nasab Ketujuh: Qiyafah
- Metode Itsbat Nasab Ketujuh: Qiyafah
- Tentang DNA Arab
- Hukum Tes DNA Untuk Memverifikasi Keturununan Nabi Muhammad Saw
- Hukum Syara Yang Berkaitan Dengan Keturunan Nabi Muhammad SAW
- 
        BAB III PENUTUP 
 
 
- 
      BAGIAN KEENAM LITERATUR-LITERATUR KITAB NASAB ABAD KE-3-13 HIJRIYAH
        BUKTI BATALNYA NASAB BA’ALWI 
      
    - KATA PENGANTAR
- DAFTAR LITERATUR
- Kitab Nasabu Quraisy (Abad 3)
- Kitab Sirri Silsilat al-Alawiyyah (Abad 4)
- Kitab Tahdzib al-Ansab (Abad 5)
- Kitab Al-Majdi (Abad 5)
- Kitab Al-Muntaqilat al-Thalibiyyah (Abad 5)
- Kitab Abna' al-Imam Fi Mishra Wa al-Syam (Abad 5)
- Kitab Al-Syajarah al-Mubarakah (Abad 7)
- Kitab al-Fakhri Fi Ansab al-Thalibiyyin (Abad 7)
- Kitab Al-Ashili Fi Ansab al-Thalibiyyin (Abad 8)
- Kitab Al-Tsabat al Mushan (Abad 8)
- Kitab Umdat al Thalib al-Shugra (Abad 9)
- Umdat al-Thalib Fi Ansab Al-Abi Thalib (Abad 9)
- Kitab Al-Nafhah al-Anbariyyah (Abad 9)
- 
        Kitab Shihah al-Akhbar (Abad 9) 
 
- Bahr al-Ansab atau Al-Musyajjar al-Kasyaf (Abad 10)
- Kitab Tuhfat al-Thalib (Abad 10)
- Kitab Tuhfat al-Azhar (Abad 11)
- Kitab Al-Raudl al Jaliy (Abad 13)
- KESIMPULAN
 
- 
      BAGIAN KETUJUH MANUSKRIP-MANUSKRIP PALSU BA’ALWI VERSI RUMAIL ABBAS
        
   - KATA PENGANTAR
- BAB I PENDAHULUAN
- BAB II MANUSKRIP-MANUSKRIP RUMAIL ABBAS
- Manuskrip Hasan al-Allal (w. 460 H)
- Manuskrip Umar bin Sa‘ad al-Din al-Dzifari
- Manuskrip Ijazah Kitab Sunan Turmudzi Tahun 589 H
- Kitab Tuhfat al-Murid Wa Uns al-Mustafid
- Manuskrip Abul Qasim al-Naffath
- Sanad Muhammad Aqilah dan Manuskrip Assegaf
- Manuskrip Kitab Musnad Ubadillah al-Tamimi al-Iraqi
- Manuskrip Sanad Abdul Haq al-Isybili Ibnu al-Kharrath
- Manuskrip Sanad Ali al-Syanini
- Manuskrip Al-Thurfat al-Gharibat
- BAB III PENUTUP
- Biografi Penulis
 
- 
      Karya Kyai Imad yang lain:
      - Menakar kesahihan Nasab Habib Di Indonesia
- Terputusnya Nasab Habib Kepada Nabi Muhammad Saw
- Buku Membongkar Skandal Ilmiyah sejarah dan Genealogi Ba’alwi
- Buku Metode Menetapkan Nasab Menurut Kitab Rasa'il fi Ilm al-Ansab
- Buku Literatur Kitab-Kitab Nasab Abad Ke-3-13 Hijriyah Bukti Terputusnya Nasab Ba'alwi
- Manuskrip-Manuskrip Palsu Ba'alwi Versi Rumail Abbas
 
- Kitab sejarah yang lain
Profil Buku
       Buku Ulama Nusantara Menggugat Nasab Palsu: Jawaban KH. Imaduddin
      Utsman al-Bantani terhadap Buku Hanif Alatas dkk adalah karya yang ditulis
      oleh KH. Imaduddin Utsman al-Bantani, seorang ulama dari Banten,
      Indonesia. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Lakeisha dan dijual dengan
      harga sekitar Rp 115.000.
Isi dan Tujuan Buku:
Buku
      ini merupakan tanggapan KH. Imaduddin terhadap klaim nasab (garis
      keturunan) Ba’alawi yang dianggapnya tidak sah, khususnya terkait
      pengakuan para habib di Indonesia sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW
      melalui jalur Alawi bin Ubaidillah. Dalam buku ini, KH. Imaduddin
      menyanggah argumen yang disampaikan oleh Hanif Alatas dan tim dalam buku
      mereka yang membela keabsahan nasab Ba’alawi. Ia menggunakan pendekatan
      ilmiah berbasis kajian pustaka, analisis kitab-kitab nasab primer, dan
      referensi sejarah untuk mendukung tesisnya bahwa nasab Ba’alawi tidak
      terkonfirmasi sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.
Latar Belakang Penulis:
KH. Imaduddin Utsman al-Bantani adalah pengasuh Pondok Pesantren
      Nahdlatul Ulum di Kresek, Tangerang, Banten. Ia dikenal sebagai ulama
      dengan penguasaan mendalam dalam ilmu fikih, ushul fikih, tafsir, hadits,
      nahwu, shorof, bayan, dan ma’ani. Ia juga aktif di Nahdlatul Ulama (NU),
      pernah menjabat sebagai Ketua MWCNU Kecamatan Kresek, Wakil Katib PWNU
      Banten, dan saat ini menjabat sebagai Ketua RMI PWNU Banten.
Kontroversi:
Buku ini merupakan bagian dari diskursus panjang dan kontroversial
      mengenai nasab Ba’alawi di Indonesia. KH. Imaduddin berargumen bahwa
      Ubaidillah, yang diklaim sebagai anak Ahmad bin Isa al-Muhajir, tidak
      tercatat dalam kitab nasab sezaman seperti As-Syajarah al-Mubarokah karya
      Imam al-Fakhrurrazi, yang menyebutkan Ahmad bin Isa hanya memiliki tiga
      anak: Muhammad, Ali, dan Husein. Ia juga merujuk pada hasil tes DNA yang
      menunjukkan bahwa kelompok Ba’alawi tidak termasuk dalam haplogroup J,
      yang diasosiasikan dengan keturunan Imam Ali bin Abi Talib. Sedangkan
      Baalawi berhaplo grup G yang berarti bukan berasal dari keturunan Arab.
      Dalam bahasa Arab, yang bukan keturunan etnis Arab disebut ajam. Jadi,
      berdasarkan test DNA, Baalwi ini jangankan keturunan Nabi, Arab pun bukan.
      Menarik untuk diingat kembali, bahwa banyak dari kalangan Baalwi yang
      menghina kalangan ulama pribumi dengan "ajam" sebagai bandingan dari diri
      mereka yang "Arab". 
Namun, pandangan KH. Imaduddin menuai
      bantahan dari sejumlah ulama dan cendekiawan yang memiliki ikatan personal
      atau primordial dengan kaum Habib. Kalangan ulama dan intelektual pro
      Habaib, terutama dari mereka yang berasal dari simpatisan FPI, menganggap
      klaimnya prematur dan tidak mempertimbangkan sumber otoritatif lain. Ulama
      Syiah seperti As-Sayyid Mahdi ar-Roja’i dan Ayatullah Mar’asyi, yang
      mentahqiq As-Syajarah al-Mubarokah, justru mengakui Ubaidillah sebagai
      anak Ahmad bin Isa. Namun, sayangnya pengakuan Mahdi Roja'i itu hanya
      bersifat ucapan tanpa bukti penguat seperti kitab atau manuskrip. Ini
      tidak ada bedanya dengan ucapan Dr. Ali Jumah yang menyatakan bahwa nasab
      Baalwi itu ijmak ulama namun tanpa didukung oleh referensi apapun untuk
      menguatkan pendapatnya. Bahkan ketika ditantang untuk adu argumen oleh
      Kyai Imad melalui video yang disampaikan dalam bahasa Arab, Ali Jumah
      tidak merespon.
    
      Selain itu, pengakuan nasab melalui syuhrah wal istifadhoh (pengakuan luas
      masyarakat tanpa bantahan ulama otoritatif) dianggap sah dalam ilmu fikih,
      sehingga menolak argumen KH. Imaduddin. Kaidah ini berlaku terutama
      apabila yang diperselisihkan adalah nasab dekat. Seperti anak dan ayahnya.
      Namun tidak berlaku untuk nasab jauh seperti Baalwi yang baru muncul klaim
      sepihak dari Ali Al-Sakran pada abad 9 sedangkan pihak yang diklaim, yaitu
      Ahmad bin Isa, itu hidup di abad ke-4.
Konteks Sosial dan Relevansi:
Buku ini mencerminkan polemik yang lebih luas di Indonesia terkait
      identitas keagamaan, otoritas ulama, dan politik identitas. KH. Imaduddin
      menegaskan bahwa penelitiannya bertujuan menjaga kesucian dzuriyat
      (keturunan) Nabi Muhammad SAW, bukan untuk membenci para habib. Namun,
      diskursus ini telah memicu ketegangan, termasuk saling serang di media
      sosial dan tuduhan persekusi dari pendukung Ba’alawi terhadap pendukung
      KH. Imaduddin.
Ketersediaan:
Buku ini dapat
      ditemukan di platform seperti Shopee atau situs penerbit Lakeisha. Untuk
      informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi situs resmi penerbit atau
      toko buku online.
Catatan:
Polemik nasab Ba’alawi adalah
      topik sensitif yang melibatkan aspek keagamaan, sejarah, dan sosial. Saya
      menyarankan untuk membaca buku ini bersama sumber lain, seperti Keabsahan      Nasab Ba’alawi: Membongkar Penyimpangan Pembatalnya oleh Tim Rabithah
      Alawiyah, untuk mendapatkan perspektif yang seimbang. Dan buku "Ulama
      Nusantara Menggugat Nasab Palsu karya KH Imaduddin" sebagai sanggahan dari
      buku terbitan Rabithah Alawiyah.
    
Download Buku Ulama Nusantara Menggugat Nasab Palsu karya KH Imaduddin
